Você está na página 1de 26

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA SOLID

MODUL F
LENDUTAN DAN PUTARAN SUDUTPADA BALOK STATIS TERTENTU

KELOMPOK 7
Steve 1506723414
Raymond 1506723420
Khairunisa 1506675383
Dwitya Saraswati 1506675301
Masjulina Hia 1506795975
Rizqi Rahmatullah R. 1506734235

Tanggal Praktikum : 8 Maret 2017

Asisten Praktikum : Hendro Yan

Tanggal disetujui : 17 Maret 2017

Nilai :

Paraf Asisten Modul :

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2017
I. TUJUAN
1. Untuk menentukan besar lenutan dan putaran sudut dari sebuah struktur
balok statis tertentu.
2. Membandingkan hasil percobaan dengan hasil teoritis.

II. TEORI
Besar lendutan dan putaran sudut dari sebuah struktur statis tertentu yang diberi
beba dapat ditentukan dengan menggunkan salah satu dari ketiga metode di
bawah ini:
1. Metode Integrasi
Salah satu metode penyelesaian dalam mencari nilai ledutan dan putaran
sudut adalah dengan metode integrasi yang dikenal juga dengan teori elastis.
Berikut ini adalah rumus dalam mencari nilai lendutan dan putaran sudut:

𝑑2 𝑦 𝑀𝑥
= −  Rumus umum
𝑑𝑥 2 𝐸𝐼

𝑑𝑦 1
𝑑𝑥
= − 𝐸𝐼
∫ 𝑀𝑥 𝑑𝑥 + 𝑐1 = tan 𝜃  Putaran sudut

𝑀𝑥
y = ∬− 𝑑𝑥 + 𝑐1 𝑥 + 𝑐2  Lendutan
𝐸𝐼

1. Metode momen area (Luas bidang momen)


Metode momen area adalah sebuah metode yang menggunakan diagram
momen untuk menghitung besar lendutan dan putaran sudut pada balok
dan portal.
Ᾱ = luas bidang momen
x = jarak dari titik berat luas bidang momen menuju titik B
θB = Ᾱ
θB = putaran sudut di titik B
∆B = Ᾱ . x
∆B = lendutan di titik B

2. Metode Unit Load


Metode unit load adalah sebuah metode yang menggunakan prinsip
energi untuk menghitung :
 Besar lendutan dan putaran sudut pada balok dan portal
 Besar lendutan pada rangka batang
Berikut ini adalah penerapan metode unit load pada balok kantilever.

𝐿 𝑀𝑚𝑑𝑥
∆B = ∫0 𝐸𝐼

M = momen akibat beban P


m = momen akibat satu satuan gaya (unit load) yang bekerja pada
titik B
𝐿 𝑀𝑚𝑑𝑥
θB = ∫0 𝐸𝐼

M = momen akibat beban P


m = momen akibat satu satuan momen (unit moment) yang bekerja
pada titik B
III. PERALATAN
Percobaan 1
1 – HST. 601 Penyangga ujung dengan penjepit tetap
1 – HST. 602 Penyangga ujung dengan rol
1 – HST. 603 Penggunaan momen lengkap
2 – HST. 604 Katrol ganda
2 – HST. 605 Kumpulan kawat
3 – HST. 606 Penjepit gantungan
2 – HST. 607 Penghubung penggantung
2 – HST. 608 Gantungan-gantungan besar
7 – HST. 609 Gantungan-gantungan kecil
1 – HST. 610 Pengimbang gantungan
1 – HST. 611 Kumpulan penyangga yang dapat disesuaikan
1 – HST. 6m Arloji pengukur
1 – HST. 6c Logam
1 – HST. 6d Balok uji perspektif

Gambar F.4 menunjukkan aplikasi dari beban terpusat di tengah bentang pada
balok dengan perletakan sederhana. Banyak variasi yang dapat dilakukan
seperti menunjukkan putaran sudut dan lendutan pada perletakan, beban
menggantung atau beban terbagi merata, dan lain-lain.
Percobaan 2
2 – HST. 1301 Penyangga ujung
1 – HST. 1302 Penyangga perletakan rol
1 – HST. 1303 Pengatur rol
1 – HST. 1304 Pelat jepit
3 – HST. 1305 Jepit penggantung
3 – HST. 1306 Penyambung gantungan
3 – HST. 1307 Penggantung besar (tempat beban)
3 – HST. 1309 Penggantung ujung
1 – HST. 1310 Penyangga perletakan ganda
1 – HST. 1311 Pengatur perletakan
1 – HST. 1312 Penggantung kecil
2 – HST. 1313 Ujung sisi tajam (knife edge)

Gambar F.5 menunjukkan balok kantilever dengan beban terpusat di ujung.


