Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Definisi/deskribsi
Manajemen bencana adalah suatu proses dinamis, berlanjut dan terpadu untuk meningkatkan
kualitas langkah-langkah yang berhubungan dengan observasi dan analisis bencana serta pencegahan,
mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini, penanganan darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi bencana.
(UU 24/2007).
Manajemen bencana menurut (University of Wisconsin) sebagai serangkaian kegiatan yang
didesain untuk mengendalikan situasi bencana dan darurat dan untuk mempersiapkan kerangka untuk
membantu orang yang renta bencana untuk menghindari atau mengatasi dampak bencana tersebut
Manajemen bencana menurut (Universitas British Columbia) ialah proses pembentukan atau
penetapan tujuan bersama dan nilai bersama (common value) untuk mendorong pihak-pihak yang
terlibat (partisipan) untuk menyusun rencana dan menghadapi baik bencana potensial maupun akual.
Tujuan umum
Anggota memahami dan dapat menerapkan pada kasus-kasus yang terjadi daerah maupun nasional
Tujuan khusus
Tujuan Kognitif :
Tujuan Psikomotor
Tujuan Afektif
4. Manajemen kegawatdaruratan
Penilaian awal korban cedera kritis akibat cedera multipel merupakan tugas yang
sangat penting dan tiap menit berarti hidup atau mati. Sistem Pelayanan Tanggap Darurat
ditujukan untuk mencegah kematian dini karena trauma yang bisa terjadi dalam beberapa
menit hingga beberapa jam sejak cedera (kematian segera karena trauma, immediate,
terjadi saat trauma. Perawatan kritis, intensif, ditujuan untuk menghambat kematian
kemudian, late, karena trauma yang terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa minggu
setelah trauma).
Gambar : Alur Penderita Gawat Darurat
Sumber :Yufla, Anna Syafitri et all, 2018
Menunjuk petugas RHA (Rapid Health Assessment) merupakan pertugas yang
menilai keadaan secara cepat dengan mengumpulkan data medis, epidmiologis, dan
kesling, mengnalisisnya seta menyimpulkannya, Gunanya untuk mengajukan permintaan
jumlah dan jenis bantuan ke instansi terkait. Menunjuk petugas pelaksanan kegiatan di
lapangan dengan lokasi kerja masing – masing :
a. Komando/komunikasi/logistik: biasanya pada satu lokasi
b. Ekstrikasi
c. Triase
d. Tindakan
e. Transportasi
Dalam situasi bencana sudah pasti akan timbul korban, dari yang ringan sampai yang
berat bahkan meninggal dunia. Kondisi tersebut masih ditambah dengan jumlah korban
yang seringkali melebihi kondisi sehari-hari. Keadaan tersebut akan mudah menimbulkan
kepanikan dan kekacauan dalam penanganan korban di rumah sakit. Pimpinan
bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya yang dimilikinya untuk diatur dan
dikoordinasikan. Disinilah diperlukan pengorganisasian yang tepat dari semua unsur.
✓ Koordinasi (coordination)
Misalnya:
✓ Penyiapan sarana komunikasi
✓ Pos komando
✓ Penyiapan lokasi evakuasi
✓ Rencana Kontinjensi dan sosialisasi peraturan / pedoman
penanggulangan bencana.
B. Penanganan Lapangan
1) Manajemen Koordinasi Lapangan
Penanggulangan masalah kesehatan di lapangan yaitu penanggulangan di
lokasi mulai dari tingkat kecamatan sampai pada tingkat kabupaten/kota dengan
memperhatikan aspek koordinasi dan kepemimpinan yang didukung oleh
sumberdaya internal dan bantuan dari luar. Koordinasi adalah upaya
menyatupadukan berbagai sumber daya dan kegiatan organisasi menjadi suatu
kekuatan sinergis, agar dapat melakukan penanggulangan masalah kesehatan
masyarakat akibat kedaruratan dan bencana secara menyeluruh dan terpadu
sehingga dapat tercapai sasaran yang direncanakan secara efektif serta harmonis.
Upaya menciptakan koordinasi yang baik merupakan salah satu aspek
kesiapsiagaan.
