Você está na página 1de 2

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sindroma gagal nafas (respiratory distress syndrom) RDS adalah istilah


yang digunakan untuk disfungsi pernafasan pada neonatus. Gangguan ini
merupakan penyakit yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan
maturitas paru atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru (Suriadi dan
Yuliani, 2012). Gangguan ini biasanya dikenal dengan nama hyaline membran
desease (HMD) atau penyakit membran hialin karena pada penyakit ini selalu
ditemukan membran hialin yang melapisi alveoli (Abdoerachman, 2010).
Kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea atau hiperpnea dengan
frekuensi pernafasan besar 60 x/i, sianosis, merintih waktu ekspirasi dan
retraksi didaerah epigastrium, suprosternal, interkostal pada saat inspirasi
(Ngastiyah, 2015).
Asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada By. Ny. A dengan

diagnose respiratory distress syndrom, saat pengkajian didapatkan data

terdapat takipnea, Nadi = 135 kpm, RR = 65 kpm, Sianosis (-), Takipnea (+),

CPAP, PCH (+), CRT > 2 detik ,Turgor < 3 detik, Down skore = 5. Sehingga

muncul masalah keperawatan prioritas Gangguan pertukaran gas yang

berhubungan dengan imaturitas paru ditandai dengan peningkatan frekuensi

pernafasan. Intervensi dan implementasi keperawatan yang dapat dilakukan

untuk mengatasi masalah keperawatan prioritas tersebut antara lain meliputi 4

tahap dimana pertama perawat melakukan manajeman pernapasan diantaranya

posisikan leher semi ekstensi, hindari hiperekstensi leher. Tahap kedua yakni

monitoring dan evaluasi tentang frekuensi napas, nadi, suara napas tambahan,

pola napas, PCH. Pada tahap ketiga yakni pemberian health education kepada

34
keluarga tentang tindakan yang sudah dilakukan, bayi prematur. Tahap

keempat tindakan kolaborasi pemberian 02 dengan menggunakan nasal kanule,

CPAP.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada By Ny. A selama satu hari

hasil evaluasi yang didapatkan oleh penulis pada masalah Gangguan pertukaran gas

yang berhubungan dengan imaturitas paru ditandai dengan peningkatan frekuensi

pernafasan belum teratasi, hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi terdapat

takipnea.

B. Saran

Sangat diharapkan adanya pengawasan dan penatalaksanaan menyeluruh dari

kelompok yang berisiko tinggi terserang sindrom gagal napas . untuk hal ini

diperlukan kerja sama yang baik antara orang tua, orang-orang dilingkungan anak

dan tim medis. Perlunya peningkatan pengetahuan mengenai penyakit Sindroma

gagal nafas (respiratory distress syndrom) RDS.

35

Você também pode gostar