Variasi dapat dibuat dengan memberikan variasi beban, beban pada titik
tertentu, dan lain-lain.
Pengaturan-pengaturan seperti di atas dapat divariasikan menyesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing. Pengaturan ini dilakukan untuk menunjukkan
penggunaan berbagai jenis alat untuk berbagai aplikasi. Untuk percobaan-
percobaan seperti ini dimana dibutuhkan pengamatan lendutan yang besar,
dianjurkan penggunaan dari alat untuk bentang panjang (long travel gauge)
HAC 6 series.

IV. PROSEDUR
A. Percobaan 1 dan 2 (pada struktur balok sederhana)
1. Mengukur panjang (l), lebar (b) dan tebal (h) dari pelat balok.
2. Memasang pelat balok sedemikian rupa sehingga pelat tersebut
membentuk struktur balok sederhana dengan panjang 90 cm yang diapit
dengan perletakan sendi dan perletakan rol.
3. Memasang alat Dial Gauge Indicator (DGI) pada pelat salah satu ujung
(menghitung putaran sudut) dan tengah (menghitung lendutan).
4. Menyetel angka pada DGI menjadi nol setelah sistem terpasang.
5. Menambahkan beban sebesar 2 N terus menerus sampai beban 10 N dan
membaca DGI untuk tiap penambahan beban (load).
6. Mengurangi beban sebesar 2 N hingga tidak ada beban dan membaca
DGI setiap pengurangan beban (unload).

2. Percobaan 2 (struktur balok kantilever)

1. Mengukur panjang (l), lebar (b) dan tebal (h) dari pelat balok dan jarak
vertikal antara perletakan dengan balok (x).
2. Memasang pelat balok sedemikian rupa sehingga pelat tersebut
membentuk struktur balok kantilever dengan panjang 45 cm.
3. Memasang alat Dial Gauge Indicator (DGI) ujung balok (menghitung
lendutan).
4. Menyetel angka pada DGI menjadi nol setelah sistem terpasang.
5. Menambahkan beban sebesar 2 N terus menerus sampai beban 10 N dan
membaca DGI untuk tiap penambahan beban (load).
6. Mengurangi beban sebesar 2 N hingga tidak ada beban dan membaca
DGI setiap pengurangan beban (unload).

V. DATA HASIL PRAKTIKUM


A. Beban terpusat ditengah bentang yang memiliki perletakan Sendi – Rol
Lebar (b) = 25 m
Tebal (h) = 5,3 mm
Panjang (l) = 900mm
Jarak Dial Gauge Indikator dengan bentang (x) = 10 cm =100mm

o Loading
Pembacaan dial
Beban (N)
Putaran sudut
Lendutan (mm)
(mm)
2
0.18
0.5
4 1.18 0.36
6 1.66 0.56
8 2.25 0.75
10 2.85 0.95

o Unloading
Pembacaan dial
Beban (N)
Lendutan (mm) Putaran sudut(mm)

10
0.95
2.85
8 2.35 0.77
6 1.77 0.58
4 1.21 0.95
2 0.62 0.77

B. Beban Terpusat di Ujung Bentang pada Perletakan Jepit – Bebas


b = 25 mm
h = 5,3 mm
l = 450 mm
x = 100 mm

o Loading

Beban (N) Lendutan (mm)

2
0.32
4 1.48

6 2.65

8 3.85

10 5.02

o Unloading

Beban (N) Lendutan (mm)

10
5.02
8 3.87

6 2.7

4 1.52

2 0.38
VI. PENGOLAHAN DATA
Nilai inersia pada batang dapat dihitung dengan rumus:
1
𝐼= 𝑏ℎ3
12
1
𝐼= 𝑥 25 𝑥 5,3^3
12
I=310,16 mm4

PERCOBAAN 1
Memeriksa kekuatan dari teori lenturan sederhana dengan membandingkan
nilai E (modulus elastisitas) yang didapat dari percobaan dengan E literatur yang
ada untuk beban terpusat pada balok sederhana.

