Você está na página 1de 21

MAKALAH

KEMITRAAN SEKOLAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah


Yang dibimbing Oleh Drs. Triastono Imam P, M. Pd. dan Deny Setiawan, M. Pd.

Oleh:
Kelompok 8
Offering A / S1 Pendidikan Biologi

Fatimatuzzahro Intan P 160341606097


Mamik Rizkiatul L 160341606051
Racy Rizky Abdillah 160341606056

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
OKTOBER 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah “Kemitraan Sekolah” dengan tepat waktu. Makalah ini
diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Berbasis
Sekolah.Pada kesempatan ini penulis tak lupa mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam menyusun makalah ini sehingga
penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dalam waktu yang telah
ditentukan. Tidak lupa penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Drs. Triastono Imam P, M. Pd. dan Deny Setiawan, M. Pd selaku dosen
pengampu matakuliahManajemenBerbasisSekolah (MBS) yang telah
membantu dan membimbing penulis dalam menyusun makalah baik
instrumen maupun sistematika.
2. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan materi, moral,
dan spiritual, dan
3. Teman-teman offering A angkatan 2016, yang banyak membantu dan
memberi masukan dalam penyempurnaan makalah ini.

Makalah ini merupakan tugas yang berisi tentang materi Kemitraan


Sekolah. Penyusunan makalah ini tentu masih terdapat kekurangan dan kesalahan.
Untuk itu penulis berharap adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif
maupun inovatif agar makalah ini menjadi lebih sempurna. Selain itu penulis
berharap makalah ini nantinya dapat bermanfaat bagi semua pihak yang telah
membaca khususnyakalanganpendidik.

