Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MODUL F
LENDUTAN DAN PUTARAN SUDUTPADA BALOK STATIS TERTENTU
KELOMPOK 7
Steve 1506723414
Raymond 1506723420
Khairunisa 1506675383
Dwitya Saraswati 1506675301
Masjulina Hia 1506795975
Rizqi Rahmatullah R. 1506734235
Nilai :
II. TEORI
Besar lendutan dan putaran sudut dari sebuah struktur statis tertentu yang diberi
beba dapat ditentukan dengan menggunkan salah satu dari ketiga metode di
bawah ini:
1. Metode Integrasi
Salah satu metode penyelesaian dalam mencari nilai ledutan dan putaran
sudut adalah dengan metode integrasi yang dikenal juga dengan teori elastis.
Berikut ini adalah rumus dalam mencari nilai lendutan dan putaran sudut:
𝑑2 𝑦 𝑀𝑥
= − Rumus umum
𝑑𝑥 2 𝐸𝐼
𝑑𝑦 1
𝑑𝑥
= − 𝐸𝐼
∫ 𝑀𝑥 𝑑𝑥 + 𝑐1 = tan 𝜃 Putaran sudut
𝑀𝑥
y = ∬− 𝑑𝑥 + 𝑐1 𝑥 + 𝑐2 Lendutan
𝐸𝐼
𝐿 𝑀𝑚𝑑𝑥
∆B = ∫0 𝐸𝐼
Gambar F.4 menunjukkan aplikasi dari beban terpusat di tengah bentang pada
balok dengan perletakan sederhana. Banyak variasi yang dapat dilakukan
seperti menunjukkan putaran sudut dan lendutan pada perletakan, beban
menggantung atau beban terbagi merata, dan lain-lain.
Percobaan 2
2 – HST. 1301 Penyangga ujung
1 – HST. 1302 Penyangga perletakan rol
1 – HST. 1303 Pengatur rol
1 – HST. 1304 Pelat jepit
3 – HST. 1305 Jepit penggantung
3 – HST. 1306 Penyambung gantungan
3 – HST. 1307 Penggantung besar (tempat beban)
3 – HST. 1309 Penggantung ujung
1 – HST. 1310 Penyangga perletakan ganda
1 – HST. 1311 Pengatur perletakan
1 – HST. 1312 Penggantung kecil
2 – HST. 1313 Ujung sisi tajam (knife edge)
IV. PROSEDUR
A. Percobaan 1 dan 2 (pada struktur balok sederhana)
1. Mengukur panjang (l), lebar (b) dan tebal (h) dari pelat balok.
2. Memasang pelat balok sedemikian rupa sehingga pelat tersebut
membentuk struktur balok sederhana dengan panjang 90 cm yang diapit
dengan perletakan sendi dan perletakan rol.
3. Memasang alat Dial Gauge Indicator (DGI) pada pelat salah satu ujung
(menghitung putaran sudut) dan tengah (menghitung lendutan).
4. Menyetel angka pada DGI menjadi nol setelah sistem terpasang.
5. Menambahkan beban sebesar 2 N terus menerus sampai beban 10 N dan
membaca DGI untuk tiap penambahan beban (load).
6. Mengurangi beban sebesar 2 N hingga tidak ada beban dan membaca
DGI setiap pengurangan beban (unload).
1. Mengukur panjang (l), lebar (b) dan tebal (h) dari pelat balok dan jarak
vertikal antara perletakan dengan balok (x).
2. Memasang pelat balok sedemikian rupa sehingga pelat tersebut
membentuk struktur balok kantilever dengan panjang 45 cm.
3. Memasang alat Dial Gauge Indicator (DGI) ujung balok (menghitung
lendutan).
4. Menyetel angka pada DGI menjadi nol setelah sistem terpasang.
5. Menambahkan beban sebesar 2 N terus menerus sampai beban 10 N dan
membaca DGI untuk tiap penambahan beban (load).
