Você está na página 1de 11

I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. Pengertian

Tumor jinak memiliki simpai atau kapsul,yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan
sehat disekitarnya.Oleh karena ada simpai maka timor jinak berbatas tegas dan mudah
digerakkan pada jaringan disekitarnya. (Buku Ajar Patologi 1,Sudarta Pringgoutomo ; SS)

Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang bersimpai jelas, berbatas
jelas, soliter, berbentuk benjolan yang dapat digerakkan.

2. Eiologi
a. Peningkatan aktivitas Estrogen yang absolut atau relatif.
b. Genetik : payudara
c. Faktor-faktor predisposisi :
1) Usia : < 30 tahun
2) Jenis kelamin
3) Geografi
4) Pekerjaan
5) Hereditas
6) Diet
7) Stress
8) Lesi prekanker

3. Tanda & Gejala


a. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang
tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal
b. Ada bagian yang menonjol ke permukaan
c. Ada penekanan pada jaringan sekitar
d. Ada batas yang tegas
e. Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa ( Giant Fibroadenoma )
f. Memiliki kapsul dan soliter
g. Benjolan dapat digerakkan
h. Pertumbuhannya lambat
i. Mudah diangkat dengan lokal surgery
j. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian
4. Patofisiologi

Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa
reproduksi yang disebabkan oelh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan
setempat yang berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam
mamary displasia.

Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas
jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan
stroma dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi
epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik
yaitu :
a. Fibroadenoma Pericanaliculare Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel
selapis atau beberapa lapis.
b. Fibroadenoma intracanaliculareYakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak
sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit
atau menghilang. Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan
pada saat menopause terjadi regresi.

5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Biopsi
b. Pembedahan
c. Hormonal
d. PET ( Positron Emision Tomografi )
e. Mammografi
f. Angiografi
g. MRI
h. CT – Scan
i. Foto Rontqen ( x – ray )
j. Blood Study

6. Pencegahan Dan Deteksi Dini


a. Faktor-faktor resiko
b. Pemerikasaan payudara sendiri
c. Pemeriksaan klinik
d. Mammografi
e. Melaporkan tanda dan gejala pada sumber/ahli untuk mendapat perawatan.
7. Patofisiologi berhubungan dengan penyimpangan KDM

aktivitas Estrogen yang


absolut atau relatif
Genetik : payudara

jaringan ikat mengalami


proliferasi lebih banyak

kelenjar berubah bentuk


Tindakan pembedahan menjadi lebih besar abnormal

Perubahan bentuk fisik

Kerusakan integritas jaringan


kulit dan saraf FAM
Kurang pengetahuan

Nyeri akut cemas

Gangguan rasa nyaman


nyeri Harga diri rendah

Gangguan konsep diri


Port dientere kuman

Resti infeksi
B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN FIBROADENOMA MAMMAE
Untuk Asuhan keperawatan dapat di lihat pada tabel berikut:

N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


O KEPERAWATAN
.
1 Nyeri akut Nyeri a. Independent :
berhubungan dengan berkurang/dapat 1. Kaji riwayat nyeri 1. Informasi
kerusakan jaringan teratasi dengan seperti lokasi; merupakan data
syaraf, suplay kriteria : frekwensi ; durasi dasar untuk evaluasi
vaskularisasi atau  Melaporkan dan intensitas atau efektifitas
efek samping rasa nyeri (skala 1 – 10) dan intervensi yang
therapy/tindakan, yang sudah upaya untuk dilakukan.
ditandai dengan : teratasi (rasa mengurangi nyeri. Pengalaman nyeri
DS : nyeri setiap individu
 Klien berkurang) bervariasi karena
mengeluhkan  Dapat mengganggu fisik
rasa nyeri mongontrol dan psikologi.
 Meringis karena ADLs 2. Beri kenyamanan
nyeri (facial seminimal dengan mengatur 2. Menolong dan
mask of pain) mungkin. posisi klien dan meningkatkan
 Lemah dan  Dapat aktivitas relaksasi dan
istirahat kurang mendemontr diversional. refokus
DO : asikan
 Gangguan tonus keterampilan 3. Dorong
otot relaksasi dan penggunaan stress 3. Melibatkan dan
 Gangguan aktivitas management seperti memberikan
prilaku diversional tehnik relaksasi, partisipasi aktif
 Respon sesuai situasi visualisasi, untuk meningkatkan
autonomic individu. komunikasi kontrol
therapeutik melalui
sentuhan.

