Você está na página 1de 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan makan terjadi dari beberapa perilaku makan berupa perilaku


mengurangi makan hingga pada perilaku mengkonsumsi makanan secara
berlebihan.Pola perilaku ini disebabkan oleh pengaruh distress atau disebabkan oleh
beberapa faktor pengkondisian bentuk tubuh tertentu. Individu yang memiliki
gangguan makan biasanya mereka makan dalam porsi tertentu, dalam jumlah kecil
atau banyak, akan tetapi dorongan-dorongan kuat untuk melakukan perilaku tersebut
merupakan permasalahan yang tidak bisa dikontrol oleh dirinya.Salah satu gangguan
makan adalah anoreksia nervosa.Pada anoreksia nervosa keadaan kelaparan yang
kronis dapat menyebabkan keabnormalan kelenjar endokrin, kurang optimalnya
pertumbuhan selama masa remaja, osteoporosis, anemia, hipotermia, sinus
bradycardia dan beberapa penyakit lain. (McIntire & Lacy, 2007)

B. Tujuan

1. Umum
Setelah proses pembelajaran mahasiswa/i mampu mendefenisikan,
menjelaskan dan mampu memberikan asuhanan keperawatan yang tepat kepada klien
yang mengalami anoreksia nervosa.

2. Khusus
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa/i mampu :

1. Menyebutkan pengertian dari penyakit anoreksia nervosa


2. Menyebutkan penyebab serta tanda dan gejala yang ada pada pasien yang
mengalami anoreksia nervosa.

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Anoreksia Nervosa

Menurut Davison, Neale, dan Kring (2004) mengartikan anorexia sebagai


hilangnya nafsu makan, dan nervosa sebagai alasan-alasan emosional yang
mendasari hilangnya nafsu makan tersebut. Anorexia nervosa adalah suatu gangguan
yang dicirikan penderita memiliki ketakutan luar biasa bahwa dirinya akan
mengalami kegemukan, dan merasa gemuk meskipun tubuhnya kurus (Halmi, 2003).
Anoreksia nervosa adalah jenis gangguan makan dimana individu menjaga
bentuk tubuhnya agar tetap kurus atau untuk lebih kurus lagi dibawah berat normal.
Individu dengan anoreksia nervosa sangat takut dirinya bertambah berat badan, ia
akan mempertahankan rasa lapar secara ekstrim, bila ia merasa makan agak
berlebihan maka ia akan segera memuntahkannya. Haliniuntuk mempertahankanatau
mengurangiberat badanmereka melaluikontrol ketat asupankalorimereka. (Sigit,2009)
Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang mengancam jiwa yang
ditandai dengan penolakan klien untuk mempertahankan berat badan normal yang
minimal, gangguan persepsi yang bermakna tentang bentuk atau ukuran tubuh atau
menolak untuk mengakui bahwa ada masalah.

B. Etiologi Anoreksia Nervosa


Etiologi gangguan tetap tidak jelas.Terdapat komponen pisikologis yang
jelas,dan diagnosis terutama didasarkan pada kriteria pisikologis dan prilaku seperti
rigiditas, ritual risme, kehati – hatian, perfectsionisme serta control infuse yang
buruk.Namun demikian,manisfestasi fisik anoreksia dapat mengarah pada
kemungkinan faktor-faktor organik pada etiologi.(Darmawan, 2007)
Faktor predisposisi :
1. Biologis
Diyakini ada hubungan keluarga dengan gangguan makan.Keturunan pertama
wanita pada orang yang mengalami gangguan makan beresiko tinggi daripada
populasi umum.Model biologis etiologi gangguan makan difokuskan kepada pusat