Malang, 07 November 2018

Tim Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .........................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Tujuan ................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kemitraan ............................................................................
2.2 Tujuan Program Kemitraan ....................................................................
2.3 Model Program Kemitraan .....................................................................
2.4 Prinsip Program Kemitraam ..................................................................
2.5 Bentuk Program Kemitraan ...................................................................
2.6 Jejaring Program Kemitraan .................................................................
2.7 Perencanaan Program Kemitraan ............................................................
2.8 Pelaksanaan Program Kemitraan ..........................................................
2.9 Supervisi dan Evaluasi Program Kemitraan .........................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................
3.2 Saran ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan paradigma dalam hal hubungan keluarga, sekolah dan
masyarakat terjadi seiring perubahan yang terjadi di dunia pendidikan sebagai
akibat dari berubahnya norma dan pranata masyarakat sebagai akibat dari
perubahan zaman. Globalisasi, dengan revolusi informasi dan teknologinya,
membuat dunia serasa semakin kecil. Batasan waktu dan ruang hamper tidak
ada lagi. Arus informasi mengalir bebas dari satu belahan bumi ke belahan
bumi lainnya.
Perubahan dan perkembangan ini menggeser paradigma dan tabu lama
dalam hal hubungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Dalam paradigma
lama, keluarga, sekolah dan masyarakat dianggap sebagai institusi yang
terpisah-pisah. Oleh karena itu, tabulah kalau masyarakat ikut campur tangan
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Apalagi sampai masuk ke
wilayah kewenangan professional guru.
Sebaliknya, dewasa ini dalam batas-batas tertentu, anggapan semacam
itu tidak lagi berlaku. Keluarga berhak mengetahui apasaja yang diajarkan
kepada anak. Dengan metode apa anak diajar. Disinilah hubungan antara
keluarga dan sekolah mulai terjalin. Masyarakat pun berhak mengetahui apa
yang terjadi di sekolah, bisa memberikan sumbang saran untuk peningkatan
mutu pendidikan. Dari sinilah terjadi hubungan resiprokal saling mengisi dan
saling member antara sekolah, keluarga dan masyarakat.
Hubungan resiprokal ini selanjutnya berkembang menjadi hubungan
kemitraan. Kemitraan perlu ditumbuhkan, dikembangkan dan dipelihara
karena aadanya masalah dan tantangan yang dihadapi dalam unpaya untuk
memberikan pendidikan berkualitas prima. Kompleksitas masalah yang
melingkupi dunia pendidikan sebagai akibat dari perkembangan zaman dan
tuntutan masyarakat membuat tidak ada satu pihak pun yang bisa memahami
dan menyelesaikan masalah yang ada seorang diri. Tidak ada lagi single
fighter yang bisa mengatasi semua masalah yang ada.
Pergeseran peran utama pemerintah dan swasta sebagai pemasok utama
ke masyarakat membuat kemitraan semakin nyata urgensinya. Pemerintah dan
swasta tidak bisa lagi berperan sebagai satu-satunya yang menyediakan,
menyelenggarakan dan mengawasi keberlangsungan pendidikan karena
keterbatasan sumber-sumber daya yang dimiliki. Untuk mengatasi permasalah
ini, keterlibatan dan partisipasi masyarakat sangat diharapkan.
Kemitraan adalah solusi untuk mengatasi masalah kelangkaan dan
distribusi sumberdaya di semua pihak. Kemitraan memungkinkan terjadinya
sinergi untuk mencapai tujuan bersama. Ketika kita, pada satu sisi
mengharapkan tersedianya pendidikan dengan kualitas prima sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman, mustahil kalau kita, keluarga dan
masyarakat, hanya menumpukan beban di pundak sekolah dan penyelenggara
persekolahan. Tuntutan akan tersedianya pendidikan berkualitas prima baru
bisa dipenuhi manakala terjadi hubungan resiprokal aktif interaktif antara
sekolah, keluarga dan masyarakat dalam konteks pemberdayaan.
Dalam konteks masa kini, partisipasi keluarga dan masyarakat dalam
pendidikan tidak bisa lagi dipandang hanya sebatas kewajiban. Partisipasi
masyarakat kini adalah hak (Dwiningrum; 2011:51). Karena sifatnya adalah
hak, maka masyarakat seharusnya menuntut dirinya untuk menjalankan
haknya dengan melibatkan diri dan berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pendidikan. Hubungan resiprokal sekolah, keluarga dan masyrakat
diwujudkan dalam banyak hal. Ada yang bersinggungan langsung dengan
proses pendidikan di sekolah. Ada yang tidak bersinggungan langsung dengan
proses pendidikan di sekolah. Salah satu aplikasi bentuk kemitraan adalah
komite sekolah.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah ini diantaranya:
1. Bagaiamana pengertian dari kemitraan?
2. Bagaiamana tujuan dari kemitraan?
3. Bagaiamana model kemitraan?
4. Bagaiamana prinsip kemitraan?
5. Bagaiamana bentuk kemitraan?
6. Bagaiaman jejaring kemitraan?
7. Bagaimana perencanaan program kemitraan?
8. Bagaimana pelaksanaan program kemitraan?
9. Bagaiamana supervisi dan evaliuasi program kemitraan?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini diantaranya:
1. Untuk Mengetahui pengertian dari kemitraan
2. Untuk Mengetahui tujuan dari kemitraan
3. Untuk Mengetahui model kemitraan
4. Untuk Mengetahui prinsip kemitraan
5. Untuk Mengetahui bentuk kemitraan
6. Untuk Mengetahui jejaring kemitraan
7. Untuk Mengetahui perencanaan program kemitraan
8. Untuk Mengetahui pelaksanaan program kemitraan
9. Untuk Mengetahui supervisi dan evaliuasi program kemitraan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kemitraan


