Você está na página 1de 11

Sumber Dana Jangka Menengah

I. Latar Belakang
Hampir sebagian besar perusahan tidak bisa memperoleh sumber dana tanpa penggunaan
jaminan. Untuk itu mereka harus memberikan berbagai jaminan kepada pihak pemberi dana.
Kredit jangka menengah merupakan kredit yang menggunakan jaminan. Istilah jangka menengah
menunjukkan bahwa kredit yang menggunakan jaminan. Istilah jangka menengah merupakan
kredit tersebut terjangkau waktu satu tahun atau lebih. Tetapi umumnya kurang dari 10 tahun.
Waktu itu memang tidak ada dasarnya. Sehingga mungkin saja pembaca menjumpai bagian
jangka waktu yang berbeda. Tidak ada pembatasan yang pasti antara antara jenis sumber dana
usaha jika di bagi menurut waktu. Jangka pendek, jangkah menengah. Yang termasuk dalam
kelompok sumber dana janka menengah antara lain adalah leasing dan kredit bank berjangka
maksimal lima tahun.
Khusus pembiayaan jangka menengah yang kerap jadi pilihan usaha pebisnis, pada
dasarnya secara global ada beberapa jenis pembiayaan termasuk di dalamnya. Diantaranya
adalah term loan. Term loarn biasa diberikan oleh bank komersial, asuransi, dan pensiun,
lembaga pembiayaan pemerintah dan supplier perlengkapan. Besarnya tingkat bunga term noan
ditentukan beberapa factor seperti tingkat bunga umum, besar kecilnya pinjaman, jatuh tempo,
dan jumlah utang yang telah dimiliki sebelumnya.
Jenis pembiayaan jangka menengah lainnya adalah equipment loan, yaitu pembiayaan
yang biasa digunakan untuk pengadaan perlengkapan baru. Equipment loan biasanya diberikan
untuk perlengkapan yang mudah di perjualbelikan, dan bukan perlengakapan yang
terspesialisasi. Equipment loan biasanya diberikan oleh bank komersial, penjual perlengkapan,
perusahaan asuransi, dana pensiun dan lembaga pembiayaan lainnya. Terdapat dau instrumen
bisa digunakan dalam membiayai equipment ini, yaitu melalui kontrak penjualan
Kondisional dan hipotek barang bergerak. Jika perusahaan mnggunakan kontrak penjualan
kondisional untuk membiayai pembelian perlengkapan, penjual akan menahan sebagian sampai
pembeli melunasi keseluruhan pembiayaan sesuai kontrak. Jadi pada saat perlengkapan dikirim
biasanya penjual menerima down payment dan pembeli bersedia melunasi secara periodik
hingga pada saat pelunasan berakhir maka penjual akan menyerahkan perlengkapan yang ditahan
atau surat-surat perlengkapan tersebut.
II. Term Loan Dan Equipment
Pembiayaan dengan menggunakan jangka menengah banyak digunakan oleh perusahaan
jika mereka membutuhkan dana. Ragam dan sumber pembiayaanpun sekarang makin bertambah,
walaupun sebenarnya tidak dibedakan secara jelas jangka menengah dan jangka sepuluh tahun
adalah jangka menengah dan selebihnya adalah jangka panjang.
Term loan adalah salah satu jenis pembiayaan jangka menengah yang dikeluarkan oleh
commercial bangk , asuransi dana pensiun, lembaga pembiayaan pemerintah dan supplier. Term
loan memiliki biaya yang lebih rendah disbanding dengan penerbitan obligasi atau saham, karena
adanya biaya emisi, pendaftaran dan biaya lainnya sehubungan dengan penerbitan obligasi atau
saham. Selain itu juga tidak semua perusahaan mempunyai persyaratan yang cukup untuk
menerbitkan saham atau obligasi.
Dibandingkan dengan pembiayaan jangka pendek, term loan mempunyai kelebihan pada
panjangnya periode pinjaman sehingga peminjam dapat memanfaatkan pinjaman tersebut lebih
lama dan bagi kreditur term loan ini dapat diperjual belikan jika sewaktu kreditur membutuhkan
pembembalian danan segera.
