Você está na página 1de 11

4 Dapat Ditiru

5 Ketelitian dari Keyakinan


6 Objektivtas
7 Dapat Digeneralisasi
8 Hemat
Masing –masing karakteristik di atas dapat dijelaskan dalam konteks sebuah
konkrik. Mari kita pertimbangkan kasus seorang manajer yang berminat untuk
menginvestigasikan bagaimana meningkatkan komitmen karyawan terhadap organisasi. Kita
harus menguji bagaimana meningkatkan komitmen karyawan terhadap organisasi. Kita harus
menguji bagaimana kedelapanciri sains tersebut diterapkan pada investigasi ini sehingga hal
tersebut dapat disebut”ilmiah”.
Tujuan Jelas
Menejer memulai penelitian dengan sebuah sasaran atau tujuan yang jelas. Fokusnya
adalah meningkatkan komitmen karyawan tehadap organisasi, disamping manfaat lain
penelitian tersebut dalam bayak bidang. Peningkatan komitmen karyawan akan terwujud
dalam kekurangannya pergantian, absebsi, dan mungkin menaikan level kinerja, yang
kesemuanya tentu akan menguntungkan organisasi. Peneliti tersebut dengan demikian
mempunyai sebuah fokus tujuan yang jelas.
Ketepatan
Dasar teori yang baik dan desain metodologi yang tepat akan menambah ketepatan
dari sebuah studi dengan tujuan yang jelas. Ketepatan mengandung arti kehati-hatian,
kecermatan, dan tingkat ketelitan dalam investigasi penelitian. Dalam contoh kasus kita,
katakan manejer sebuah organisasi meminta 10 sampai 12 karyawannya untuk
mengungkapkan apa yang meningkatkan level komitmen mereka pada organisasi. Jika,
hanyan berdasrkan respons tersebut, menejer beberapa kesimpulan menyenai bagaimana
komitmen karyawan dapat ditingkatkan, seluruh pendekatan investigasi tersebut akan tidak
ilmiah. Hal tersebut akan mengurangi ketepatan karena alasan berikut.1. Kesimpulan akan
ditarik secara salah karena hal tersebut hanya berdasarkan respons dari sebikit karyawan yang
pendapatnya mungkin tidak mewakili seluruh karyawan lain. 2. Cara menyusun dan
mengajukan pertanyaan dapat menimbulkan biasn atau ketidaktepatan dalam respons.
30
3. Mungkin ada banyak pengaruh penting lain pada komitmen organisasi, sampai responden
yang kecil tidak dapat dikatakan salah wawancara, dan peneliti akan gagal menyerkannya.
Karena itu, kesimpulan yang ditarik dari investigasi yang kurang mempunyai dasar teori yang
baik, seperti dibiktikan oleh alasan (3), dan metodologi yang tepat, seeperti yang ditujukan
dari alasan (1) dan (2) diatas, akan tidak ilmiah. Ketetapan penelitian memerlukan dasar teori
yang baik dan metodologi yang dipikirkan dengan hati-hati. Faktor-faktor tersebut
memungkinkan penelitian untuk memungkinkan penelitian untuk mengumpulkan jenis
informasi yang benar dari sampel yang tepat dengan tingkat biasa minimum, dan
memfalisilitasi analisi yang sesuai terhadap data yang diperoleh. Bab –bab selanjutnya dalam
buku ini menguraikan persoalan teori dan metodologi tersebut. Ketepatan dalam desain
penelitian juga memungkinkan pencapaian keenam ciri sains lainnya yang akan segera kita
bahas sekarang.
Dapat Diuji
Bilah, setelah diwawancarai sekolompok acak karyawan organisasi dan mempelajari
penelitian sebelumnya yang dilakukan dalam bidang komitmen organisasi, manejer ataupun
peneliti membuat hipotesis tertentu mengenai bagaimana meningkatkan komitmen karyawan,
maka hal tersebut dapat diuji dalam menerapkan uji stastik tertentu pada data yang
dikumpulkan untuk tujuan tersebut. Misalnya, peneliti mungkin menghipotensiskan bahwa
karyawan yang merasakan kesempatan yang lebih besar untuk terlibat dalam pengambilan
keputusan akan mempunyai level komitmen yang lebih tinggi. Ini adalah hipotensis yang
dapat diuji setelah data dikumpulkan. Analisis korelasi akan menunjukan apakah hipotesis
tersebut diterima atau tidak. Pengguna beberapa uji lainnya seperti uji chi-square dan uji-t,
dibahas dalam model judul “Refresher on statical Terns and tests” pada akhir buku ini, dan
dalam bab 12
Penelitian ilmiah dengan demikian menguji secara logis hipotesis yang disusun untuk
melihat apakah data mendukung perkiran atau hipotesis yang dibuat setelah studi yang
mendalam terhadap studi masalah. Dengan demikian, Dapat Diuji menjadi ciri lain dari
penelitian ilmiah.
