Você está na página 1de 12

ASUHAN KEPERAWATAN KEPADA TN.

A DENGAN
POST OPERASI ORIF FRAKTUR FEMUR DEXTRA
DI RUANG SERUNI
RS PROF DR. MARGONO SOEKARDJO
PURWOKERTO

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Profesi Ners


Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh:

Popri Sri Istantiningsih


G1B207017

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2008
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

A. PENGKAJIAN
Tanggal : 9 Agustus 2008
Jam : 13.00 WIB

a. Identitas
Nama : Tn. A
Umur : 45 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Karang Klesem rt 01 rw V, Purwokerto Selatan
No. Reg : 017335
Diagnosa medis : Post Op ORIF Fraktur femur dextra

b. Riwayat kesehatan
Keluhan Utama
Pasien mengatakan sakit pada luka bekas operasi ( paha bagian kanan )
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan bahwa pada hari minngu pada tanggal 31 Agustus
2008 ia sedang membantu tetangganya yang sedang membenahi
rumah(sambatan), ketika ia bersama-sama tetangga yang lain sedang
menggotong rumah, tiba tiba dari bagian atap rumah ada yang jatuh dan
menimpa pasien, dan pasien tidak sempat menghindarinya. Pasien juga
mengatakan bahwa ada satu lagi tetangganya yang juga tertimpa bagian
atap rumah pada waktu yang sama dan meninggal. Sedangkan pasien saat
itu juga oleh keluarga dan tetangga-tetangganya langsung di bawa ke
rumah sakit margono soekardjo purwokerto, dan oleh dokter jaga bersama
dengan perawat langsung di tangani, setelah di rontgen ternyata pasien
mengalami patah tulang paha kanan ( fraktur femur dextra ), setelah di
observasi beberapa saat kemudian pasien di pindahkan ke ruang seruni
kamar 8 karena pasien menggunakan JPS.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah sakit parah yang harus
sampai mondok di rumah sakit, pasien juga mengatakan belum pernah
patah tulang seperti yang sekarang dia alami, paling hanya keseleo biasa
dan di pijit aja beberapa hari kemudian sembuh.

Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien dan keluarga mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang
pernah mengalami kecelakaan seperti yang di alami pasien sekarang.
Dalam keluarga pasien juga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
keturunan, seperti Diabetes Melitus, Hipertensi dan penyakit keturunan
lainya.

c. Pola kesehatan fungsional


1. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan jika ia sakit atau ada anggota keluarga lain yang
sakit selalu dibawa ke puskesman/mantri/dokter terdekat untuk
berobat.
2. Nutrisi Metabolik
Pasien mengatakan sebelum sakit nafsu makannya baik bahkan
kadang banyak karena pasien termasuk pekerja berat sehingga
membutuhkan asupan nutrisi yang banyak juga, biasa makan 3 kali
dalam sehari, dan tidak ada alergi terhadap makanan, minuman
ataupun obat tertentu. Namun setelah sakit pasien mengatakan nafsu
makanya berkurang, porsi dari rumah sakit hanya dihabiskan
setengahnya, apalagi setelah operasi pasien mengatakan pasien sering
merasa mual sehingga mempengaruhi nafsu makanya.
3. Eliminasi
Pasien mengatakan sebelum sakit BAK kurang lebih 5-6 kali per hari
dan BAB 1 kali per hari warnanya kuning, konsistensi lembek. Namun
setelah operasi tadi pagi sampai sekarang belum BAK dan belum BAB
4. Aktivitas
Pasien mengatakan sebelum sakit ia adalah buruh, ia biasa bekerja
serabutan, pasien mengatakan kerja apa saja yang penting
menghasilkan uang yang halal untuk menghidupi keluarganya. Namun
setelah sakit pasien hanya bisa terbaring di kamar rumah sakit untuk
menjalani pengobatan. Karena paha kananya terassa sakit maka untuk
beraktifitas pasien selalu di bantu oleh keluarganya. Apalagi sejak
operasi tadi pagi, sampai sekarang pasien masih terbaring dan belum
berani menggerakan ektremitas bawahnya.
5. Pola Persepsi Kognitif
Pasien mengatakan saya menikmati hidup saya, saya bahagia hidup
dengan anggota keluarga saya, meskipun hidup pas-pasan namun saya
selalu bersyukur atas rahmat yang selalu di limpahkan oleh Allah SWT
kepada saya dan keluarga, dan pasien sudah mengerti kalau paha
kananya patah.
6. Pola Istirahat
Pasien mengatakan bahwa istirahatnya kadang terganggu dengan rasa
sakitnya, namun sebelum sakit istirahat saya selalu nyaman dan jarang
terjaga pada malam hari.
7. Konsep Diri
Pasien mengatakan harus bersabar dengan sakit yang sekarang di
deritanya, semua pasti ada hikmahnya, dan pasien patuh terhadap
pengobatan di rumah sakit.
8. Pola Peran dan hubungan
Pasien mengatakan mempunyai hubungan yang baik dengan
keluarganya atau dengan tetangganya di sekitar rumahnya. Pasien
ditunggui oleh istrinya namun istrinya tidak bisa standby menunggui
suaminya karena harus pulang menjaga anaknya hasil buah cintanya
dengan pasien yang masih kecil. Pasien sering kali di tunggui oleh
saudar-saudaranya yang dengan sabar bergantian menunggui pasien
yang sedang sakit. Hubungan pasien dengan petugas kesehatan juga
terjalin harmonis.
9. Pola Reproduksi dan Seksual
Pasien mengatakan sudah menikah selama 25 tahun yang lalu, dan
sudah di karuniai anak dari hasil pernikahanya. Sekarang anaknya ada
yang masih kecil ( bayi )
10. Pola Pertahanan diri/koping
Pasien mengatakan kalau ada masalah dengan anggota keluarganya
selalu dikomunikasikan dengan keluarganya secara baik-baik termasuk
juga keputusan untuk operasi kali ini.
Pasien dan keluarganya sangat kooperatif selama di rumah sakit
11. Keyakinan dan Nilai
Pasien mengatakan beragama islam, pasien mengatakan bahwa
semuanya sudah pasrahkan pada Allah, yang penting sering berdoa dan
berusaha.