2
pengatur nafsu makan di hipotalamus, yang mengendalikan mekanisme neurokimia
khusus untuk makan dan kenyang.Serotonin dianggap terlibat dalam patofisiologi
gangguan makan.
Studi tentang anoreksia nervosa menunjukkan bahwa gangguan tersebut
cenderung terjadi dalam keluarga.Oleh karena itu, kerentanan genetik mungkin
muncul yang dipicu oleh diet yang tidak tepat atau stress emosional.Kerentanan
genetik ini mungkin muncul karena tipe kepribadian tertentu atau kerentaan umum
terhadap gangguan jiwa atau kerentanan genetik mungkin secara langsung mencakup
disfungsi hipotalamus.
2. Perkembangan
Anoreksia nervosa biasanya terjadi selama masa remaja dan diyakini bahwa
penyebabnya berhubungan dengan perkembangan pada tahap kehidupan.Perjuangan
untuk mengembangkan otonomi dan pembentukan indentitas yang unik adalah 2
tugas yang penting.Keterlibatan faktor kepribadian dinyatakan oleh fakta bahwa
penderita anoreksia cenderung wanita tertentu, muda, berkulit putih dan dari keluarga
kalangan atas yang menekankan pada pencapaian. Jenis latar belakang ini
menyebabkan tuntutan dan harapan keluarga yang menimbulkan stress, dan dalam
konteks ini, penolakan wanita untuk makan mungkin tampaknya tanpa disadari
sebagai cara menunjukan kendali.
Kemungkinan lain yang lebih jarang disebutkan adalah penderita anoreksia
memiliki gangguan pada seksualitas. Selain tidak mengalami menstruasi, wanita
mengalami underweight parah tidak memilki karakteristik seksual lain, seperti
feminin yang sesunguhnya.
3. Lingkungan
Berbagai factor lingkungan dapat mempengaruhi individu untuk mengalami
gangguan makan.Lingkungan keluarga dengan konnflik juga memicu adanya
anoreksia nervosa.
4. Psikologis
Kebanyakan pasien yang mengalami gangguan makan menunjukkan
sekelompok gejala psikologis seperti rigiditas, ritual risme, kehati – hatian,
perfectsionisme serta control infuse yang buruk.Aspek psikologis anoreksia nervosa

3
yang mendominansi adalah keinginan yang kuat untuk menguruskan berat badan dan
takut gemuk, biasanya didahului oleh periode 1 atau 2 tahun gangguan mood dan
perubahan perilaku.Penurunan berat badan biasanya dipicu oleh krisis yang khas
pada remaja seperti awitan menstruasi atau kecelakaan interpersonal traumatic yang
memicu perilaku diet yang serius dan berlanjut sampai tidak terkontrol.
Sering kali terdapat kesalahpahaman yang berlebihan terhadap penyimpanan
lemak normal yang merupakan karakteristik periode remaja awal , atau komentar
orang lain bahwa remaja putri terlihat gemuk. Remaja memasuki fase pertumbuhan
pubertas ketika akumulasi lemak biologis yang normal, terutama rentan untuk
muncul. Tuntutan dewasa ini untuk memiliki tubuh ramping merupakan faktor yang
sangat penting. Standar kecantikan ditunjukkan oleh tinggi badan, kerampingan,
payudara yang kecil seperti model – model yang ditampilkan oleh semua bentuk
media.
Pada beberapa situasi remaja mengalami stress keluarga yang parah seperti
perpisahan atau perceraian orang tua. Pada kondisi ini atau lainnya remaja
mengalami kehilangan kontrol diri, keputusan untuk sabar atau tidak makan menjadi
sebuah area yang dapat melatih kontrol individu.

5. Sosio kultural
Pada budaya yang menerima atau mengahargai kemontokkan, jarang terjadi
gangguan makan.Lingkungan sosiokultural pada remaja dan wanita muda di Amerika
Serikat juga sangat menekankan kelangsingan dan pengendalian terhadap tubuh
seseorang menjadi indicator untuk evaluasi diri.Di Amerika serikat kelebihan berat
badan dianggap sebagai tanda kemalasan, kurang control diri atau mendapatkan
tubuh yang sempurna disamakan dengan cantik.
Orang yang mengalami anoreksia sering kali tidak makan lebih dari 500 –
700 kalori dalam sehari dan mungkin mencerna sebanyak 200 kalori, namun mereka
merasa yang dimakan sudah cukup memadai untuk kebutuhan hidup mereka .
Beberapa indivu yang mengalami anoreksia mungkin tidak makan selama seharian.
Walaupun melakukan pembatasan, banyak penderita anoreksia mengalami
preokupasi atau terobsesi oleh makanan dan sering masak untuk keluarga. Individu