Dapat Ditiru
Mari merandai bahwa manajer/peneliti, berdasarkan hasil studi, menyimpulkan
31
bahwa partisipasi dalam pengambilan keputusan merupakan salah satu faktor terpenting yang
memengaruhi komitmen karyawan terhadap organisasi. Kita akan lebih meyakini temuan dan
kesimpulan tersebut jika temuan yang mirip muncul berberdasarkan data yang dikumpulkan
oleh organisasi lain yang menggunakan metode serupa. Dengan kata lain, hasil uji hipotesis
tersebut harus didukung lagi dan lagi ketika jenis penelitian serupa diulangi dalam keadaan
lain yang mirip. Bila hal tersebut bila terjadi (misalnya, hasil ditiru atau terulang), kita akan
memperoleh keyakinan dalam sifat ilmiah penelitian kita. Dengan kata lain hipotesis kita
tidak hanya bersifat kebetulan, tetapi merupakan refleksi dari keadaan populasi yang
sebenarnya. Dengan demikian, Dapat Ditiru merupakan ciri lain dari penelitian ilmiah.
Ketelitian dan Keyakinan
Dalam penelitian manajemen, kita jarang memiliki kemewahan untuk menari
kesimpulan “pasti” berdasrkan dari hasil analisis data. Hal tersebut karena kita dapat
mempelajari keseluruhan item peristiwa, atau populasi yang berkaitan, dan terpaksa
mendasarkan pertemuan kita pada sampel yang kita ambil dari kesluruhan. Dengan segala
kemungkinan,sampel dalam peryataan mungkin tidak mencerminkan karakteristik yang
setepat-tepatnya dari fenomena yang dipelajari ( kesulitan ini akan lebih luas dibahas dalam
bab selanjutnya). Kesalahan mengukur dan masalah lainnya juga menimbulkan unsur bias
atau kesalahan dalam temuan kita. Tetapi, kita harus mendesain penelitian dalam suatu cara
yang memastikan bahwa temuan kita sedekat mungkin dengan realitas (misal, peryataan hal
keseluruhan yang sebenarnya), sehingga menaruh kepercayaa atau keyakinan tehadap
hasilnya.
Ketelitan (precision) mengacu pada kedekatan temuan dengan “realitas” berdasrkan
sebuah sampel, terkait apa yang benar-benar eksis dalam keseluruhan. Misalnya, jika saya
memperkirakan bahwa jumlah hari produksi yang hilang sepanjang tahun karena absensi
adalah antara 30 sampai 40, dibandingkan jumlah akyial 35, ketelitian estimasi saya adalah
lebih baik daripada jika menyatakan bahwa kehilangan dari produksi kira-kira antara 20 dan
50. Anda mungkin mengingat istilah confidence interval ( interval keyakinan) dalam stastitik,
yang dalam bagian in dirujuk pada ketelitian.
Keyakinan (confidende ) mengacu pada probabilitas ketpatan istemasi kita. Karena
itu, tidaklah hanya cukup hanya teliti, tetapi juga penting bahwa kita dapat dengan yakin
32
menegaskan bahwa 94% waktu hasil kita benar dan hanya 5% kemungkinan salah. Hal ini
juga disebut sebagai tingkat keyakinan.
Semakin tipis batas kita dalam mengistemasi rentang produksi (semakin tepapat
temuan kita) dan semakin besar keyakinan kita terhadap hasil penelitian, semakin berguna
dan ilmiah penemuan yang bersangkutan. Dalam penelitan ilmuh sosial, level keyakinan
95%- yang mengimlikasikan bahwa hanya terdapat 5% probabilitas bahwa temuan mungkin
tidak tpat-lazim diterima, dan biasanya dirujuk sebabai level signifikasi 0, 05 (p= 0,05).