4. Evaluasi/Kontrol
berkurangnya rasa 4. Tujuan
nyeri. Sesuaikan umum/maksimal
pemberian medikasi mengomtrol tingkat
sesuai nyeri dan minimum
kebutuhannya ada keterlibatan
dalam ADLs.
b. Kolaborasi :
5. Kembangkan 5. Rencana
rencana terorganisasi dan
management meningkatkan
penanganan sakit kesempatan dalam
dengan klien dan mengontrol rasa
dokter sakit. Klien harus
berpartisipasi aktif
dalam perawatan di
rumah.

6. Beri analgetik 6. Nyeri merupakan


sesuai indikasi dan dampak/komplikasi
dosis yang tepat. suatu tindakan atau
keadaan penyakit
serta perbedaan
respon individu.

2 Gangguan ganbaran Gambaran diri a. Independent :


. diri (body image) berkembang 1. Diskusi dengan klien 1. Menerima dam
berhubungan dengan secara positif tentang diagnosa dan mengerti tentang
tindakan dengan kriteria : tindakan guna hal-hal yang
pembedahan ditandai  Mengerti membantu klien agar dilakukan
dengan : tentang dapat aktif kembali merupakan awal
DS : perubahan sesuai ADLs. proses penyelesaian
 Verbalisasi pada tubuh. masalah.
perubahan pola  Menerima
hidup. situasi yang 2. Review/antisipasi 2. Antisipasi dini dapat
 Reaksi ketakutan terjadi pada efek samping kaitan menolong klien
dan menolak dirinya. dengan tindakan untuk mengawali
perubahan pada  Mulai yang dilakukan proses adaptasi
bagian tubuh. mengembangk termasuk efek yang dalam
 Tidak dapat an mekanisme mengganggu mempersiapkan hal-
menerima koping aktivitas seksual. hal yang dapat
perubahan pemecahan terjadi.
struktur dan masalah.
fungsi tubuh.  Menunjukkan 3. Dorong untuk 3. Dimungkinkan
 Perasaan/pandang penyesuaian melakukan diskusi dapat menolong
an negatif terhadap dan menerima menurunkan
terhadap tubuh perubahan. pemecahan masalah masalah dengan
 Mengungkapkan  Dapat dari efek yang keterlibatan
keputus asaan. menerima terjadi. sehingga dapat
 Mengungkapkan realita. menerima tindakan
ketakutan ditolak  Hubungan yang dilakukan.
 Mengungkapkan interpersonal
adekuat. 4. Beri informasi/ 4. Validasi tentang
kelemahan
konseling sesering kenyataan perasaan
DO : mungkin. klien dan berikan
tehnik koping sesuai
 Menolak untuk
melihat dan kebutuhan.
menyentuh
bagian tubuh
yang berubah 5. Beri dorongan/ 5. Klien dengan
 Mengurangi support psikologis. gangguan
kontak sosial neoplasma kanker
 Pre okupasi membutuhkan
dengan bagian support tambahan
tubuh/fungsi selama periode
tubuh yang tersebut.
hilang
 Menolak 6. Gunakan sentuhan 6. Penghargaan dan
penjelasan perasaan selama perhatian
perubahan melakukan interaksi merupakan hal
tubuh (pertahankan kontak penting yang
 Tidak mau turut mata). diharapkan klien
bertanggung guna menurunkan
jawab dalam perasaan klien akan
perawatan diri keraguan /
ketidaknyamanan.

7. Refer klien pada 7. Grup support


kelompok program biasanya sangat
tertentu. bermanfaat bagi
klien dengan
meningkatkan
kontak dengan klien
lain dengan masalah
sama.

8. Refer pada 8. Mungkin berguna


sumber/ahli lain untuk
sesuai indikasi. mempertahankan
struktur psikososial.