Hubungan beban (P) dan lendutan (∆) adalah sebagai berikut


𝑳𝟑
∆= .𝑷
𝟒𝟖𝑬𝑰

𝒚= 𝒎 . 𝒙+b

o Loading

X Y X2 Y2 XY

2 4
0.5 0.25 1
4 1.18 16 1.3924 4.72

6 1.66 36 2.7556 9.96

8 2.25 64 5.0625 18

10 2.85 100 8.1225 28.5

n∑xy − ∑x∑y
𝑚= = 0,2885
𝑛∑𝑥 2 − (∑x)2
∑𝑥 2 ∑y − ∑x∑xy
𝑏= = 0,42
𝑛∑𝑥 2 − (∑x)2
Eliteratur = 200.000 MPa (E baja)
𝐿3 9003
Epraktikum = 48𝑚𝐼 = = 169763,058 𝑀𝑃𝑎
48 𝑥 0,2885 𝑥 310,16
Eliteratur−Epraktikum
Kesalahan Relatif = | | × 100 %
Eliteratur
200.000−169763,058
=| | × 100 %
200.000

= 15,11%

Hubungan beban dengan lendutan (loading)


Y-Values Linear (Y-Values)
3
y = 0.2885x - 0.043
2.5
R² = 0.9979
Lendutan(mm)

1.5

0.5

0
0 2 4 6 8 10 12
Beban(N)

𝑳𝟑
Lendutan: ∆= 𝟒𝟖𝑬𝑰 . 𝑷

Beban (N) Lendutan Lendutan teoritis Kesalahan


praktikum (mm) (mm) relative (%)

2 4,16 %
0.5 0.4897
4 1.18 0,9795 21,64 %

6 1.66 1,4692 13,69 %

8 2.25 1,9590 15,38 %


10 2.85 2,4488 16,80 %

Epraktikum = 169763,058 𝑀𝑃𝑎 Rata-rata =


14,334 %

o Unloading

X Y X2 Y2 XY

10 2.85 100
8,1225 28,5
8 2.35 64
5,5225 18,8
6 1.77 36
3,1329 10,62
4 1.21 16
1,4641 4,84
2 0.62 4
0,3844 1,24

n∑xy − ∑x∑y
𝑚= = 0,28
𝑛∑𝑥 2 − (∑x)2
∑𝑥 2 ∑y − ∑x∑xy
𝑏= = 0,079
𝑛∑𝑥 2 − (∑x)2
Eliteratur = 200.000 MPa (E baja)
𝐿3 9003
Epraktikum = 48𝑚𝐼 = = 174914,774 𝑀𝑃𝑎
48 𝑥 0,28𝑥 310.1
Eliteratur−Epraktikum
Kesalahan Relatif = | | × 100 %
Eliteratur
200.000−174914,774
=| | × 100 %
200.000

= 12,54 %
Hubungan beban dengan lendutan unloading
Y-Values Linear (Y-Values)

3.5

2.5
Lendutan (mm)

1.5

1
y = -0.28x + 3.44
0.5 R² = 0.9992
0
0 2 4 6 8 10 12
Beban(N)

Lendutan:
𝑳𝟑
∆= .𝑷
𝟒𝟖𝑬𝑰
o Unloading

Lendutan
Lendutan Teoritis
Percobaan Beban(N) Kesalahan Relatif
(mm)
(mm)
2.85 10 16,80 %
2,4488
2.35 8 1,9590 20,51%

1.77 6 1,4692 21,23 %

1.21 4 0,9795 23,53%

0.62 2 0,4897 27,13%

Epraktikum = 174914,774 𝑀𝑃𝑎 Rata-rata = 21,84 %

PERCOBAAN 2.

Memeriksa keakuratan dalam penggunaan teorema momen dengan mencari nilai k (konstanta)
untuk beban momen di tengah bentang pada balok sederhana.