4
yang mengalami gangguan makan dapat melakukan berbagai perilaku pengurasan
termasuk latihan olahraga yang berlebihan. Menggunakan diuretic yang diresepkan
dan di jual bebas, pil diet, laksatif dan steroid. Banyak pasien yang mencari bantuan
untuk menangani gangguan makan juga mengalami gangguan jiwa seperti depresi ,
gangguan obsesif–konflusif dan gangguan kepribadian.
1. Terapi psikologi/ psikoterapi
Campur tangan medis membantu menghilangkan masalah fisik yang
berhubungan dengan anorexia, namun biasanya juga perlu diiringi dengan
pengubahan tingkah laku.Psychotherapy berperan penting dalam membantu
penderita anorexia untuk memahami dan memulihkan diri. Berbagai jenis
psychotherapy akan digunakan, tergantung dari situasi masing-masing penderita.
Secara umum, target dari psychotherapy adalah untuk membantu mengembangkan
sikap yang sehat dari pasien terhadap tubuh mereka dan makanan. Ini mungkin
melibatkan pencarian akar masalah yang jadi penyebab tingkah laku anorexia, juga
cara mengatasinya.
Beberapa jenis psychotherapy yang telah sukses dalam merawat
anorexia adalah sebagai berikut:
1. Cognitive behavior therapy (CBT) di design untuk mengubah
pemikiran dan perasaan mengenai tubuh dan tingkah lakunya terhadap
makanan, namun tidak membahas kenapa pemikiran dan perasaan itu timbul.

2. Psychodynamic therapy, juga disebut psychoanalytic therapy,


dilakukan untuk menggali penyebab emosional yang memicu tingkah laku
anorexia. Therapy ini cenderung lebih lama dibanding CBT.

3. Interpersonal therapy adalah therapy jangka pendek untuk


membantu penderita anorexia mengidentifikasi masalah dalam berhubungan.
Pasien mungkin akan diminta untuk melihat kembali sejarah keluarganya
dengan tujuan untuk mengenali bidang-bidang masalah dan cara mengatasinya.

5
2. Penyembuhan total
Beberapa upaya yang dilakukan agar pasien kembali stabil,
menghilangkan kebiasaan dan pikiran-pikiran yang dapat menimbulkan
gangguan makan kembali
3. Mengurangi atau menghapuskan perilaku atau pemikiran yang
awalnya mengarah ke makan tidak teratur.
Untuk menyembuhkan anoreksia nervosa diperlukan kesabaran.
Hal-hal yang dapat dilakukan adalah konseling bersama dengan anggota
keluarga, serta edukasi tentang nutrisi, psikoterapi, dan kesehatan. Si
penderita sangat membutuhkan dukungan dari keluarga dan orang-orang
terdekat. Jika ada salah satu anggota keluarga anda yang menderita
kelainan ini, jangan berhenti mendukungnya untuk sembuh.
4. Psikofarmakologi
Beberapa kelas obat-obatan telah diteliti, tetapi sedikit yang
menunjukkan keberhasilan secara klinis. Amitriptilin (Elavil) dan
siproheptadin antihistamin dalam dosis tinggi (sampai 28mg/hari). Dapat
meningkatkan penambahan berat badan pasien rawat inap dengan
anoreksia nervosa.(Sheila L. Videbeck, 2008)
a. Pemeriksaan Diagnostik
Anoreksia nervosa seringkali didiagnosis dengan mengesampingkan
penyakit-penyakit medis dan psikiatrik lainnya yang berhubungan dengan
penurunan berat badan. Pada saat ini kriteria AN yang jelas dan dapat
dipercaya telah diformulasikan berdasarkan tanda dan gejala-gejalanya
(Soetjiningsih, 2010).
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi gejal-
gejala dari AN adalah sebagai berikut :

1. Elektrokardiogram (EKG) bradikardia umum terjadi

2. Tekanan darah berdiri dan berbaring untuk mengkaji adanya


hipotensi

6
3. Kadar urea, elektrolit, kreatinin serum (pada kasus berat, dipantau
setiap 3 bulan) dapat menunjukkan kadar nitrogen urea darah
(NUD) yang rendah akibat dehidrasi dan jumlah asupan protein
yang tidak adekuat; alkalosis metabolik dan hipokalemia karena
muntah

4. Urinalisis, klirens kreatinin urine (pada kasus berat, dipantau setiap


tahun) pH mungkin naik; mungkin ditemukan keton

5. Hitung darah lengkap (HDL), hitung trombosit (pada kasus berat,


dipantau setiap 3 bulan) biasanya normal; mungkin terdapat
anemia normokromik normositik.

6. Kadar Glukosa serum (pada kasus berat, dipantau setiap 3 bulan)

7. Uji fungsi hepar (pada kasus berat, dipantau setiap 3 bulan)

8. Kadar TSH (thyroid stimulating hormone), kortisol (pada kasus


berat dipantau enam bulan sekali)

9. Densitas tulang (pada kasus berat dipantau setiap


tahun) menunjukkan osteopenia

10. Komposisi tubuh (pada kasus berat dipantau setiap tahun


menggunakan kaliper, atau water immersion)

11. Adanya hiperkarotenemia (menyebabkan kulit berwarna kuning,


juga dikenal sebagai pseudoikterus) à karena diet vegetarian atau
penurunan metabolism

b. Komplikasi (Dona, 2008)

a. Berat badan jauh dibawah normal.


b. Anggapan yang selalu buruk tentang bentuk badannya sendiri.