Dengan demikian, ketelitian dan keyakinan merupakan aspek penting penelitian, yang
dicapai melalui desain sampling ilmiah yang tepat. Semakin besar ketelitian dan keyakinan
yang bidik dalam penelitan, semakian ilmiah investigasi kita akan semakin berguna hasilnya.
Objektivitas
Kesimpuan yang ditarik dari interpretasi hasil analisis data harus objektif; yaitu,
harus berdasarkan fakta-fakta dari temuan yang berasal dari data aktual, dan bukan nilai-nilai
sebjektif atau emosional kita. Misalnya, jika kita mempunyai hipotesis bahwa pratisipasi
yang lebih besar dalam pengambilan keputusan akan meningkatnya komitmen organisasi, dan
hal tersebut tidak didukung oleh hasil penelitian, adalah percuma jika hasil peneliti terus
memperdebatkan bahwa peningkatan kesempatan bagi partisipasi karyawan akan tetap
bermamfaat! Argumen semacam itu akan berdasarkan pada opiniu subjektif peneliti, bukan
pada temuan penelitian berdasarkan data yang faktual. Bila hal tersebut merupakan pendiri
peneliti, maka tidak ada gunanya sama sekali untuk melakukan penelitian.
Banyak kerugian akan diderita oleh organisasi yang melaksanakan kesimpulan yang
tidak-berdasr-data atau menyesatkan yang ditarik dari penelitian. Misalnya, jika hipotesis
yang berkaitan dengan komitmen organisasi dalam contoh kita sebelumnya tidak terbukti,
makin terdapat banyak waktu dan upaya yang akan sia-sia dalam menemukan cara untuk
menciptakan kesempatan bagi partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan. Kita
akhirnya akan menemukan bahwa karyawan akan berhenti, sering absensi, dan tidak
menghasilkan peningkatan apa yang terkait komitmen terhadap organisai. Sama halnya, jika
peneliti meninjukan bahwa kenaikan gaji tidak akan meningkatkan kepuasaan kerja
karyawan, maka melaksanakan revisi sistem kenaikan gaji hanya akan memberatkan
keuangan perusahaan tampa mencapai tujuan yang akan diinginkan. Usaha sia-sia seperti itu,
33
maka, hanya berdasarkan interpretasi dan implementasi hasil penelitian yang tidak ilmiah.
Semakin objektif interpretasi data, semakn ilmiah investigasi penelitian. Meskipun menajer
atau peneliti dapat memulai dengan beberapa keyakinan dan nilai subjektif awal interpretasi
mereka terhadap data sebaiknya bebas dari nilai dan bias pribadi. Bila manajer berusaha
melakukan peneliti sendiri, mereka harus semakin peka terhadap aspek tersebut. Dengan
demikian, odjektivitas merupakan ciri lain dari invetigasi ilmiah.
Dapat Digeneralisasi
Dapat digeneralisasi mengacu pada cakupan peranan temuan penelitian dalam satu
konteks organisasi ke konters lainnya. Tidak dapat dipungkiri lagi, semakin luas jangkauan
peranan solusi yang dihasikan oleh penelitian, semakin berguna penelitian tersebut bagi para
pengguna. Misalnya, jika seorang peneliti menemukan bahwa partisipasi dalam pengambilan
keputusan adalah benar terkait dengan peningkatan komitmen organisasi dalam berbagai
organisasi manufaktur, industri, dan jasa, dan tidak hanya dalam organisasi tertentu yang
diselidiki oleh peneliti tersebut, maka generalisasi temuan tersebut pada konteks organisasi
lainpun meningkat. Semakin penelitian dapat digeneralisasi, semakin besar kegunaan dan
nilainya. Tetapi, tidak banyak temuan peneliti yang dapat digeneralisasi pada semuah konteks
situasi, atau organisasi lainnya.
Untuk generalisasi yang lebih luas, desain samling penelitian harus disusun secara
logis dan sejumlah rincian lain dalam metode penyumpulan data perlu diikuti secara cermat.
Tetepi, desain sampling yang semakin terperinci, yang tidak diragukan lagi akan
meningkatkan generalisasi hasil, juga akan meningkatkan biaya penelitian. Kebanyakan
peneliti terapan biasanya dibatasi pada penelitian dalam organisasi tertentu dimana maasalah
terjadi, dan hasinya, paling baik, hanya digeneralisasi pada situasi dan konteks identik
lainnya. Meskipun aplikasi terbatas semacam itu tidak memerlukan nilai ilmiahnya (subjek
penelitian yang pantas) generalisasinya adalah terbatas.