Besar putaran sudut pada batang dapat dicari dengan rumus:


𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑎𝑙
𝜃 = 𝑡𝑎𝑛−1 𝑥
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
Hubungan beban (P) dan putaran sudut (𝜃) adalah sebagai berikut
𝑳𝟐
𝜽= .𝑷
𝟏𝟔𝑬𝑰

𝒚= 𝒎 . 𝒙+b

o Loading
X Y X2 Y2 XY
2 0,0018 4 0,00000324 0,0036
4 0,0036 16 0,00001296 0,0144
6 0,0056 36 0,00003136 0,0336
8 0,0075 64 0,00005625 0,06
10 0,0095 100 0,00009025 0,095

n∑xy − ∑x∑y ∑𝑥 2 ∑y − ∑x∑xy


𝑚= 𝑏=
𝑛∑𝑥 2 −(∑x)2 𝑛∑𝑥 2 −(∑x)2

𝑚 = 0,001 𝑏 = −0,0002

Perbandingan Sudut dengan Beban


0.0095
0.01 (loading)
0.009
0.0075
0.008
0.007 0.0056
SUDUT (𝜃)

0.006
0.005 0.0036
0.004 y = 0.001x - 0.0002
R² = 0.9997
0.003 0.0018
0.002
0.001
0
0 2 4 6 8 10 12
BEBAN (N)

Eliteratur = 200.000 MPa (E baja)


𝐿2 9002
Epraktikum = 16𝑚𝐼 = = 146928410,2 𝑀𝑃𝑎
16 𝑥 0,001 𝑥 310,1
Eliteratur−Epraktikum
Kesalahan Relatif = | | × 100 %
Eliteratur
200.000− 146928410,2
=| | × 100 %
200.000

= 18,37 %
Putaran Sudut:
𝑳𝟐
θ = 𝟏𝟔𝑬𝑰 . 𝑷

θ Percobaan (rad) θ Teoritis(rad) Kesalahan Relatif %

0.0017998056 0.00632537891 71.54 %


10.25 %
0.0035998448 0.00326507578
14.34 %
0.0055999414 0.00489761367
14.85 %
0.0074998593 0.00653015115
16.38%
0.0094997142 0.00816268945
Epraktikum = 146928410,2 𝑀𝑃𝑎 Rata-rata = 25,472 %

o Unloading
No X Y X2 Y2 XY
1 2 0,00195 4 3,8025E-06 0,0039
2 4 0,00375 16 1,40625E-05 0,015
3 6 0,0058 36 0,00003364 0,0348
4 8 0,0077 64 0,00005929 0,0616
5 10 0,0095 100 0,00009025 0,095
∑ 30 0,0287 220 0,000201045 0,2103

n∑xy − ∑x∑y ∑𝑥 2 ∑y − ∑x∑xy


𝑚= 𝑏=
𝑛∑𝑥 2 −(∑x)2 𝑛∑𝑥 2 −(∑x)2

𝑚 = 0,001 𝑏 = 0,00003
Perbandingan Sudut dengan
Beban (unloading)
0.012
0.0095
0.0077 0.01

SUDUT (𝜃)
0.0058 0.008

0.00375 0.006
0.00195 0.004
y = 0.001x + 0.00003 0.002
R² = 0.9995
0
12 10 8 6 4 2 0
BEBAN (N)

Eliteratur = 200.000 MPa (E baja)


𝐿2 9002
Epraktikum = 16𝑚𝐼 = = 163253,7891𝑀𝑃𝑎
16 𝑥 0,001 𝑥 310,1
Eliteratur−Epraktikum
Kesalahan Relatif = | | × 100 %
Eliteratur
200.000− 163253,7891
=| | × 100 %
200.000

= 18,37 %
Putaran Sudut:
𝐿2
∆= .𝑃
16𝐸𝐼
o Unloading

θ Percobaan
θ Teoritis(rad) Kesalahan Relatif
(rad)
0.00949997528 0.00632537891 50.188 %
14.851 %
0.003749982422 0.00326507578
18.412 %
0.00579934964 0.00489761367
45.435 %
0.00949714224 0.00653015115
25.1503 %
0.02869212392 0.00816268945
Epraktikum = 163253,7891𝑀𝑃𝑎 Rata-rata =
30,80%

PERCOBAAN 3.