d. Pemeriksaan fisik
Kesadaran
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Tanda Vital : TD 130/80 mmHg, Nadi: 90 x/mnt, R: 20 x/mnt, S: 36
°C
Head To Toe
1. Kepala/leher
Kepala : Bentuk mesochepal, rambut hitam, ikal, bersih.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Mata : Conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, bentuk
simetris.
Hidung : Bentuk simetris, dan tidak ada polip
Telinga : Bentuk simetris, tidak ada serumen
Mulut dan gigi : Tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, mukosa
lembab
2. Dada (jantung/paru)
Dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada.
Jantung : tidak ada suara gallop/murmur, tidak ada bising jantung
Paru : tidak ada suara ronkhi/wheezing pada paru, paru-paru
simetris kanan dan kiri
3. Payudara : -
4. Abdomen (pemeriksaan obstetrik) :
Supel dan datar
5. Genitalia : Tidak terpasang kateter
6. Ekstremitas :
Atas : terpasang infus RL di tangan kanan
Bawah : paha kanan patah
Varises : Tidak ada varises pada ekstremitas bawah
7. Refleks : Normal, + /+.
e. Pemeriksaan penunjang

Laboratorium
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
3 September Hematologi
Darah lengkap :
2008
Hemoglobin 8,1 L : 14-18 P: 13-16 g/dl
Lekosit 7300 5000-10000 ul
Hematokrit 23 L : 40-48 P : 37-43 %
Eritrosit 3,06 L 4,5-5,5 P : 4-5 juta/ul
Trombosit 200.000 150.000-400.000/ul
MCV 76,2 80-97 fl
MCH 26,4 26-32 pgr
MCHC 34,6 31-36 %

Hitung Jenis
Basofil 1 0-1%
Eosinofil 5 1-4%
Batang 0 2-5%
Segmen 67 40-70%
Limfosit 21 19-48%3-9%
Monosit 6 3-9%

Faal hemostatis
PT 12,2 10,8-14,4 detik
APTT 30,4 24-36 detik

5 September Hb 11,7 L : 14-18 P: 13-16 g/dl


Ht 33,6 L : 40-48 P : 37-43 %
2008

f. Terapi
1. Infus RL 12 tts/mnt
2. Cefotaxime 2x1 1 gr
3. Kalk 2x1 tablet
4. Asam Mefenamat 2x1 tablet

B. ANALISA DATA
No Tanggal Data Problem Etiologi
1 9 September 2008
DS : pasien mengatakan Nyeri Agen cidera
nyeri di daerah
bekas operasi /
femur dextra
DO :
 Ada luka bekas
operasi yang masih
tertutup di bagian
femur dextra
 Ekspresi wajah
pasien menahan sakit
 Wajah meringis jika
sedikit bergerak
 Pasien tertidur
terlentang di ranjang
ruang seruni no 8.
 TD : 130/80 mmHg,
N: 90x/menit, RR :
20x/menit