Secara etimologis, kata atau istilah kemitraan adalah kata turunan dari kata
dasar mitra. Mitra, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya teman,
sahabat, kawan kerja. Visual sinonim, kamus online memberikan definisi yang
sangat bagus mengenai kemitraan. Kemitraan diartikan sebagai hubungan
kooperatif antara orang atau kelompok orang yang sepakat untuk berbagi
tanggung jawab untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah ditetapkan (PPTK,
2015).
Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dalam modul
pemberdayaan Komite Sekolah menjelaskan bahwa yang dimaksud kemitraan
dalam konteks hubungan resiprokal antara sekolah, keluarga dan masyarakat
kemitraan bukan sekedar sekumpulan aturan main yang tertulis dan formal atau
suatu kontrak kerja melainkan lebih menunjukkan perilaku hubungan yang
bersifat erat antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak saling
membantu untuk mencapai tujuan bersama (PPTK, 2015).
Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016 dalam
petunjuk teknis kemitraan sekolah menengah atas atau kejuruan kengan keluarga
dan masyarakat menyatakan bahwa kemitraan tri sentra pendidikan adalah
kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat yang berlandaskan
pada azas gotong royong, kesamaan kedudukan, saling percaya, saling
menghormati, dan kesediaan untuk berkorban dalam membangun ekosistem
pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi peserta didik.
Pada esensinya kemitraan adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau
kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok.
Kemitraan adalah hubungan dan jalinan kerjasama dimana masing-masing pihak
yang bermitra memiliki keahlian berbeda untuk bekerja bersama menjadi satu
kelompok atau tim (Ixtiarto & Sutrisno, 2016). Kemitraan mengandung beberapa
pengertian diantaranya sebagai berikut:
a. Kerjasama yaitu derajat upaya sesuatu pihak untuk memenuhi keinginan
pihak lain
b. Keteguhan yaitu derajat upaya sesuatu pihak untuk memenuhi keinginan
sendiri
c. Kolaborasi yaitu situasi dimana masing-masing pihak ingin memenuhi
sepenuhnya kepentingan semua pihak
d. Kompromi adalah situasi dimana masing-masing pihak bersedia
mengorbankan sesuatu sehingga terjadi pembagian beban dan manfaat.
Kemitraan merupakan koneksi antara sekolah dan anggota masyarakat,
keluarga, organisasi, lembaga bisnis yang terencana dengan sungguh-sungguh
yang secara langsung atau tidak langsung agar mampu mendorong perkembangan
sosial, emosi, fisik, dan intelektual peserta didik (Pratiwi, 2016).
Sekolah dapat memilih peran yang dirasa sesuai dalam mengembangkan
kemitraan dengan keluarga dan masyarakat ini. Sekolah dapat menjadi
penghubung komunikasi dan interaksi dengan kelurga dan masyarakat yang
berpengaruh secara langsung terhadap pembentukan performa belajar peserta
didik. Sekolah dapat mendesain suatu bentuk komunikasi dan interaksi yang lebih
intens antara ketiganya agar dapat memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap performa belajar peserta didik secara bersama-sama. Melalui interaksi
antara sekolah, keluarga dan masyarakat, peserta didik akan semakin menerima
banyak informasi tentang pentingnya sekolah, belajar dengan sungguh-sungguh,
berpikir kreatif, saling membantu dan betah di sekolah(Fachturrochman, 2012).
Dalam mengembangkan kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat
harus menjadikan peserta didik sebagai pusatnya, karena peserta didik merupakan
sentral dalam pendidikan di sekolah. Kemitraaan antara keluarga, sekolah, dan
masyarakat tidak dapat disederhanakan hanya untukkeberhasilan anak di sekolah
(Fachturrochman, 2012).

2.2 Tujuan Program Kemitraan


Program kemitraan sekolah memiliki tujuan umum dan tujuan khusus sebagai
berikut:

2.2.1 Tujuan Umum


Program kemitraan ini bertujuan untuk menjalin kerjasama dan keselarasan
program pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat sebagai tri sentra
pendidikan dalam membangun ekosistem pendidikan yang kondusif untuk
menumbuh kembangkan karakter dan budaya berprestasi peserta didik
(Kemendikbud, 2016).