Mencari lendutan pada struktur kantilever dengan beban terpusat di ujung bentang.
Nilai inersia pada batang dapat dihitung dengan rumus:
1
𝐼= 𝑏ℎ3
12
1
𝐼= 𝑥 25𝑚𝑚 𝑥 5,33 𝑚𝑚
12
𝐼 = 310.1 𝑚𝑚4

Hubungan beban (P) dan lendutan (∆) adalah sebagai berikut


𝑳𝟑
∆= .𝑷
𝟑𝑬𝑰

𝒚= 𝒎 . 𝒙+b
o Loading

X Y X2 Y2 XY
2 4
0.32 0.1024 6.4
4 1.48 16 2.1904 5.92

6 2.65 36 7.0225
15.9
8 3.85 64 14.8225 30.8

10 5.02 100 25.2004 50.2

n∑xy − ∑x∑y
𝑚= = 0,5885
𝑛∑𝑥 2 − (∑x)2
∑𝑥 2 ∑y − ∑x∑xy
𝑏= = 0,86
𝑛∑𝑥 2 − (∑x)2
Hubungan beban dangan lendutan pada
kantilever
Y-Values Linear (Y-Values)

6 5.02
5
Lendutan(mm)
y = 0.5885x
3.85- 0.867
4 R² = 1
2.65
3
1.48
2
1 0.32
0
0 2 4 6 8 10 12

Beban(N)

Eliteratur = 200.000 MPa (E baja)


𝐿3 4503
Epraktikum = 3𝑚𝐼 = = 166443,9651 𝑀𝑃𝑎
3 𝑥 0.5885𝑥 310.1
Eliteratur−Epraktikum
Kesalahan Relatif = | | × 100 %
Eliteratur
200.000−166443,9651
=| | × 100 %
200.000

= 16,77 %
Lendutan:
𝐿3
∆= .𝑃
3𝐸𝐼
o Loading

Lendutan Lendutan Kesalahan


Percobaan(mm) Teoritis(mm) Relatif
0.32 67,01%
0,9797
1.48 1.9590 24,10 %

2.65 2,9385 9,55%

3.85 3,9180 1,53 %

5.02 4,8976 2,65 %

Epraktikum = 166443,9651 𝑀𝑃𝑎 Rata-rata =


20,968 %
o Unloading

X Y X2 Y2 XY
10 25.2004 50.2
5.02 100
8 3.87 64 14.9769 30.96

6 2.7 36 7.29 16.2

4 1.52 16 2.3104 6.08

2 0.38 4 0.1444 0.76

n∑xy − ∑x∑y
𝑚= = −0,518
𝑛∑𝑥 2 − (∑x)2
∑𝑥 2 ∑y − ∑x∑xy
𝑏= = 0,790
𝑛∑𝑥 2 − (∑x)2

Hubungan beban dengan lendutan


unloading pada kentilever
Y-Values Linear (Y-Values)

7
6 5.02
Lendutan (mm)

5 3.87
4 2.7
3
1.52
2
y = -0.5815x + 6.187
0.38
1
R² = 1
0
0 2 4 6 8 10 12
Beban (N)

Eliteratur = 200.000 MPa (E baja)


𝐿3 4503
Epraktikum = 3𝑚𝐼 = = 189097,053𝑀𝑃𝑎
3 𝑥 0,518𝑥 310.1
Eliteratur−Epraktikum
Kesalahan Relatif = | | × 100 %
Eliteratur
200.000−189097,053
=| | × 100 %
200.000

