Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Judul :
Penulis :
Latar belakang
Spectrum Disorder Autisme (ASD) adalah gangguan neurologis yang kompleks yang
mempengaruhi fungsi otak dan biasanya muncul dalam tiga tahun pertama kehidupan.
Hal ini menyeba bkan gangguan di beberapa bidang termasuk interaksi sosial,
komunikasi, dan perilaku. Keuarga yang mempunya anak dengan keadaan autis
mempunyai tantangan dan berpengaruh pada ruang lingkup keluarga, interaksi sosial
dan hal yang lainnya sehingga keluarga yang mempuyai anak dengan autis
menghadapi beberapa tantangan.
Tujuan
Subjek
Karena penelitian ini study literatur jadi tidak ada subjek penelitian.
Hasil
Orang tua dengan anak autis mengalami stres terutama ibu dibandingkan ayah. Stres
yang dialami ialah autis tidak memiliki keterangan bilogis dan stres karena ditandai
dengan masalah interaksi sosial sehingga sulit untuk berinteraksi dengan
lingkungannya kemudian kehilangan kontrol, juga pernah terdiagnosis depresi,
dunkungan suami-istri dan rasa tidak percaya diri muncul.
Pengasuhan pada anak autis harus mendapat dukungan dari semua pihak, seperti
tetangga, keluarga dan lingkungan sekutar agar orang tua yang mempunyai anak autis
tidak terlalu stres. Orang tua mengajarkan beberapa hal seperti komunikasi,
keterampilan dasar, mempersiapkan untuk masa dewasa dan menghindar dari bahaya.
Kemudian orang tua mendatangi profesional agar setidaknya dapat membantu
mereka.
Saudara dari anak autis harus menyesuaikan diri dalam bertingkah laku karena anak
autis tidak sama dengan anak lainnya karena dapat mempengaruhi kepribadian
mereka. Saudara dari anak autis juga berisiko menanggung beban emosial dan
psikologis juka bergaul dengan mereka.
Kondisi keuangan yang dihadapi kaluarga memang sulit jika memiliki anak yang autis,
karena pengobatan atau intervensi untuk menyembuhkan autis terbilang cukup mahal,
pendidikannya pun mahal karena berbeda dengan anak lain. Kemudian juga obat yang
dikonsumsi dan hal-hal yang lainnya yang diperlukan anak autis dapat menghaiskan
banyak uang.
- Tantangan pernikahan
Banyak hal yang dialami oleh orang tua dengan anak autis, ibu kurang tidur karena
harus lebih ekstra dalam mengurus anak autis sementara ayah sibuk mencari uang
untuk biaya anaknya sehingga rumah tangga menjadi tidak harmonis sehingga akan
rentan mengalami perceraian, karena pasangan cendrung ingin memiliki anak yang
normal.
Penelitian selanjutnya
Judul
Cognitif Behaviour Theraphy for A Child with Auism Spectrum Disorder and Verbal
Impairment
Peneliti
Isi
Anak ASD adalah anak dengan IQ dibawah rata-rata, dalam penelitian tersebut,
peneliti menggunakan anak Chris sebagai subyek dalam penerapan terapi CBT, anak
Cris adalah anak laki-laki usia 9 tahun dengan ASD yang memiliki kesulitan dalam
penguasaan bahasa dan perilaku. Modifikasi yang dilakukan dalam CBT antara lain
komunikasi visual, ketertarikan khusus, aktivitas permainan fisik dan dukungan
orangtua. Berdasarkan penelitian yang dilakukan secara acak terhadap anak-anak
dengan ASD yang diberikan program terapi CBT, hal ini menunjukkan bahwa 50%
anak-anak menunjukkan perubahan positif dibandingkan dengan anak-anak yang
tidak diberikan terapi apapun (sekitar 8,7%).
Metode penelitian
Sample yang memenuhi persyaratan adalah a) anak dengan diagnosis ASD yang
diverifikasi dengan kuisioner Spectrum Autis, b) anak dengan IQ > 70 yang terganggu
kecerdasannya, c) mempunyai tanda klinis ansietas. Deskripsi kasusnya: Cris, seorang
anak 9 tahun yang tinggal dengan orangtuanya dan memiliki ketertarikan dengan
video games dan dia suka mengulang-ulang (stereotype) perilaku salah satu karakter
dari video game tersebut saat cemas dan stres. Salah satu intervensi penerapan metode
terapi CBT untuk anak Cris adalah dengan menggunakan media Coping Cat yang
dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis dan kemampuan visual dalam
pembelajaran.
Hasil
Skor CBCL dan SCARED menunjukkan terdapat perubahan presentasi kompleks dan
perilaku yang meningkat seperti agresi dan kurang perhatian. Sepanjang sesi, Chris
mampu berpartisipasi penuh dalam sesi dan mempertahankan fokus pada materi yang
diberikan. Cris diberikan modifikasi lingkungan yang aman untuk mendukungnya
belajar mandiri dan program yang melibatkan dirinya dalam program tersebut. Dalam
hal ini, penerapan terapi CBT dapat membuat Cris mampu mengidentifikasi emosi
dan tanggapan somatiknya terhadap ansietas. Pada akhir pengobatan, Chris mampu
mengidentifikasi berbagai komponen rencana dan berhasil menyelesaikan dengan
berbagai situasi (misalnya, cerita sosial, dukungan orangtua). Chris menikmati
kegiatan bermain fisik (misalnya, perburuan), yang memungkinkan dia untuk tetap
termotivasi dan fokus pada materi. Berkenaan dengan keuntungan sosial, Chris
berhasil meningkatkan fungsi secara keseluruhan dalam pengaturan kelompok,
meskipun perilaku agresif awalnya muncul. Dia menunjukkan perilaku positif ketika
diperkenalkan kembali ke grup, karena ia sangat bersemangat untuk berbagi dengan
anggota lain dari kelompok tentang apa yang telah dilakukannya di ruang terapi
lainnya. Orang tua Chris juga diajarkan tentang bagaimana menerapkan teknik
relaksasi dengan Chris dan mulai berlatih keterampilan ini dalam rumah. Orang tua
Chris mencatat bahwa mereka berhasil mempraktekkan teknik ini