Hemat
Kesederhanaan dalam menjelaskan fenomena ataun persoalan yang muncul, dan
dalm mennghasilkan solusi masalah, selalu lebih disukai untuk kerangka penelitian yang
kompleks yang meliputi jumlah kompleks yang meliputi jumlah faktor yang tidak dapat
dikendalikan.
34
Misalnya, bila dua dan tiga variabel spesifik dalam situasi kerja diidentifikasikan, yang jika
diubah akan meningkatkan 45% komitmen organisasi karyawan, hal tersebut akan lebih
berguna dan berharga bagi manajer dibanding rekomendasi bahwa ia harus menyubah 10
variabel berbeda untuk meningkatkan 40% komitmen organisasi. Jumlah variabel yang tidak
dapat dikendalikan semacam itu mungkin seluruhnya akan berada diluar kendali manager
untuk mengubah. Oleh karena itu, pencapaian model solusi masalah yang berarti yang hemat,
alih-alih panjang-lebar dan tidak praktis, menjadi sebuh isu kritis dalm penelitian.
Sifat ekonomi dalam metode penelitian dicapai jikakta dimasukan kedalam kerangka
penelitian lebih sedikit jumlah variabel yang akan menjelaskan variabel (variance) secara
jumlah yang lebih efisien dibanding seperangkat variabel komleks yang hanya akan sedikit
menambah varians yang dijelaskan. Sifat hemat ini dapat dicapai dengan pemahaman yang
baik terhadap masalah dan faktor pentiang lain yang memengaruhi hal tersebut. Model
teoretis konseptual yang baik semacam itu dapat diperoleh melalui wawancara bersruktur dan
tidak berstruktur dengan pihak terkait, dan tinjauan literatur yang mengeluruh terhadap hasil
penelitian sebelumnya dalam bidang masalah tertentu.
Singkatnya, penelitian ilmiah meliputi delapan kriteriah yang baru saja dibahas.
Kesemuanya akan dibahas lebih jauh belakangan dalam buku ini. pada titik ini, sebuah
pertanyaan yang mungkin muncul adalah mengapa pendekatan ilmu diperlukan untuk
investigasi jika penelitian sistematik dengan sekadar mengumpulkan dan menganalisis data
juga dapat menghasilkan temuan yang bisa yang diterapkan untuk memecahkan persoalan.
Alasan untuk manggunakan metode ilmiah adalah bahwa kesalahan hasil akan lebih sedikit
dan keyakinan terhadaptemuan akan labih besar karena ketepatan yang lebih tinggi dalam
penerapan detail desain. Hal tersebut juga meningkatkan sifat dapat ditiru dan generalisasi
dari temuan.
KETERBATASAN PENELITIAN ILMIAH DALAM BIDANG MANAJEMEN
Dalam bidang manajemen dan ilmu sosial, tidak mungkin melakukan investigasi
yang 100% ilmiah, dalam arti bahwa, tidak seperti dalam arti pasti, hasil yang diperoleh tidak
akan eksak dan bebas-kesalahan. Hal ini terutama karena kesulitan yang dihadapi dalam
pengukuran dan pengumpulan data dalam bidang subjektif seperti perasaan, emosi, dan
persepsi. Persoalan-persoalan tersebut muncul kapan kita berusaha mengkuantifikasikan
35
perilaku manusia .esulitan juga mungkin dijumpai dalam mendapatkan sampel yang
mewakili, yang membatasi generalisasi temuan. Dengan demikian,tidak selalu mungkin
untuk memenuhi semua ciri sains sepenuhnya. Sifat bisa diperbandingkan, konsistensi, dan
generisasi yang luas sering sulit dicapai dengan penelitian. Tetap saja, dalam rangka
mendesain penelitian untuk memastikan kejelasan tujuan, ketetapan, dan sifat yang dapat
diuji, ditiru, dapat generasi, objektif, objektifitas, hemat, dan ketelitian serta keyakinan yang
semaksimal mungkin, kita harus berusaha keras untuk menggunakan infestigasi ilmiah.
Beberapa keterbatasan lain yang mungkin dalam studi penelitan
RINTANGAN SAINS DALAM PENELITIAN

Salah satu metode infestigasi ilmiah yang utama adalah metode hipotesis-deduktif.