7
c. Perubahan menstruasi sampai akhirnya tidak menstruasi.
d. Detak jantung tidak teratur.
e. Gangguan fungsi hati, sistem cardiovascular dan organ dalam lainnya.
f. Terjadinya pelemahan otot dan disfungsi sistem imun.
g. Ketidakseimbangan hormon.
h. Terganggunya proses pertumbuhan tubuh.
i. Osteoporosis.
j. Kematian.
c. Prognosis

Terjadinya anoreksia nervosa (AN) dan bulimia meningkat sejak 2 dekade


terakhir. Diperkirakan ada satu setiap 100 wanita usia 16 – 18 tahun, menderita
anoreksia nervosa. Distribusinya merupakan distribusi bimodal, puncak pertama pada
14,5 tahun dan puncak yang lain pada 18 tahun; 25 % lebih muda dari 13 tahun .
Peningkatan telah dilaporkan disemua Negara barat, sedangkan Negara lain ada
beberapa laporan yang sporadic. Perbandingan penderita wanita dengan pria adalah
10:1. Pada mulanya dilaporkan hanya ada pada kelompok sosioekonomi menengah
keatas, namun sekarang AN juga ada pada golongan sosioekonomi yang lebih
rendah. AN telah didiagnosis pada berbagai etnik dan ras. Bulimia lebih umum
terjadi daripada AN. Meningkatnya insidens gangguan makan yang berhubungan
dengan AN dan bulimia berkaitan dengan latar belakang keluarga. Anoreksia
diperkirakan memiliki angka kematian tertinggi dari semua gangguan jiwa, dengan
mana saja 6-20% dari mereka yang didiagnosis dengan gangguan akhirnya mati
karena penyebab yang terkait. tingkat bunuh diri orang-orang dengan anoreksia juga
lebih tinggi dari itu dari populasi umum. (Vikas, 2009).

8
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan

Anoreksia nervosa adalah salah satu gangguan makan yang paling banyak
terjadi pada anak gadis remaja dan wanita muda dan disebabkan oleh berbagai faktor
seperti biologi, sosial dan psikososial, diperlukan terapi yang menyeluruh dalam
penatalaksanaan anoreksia nervosa termasuk didalamnya hospitalisasi, psikoterapi
dan terapi biologis.Tanda dan gejala yang sering timbul pada penyakit ini adalah
berat badan turun secara drastic,diet berkelanjutan,ketakutan bertambah berat badan
atau menjadi gemuk, bahkan ketika berat badannya dibawah rata rata,gejala yang
tidak semestinya pada bentuk atau berat badan dalam evaluasi diri,sibuk menghitung
kalori makanan dan nutrisi,lebih memilih makan sendirian, latihan berlebih,selain itu
penyakit ini dapat menyebabkan kematian.

9
DAFTAR PUSTAKA

Botha, D. (2010). Anorexia Nervosa – The Female Phenomenon: Repositioning the


Males.Counselling, Psychotherapy, and Health, 6(1), 1-20.

Darmawan, Bambang. 2007.gangguan penolakan makan(anoreksia nervosa) Diunduh


di: http://mediacastore.com/penyakit/67/anoreksia nervosa.html.27 22 April 2016.
pukul: 19.00 WIB
Davidson, C Gerald, Neale, John M, Kring, Ann M (2006) Psikologi Abnormal Edisi
ke-9, Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
Evelyn Attia, Timothy Walsh (2007) Treatment in Psychiatry, Jurnal Anorexia
Nervosa.
Gail,W,Stuart.2006. Buku saku keperawatan jiwa edisi 5. Jakarta:EGC
Soetjianingsih.2010. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta :
Sagung Seto.
Swain, Pamela I. 2006. Anorexia Nervosa and Bulimia Nervosa. New york : Nova
Science Publishers
Videbeck, Sheila L. 2008. Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta:EGC.
Vikas Duvvuri, M.D., Ph.D. & Walter H. Kaye, M.D. 2009. Anorexia Nervosa. Jurnal
Kedokteran Vol. VII, No. 4. Diakses pada tanggal 22 April 2016
Wong,Dona,L.2008.Masalah Kesehatan Anak usia sekolah dan remaja.Jakarta:EGC

10
11

Você também pode gostar