Dalam term loan biasanya perjanjian masyarakat bahwa pokok pinjaman dan bunganya
dibayar dalam jumlah yang sama secara peridodic. Sehingga misalnya perusahaan meminjam
Rp. 100.000,- selama delapan tahun dengan bunga sembilan persen pertahun maka pembayaran
yang dilakukan setiap akhir tahun pertahuna adalah :

P0 =
100.000 = Xt (5,5350)
= Xt (5,5350)
Xt = 18,067
Sehingga setiap tahun harus membayar angsuran sebesar Rp. 18.067,- yang merupakan
pembayaran bunga dan pokok pinjaman. Berikut table skedul pembayaran dan rinciannya:
Tahun Pokok pinjaman Angsuran Bunga 9% Angsuran pk. Pinjaman
1 100000 18067 9000 9067
2 90933 18067 81833 9884
3 81049 18067 7294 10773
4 70276 18067 6324 11743
5 58533 18067 5267 12800
6 45733 18067 4116 13951
7 31782 18067 2860 15207
8 16575 18067 1492 16575
jumlah 144536 44536 100000
Dari jumlah diatas tampak bahwa pada akhir tahun kedelapan sisa pokok pinjaman
tinggal Rp. 16.575, - sedangkan besarnya angsuran pokok pinjam pada akhir tahun kedelapan
adalah Rp. 16. 575,- total pembayaran sebesar Rp. 100.000,- dan pembayaran bungan sebesar
Rp. 44.536,- penting untuk diketahui bahwa angsuran pokok pinjaman makin membesar dari
tahun ketahun sedangkan porsi pembayaran bunga semakin mengecil.
Besarnya tingkat bunga tern loan ditentukan oleh beberapa factor seperti tingkat bunga
umum, besar kecilnya pinjaman, jatuh tempo, jumlah hutang yang telah dimiliki sebelumnya dan
factor lainnya. Pada umumnya bungar term loan akan lebih besar dari pada bunga hutang jangka
pendek karena pemberian term loan dianggap lebih beresiko disbanding dengan hutang jangka
pendek karena pemberian term loan dianggap lebih beresiko dibanding dengan hutang jangka
pendek karena pemberian term loan dianggap lebih beresiko disbanding dengan hutang jangka
pendek. Salah satu resiko term loan adalah interst rate risk yaitu resiko akibat perubahan tingkat
bunga, dan resiko yang timbul akibat tidak dapat menginvestasikan kembali pembayaran yang
diterima dari peminjam yang lebih kecil.
Pembiayaan jenis lain adalah equipment loan yaitu suatu pembiayaan yang dilakukan
untuk pembelian suatu barang, biasanya diberikan oleh commercial bank, penjual perlengkapan,
perusahaan asuransi, pension funds dan lembaga pembiayaan lainnya. Ada dua cara yang
dilakukan yaitu:
1. kontak penjualan kondisional, adalah kontrak untuk membiayai pembelian perlengkapan
dimana penjual akan menahan sebagian ( biasanya kelengkapan surat-surat) sampai pembeli
melunasi keseluruhan pembayaran sesuai kontak.
2. hipotek barang bergerak, adalah semacam pemberian gadai, dimaan pemberi pinjaman akan
menerima hak gadai sampai peminjam melunasi pinjamannya, apabila peminjaman gagal
mengembalikan pinjamannya maka barang tersebut akan dijual. Biasanya barang yang
dihipotekkan adalah barang umum sehingga mudah untuk dijual. Sekarang model hipotek ini
tidak disertai dengan penahanan barang yang di gadaikan jika barang terseubtu adalah barang
yang berkaitana dengan proses produksi karena hal tersebut akan mengahambat kegiatan
produksi dan peminjaman akan kesulitan untuk melunasi hutangnya.
III. Pembiayaan Leasing
Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatn pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyedianan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu
tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertaiu dengn hak pilih bagi
perusahaawn tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau
memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama .
dengn melakukan leasing perusahaan dapa memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli
untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau
enam bulan sekali kepada pihak lessor.