Proses deduktif dan induktif dalam penelitian yang dijalskan dibawah ini
Deduktif dan induktif
Deduktif adalah proses dimana kita tiba pada suatu kesimpulan beralasan melalui
generalisasi logis dan sebuah fakta yang diketahui. Misalnya, kita mengetahui bahwa semua
orang yang berkinarja tinggi sangat menguasai pekerjaan mereka. Bila John berkinerja tinggi,
kita kemudian menyimpulkjan bahwa ia sangat menguasai pekerjaann ya. Induksi, disisi lain
merupakan proses dimana kita mengamati fenomenba tertentu dan berdasarkan hal tersebut
tiba pada kesimpulan. Dengan demikian, dalam induksi kita secara logis membuat sebuah
proposisi umum berdasarkan fakta yang diamati. Misalnya, kita melihat bahwa proses
produksi merupakan ciri utama dari pabrik eksis untuk tujuan proses produksi merupakan ciri
utama dari pabrik manufaktur. Proses deduktif maupun induktif digunakan dalam investigasi
ilmiah.
Teori yang berdasarkan deduksi dan induksi membantu kiata untuk memahami,
menjelaskan, dan/atau memprediksi fenomena bisnis. Bila penelitian yang direncanakan
untuk menguji beberapa spesifik yang dihipotesiskan sebagai contoh, untuk melihat apakah
mengendalikan kegaduhan yang memgganggu dalam lingkungan akan meningkatkan kinerja
orang dalam memecahkan teka-teki, mental, langkah-langkah berikut dilakukan.
Infestigakator melalui dengan teori bahwa kegaduhan secara merugikan memengaruhi mental
untuk pemecahan masalah.
36
Hiposis kemudian dihasilkan bahwa diwajibkan kegaduhan dikendalikan , teka-teki mental
dapat dipecahkan dengan lebih cepat dan tepat. Berdasrkan hal ini, sebuah proyek penelitian
pun direncanakan untuk menguji hipotesis. Hasil studi tersebut menolong peneliti untuk
mendeduksi atau menyimpulkan bahwa pengendalikan kegaduhan yang menganggu memang
membantu peserta untuk meningkatkan kinerja mereka pada teka-teki mental. Metode
dimulai dengan kerangka teoritis, merumuskan hipotesis, dan serta logis menarik kesimpulan
dari hasil studi tersebut sebagai metode hipotesis/deduktif.
Rintangan pengelidikan ilmiah digambarkan dalam figur 2.1 dan meliputi proses
mengamati fenomena pada awalnya, mengundeentifikasi masalah, membangun sebuah teori
yang memungkinkan berlaku, membuat hipotesis, menentuakan aspek-aspek desain
penelitian, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menginterprestasikan hasil
.
figur 2.1 rintangan sains:

pengamatan
Identifikasi
Perbaikan teori bidang masalah
(penelitian murni)
atau implementasi
(penelitian terapan) Kerangka teoritis
atau jaringan asosiasi

Interpretasi data
Hipotesis

Analisis data
Gagasan, konsep, defenisi,
operasional

Pengumpulan data
Desain
penelitian

37
Contoh 2.1
Seorang menejer perjualan mengamati bahwa konsumen mungkin tidak sepuas
sebagaimana mestinya. Menejer tersebut mungkin tidak yakin bahwa hal ini benar-benar
kasus, tetapi mungkin mengalami kegelisan dan kekhawatiran bahwa kepuasan konsumen
sedang mengalami penurunaan. Proses pengamatan (observation) merasakan fenomena
disekitar kita merupakan permulaan kebanyakan penelitian- enta terapan atau dasar. Langkah
berikut bagi menejer berikut adalah menentukan apakah ada sebuah masalah nyata, dan jika
demikian, seberapa serius. Identifikasi masalah (problem identification ) ini memerlukan
semua pengumpulan data awal. Manejer tersebut dapat sambil lalu berbincang dengan
beberapa pelanggan untuk menemukan bagaimana persaan mereka terhadap produk dan
layanan konsumen . selama proses percakapan manejer mungkin menemukan bahwa
pelanggan menykai porodeknya, tetapi kecewa karena banyak item yang mereka perlukan
sering tidak tersedia, dan mereka merasa pramuniaga tihdak banyak menolong. Dari diskusi
dari sejumlah waktu dengan menjanjikan tanggal mengiriman baru yang pada saatnya gagal
dipenuhi. Pramuniaga juga mengatakan bahwa mereka berusaha untuk mengenangkan dan
mempertahanlkan konsumen dengan menyampaikan tanggal pengiriman yang dijanjikan oleh
pihak pabrik.