6. Mengurangi beban sebesar 2 N hingga tidak ada beban dan membaca
DGI setiap pengurangan beban (unload).
o Loading
Pembacaan dial
Beban (N)
Putaran sudut
Lendutan (mm)
(mm)
2
0.18
0.5
4 1.18 0.36
6 1.66 0.56
8 2.25 0.75
10 2.85 0.95
o Unloading
Pembacaan dial
Beban (N)
Lendutan (mm) Putaran sudut(mm)
10
0.95
2.85
8 2.35 0.77
6 1.77 0.58
4 1.21 0.95
2 0.62 0.77
o Loading
2
0.32
4 1.48
6 2.65
8 3.85
10 5.02
o Unloading
10
5.02
8 3.87
6 2.7
4 1.52
2 0.38
VI. PENGOLAHAN DATA
Nilai inersia pada batang dapat dihitung dengan rumus:
1
𝐼= 𝑏ℎ3
12
1
𝐼= 𝑥 25 𝑥 5,3^3
12
I=310,16 mm4
PERCOBAAN 1
Memeriksa kekuatan dari teori lenturan sederhana dengan membandingkan
nilai E (modulus elastisitas) yang didapat dari percobaan dengan E literatur yang
ada untuk beban terpusat pada balok sederhana.
𝒚= 𝒎 . 𝒙+b
o Loading
X Y X2 Y2 XY
2 4
0.5 0.25 1
4 1.18 16 1.3924 4.72
8 2.25 64 5.0625 18
n∑xy − ∑x∑y
𝑚= = 0,2885
𝑛∑𝑥 2 − (∑x)2
∑𝑥 2 ∑y − ∑x∑xy
𝑏= = 0,42
𝑛∑𝑥 2 − (∑x)2
Eliteratur = 200.000 MPa (E baja)
𝐿3 9003
Epraktikum = 48𝑚𝐼 = = 169763,058 𝑀𝑃𝑎
48 𝑥 0,2885 𝑥 310,16
Eliteratur−Epraktikum
Kesalahan Relatif = | | × 100 %
Eliteratur
200.000−169763,058
=| | × 100 %
200.000
= 15,11%
1.5
0.5
0
0 2 4 6 8 10 12
Beban(N)
𝑳𝟑
Lendutan: ∆= 𝟒𝟖𝑬𝑰 . 𝑷
2 4,16 %
0.5 0.4897
4 1.18 0,9795 21,64 %
o Unloading
X Y X2 Y2 XY
10 2.85 100
8,1225 28,5
8 2.35 64
5,5225 18,8
6 1.77 36
3,1329 10,62
4 1.21 16
1,4641 4,84
2 0.62 4
0,3844 1,24
n∑xy − ∑x∑y
𝑚= = 0,28
𝑛∑𝑥 2 − (∑x)2
∑𝑥 2 ∑y − ∑x∑xy
𝑏= = 0,079
𝑛∑𝑥 2 − (∑x)2
Eliteratur = 200.000 MPa (E baja)
𝐿3 9003
Epraktikum = 48𝑚𝐼 = = 174914,774 𝑀𝑃𝑎
48 𝑥 0,28𝑥 310.1
Eliteratur−Epraktikum
Kesalahan Relatif = | | × 100 %
Eliteratur
200.000−174914,774
=| | × 100 %
200.000
= 12,54 %
Hubungan beban dengan lendutan unloading
Y-Values Linear (Y-Values)
3.5
2.5
Lendutan (mm)
1.5
1
y = -0.28x + 3.44
0.5 R² = 0.9992
0
0 2 4 6 8 10 12
Beban(N)
Lendutan:
𝑳𝟑
∆= .𝑷
𝟒𝟖𝑬𝑰
o Unloading
Lendutan
Lendutan Teoritis
Percobaan Beban(N) Kesalahan Relatif
(mm)
(mm)
2.85 10 16,80 %
2,4488
2.35 8 1,9590 20,51%
PERCOBAAN 2.