= 5,4 %

𝐿3
∆= .𝑃
3𝐸𝐼
o Unloading

Lendutan Lendutan Kesalahan


Percobaan(mm) Teoritis(mm) Relatif
5.02 2,65%
4,8976
3.87 3,9180 1,023 %

2.70 2,9385 7,84 %

1.52 1,9590 22,05%

0.38 0,9795 60,82 %

Epraktikum = 189097,053𝑀𝑃𝑎 Rata-rata =


18,8766 %

VII. ANALISIS
1. Analisis Percobaan
Percobaan Modul F Mekanika Solid yang berjudul Lendutan dan Putaran Sudut pada
Balok Statis Tertentu bertujuan untuk menentukan besar lendutan dan putaran sudut dari
sebuah struktur balok statis tertentu serta membandingkan hasil percobaannya dengan
hasil teoritis. Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Struktur dan Materia Departemen
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Pada percobaan ini, ada beberapa
alat yang digunakan yaitu, batang baja yang memiliki panjang 90 cm,lebar 2,5 cm dan
tebal baja dalah 0,53 cm, dan penggantung beban serta beban yang bervariasi. Variasi
beban yang digunakan pada percobaan ini adalah 2N,4N,6N,8N dan 10N. Untuk
menopang batang baja maka pada percobaan ini digunakan dua jenis struktur balok statis
tertentu yaitu sendi-rol dan jepit-bebas (kantilever).
Pada struktur sendi-rol beban diletakkan sejauh 45 cm dari masing-masing
perletakannya yaitu tepat di tengah bentang baja. sedangkan pada struktur kantilever
beban diletakkan pada ujung bebasnya sejauh 45 cm dari jeit. Untuk mengukur besar
lendutan dan putaran sudut yang terjadi akibat pembebanan, maka praktikan memasang
dial gauge pada batang baja tersebut. Dial gauge harus dipasang tegak lurus dengan baja
pada jarak 45 cm agar hasilnya lebih akurat. Pada percobaan balok sederhana (Sendi-Rol)
ada 2 Dial gauge yang dibaca yaitu Dial gauge yang terletak dibagian sendi dan Dial
gauge yang terletak di tengah bentang tepat dimana praktikan melakukan pembebanan
terhadap baja. Dial gauge yang berada di sendi berfungsi untuk membaca besar putaran
sudut yang terjadi akibat pembebanan sedangkan Dial gauge berada ditengah bentang
berfungsi untuk membaca bessar lendutaan yang di alami oleh baja akibat pembebanan.
Pada percobaan kantilever praktikan tidak perlu melakukan pembacaan putaran sudut
karena struktur kantilever merupan struktur yang mampu menahan momen sehingga
sudut putarnya adalah 0.

Pembebanan dilakukan di tengah-tengah bentang bertujuan untuk mengetahui


lendutan yang terjadi pada baja akibat beban karena lendutan maksimum yang terjadi
akibat beban pada stuktur statis tertentu berada tepat di tengah bentang. Beban pertama
yang diberikan adalah sebesar 2N kemudian ditambah terus menrus sebesar 2N hingga
beban yang berada ditengah bentang adalah 10N. Proses penambahan beban terus
menerus ini disebut dengan loading. Setelah mencapai 10N,praktikan melakukan
pengurangan beban sebesar 2N sampai tidak lagi terdapat beban pada baja.Proses
pengurangan beban ini disebut Unloading. Pada masing pembebanan maupun
pengurangan beban praktikan dapat mengetahui besar lendutan yang terjadi dan besar
putaran sudut yang terjadi pada baja melalui Dial gauge.

Pada percobaan kantilever,praktikan menyusun struktur sedemikianrupa sehingga


terbentuk struktur kantilever( jepit- bebas). Pembebanan dilakuakn di ujung bebas baja
sejauh 45 cm dari jepit. Proses pembebanan yang dilakukan pada kantilever sama halnya
dengan proses pembebanan pada balok sederhana yaitu loading dan unloading. Dial yang
dibaca pada percobaan kantilever adalah dial yang berada pada ujung bebas untuk
mengetahui besar lendutan yang terjadi pada balok. Pada percobaan kantilever,praktikan
tidak melakukan pembacaan besar sudut putaran karena kantilever merupakan struktur
yang mampu menahan momen sehingga tidak megalami putaran sudut. Pada proses
terakhir unloading ,seharusnya dial guage harus kembali ke titik nol yang menunjkan
bahwa hasil percobaan yang dilakukan akurat. Namun karena beberapa kesalahan yang
terjadi selama percobaan dial guage tidak kembali pada titik 0.