2.2.2 Tujuan Khusus


Secara khusus, berikut ini tujuan program kemitraan satuan pendidikan
dengan keluarga dan masyarakat untuk:
a. Menguatkan jalinan kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat
dalam mendukung lingkungan belajar yang dapat mengembangkan potensi
anak secara utuh
b. Meningkatkan keterlibatan orang tua atau wali dalam mendukung
keberhasilan pendidikan anak di rumah dan di sekolah
c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mendukung program
pendidikan di sekolah dan di masyarakat (Kemendikbud, 2016).
Sedangkan menurut Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Dan Penjaminan Mutu
Pendidikan Tahun 2015, manfaat yang dapat diperoleh dari program kemitraan
sekolah dengan pihak eksternal, diantaranya:
a. Mendapatkan informasi terkini.
Sekolah memerlukan informasi terkini tentang perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi guna mengantisipasi perubahan yang terjadi
akibat perkembangan tersebut. Selain itu kemitraan antar lembaga akan
dapat memberikan informasi kepada sekolah tentang kebutuhan jenis-jenis
dan jumlah tenaga kerja terampil yang diperlukan saat itu dan prediksi
untuk masa mendatang.
b. Memperoleh bantuan perlatan, tenaga ahli, tenaga sukarela.
Melalui kemitraan antar lembaga dapat mengetahui kebutuhan sekolah
akan perlatan, bahan pembelajaran, dan tenaga ahli. Dengan demikian
mereka dapat berpartisipasi dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
c. Mendapat kesempatan berbagi pengalaman.
Apabila kemitraan antar lembaga dilakukan antar sekolah dengan pusat
pelatihan, pendidik dan tenaga pendidikan (PTK) dapatberbagi
pengalaman dalam berbagai hal seperti pengelolaan sekolah,
pengembangan kurikulum, pemberdayaan masyarakat, pelatihan
kompetensi, peningkatan sumber daya manusia, efisiensi penggunaan
peralatan.
d. Melaksanakan proyek bersama.
Dalam kerangka kemitraan antar lembaga, para pihak yang bermitra dapat
melaksanakan proyek bersama, misal dalam pelatihan, mengembangkan
prototipe peraga, pengembangan bakat siswa. Kemitraan ini
menguntungkan kedua belah pihak.
e. Mendapatkan beasiswa.
Melalui kemitraan antar lembaga dapat dirintis pemberian beasiswa
kepada tamatan sekolah yang berprestasi amat baik atau tamatan yang
performansinya ditempat kerja amat baik. Beasiswa ini dapat
dimanfaatkan oleh yang bersangkutan untuk meningkatkan kompetensinya
atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
f. Meningkatkan kreativitas.
Kemitraan yang dilakukan diharapkan dapat membuka dan mendorong
kreativitas untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja bagi PTK.

2.3 Model Kemitraan


Model kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat secara konseptual
dapat digambarkan seperti tampak pada gambar 1. Sedangkan secara operasional
model ini dapat dikembangkan atas dasar pendayagunaan potensi dan sumber
daya keluarga dan masyarakat secara kolaboratif. Kemitraan dibangun di atas
dasar kebutuhan anak sehingga orang tua atau wali dan masyarakat diharapkan
dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang berkaitan dengan sekolah. Model
kemitraan melibatkan jejaring yang luas dan melibatkan peserta didik, orang tua,
guru, tenaga kependidikan, masyarakat, kalangan pengusaha, dan organisasi mitra
di bidang pendidikan (Kemendikbud, 2016).
Model operasional kemitraan ini dikembangkan dengan mendayagunakan
semua potensi sumberdaya yang dimiliki sekolah, keluarga dan masyarakat secara
kolaboratif. Pihak sekolah bertindak sebagai:
a. Pemrakarsa dalam kemitraan, yaitu pihak yang mengawali untuk
membangun kemitraan, misalnya pada hari pertama masuk sekolah,
sekolah dalam hal ini diwakili oleh wali kelas memimpin pertemuan
dengan orang tua/wali untuk membahas program sekolah dan agenda
pertemuan orang tua/wali.
b. Fasilitator kemitraan, yaitu pihak yang memfasilitasi terwujudnya
kemitraan dengan keluarga dan masyarakat, misalnya menyediakan tempat
penyelenggaraan kelas orang tua/wali
c. Pengendali kemitraan, yaitu pihak yang mengendalikan secara proaktif
sehingga kemitraan terus berjalan semakin baik, misalnya melakukan
evaluasi perubahan perilaku orang tua/wali dalam keterlibatannya
mendukung proses pendidikan anak di rumah.

Gambar 1. Model Operasional Kemitraan Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat


(Sumber: Kemendikbud, 2016).