Memeriksa keakuratan dalam penggunaan teorema momen dengan mencari nilai k (konstanta)
untuk beban momen di tengah bentang pada balok sederhana.
𝒚= 𝒎 . 𝒙+b
o Loading
X Y X2 Y2 XY
2 0,0018 4 0,00000324 0,0036
4 0,0036 16 0,00001296 0,0144
6 0,0056 36 0,00003136 0,0336
8 0,0075 64 0,00005625 0,06
10 0,0095 100 0,00009025 0,095
𝑚 = 0,001 𝑏 = −0,0002
0.006
0.005 0.0036
0.004 y = 0.001x - 0.0002
R² = 0.9997
0.003 0.0018
0.002
0.001
0
0 2 4 6 8 10 12
BEBAN (N)
= 18,37 %
Putaran Sudut:
𝑳𝟐
θ = 𝟏𝟔𝑬𝑰 . 𝑷
o Unloading
No X Y X2 Y2 XY
1 2 0,00195 4 3,8025E-06 0,0039
2 4 0,00375 16 1,40625E-05 0,015
3 6 0,0058 36 0,00003364 0,0348
4 8 0,0077 64 0,00005929 0,0616
5 10 0,0095 100 0,00009025 0,095
∑ 30 0,0287 220 0,000201045 0,2103
𝑚 = 0,001 𝑏 = 0,00003
Perbandingan Sudut dengan
Beban (unloading)
0.012
0.0095
0.0077 0.01
SUDUT (𝜃)
0.0058 0.008
0.00375 0.006
0.00195 0.004
y = 0.001x + 0.00003 0.002
R² = 0.9995
0
12 10 8 6 4 2 0
BEBAN (N)
= 18,37 %
Putaran Sudut:
𝐿2
∆= .𝑃
16𝐸𝐼
o Unloading
θ Percobaan
θ Teoritis(rad) Kesalahan Relatif
(rad)
0.00949997528 0.00632537891 50.188 %
14.851 %
0.003749982422 0.00326507578
18.412 %
0.00579934964 0.00489761367
45.435 %
0.00949714224 0.00653015115
25.1503 %
0.02869212392 0.00816268945
Epraktikum = 163253,7891𝑀𝑃𝑎 Rata-rata =
30,80%
PERCOBAAN 3.
Mencari lendutan pada struktur kantilever dengan beban terpusat di ujung bentang.
Nilai inersia pada batang dapat dihitung dengan rumus:
1
𝐼= 𝑏ℎ3
12
1
𝐼= 𝑥 25𝑚𝑚 𝑥 5,33 𝑚𝑚
12
𝐼 = 310.1 𝑚𝑚4
𝒚= 𝒎 . 𝒙+b
o Loading
X Y X2 Y2 XY
2 4
0.32 0.1024 6.4
4 1.48 16 2.1904 5.92
6 2.65 36 7.0225
15.9
8 3.85 64 14.8225 30.8
n∑xy − ∑x∑y
𝑚= = 0,5885
𝑛∑𝑥 2 − (∑x)2
∑𝑥 2 ∑y − ∑x∑xy
𝑏= = 0,86
𝑛∑𝑥 2 − (∑x)2
Hubungan beban dangan lendutan pada
kantilever
Y-Values Linear (Y-Values)
6 5.02
5
Lendutan(mm)
y = 0.5885x
3.85- 0.867
4 R² = 1
2.65
3
1.48
2
1 0.32
0
0 2 4 6 8 10 12
Beban(N)
= 16,77 %
Lendutan:
𝐿3
∆= .𝑃
3𝐸𝐼
o Loading
X Y X2 Y2 XY
10 25.2004 50.2
5.02 100
8 3.87 64 14.9769 30.96
n∑xy − ∑x∑y
𝑚= = −0,518
𝑛∑𝑥 2 − (∑x)2
∑𝑥 2 ∑y − ∑x∑xy
𝑏= = 0,790
𝑛∑𝑥 2 − (∑x)2
7
6 5.02
Lendutan (mm)
5 3.87
4 2.7
3
1.52
2
y = -0.5815x + 6.187
0.38
1
R² = 1
0
0 2 4 6 8 10 12
Beban (N)
= 5,4 %
𝐿3
∆= .𝑃
3𝐸𝐼
o Unloading
VII. ANALISIS
1. Analisis Percobaan
Percobaan Modul F Mekanika Solid yang berjudul Lendutan dan Putaran Sudut pada
Balok Statis Tertentu bertujuan untuk menentukan besar lendutan dan putaran sudut dari
sebuah struktur balok statis tertentu serta membandingkan hasil percobaannya dengan
hasil teoritis. Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Struktur dan Materia Departemen