Penanggulangan Masalah Kesehatan. Koordinasi penanggulangan masalah
kesehatan ini meliputi koordinasi internal berupa kerja sama lintas program dari
sumber daya yang berbeda (Pemerintah,Ornop, LSM, Swasta dan masyarakat) di
daerah rawan bencana. Program tersebut antara lain mengintregasikan upaya
penilaian kebutuhan kesehatan akibat bencana; pelayanan kesehatan dasar dan
spesialistik; perbaikan gizi darurat; imunisasi, pengedalian vektor, sanitasai dan
dampak lingkungan; penyuluhan kesehatan; bantuan logistik kesehatan dan lain-
lain.
Koordinasi internal ini mengoptimalkan kegiatan organisasi pemerintah, non
pemerintah, LSM, dan lain lain yang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang
sama.
Koordinasi memerlukan :
Manajemen penanggulangan masalah kesehatan yang baik.
Adanya tujuan, peran dan tanggung jawab yang jelas dari organisasi.
Sumber daya dan waktu yang akan membuat koordinasi berjalan.
Jalannya koordinasi berdasarkan adanya informasi dari berbagai
tingkatan sumber informasi yang berbeda.
Untuk memperoleh efektifitas dan optimalisasi sumber daya PMK diperlukan
persyaratan tertentu antara lain:
Komunikasi berbagai arah dari berbagai pihak yang dikoordinasikan.
Kepemimpinan dan motivasi yang kuat disaat krisis.
Kerjasama dan kemitraaan antara berbagai pihak.
Koordinasi yang harmonis.
Keempat syarat tersebut dipadukan untuk menyusun :
Perencanaan
Pengorganisasian
Pengendalian
Evaluasi Penanggulangan Masalah Kesehatan.
Sistem Koordinasi Penanggulangan Masalah Kesehatan
NB :
Contoh tenaga medis yang terlibat, antara lain:
dokter umum, dokter spesialis bedah, dokter spesialis bedah tulang, dokter anestesi,
dokter penyakit dalam, dokter spesialis kandungan, dokter spesialis anak, dokter
spesialis jiwa, perawat mahir (gawat darurat, kamar bedah, intensif, rawat bedah),
perawat anestesi, perawat umum, radiographer, tenaga analisis laboratorium, apoteker
dan asisten apoteker, ahli gizi/dietisien. Tenaga non-medis yang terlibat, antara lain:
pengemudi/supir, juru masak, tenaga administrasi, tenaga laundry, tenaga teknisi listrik
dan
mesin, tenaga pembantu umum (untuk tenaga gudang, kebersihan, dll.), tenaga
keamanan
pengemudi/supir, juru masak, tenaga administrasi, tenaga laundry, tenaga teknisi listrik dan
mesin, tenaga pembantu umum (untuk tenaga gudang, kebersihan, dll.), tenaga keamanan
1. Melihat jenis bencana yang terjadi, misalnya bencana banjir, bencana gunung meletus,
bencana kebakaran hutan, bencana kebakaran, bencana akibat konflik (huruhara).
Berdasarkan data tersebut, kita dapat melakukan perhitungan yang relative sesuai dengan
kebutuhan selain jenis obat yang disediakan juga dapat mendekati kebutuhan nyata.
3. Pedoman pengobatan yang umum digunakan. Dalam hal ini sebaiknya merujuk pada
Pedoman Pengobatan yang diterbitkan oleh Depkes.
Agar penyediaan obat dan perbekalan kesehatan dapat membantu pelaksanaan pelayanan
kesehatan pada saat kejadian bencana, jenis obat dan perbekalan kesehatan harus sesuai
dengan jenis penyakit dan pedoman pengobatan yang berlaku.
1. Tenda Gudang
3. Tenda Bedah
4. Tenda Perawatan
5. Tenda Intensive Care Unit (ICU)
6. Tenda Farmasi
9. Tenda X-Ray
4. Prasarana Penerangan
2.3.Ambulance Protocol
Mobil ambulans boleh memakai lampu rotti bulat dan light bar
merah-biru atau biru-biru.