Pemberdayaan, pendayagunaan, dan kolaborasi tri sentra pendidikan tersebut


diharapkan dapat membentuk ekosistem sekolah yang aman, nyaman, dan
menyenangkan, sehingga bisa menjamin tumbuh kembang fisik, intelektual,
sosial, emosional dan spiritual peserta didik (Arifin, 2012).
2.4 Prinsip Kemitraan
Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dirancang agar
terbentuk ekosistem pendidikan yang dapat mendorong tumbuhnya. Untuk
mewujudkan harapan tersebut, maka menurut Kemendikbud (2016), kemitraan
dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip-prinsip berikut:
a. Kesamaan Hak, Kesejajaran, dan Saling Menghargai.
Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dapat terjalin
secara dinamis dan harmonis apabila semua unsur yang terlibat memiliki
kesamaan hak, kesejajaran, dan saling menghargai sesuai dengan peran
dan fungsinya. Prinsip ini akan mendorong peran aktif dan sukarela dari
semua pihak untuk terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi program kemitraan.
b. Semangat Gotong-Royong dan Kebersamaan.
Kemitraan dibangun atas dasar semangat gotong royong dan kebersamaan.
Prinsip ini akan terjadi apabila semua pihak merasakan ada kebutuhan dan
kepentingan yang sama terkait dengan pendidikan anak atau peserta didik.
Prinsip ini akan menumbuhkankan keinginan dari semua pihak untuk
berkolaborasi dan bersinergi untuk menciptakan ekosistem pendidikan
yang dapat memberi pengalaman belajar yang kaya kepada peserta didik.
c. Saling Melengkapi dan Memperkuat.
Pihak sekolah tidak mungkin mampu melayani semua kebutuhan belajar
peserta didiknya dengan segala keterbatasan sumberdaya yang dimiliki.
Untuk itu, perlu dijalin kemitraan dengan orang tua dan masyarakat
sehingga tercipta tri sentra pendidikan yang saling melengkapi dan
memperkuat sesuai perannya masing-masing.
d. Saling Asah, Saling Asih, dan Saling Asuh.
Prinsip saling asah, saling asih, dan saling asuh diharapkan dapat
mewujudkan terjadinya proses berbagi pengalaman, pengetahuan,
keterampilan, dan nilai/norma antara satu dengan lainnya. Serta terjadi
proses saling membelajarkan antara pihak sekolah, keluarga, dan
masyarakat dilandasi oleh rasa cinta dan kasih sayang dalam rangka
menciptakan ekosistem pendidikan yang baik bagi peserta didik.
2.5 Bentuk Kemitraan
Menurut Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan Dan Penjaminan Mutu Pendidikan Tahun
2015, kemitraan antar lembaga dapat dilaksanakan dalam bentuk formal (resmi),
informal (tidak resmi), formal dan informal, dan formal bilateral atau multi lateral.
Masing-masing bentuk kemitraan dapat dijelaskan sebagai berikut.

2.5.1 Kemitraan Formal


Kemitraan formal adalah bentuk kerjasama yang didasarkan pada satu
kesepakatan atau perjanjian yang sifatnya mengikat dan dituangkan dalam
dokumen naskah bersama. Contoh bentuk kemitraan formal yang dilakukan
dengan pihak-pihak lain di luar negeri antar institusi pendidikan dan pelatihan,
misalnya kerjasama antar lembaga (bilateral) seperti Indonesia-Australia,
Indonesia-Jepang, kerjasama dengan SEAMOLEC, dan lain-lain.

2.5.2 Kemitraan Informal


Kemitraan informal adalah kemitraan yang didasarkan kesepakatan yang
tidak mengikat dan tidak dituangkan dalam dokumen naskah kerjasama, tetapi
lebih merupakan sebagai wujud adanya cooperative, kebersamaan dan saling
menghargai dan menghormati keberadaan dari lembaga masing-masing.Misalnya
saling mengundang dalam acara-acara kegiatan seminar, lokakarya, dan saling
mengadakan kunjungan antar lembaga yang melakukan kemitraan. Pelaksanaan
kemitraan informal dapat sewaktu-waktu berubah atau dihentikan karena
perubahan pimpinan atau perubahan kebijakan dari pihak-pihak yang terlibat
dalam kemitraan. Contoh: Kemitraan sekolah dengan sekolah.