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Pada percobaan ini, ada beberapa
alat yang digunakan yaitu, batang baja yang memiliki panjang 90 cm,lebar 2,5 cm dan
tebal baja dalah 0,53 cm, dan penggantung beban serta beban yang bervariasi. Variasi
beban yang digunakan pada percobaan ini adalah 2N,4N,6N,8N dan 10N. Untuk
menopang batang baja maka pada percobaan ini digunakan dua jenis struktur balok statis
tertentu yaitu sendi-rol dan jepit-bebas (kantilever).
Pada struktur sendi-rol beban diletakkan sejauh 45 cm dari masing-masing
perletakannya yaitu tepat di tengah bentang baja. sedangkan pada struktur kantilever
beban diletakkan pada ujung bebasnya sejauh 45 cm dari jeit. Untuk mengukur besar
lendutan dan putaran sudut yang terjadi akibat pembebanan, maka praktikan memasang
dial gauge pada batang baja tersebut. Dial gauge harus dipasang tegak lurus dengan baja
pada jarak 45 cm agar hasilnya lebih akurat. Pada percobaan balok sederhana (Sendi-Rol)
ada 2 Dial gauge yang dibaca yaitu Dial gauge yang terletak dibagian sendi dan Dial
gauge yang terletak di tengah bentang tepat dimana praktikan melakukan pembebanan
terhadap baja. Dial gauge yang berada di sendi berfungsi untuk membaca besar putaran
sudut yang terjadi akibat pembebanan sedangkan Dial gauge berada ditengah bentang
berfungsi untuk membaca bessar lendutaan yang di alami oleh baja akibat pembebanan.
Pada percobaan kantilever praktikan tidak perlu melakukan pembacaan putaran sudut
karena struktur kantilever merupan struktur yang mampu menahan momen sehingga
sudut putarnya adalah 0.
2. Analisis Hasil
Data yang diperoleh pada percobaan balok sederhana( sendi-rol) merupakan besar
lendutan yang terjadi dan besar putaran sudut yang terjadi pada baja akibat pembabanan.
Sedangkan pada percobaan kantilever (jepit – bebas) merupakan hasil lendutan yang terjadi
akibat pembebanan saja karena pada kentilever moen yang terjadi dapat ditahan oleh jepit
sehingga sehingga pada perletakan jepit tidak mengalami putaran sudut.
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, maka hubungan lendutan yang terjadi
pada baja dengan beban yang diberikan dapat dilihat dalam bentuk grafik. Grafik tersebut
menunjkan hubungan antara lendutan maupun putaran sudut yang terjadi dengan
pembebanan pada saat loading maupun unloading . Persamaan grafik yang diperoleh yaitu
y = mx + b. Dari persamaan grafik tersebut maka praktiakn dapat memperoleh nilai
modulus elastisitas percobaan dan beasr lendutan serta besar putaran sudut yang terjadi
pada struktur.