Melalui pembiayaan leasing perusahaan dapat memperoleh barang-barang modal untuk
operasional dengan mudah dan cepat. Hal ini sungguh berbeda jiak kita mengajukan kredit
kepada bank yang memerlukan persyaratan serta jaminan yang besar. Bagi perusahaan yang
modalnya kuran gatu menengah, dengna melakukan perjanjian leasing akan dapat membantu
perusahaan dalam menjalankan roda kegiatan , setelah jangka leasing selesai, peruasahaan dapat
membeli barang modal yang bersangkutan. Perusahaan yang memerlukan sebagian barang modal
tertentu dalam suatu proses produksi secara tiba-tiba, tetapi tidak mempunyai dana tunai yang
cukup, dapat mengadakan perjanjian leasing untuk mengatasinya. Dengan melakukan leasing
akan lebih menghemat biaya dalam hal pengeluaran dana disbanding dengan membeli secara
tunai.
Di Indonesia leasing baru dikenal melalui surat keputusan bersama menteri keuangan dan
memberi perdagangan republic Indonesia dengan no. KEP-122/MK/ IV/2/1974,
N0.32/M/SK/2/1974, dan No.30/Kpb/I/Kpb/I/1974 tangggal 7 Febuari 1974 tentang perizinan
usaha leasing. Sejalan dengan perkembangan waktu dan perekonomian indnesia permasalahan
yang melibatkan leasing semakin banyak dan kompleks . mulai dari jenis leasing yang paling
penting sedehana sampai paling rumit. Perbedaan jenis leasing menyebabkan perbedaan dalam
pengungkapan laporan keuangan, perlakuan pajak dan akibatnya pada pajak penghasilan badan
akhir tahun. Capital lease dan operating lease sama-sama dikenakan pajak pertambahan nilai,
sedangkan untuk operating lease disamping dikenakan pajak pertambahan nilai juga dikenalkan
pemotongan pajak penghasilan pasal 23, hal ini Karena diperlakluakn asebagai sewa menyewa
biasa. Biaya-biaya yang berkaitan dengan transaksi lease dianggap sebagai usaha bagi pihak
lessee.
Munculnya lembaga leasing merupakan altenatif yang menarik bagi para pengusaha
karena saai ini mereka cenderung menggunakan dana rupiah tunai untuk kegiatan operasional
perusahaan. Melalui leasing mereka bisa memperoleh dana untuk membiayai pembelian barang-
barang modal dengan jangka waktu pengambilan antara tiga tahun hingga lima tahun atau lebih.
Disamping hal tersebut di atas para pengusaha juga memperoleh keuntungan-keuntungan lainnya
seperti kemudian dalam pengurusan.
Suatu keuntungan lain jika ditinjau dari laporan keuangan fiskal adalah transaksi capital
lease diperhitungkan sebagai operational lease pembayaran lease dianggap sebagai biaya
mengurangi pendapatan kena bajak. Tetapi tidak begitu halnya jika ditinjau dari segi komersial.
Secara umum leasing artinya equipment funding, yaitu pembiayaan peralatan/barang
modal untuk digunakan pada proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Pengertian leasing menurut surat keputusan bersama menteri keuangan dan menteri
perdagangan dan industri republik indonesia no. KEP-122/MK/ IV/2/1974, N0.32/M/SK/2/1974,
dan No.30/Kpb/I/Kpb/I/1974 tanggal 7 januari 1974 adalah : setiap kegiatn pembiayaan
perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala
disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang
bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang telah
disepakati bersama”
Eqipmen leasing association di london memberikan definisi leasing sebagai berikut ”
leasing adalah [erkamkoam amtar lessor dan lessee untuk menyewa sesuatu atas barng modal
tertentu yang dipilih/ ditentukan oleh lesse. Hak pemilikna barang modal tersebut ada pada lessor
sedangkan lessee hanya menggunakan dalam jangka waktu tertentu”.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka pada prinsipnya pengertiaan leasing terdiri
dari beberapa elemen di bawah ini:
1. pembiayaan perusahaan
2. penyediaan barang-barang modal
3. jangka waktu tertentu
4. pembayaran secara berkala
5. adanya hak pilih (option right)
6. adanya sisa yang disepakati bersama
7. adanya pihak lessor