2.5.3 Kemitraan formal dan informal


Kemitraan dengan masyarakat dapat digolongkan ke dalam kemitraan
informal maupun formal, keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan di sekolah, masyarakat berhak menuntut pendidikan yang baik dan
bermutu. Tetapi pada saat yang sama masyarakat juga berkewajiban berperan aktif
dalam penyelanggaraan pendidikan dengan menyumbangkan dana, daya, pikiran,
tenaga, dan bentuk– bentuk lain bagi terselanggaranya pendidikan yang bermutu.
Dalam perkembangan saat ini dukungan dan peran serta masyarakat dalam
menunjang pendidikan yang bermutu di sekolah masih beragam, umumnya
dukungan masih bersifatfisik, namun ada juga kelompok masyarakat yang sudah
membantu proses pembelajaran. Di sisi lain, masih ada sekolah yang kurang
mampu dan mau mendekati masyarakat guna membantu program pendidikan
dalam bidang fisik maupun pembelajaran.

2.5.4 Kemitraan formal bilateral atau multi lateral


Sesuai dengan tuntutan otonomi daerah, kemitraan yang berkaitan dengan
formal bilateral atau multi lateral dalam hal bantuan finansial (bantuan yang harus
dikembalikan), perlu mempertimbangkan aspek kewenangan pusat dan daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk terlaksananya
kemitraan antar lembaga, baik lembaga yang berada di dalam maupun di luar
negeri diperlukan program yang disusun untuk tercapainya kemitraan yang efektif
dan berkesinambungan. Ruang lingkup kemitraan antar lembaga mencakup
kerjasama bidang program software (non fisik) dan program hardware (fisik), atau
salah satu.

2.6 Jejaring Kemitraan


Jejaring kemitraan yang dapat dilakukan oleh sekolah dapat melibatkan
kelompok institusi lain, yaitu: institusi di dalam Kemdikbud sendiri, kementerian
lain dan lembaga pemerintah lainnya, pemerintah daerah dan dinas lain, lembaga
pendidikan dan diklat, organisasi profesi, lembaga luar negeri, DU/DI UMKM,
dan masyarakat yang ditunjukkan pada gambar 2.
Gambar2. Jejaring kemiraan Pendidikan Menengah
(Sumber: PPTK, 2015)
2.7 Perencanaan Program Kemitraan
Perencanaan merupakan hal penting yang harus dilakukan agar program-
program yang terkait dengan kemitraan tri sentra pendidikan dapat terlaksana
dengan baik dan tujuan yang direncanakan dapat tercapai. Tahapan perencanaan
di sekolah dapat dilakukan sebagai berikut.

2.7.1 Analisis Kebutuhan


Sekolah harus bertindak sebagai pemegang inisiatif kemitraan antara sekolah,
keluarga, dan masyarakat. Sekolah memulai kemitraan dengan menganalisis
kebutuhan sebagai berikut:
a. Analisis kebutuhan program pendidikan keluarga ditinjau dari peserta
didik, orang tua/wali, masyarakat, dan sekolah.
b. Identifikasi kemitraan yang pernah dilakukan sebelumnya antara sekolah
dan orang tua/wali, masyarakat, sehingga dapat menjadi acuan pada
kegiatan selanjutnya
c. Identifikasi potensi orang tua/wali, dan masyarakat sebagai mitra sekolah.
d. Temukan kesamaan kebutuhan diantara peserta didik, orang tua/ wali,
masyarakat, dan sekolah sebagai fondasi yang baik untuk memulai
kemitraan
e. Atas dasar hasil analisis kebutuhan tersebut, rancang program kemitraan
yang akan dilakukan
f. Tetapkan program kemitraan yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan
dan skala prioritas.

2.7.2 Penyusunan Rencana


Aksi Program Kemitraan Atas dasar hasil analisis kebutuhan, selanjutnya
rancang program kemitraan yang akan dikembangkan dan susun dalam bentuk
Rencana Aksi Program Kemitraan (RAPK). Penyusunan RAPK dilakukan melalui
langkah-langkah berikut:
a. Adakan musyawarah yang melibatkan pihak sekolah, keluarga/ orang
tua/wali, dan masyarakat/komite sekolah
b. Rumuskan tujuan kemitraan yang dibangun berbasis pada data dan fakta
hasil analisis kebutuhan dan penentuan skala prioritas. Rumusan tersebut
harus dipahami dan disepakati oleh semua pihak
c. Rumuskan program dan kegiatan kemitraan yang mengacu pada tujuan
kemitraan yang sudah disepakati
d. Susun draf RAPK dalam format yang sederhana dan mudah dipahami.
Format draf RAPK terdiri atas latar belakang, rumusan tujuan kemitraan,
program dan kegiatan kemitraan. Program dan kegiatan yang disajikan
dalam bentuk matriks seperti berikut:

Gambar 3. Tabel Program Kegiatan


(Kemendikbud, 2016)
e. Bahas draf RAPK dalam kegiatan Diskusi Kelompok Terpumpun
f. Buatlah RAPK yang sudah disepakati dalam bentuk buku saku dan semua
pihak harus memiliki.

2.8 Pelaksanaan Program Kemitraan


Pelaksanaan program kemitraan merupakan proses menjalankan kegiatan
yang telah diprogramkan dan diorganisasikan. Berikut adalah rangkaian
pelaksanaan program kemitraan tri sentra pendidikan yang dilakukan di sekolah
(Kemendikbud, 2016).

2.8.1 Pengembangan Kapasitas Warga Sekolah


Pengembangan kapasitas warga sekolah tentang kemitraan antara sekolah,
orang tua/wali dan masyarakat diantaranya:
a. Diskusi membahas tentang hakikat kemitraan tri sentra pendidikan yang
melibatkan narasumber ahli
b. Pelibatan semua komponen warga sekolah dalam penyusunan RAPK
c. Sosialisasi tentang kemitraan di lingkungan warga sekolah.
2.8.2 Pertemuan Wali Kelas dengan Orang Tua/Wali
Wali kelas berperan penting dalam menjalin kemitraan dengan orang tua/wali
murid. Pertemuan wali kelas dengan orang tua/wali murid dilaksanakan minimal 2
kali per semester atau 4 kali dalam 1 tahun ajaran seperti yang ditunjukkan pada
gambar 4.

Gambar 4. Contoh Pelibatan Orang Tua


(Sumber: Kemendikbud, 2016)

2.8.3 Kelas Orang Tua/Wali


Kelas orang tua adalah wadah bagi orang tua/wali baik orang tua/wali per
kelas maupun satu sekolah untuk menambah pengetahuan atau ketrampilan
mendidik anak. Kelas orang tua/ wali dilaksanakan sekurang-kurangnya dua kali
dalam satu tahun.

2.8.4 Pelibatan Orang Tua/Wali Sebagai Motivator/Inspirator bagi Peserta


Didik
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong orang tua/wali yang terpilih untuk
hadir memberikan motivasi/inspirasi kepada peserta didik. Orang tua/wali yang
terpilih diharapkan berbagi cerita yang dapat menumbuhkan cita peserta didik.

2.8.5 Pentas Kelas Akhir Tahun


Pentas akhir tahun merupakan ajang unjuk kreativitas peserta didik yang
dilaksanakan di akhir tahun ajaran sekolah. Pentas akhir tahun ini dirancang dan
dilaksanakan oleh paguyuban orang tua/wali baik di tingkat kelas maupun tingkat
sekolah. Kegiatan dilakukan baik sebelum maupun pada saat pembagian rapor
peserta didik.

2.8.6 Kegiatan dan/atau Pelibatan Orang tua/Wali Lainnya


Keterlibatan orang tua/wali adalah kegiatan yang melibatkan orang tua/wali
untuk mengamati kegiatan anak sekaligus membantu pendidik dalam proses
pembelajaran di kelompok/kelas (Kemendikbud, 2016).

2.9 Supervisi dan Evaluasi Program Kemitraan


2.9.1 Supervisi
Supervisi program kemitraan sekolah, keluarga, dan masyarakat adalah
kegiatan yang dilakukan dalam rangka memastikan efektivitas pelaksanaan
program pendidikan keluarga di sekolah (Kemendikbud, 2016).