3 Resiko tinggi Integritas Independent : 1. Efek-efek reaksi


. gangguan integritas jaringan/kulit 1. Kaji kondisi kulit kulit dapat berupa
jaringan/kulit adekuat dengan dari efek samping : kemerahan, gatal,
berhubungan dengan kriteria : robekan, kering,
efek treatment.  Indentifikasi penyembuhan kelembaban
intervensi lambat. berkurang,
pada kondisi- hiperpigmentasi,
kondisi koloid, cikatriks.
khusus.
 Partisipasi 2. Dorong klien untuk 2. Mencegah trauma /
aktif dalam tidak menggaruk gesekan pada kulit
tehnik guna area yang terkena
pencegahan gangguan.
komplikasi /
meningkatkan 3. Sarankan klien 3. Iritasi / reaksi pada
penyembuhan. untuk menghindari kulit dapat
pemakaian cream meningkat.
kulit, salep dan
powder jika bukan
order/ijin dari
dokter atau
perawatnya.

4. Atur posisi sesuai 4. Meningkatkan


kebutuhan. sirkulasi dan
pencegahan
tekanan pada
jaringan / kulit.
Kolaborasi :

5. Administrasi 5. Mengurangi
pemberian antidote kerusakan jaringan
sesuai indikasi. pada area / lokal.

6. Berikan therapi 6. Intervensi yang


kompres hangat dan berbeda ini
dingin sesuai tergantung pada
petunjuk. jenis-jenis agen
yang digunakan.
4 Kurang pengetahuan Klien mengenal Independent :
. (kebutuhan belajar) dan mengetahui 1. Review tentang hal- 1. Validasi tingkat
tentang penyakit, informasi hal yang khusus pemahaman dan
prognosis dan penyakit, mengenai diagnosa, identifikasi
tindakan yang prognosa, dan alternatif tindakan kebutuhan
dibutuhkan tindakan yang dan harapan pembelajaran serta
berhubungan dengan perlu dilakukan mendatang dengan memberi
informasi yang dengan kriteria : persepsi yang pengetahuan dasar
kurang, interpretasi  Mengatakan adekuat. sehingga klien
yang keliru, ditandai keakuratan dapat mengambil
dengan : dari informasi keputusan sendiri
DS : yang didapat untuk
 Bertanya tentang tentang kesehatannya.
masalah yang diagnosa,
dirasakannya. tindakan dan 2. Jelaskan, beri 2. Menolong
 Meminta informasi kesiapan gambaran dan kaji menyesuaikan diri
tentang keadaan /penerimaan persepsi klien dengan
penyakitnya. diri atas tentang neoplasma pengetahuan /
 Mengatakan perawatan. dan informasi sehingga
konsepsi yang  membenarkan penanganannya. dapat diserap dan
keliru tentang prosedur yang Kaitkan dengan menurunkan
penyakitnya. dibutuhkan. pengalaman dari kecemasan serta
 Menjelaskan klien yang sama. dapat
DO : dan merespon mengasimilasi
 Tidak mengenal tindakan yang informasi.
prognosa dan dilakukan.
tindakan yang  Mengindentifi 3. Jelaskan dan tanya 3. Miskonsepsi
dilakukan. kasi / klien untuk tentang neoplasma
 Tidak tahu dampak menggunakan komunikasi (umpan akan mengganggu
bila tidak sumber /ahli balik) dan terhadap fakta-
dilakukan tindakan dengan tepat. mengkoreksi fakta dan proses
pembedahan.  Berpartisipasi konsepsi yang penyembuhan.
pada kegiatan keliru tentang
perawatan dan penyakit yang
pengobatan. dideritanya.

4. Review medikasi 4. Meningkatkan


secara khusus dan kemampuan untuk
cara-cara memanage
penggunaan obat. perawatan diri dan
menghindari
potensial
komplikasi, reaksi
obat dsb.

5. Jelaskan cara 5. Mencegah


perawatan kulit penambahan
khususnya area komplikasi, iritasi
incisi post kulit dan
neoplasma. pencegahan reaksi
selanjutnya.

6. Dorong klien untuk 6. Meningkatkan


menggunakan kompetensi
sumber / ahli guna perawatan diri dan
mengontrol status optimalisasi
kesehatannya. tingkat
ketergantungan
menurun.

7. Lakukan pre 7. Penambahan dan


discharge planning perubahan/ transisi
sesuai indikasi. di rumah dengan
informasi yang
akurat tentang hal-
hal yang perlu
dilakukan setelah
operasi.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2.
(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.

Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan).
Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit


buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2,


(terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.

Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media
Aescullapius.

(1994). Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Bedah. Fakultas Kedokteran Unair & RSUD dr
Soetomo Surabaya

Você também pode gostar