8. adanya pihak lessee
Pembiayaan melalui leasin merupakan pembiayaan yang sangat sederhana dalam
prosedur dan pelaksanaannya dan oleh karena itu leasing yang digunakan sebagai pembayaran
alternatif tampak lebih menari. Sebagai suatu alternatif sumber pembiayaan modal bagi
perusahaan, maka leasing didukung oleh keuntungan –keuntungan sebagai berikut
1. fleksibel artinya struktur kontrak dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan yang
besarnya pembayaran atu periode lease dapat diatur sedemikian rupa sesuai dengan kondisi
peruahaan
2. Tidak diperlukan jaminan, karena hak kepemilikan sah atas aktiva yang di lease serta
pengaturan pembayaran lease sesuai dengan pendapatan yang di hasilkan oleh aktiva yang
dilease sudah merupakan jaminan bagi lease itu senidiri
3. Capital saving, yaitu tidak menyediakan dana yang besar, maksimum hanya menyediakan
down payment yang jumlah nya dalam kebiasaan lease tida k telalu besar, jadi malam hal ini bisa
dikatakan menjadi suatu penghematan modal bagi leassee, yaitu lesse dapat menggunakan modal
yang tersedia untuk keperluan lain. Karena leasing umumnya membiayai 100% barang yang
dibutuhkan.
4. Cepat pelayaran, artinya secara prosedur leasing lebih sederhana dan relatif lebih cepat dalam
realisasi pembiayaan bila dibandingkan dengan kredit investasi bank, jadi tanpa prosedur yang
rumit hal itu memberikan kemudahan bagi para pengusaha untuk memperoleh mesin-mesin dan
peraalatan yang mutahir untuk memungkinkan dibukanya suatu bidang usaha produksi yang baru
atau untuk memodernisasi perusahaan.
5. Pembayaran angsuran lease diperlakukan sebagai biaya operasional, artinya pembayaran lease
langsung dihitung sebagai biaya dalam penentuan laba rugi perusahaan, jadi pembayaran di
hitung dari pendapatan sebelum pajak, bukan dari laba yang terkena pajak.
6. Sebagian pelindung terhadap inflasi, artinya terhindar dari resiko penurunan nilai uang uang
yang disebagkan oleh inflasi, yaitu lessee sampai kapan pun tatap membayar dengan satuan
moneter yagn lalu terhadap sisa kewajibannya.
7. Adanya hak lessee pada akhir masa lease.
8. Adanya kepastian hukum, artinya suatu pejanjian leasing tidak dapat dibatalkan dalam keadaan
keuangan umum yang sangat sulit, sehingga dalam keadaan keuangan atau moneter yang sesulit
apapun perjanjian leasing tetap berlaku.
9. Terakadang leasing merupakan satu-satunya car untuk mendapatkan aktiva bagi suatu
perusahaan, teutama perusahaan ekonomi lemah, untuk dapat memodernisasi pabriknya.
Klasifikasi leasing, diantaranya:
a. Capital leasing
Perusahaan leasing pada jenis ini berlaku sebagai suatu lembaga keuangan. Lessee yang akan
membutuhkan suaut barang modal menentukan sendiri jenis serta spesifikasi dari barang yang
dibutuhkan . lessee juga mengadakan negosiasi langsung dengan supplier mengenai harga,
syarat-syarat perawatan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengoperasian barang
tersebut. Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang tersebut kepada supplier
dan kemudian barang tersebut lessee akan membayar secara berkala kepada kepada lessor
sejumlah uang yang berupa rental untuk jangka waktu tertentu yang disepakati bersama. Jumlah
rental ini secara keseluruhan akan meliputi harga barang yang dibayar oleh lessor ditambah
bunga serta keuntungan pihak lessor.
b. Operating lease
Pada operating lease, lessor membeli barang dan kemudian menyewakan kepada lessee untuk
jangka waktu tertentu , dalam praktik lessee membayar rental yang besarnya secara keseluruhan
tidak meliputi harga barang serta biaya yang dikelurkan oleh lessor. Didalam menentukan
besarnya lease, lessor tidak memperhitungkan biaya-biaya tersebut karena setelah masa lease
berakhir diharapkan harga barang tersebut masih cukup tinggi. Disini jelas tidak ditentukan
adanya nilai sisa serta hak opsi bagi lessee.