2.9.2 Evaluasi
Evaluasi program kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat
dilakukan untuk mengetahui efektivitas implementasi program dan kemitraan
terhadap pencapaian tujuan, baik di tingkat keluarga, sekolah, dan masyarakat
atau komite sekolah. Untuk itu, pihak sekolah sebagai pengendali kemitraan perlu
mengembangkan instrumen berdasarkan indikator-indikator yang relevan untuk
mengukur ketercapaian tujuan kemitraan yang telah ditetapkan bersama.
Selanjutnya dilakukan evaluasi diri mencakup keluarga dan sekolah
(Kemendikbud, 2016)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan dari makalah ini, maka dapat
disimpulkan
1. Kemitraan merupakan koneksi antara sekolah dan dengan berbagai pihak
yang terencana dengan sungguh-sungguh secara langsung atau tidak langsung
agar mampu mendorong perkembangan sosial, emosi, fisik, dan intelektual
peserta didik.
2. Tujuan program kemitraan dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan
khusus.
3. Model program kemitraan dapat dikembangkan atas dasar pendayagunaan
potensi dan sumber daya keluarga dan masyarakat secara kolaboratif.
4. Prinsi dari program kemitraan antara lain kesamaan hak, kesejajaran, dan
saling menghargai, semangat gotong-royong dan kebersamaan, saling
melengkapi dan memperkuat dan saling asah, saling asih, dan saling asuh.
5. Bentuk-bentuk kemitraam antara lain kemitraan formal, informal, formal dan
informal, bilateral dan multilateral
6. Jejaring kemitraan yang dapat dilakukan oleh sekolah dapat melibatkan
kelompok institusi lain, yaitu: institusi di dalam Kemdikbud sendiri,
kementerian lain dan lembaga pemerintah lainnya, pemerintah daerah dan
dinas lain, lembaga pendidikan dan diklat, organisasi profesi, lembaga luar
negeri, DU/DI UMKM, dan masyarakat.
7. Perencanaan program kemitraan terdiri dari 2 tahap analisis kebutuhan dan
penyusunan rencana kemitraan.
8. Pelaksanaan dari program kemitraan dapat berupa pengembangan kapasitas
warga sekolah, pertemuan wali kelas dengan orang tua/wali, kelas orang
tua/wali dll.
9. Supervisi program kemitraan sekolah, keluarga, dan masyarakat adalah
kegiatan yang dilakukan dalam rangka memastikan efektivitas pelaksanaan
program pendidikan keluarga di sekolah. Evaluasi program kemitraan antara
sekolah, keluarga, dan masyarakat dilakukan untuk mengetahui efektivitas
implementasi program dan kemitraan terhadap pencapaian tujuan, baik di
tingkat keluarga, sekolah, dan masyarakat atau komite sekolah

3.2 Saran
Saran untuk penyusunan makalah ini lebih diperbanyak dalam
mencari sumber referensi dalam melengkapi materi yang terkait mengenai
kemitraan
DAFTAR RUJUKAN

Arifin, Syamsul. Kemitraan Sekolah-Masyarakat Sebagai Upaya Peningkatan


Mutu Pendidikan Di Sampang, Jawa Timur. Jurnal Humanity. Vol. 8. No.
1. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. ISSN: 0216-8995

Dwiningrum, Siti Irene Astuti. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat


dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fatchurrochman. 2012. Kemitraan Pendidikan: Membangun relasi sinergis


antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia

Ixtiarto, Bambang., Sutrisno, Budi. 2016. Kemitraan Sekolah Menengah Kejuruan


Dengan Dunia Usaha Dan Dunia Industri (Kajian aspek Penhgelolaan
Pada SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro Kabupaten Wonogiri). Jurnal
Pendidikan Ilmu Sosial. Vol. 26. No.1. Wonogiri: FKIP UMS. ISSN:
1412-3835

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Petunjuk Teknis Kemitraan


Sekolah Menengah Atas/Kejuruan dengan Keluarga dan Masyarakat.
Jakarta: Kemendikbud

Pratiwi, Nurfiani. 2016.Kemitraan Sekolah Dan Orang Tua Dalam Penanaman


Kedisplinan Ibadah Siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan
Agama Islam. Vol. 13. No.2.

Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya


Manusia Pendidikan Dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan. 2015. Kemitraan Sekolah Dengan Pihak
Eksternal. Jakarta: Komplek Kemdikbud Gedung D Lantai 17

Você também pode gostar