2. Analisis Hasil

Data yang diperoleh pada percobaan balok sederhana( sendi-rol) merupakan besar
lendutan yang terjadi dan besar putaran sudut yang terjadi pada baja akibat pembabanan.
Sedangkan pada percobaan kantilever (jepit – bebas) merupakan hasil lendutan yang terjadi
akibat pembebanan saja karena pada kentilever moen yang terjadi dapat ditahan oleh jepit
sehingga sehingga pada perletakan jepit tidak mengalami putaran sudut.

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, maka hubungan lendutan yang terjadi
pada baja dengan beban yang diberikan dapat dilihat dalam bentuk grafik. Grafik tersebut
menunjkan hubungan antara lendutan maupun putaran sudut yang terjadi dengan
pembebanan pada saat loading maupun unloading . Persamaan grafik yang diperoleh yaitu
y = mx + b. Dari persamaan grafik tersebut maka praktiakn dapat memperoleh nilai
modulus elastisitas percobaan dan beasr lendutan serta besar putaran sudut yang terjadi
pada struktur.
 Modulus elastisitas dan lendutan percobaan pada balok sederhana

Beban Loading Unloading


(N) ∆ E
E ∆
2 2.85
0.5
4 1.18 1.77

6 169763,058 𝑀𝑃𝑎 1.66 174914,774 𝑀𝑃𝑎 1.77

8 2.25 1.21

10 2.85 0.62

 Modulus elastisitas dan lendutan teoritis


Beban
(N) Loading Unloading

E ∆ E ∆

2 0.4897 2,4488
4 0,9795 1,9590
200.000 200.000
6 1,4692 1,4692

8 1,9590 0,9795

10 2,4488 0,4897

 Besar putaran sudut pada struktur balok sederhana


o Loading

θ Percobaan (rad) θ Teoritis Kesalahan Relatif

0.0017998056 0.00632537891 71.54 %


10.25 %
0.0035998448 0.00326507578
14.34 %
0.0055999414 0.00489761367
14.85 %
0.0074998593 0.00653015115
16.38%
0.0094997142 0.00816268945
Epraktikum = 146928410,2 𝑀𝑃𝑎 Rata-rata = 25,472
%

o Unloading

θ Percobaan
θ Teoritis(rad) Kesalahan Relatif
(rad)
0.00949997528 0.00632537891 50.188 %
14.851 %
0.003749982422 0.00326507578
18.412 %
0.00579934964 0.00489761367
45.435 %
0.00949714224 0.00653015115
25.1503 %
0.02869212392 0.00816268945
Epraktikum = 163253,7891𝑀𝑃𝑎 Rata-rata = 30,80%

 Modulus elastisitas dan lendutan percobaan kantilever


o Loading

Lendutan Kesalahan
Lendutan Percobaan(mm)
Teoritis(mm) Relatif
0.32 67,01%
0,9797
1.48 1.9590 24,10 %

2.65 2,9385 9,55%

3.85 3,9180 1,53 %

5.02 4,8976 2,65 %

Epraktikum = 166443,9651 𝑀𝑃𝑎 Rata-rata =


20,968 %
o Unloading

Lendutan Percobaan Lendutan Kesalahan


(mm) Teoritis(mm) Relatif %
5.02 2,65%
4,8976
3.87 3,9180 1,023 %

2.70 2,9385 7,84 %

1.52 1,9590 22,05%

0.38 0,9795 60,82 %

Epraktikum =189097,053𝑀𝑃𝑎 Rata-rata =


18,8766 %

Berdasarkan hasil pada table diatas terlihat bahwa semakin besar beban yang diberikan
pada batang struktur maka lendutan serta putaran sudut yang terjadi akan semakin
besar juga. Hal ini dapat terlihat pada grafik sebelumnya yang menyatakan hubungan
antara beban dengan lendutan maupun besar putaran sudut adalah linear.