c. Sales type lease (lease (lease penjualan )
Lease penjualan biasanya dilakukan oleh perusahaan industri yang menjual lease barang hasil
produksinya. Dalam kontrak penjualan lease diakui dua macam pendapatan penjualan barang dan
pendapatan bunga atas jasa pembelanjaan selama jangka waktu lease.
d. leverage lease
Pada leasing ini dilibatkan pihak ketiga yang disebut credit provider. Lessor tidak membiayai
objek leasing hingga sebesar 100% dari harga barang melainkan hanya antara 20% hingga 40 %
kemudian sisa dari harga barang tersebut akan dibiayai oleh credit provider.
e. Cross border lease
Transaksi pada jenis ini merupakan suatu transaksi leasing yang dilakukan dengan melewati
batas suatu negara. Dengan demikian antara lessor dan lessee terletak pada dua negara yang
berbeda. Barang-barang atau peralatan yang di transaksikan dalam cross border lease meliputi
niali jutaan dollar amerika serikat. Seperti pesawat terbang bermesin jet dari pabrikan boeing dan
airbus.
IV. Perlakuan Akuntansi Leasing
1. Perlakuan akuntansi oleh penyewa guna usaha ( lessee)
Kejadian-kejadian yang terjadi di perusahaan setelah diidentifikasi barulah dilakukan
pencatatan. Berikut ini akan dijelaskan cara memperlakukan transaksi yang terjadi menurut
standar akuntansi keuangan. Perlakuan akuntansi berbeda-beda pada tiap transaksi pada setiap
jenis lease.
a. Pada capital lease
· Transaksi sewa guna diperlukan dan dicatat sebagai aktiva tetap dan kewajiban pada awal
masa sewa guna usaha sebesar niali tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah
nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar oleh penyewa guna usaha pada akhir masa sewa guna
usaha. Selama masa sewa guna usaha setiap pembayaran sewa guna usaha dan beban bunga
berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban penyewa guna usaha.
· Tingkat diskonto yagn digunakan untuk menentukan nilai tunai dari pembayaran sewa guna
usaha adalah tingkat bunga yang di bebankan oleh perusahaan sewa guna usaha atau tingkat
bunga yagn berlaku pada awal sewa guna usaha.
· Aktiva yang sewa guna usahakan harus diamortisasi dalam jumlah yang wajar berdasarkan
taksiran masa manfaatnya.
· Kalau aktiva yang disewa guna usaha dibeli sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha,
maka perbedaan antara pembayaran yang dilakukan dengan sisa kewajiban dibebankan atau
dikreditkan pada tahun berjalan.
· Kewajiban sewa guna usaha harus disaji sebagai kewajiban lancar dan janga panjang sesuai
praktek aygn lazim untuk jenis usaha penyewa guna usaha.
· Dalam hal melakukan penjualan dan penyewaan kembali ( sales and leaseback) maka
transaksi tersebut harus dilakukan sebagai dua transaksi terpisah, yaitu transaksi penjualan dan
trandsaksi sewa guna usaha. Selisih anatara harga jual dan nilai buku aktiva yang dijual harus
diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan. Amortisasi atas
keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan harus dilakukan secara perporsional dengan biaya
amortisasi aktiva yang disewa guna usaha apabila leasback merupakan capital lease atau secara
proposional dengan biaya sewa apabila leaseback merupakan operating lease.
b. Pada sewa menyewa biasa (operaring lease)
Pembayaran sewa guna usaha selama tahun berjalan merupakan biaya sewa yang diakui dan
dicatat berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa guna usaha, meskipun pembayaran
sewa guna dilakukan dalam jumlah yang tidak sama pada setiap periode.
2. Perlakan akuntasi oleh perusahaan sewa guna usaha (lessor)
Walaupun penulisan dalam pembahasan selanjutnya mengenai akuntansi leasing hanya
membatasi diri dari segi lessee. Tetapi disini dijelaskan juga perlakuan akuntansi dari segi lessor.