Modulus elastisitas dan lendutan percobaan pada balok sederhana
8 2.25 1.21
10 2.85 0.62
E ∆ E ∆
2 0.4897 2,4488
4 0,9795 1,9590
200.000 200.000
6 1,4692 1,4692
8 1,9590 0,9795
10 2,4488 0,4897
o Unloading
θ Percobaan
θ Teoritis(rad) Kesalahan Relatif
(rad)
0.00949997528 0.00632537891 50.188 %
14.851 %
0.003749982422 0.00326507578
18.412 %
0.00579934964 0.00489761367
45.435 %
0.00949714224 0.00653015115
25.1503 %
0.02869212392 0.00816268945
Epraktikum = 163253,7891𝑀𝑃𝑎 Rata-rata = 30,80%
Lendutan Kesalahan
Lendutan Percobaan(mm)
Teoritis(mm) Relatif
0.32 67,01%
0,9797
1.48 1.9590 24,10 %
Berdasarkan hasil pada table diatas terlihat bahwa semakin besar beban yang diberikan
pada batang struktur maka lendutan serta putaran sudut yang terjadi akan semakin
besar juga. Hal ini dapat terlihat pada grafik sebelumnya yang menyatakan hubungan
antara beban dengan lendutan maupun besar putaran sudut adalah linear.
3. Analisa Grafik
Pada modul F, terdapat 6 grafik dari 3 pembacaan utama, yaitu mengukur besar nilai
lendutan percobaan sendi-rol, putaran sudut percobaan sendi-rol, dan lendutan
percobaan kantilever, dimana masing-masing percobaan memiliki 2 grafik untuk
loading dan unloading. Berdasarkan grafik yang didapat, kedua percobaan yang
dilakukan secara loading memiliki grafik linier yang lurus dan naik yang menunjukan
hubungan antara beban dan lendutan maupun putaran sudut yang terjadi yang
menyatakan bahwa semakin bertambahnya beban yang diberikan pada baja maka
lendutan maupun putaran sudut yang terjadi semakin bertambah secara linier.
Sedangkan pada percobaan unoading menunjukan grafik yang linier turun akibat
pengurangan beban sehingga lendutan yang terjadi maupun putaran sudut yang terjadi
semakin kecil seiring berkurangnya beban. Persamaan grafik yang diperoleh adalah
𝑦 = 𝑚 . 𝑥 +b
Pada grafik tersebut x merupakan jumlah beban sedangkan y merupakan besar lendutan
maupun putaran sudut yang terjadi akibat pembebanan. Sedangkan m merupakan nilai
gradien yang kemudian nilai gradien tersebut digunakan untuk menghitung nilai E
percobaan pada batang tersebut. Nila E merupakan Modulus Young yang didapat pada
pratikum kemudian dibandingkan dengan nilai E teoritis yaitu sebesar 200.000 Mpa.
Persamaan- persamaan grafik yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut
1. Persamaan grafik lendutan balok sederhana :
y = 0.2885x - 0.043 R² = 0.9979 (loading)
y = -0.28x + 3.44 R² = 0.9992 (unloading)
2. Persamaan grafik putaran sudut
Y = 0.001x - 0.0002 R² = 0.999 (loading)
y = 0.001x + 0.00003 R² = 0.9995 (unloading)
3. Persamaan grafik lendutan kantilever
4. Analisis Kesalahan
Berdasarkan pengolahan data,diperoleh keslahan relative. Kesalahan relative rata-
tara yang diperoleh pada percobaan ini yaitu
Percobaan lendutan pada balok sederhana
- Loading 14,334 %
- Unloading 21,84 %
Percobaan kantilever
- Loading 20,968 %
- Unloading 18,8766
Kesalahan relative tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa factor berikut:
IX. REFERENSI
Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. 2009. Pedoman
Praktikum Mekanika Benda Padat. Depok: Laboratorium Struktur dan Material.
X. LAMPIRAN