3. Analisa Grafik
Pada modul F, terdapat 6 grafik dari 3 pembacaan utama, yaitu mengukur besar nilai
lendutan percobaan sendi-rol, putaran sudut percobaan sendi-rol, dan lendutan
percobaan kantilever, dimana masing-masing percobaan memiliki 2 grafik untuk
loading dan unloading. Berdasarkan grafik yang didapat, kedua percobaan yang
dilakukan secara loading memiliki grafik linier yang lurus dan naik yang menunjukan
hubungan antara beban dan lendutan maupun putaran sudut yang terjadi yang
menyatakan bahwa semakin bertambahnya beban yang diberikan pada baja maka
lendutan maupun putaran sudut yang terjadi semakin bertambah secara linier.
Sedangkan pada percobaan unoading menunjukan grafik yang linier turun akibat
pengurangan beban sehingga lendutan yang terjadi maupun putaran sudut yang terjadi
semakin kecil seiring berkurangnya beban. Persamaan grafik yang diperoleh adalah
𝑦 = 𝑚 . 𝑥 +b
Pada grafik tersebut x merupakan jumlah beban sedangkan y merupakan besar lendutan
maupun putaran sudut yang terjadi akibat pembebanan. Sedangkan m merupakan nilai
gradien yang kemudian nilai gradien tersebut digunakan untuk menghitung nilai E
percobaan pada batang tersebut. Nila E merupakan Modulus Young yang didapat pada
pratikum kemudian dibandingkan dengan nilai E teoritis yaitu sebesar 200.000 Mpa.
Persamaan- persamaan grafik yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut
1. Persamaan grafik lendutan balok sederhana :
 y = 0.2885x - 0.043 R² = 0.9979 (loading)
 y = -0.28x + 3.44 R² = 0.9992 (unloading)
2. Persamaan grafik putaran sudut
 Y = 0.001x - 0.0002 R² = 0.999 (loading)
 y = 0.001x + 0.00003 R² = 0.9995 (unloading)
3. Persamaan grafik lendutan kantilever

 y = 0.5885x - 0.867 R² = 1 (loading)


 y = -0.5815x + 6.187 R² = 1 (unloading)

Berdasarkan grafik tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa, semakin


besar beban yang diberikan ke suatu balok statis tertentu,pada proses loading maka
semakin besar pula lendutan/putaran sudut yang terjadi dengan perbandingan yang
linier, begitupun sebaliknya pada proses unloading.

4. Analisis Kesalahan
Berdasarkan pengolahan data,diperoleh keslahan relative. Kesalahan relative rata-
tara yang diperoleh pada percobaan ini yaitu
 Percobaan lendutan pada balok sederhana
- Loading 14,334 %
- Unloading 21,84 %

 Percobaan putaran sudut


- Loading 25,472 %
- Unloading 30,80%

 Percobaan kantilever
- Loading 20,968 %
- Unloading 18,8766

Kesalahan relative tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa factor berikut:

- Kurangnya ketelitian praktikan ketika melakukan pembacaan di dial gauge


- Posisi dial gauge yang berada di tengah bentang kurang tegak lurus permukaan
batang baja
- Pengukuran panjang,lebar dan tebal batang baja kurang teliti
- Kesalahan ketika melakukan kalibrasi ke skala 0 ketika mengatur dial gauge.
- Pengaturan perletakan di penyangga kurang tepat, sehingga terjadi kelonggaran
pada perletakannya.
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan Modul F yang berjudul “Lendutan dan putaran sudut balok statis
tertentu” maka dapat disimpulkan bahwa :
- Semakin besar beban yang bekerja pada suatu balok statis tertentu maka semakin
besar pula lendutan dan putaran sudutnya, begitupun sebaliknya dengan
perbandingan yang linier.
- Grafik menunjukkan bentuk yang linier lurus dan naik untuk loading, linier lurus
dan menurun untuk unloading.
- Melalui percobaan ini,kita dapat mengetahui besar lendutan dan besar putaran
sudut yang terjadi pada balok sederhana dan besar lendutan yang terjadi pada
kantilever akibat pembebanan loading maupun unloading.
- Nilai modulus elastisitas yang didapatkan dalam hasil percobaan adalah sebagai
berikut:
Percobaan Lendutan Percobaan putaran sudut Percobaan kantilever
(Mpa) (Mpa) (Mpa)
loading unloading loading Unloading Loading unloading

169763,058 174914,774 163253,7891 146928410,2 166443,9651 189097,053

IX. REFERENSI
Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. 2009. Pedoman
Praktikum Mekanika Benda Padat. Depok: Laboratorium Struktur dan Material.
X. LAMPIRAN

Você também pode gostar