Berbeda dengan pihak lessee, lessor memperlakukan transaksi sebagai berikut:
a. Pada finance lease
· Penanaman netto dalam aktiva yang disewakan usahakan harus diperlakukan dan dicatat
sebagai penananman netto sewa guna usaha. Jumlah penanaman netto teridiri dari jumlah
piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang akan diterima oleh perusahaan
sewa guna usaha dikurangi dengan pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui ( unearned
lease income), dan simpanan jaminan ( security income).
· Selisih antara piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) dengan perolehan
aktiva yang disewa guna usahakan diperlukan sebagai pendapatan sewa guna usaha yang belum
diakui ( unearned lease income).
· Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui harus dialokasikan secara konsisten sebagai
pendapatan tahun berjalan berdasarkan tingkat pengembalian berkala (periodie rate of retur) atas
penanaman netto perusahaan sewa guna usaha.
· Apabila perusahaan sewa guna usaha menjual barang modal kepada penyewa guna usaha
sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha maka perbedaan antara harga jual dengan
penanaman netto dalam sewa guna usaha pada saat penjualan dilakukan harus diakui dan dicatat
sebagai keuntungan atau kerugian periode berjalan.
· Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha haru diakui dan
dicatat sebagai pendapatan periode berjalan.
b. Pada operating lease
· barang modal yang disewa guna usahakan harus di perlakukan dan catat sebagai aktiva sewa
guna usaha berdasarkan harga perolehan.
· Pembayaran sewa guna usaha ( lese payment ) selama tahun berjalan yang diperoleh dari
penyewa guna usaha diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus sepanjang masa sewa
guna usaha, meskipun pembayaran sewa guna usaha mungkin dilakukan dalam jumlah yang
tidak sama setiap periode
· Penyusutan aktiva yagn disewa guna usahakan harus dilakukan dalam jumlah yang layak
berdasarkan taksiran masa manfaatnya.
· Kalau aktiva yang di sewa guan usahakan dijual maka perbedaan antara nilai buku dan harga
jual harus diakui dan dicatat sebagai kerugian atau kerugian atau keuntungan tahun berjala.
V. Evaluasi Dari Lessee
Setiap rencana lease harus dievaluasi baik oleh lessee maupun lessor.lessee harus
menentukan apakah me-lease suatu aktiva lebih murah dari pada membelinya, sementara lessor
harus memutuskan apakah lease tersebut akan menghasilkan tingkat pengembalian yang wajar
atau tidak. Karena focus kita ditujukan pada manajemen keuangan dan bukan pada investasi,
maka kita membatasi analisis pada hal-hal yang bersangkutan paut dengan lessee.
Pada umumnya terjadinya perjanjian lease mengikuti urutan yang akan diuraikan berikut
ini. Kita harus memperhatikan bahwa banyak leteratur teoritis tentang cara yang tepat untuk
mengevaluasi keputusan lease versus pembelian aktiva, dan sejumlah model keputusan yang
sangat rumit telah dikembangkan untuk membantu analsis tersebut. Akan tetapi, analisis yang
disajikan di sini mengarah kepada keputusan yang tepat dalam setiap kasus yang pernah kami
temukan.
1. Perusahaan memutuskan untuk memperoleh bangunan atau peralatan tertenu. Keputusan ini
didasarkan atas prosedur pengangguran modal yang biasanya dan keputusan untuk memperoleh
aktiva tersebut sudah laksanakan sebelum analisis lease kita hanya mempertimbangkan apakah
akan membiayai mesin itu dengan lease atau pinjam.
2. Setelah perusahaan memutuskan untuk memperoleh suatu aktiva, pertanyaan berikutnya adalah
bagaimana membiayainya. Perusahaan yang dikelolah dengan baik tidak mempunyai banyak
uang kas yang menganggur sehingga aktiva baru harus dibiayai dengan cara tertentu.
3. Dana untuk membeli aktiva dapat diperoleh dengan meminjam , dengan menahan laba atau
dengan menerbitkan saham baru. Cara lain adalah dengan melease aktiva tersebut , maka lease
akan mempunyai pengaruh yang sama seperti pinjaman terhadap struktur modal lessee.

Você também pode gostar