Gabungan informasi yang diperoleh melalui proses wawancara informal dan formal
membantu maanjer untuk menentukan bahwa sebuah masalah eksis. Hal tersebut membantu
manejer untuk merumuskan sebuah model konseptual atau kerangka teoritis (theortical
flamework) dati semua faktor yang menimbulkan masalah. Dalam kasuis ini, terdapat
jaringan koneksi antara faktor-faktor berikut: keterl;amatan pihak pabrik mengirim barang,
pemberihatuan tanggal pengiriman selanjutnya yang tidak ditepati, janji pramuniaga pada
konsumen (dengan tahapan mempertahankan mereka) yang tidak dapat dipenuhi, kesemia itu
berkontribusi pada ketidakpuasan konsumen. Dari kerangka teoritis, yang merupakan
gabungan berarti dari semua informasi yang diperoleh, beberapa hipotesis (hypotheses) dapat
dibuat dan diuji untuk menemukan apakah data membuktikannya. Konsep-konsep kemudian
di definisikan secara operasional (operationally definded) sehingga dapat diukur. Desaain
peneliti ( researcy design) disusun untuk menentukan, diantara hal lain, cara mengumpulkan
(collect ) data lebih lanjut, menganalisis (analyze) dan menginterprestasikan (interpret), dan
38
akhirnya, memberikan jawaban atas masalah. Proses menarik kesimpulan dari analisis logis
yang meyakinkan tersebut deduksi ( deduction). Dengan demikian, rintangan sains
menyediakan permulaan bagi metode penelitian ilmiah hipotesis-deduktif, yang akan dibahas
berikut ini.
METODE HIPOTETIS-DEDUKTIF
Tujuan Langkah Metode Hipotetis-deduktif
Tujuan langkah yang termasuk dalam metode penelitian hipotetis-deduktif yang
berakar dari rintangan yang dibahas diatas, dan didaftarkan dan dibahas dibawah ini.
1. Pengamatan
2. Pengumpulan informasi awal
3. Perumusan teori
4. Peenyusunan hipotesis
5. Pengumpulan data ilmiah yang lebih lanjut
6. Analisis data
7. Deduksi
Pengamatan
Pengamatan adalah tahap pertama, di dalam seseorang merasakan bahwa perubahan
tertentu sedang terjadi, atau bahwa beberapa pelaku, sikap, dan perasaan baru sedang
mengemukan dalam linkungan seseorang (dalam hal ini, tempat keerja). Ketika fenomena
yang di amati tersebut tampaknya mempunyai konsekuensi penting, orang tersebut akan
melanjutkan langkah berikut.
Bagaimana seseorang mengamati fenomena dan perubahan dalam lingkungan ?
menejer yang berorientasi-orang selalu peka dan sadar akan apa yang terjadi dalam dan di
sekitar tempat kerja. Perubahan nonoferbal lainnya dapat di sadari oleh menejer yang peka
terhadap berbagai nuansa. Entah kita berurusan dengan hal keuangan, akutansi, manajmen,
pemasaran, atau administrasi, dan tanpa menghiraukan kecanggihan mesin dan internet,
dalam analisis terakhir, adalah seorang yang mencapai tujuan dan membuat sesuatu yang
terjadi. Entah itu pemasangan sistem informasi manajemen yang efektif, teknologi pabrik
yang baru, salurang distribhsi, rencana strategis, sistem akutansi biaya, rencana infestasi, atau
39
skema pelatiham, adalah terutama lewat usaha karyawan agar tujuan bisa di capai. Reaksi
atau respon mayoritas secara positif atau negatif terhadap berbagai faktor dalam lingkungan
kerja dan insyarat yang disampaikan secara sadar atau tidak sadar adalah yang menajar dapat
dengan mudah dipetik. Bila benar-benar ada masalah yang muncul, manejer mungkin tidak
memahami apa yang sesungguhnya, tetapi dapat dengan asti merasakan bahwa hal-hal yang
tidak berlangsung seperti seharusnya.

Você também pode gostar