9 September 2008 DS : Pasien mengatakan jika Hambatan mobi Nyeri


saya bergerak sedikit litas fisik
saja, daerah bekas
operasi terasa sakit
sekali, makanya saya
takut untuk bergerak.
DO :
 Ekspresi muka
menahan nyeri
 Pasien lemah dan
tidak banyak bicara
 Ada luka bekas
operasi yang masih
tertutup di paha
kanan / femur dextra.
 TD : 130/80 mmHg,
N: 90x/menit, RR :
20x/menit

21 Agustus 2008 DS : - Resiko Infeksi Pertahanan


DO : sekunder tidak
 Hb : 11,7 g/dl adekuat
 Ada luka bekas
operasi di daerah
femur dextra/paha
kanan.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungn dengan agen cidera
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan Pertahanan sekunder tidak adekuat.

D. NCP
Tanggal/jam No. Tujuan Intervensi
Dx
9 September 2008 1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan PAIN MANAGEMENT
selama 3x24 jam, nyeri berkurang dengan (Manajemen Nyeri)
indikator sebagai berikut:  Lakukan pengkajian nyeri
1. Selalu menunjukan secara komprehensif
2. Sering menunjukan termasuk lokasi,
3. Kadang-kadang menunjukan karakteristik, durasi,
4. Jarang menunjukan frekuensi, kualitas dan
5. Tidak pernah menunjukan faktor presipitasi
Indikator Awal Tujuan  Observasi reaksi nonverbal
1 2 3 4 5 dari ketidaknyamanan
 Kontrol lingkungan yang
 Melaporkan 2 √
adanya nyeri dapat mempengaruhi nyeri
 Frekuensi nyeri 2 √ seperti suhu ruangan,
 Perubahan pada 3 √ pencahayaan dan
frekuensi kebisingan
pernafasan, nadi,  Kurangi faktor presipitasi
tekanan darah nyeri
 Menggunakan 3 √  Pilih dan lakukan
Metode non- penanganan nyeri
analgetik untuk (farmakologi, non
mengurangi
farmakologi dan inter
nyeri
personal)
 Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
 Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
 Tingkatkan istirahat
2
9 September 2008 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Intervensi :
selama 3x24 jam menunjukan  Monitoring vital sign
tingkatmobilitas, ditandai dengan indikator sebelm/sesudah latihan dan
sebagai berikut : lihat respon pasien saat
1. Ketergantung latihan
an  Konsultasikan dengan terapi
2. Membutuhka fisik tentang rencana
n bantuan orang lain dan alat ambulasi sesuai dengan
3. Membutuhka kebutuhan
n orang lain  Bantu klien untuk
4. Mandiri menggunakan tongkat saat
dengan pertolongan alat bantu berjalan dan cegah terhadap
5. Mandiri cedera
penuh  Ajarkan pasien atau tenaga
Indikator Awal Tujuan kesehatan lain tentang
1 2 3 4 5 teknik ambulasi
 Kaji kemampuan pasien
 Penampilan 3 √ dalam mobilisasi
yang seimbang
 Latih pasien dalam
 Penampilan 3 √
posisi tubuh pemenuhan kebutuhan
 Pergerakan sendi 3 √ ADLs secara mandiri sesuai
dan otot kemampuan
 Melakukan  Dampingi dan Bantu pasien
perpindahan saat mobilisasi dan bantu
 Ambulasi 3 √ penuhi kebutuhan ADLs ps.
(miring kanan  Berikan alat Bantu jika klien
kiri, duduk dan memerlukan.
berjalan)  Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan

9 September 2008 3 Intervensi : (Perlindungan


Infeksi)
 Monitor tanda dan
gejala infeksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan sistenikmdan lokal
 Monitor hitung
selama 3 x 24 jam faktor resiko infeksi akan granulosit, WBC
hilang atau menunjukan pengendalian  Monitor kerentanan
terhadap infeksi
terhadap infeksi di buktikan dengan indikator  Batasi pengunjung
sebagai berikut:  Saring pengunjung
terhadap penyakit
1. Konsiste menunjukan
menular
2. Sering menunjukan  Partahankan teknik
aspesis pada pasien
3. Kadang-kadang menunjukan
yang beresiko
4. Jarang menunjukan  Pertahankan teknik
5. Tidak pernah menunjukan isolasi k/p
 Berikan perawatan
kuliat pada area
epidema
Indikator Awal Tujuan  Inspeksi kulit dan
1 2 3 4 5 membran mukosa
terhadap kemerahan,
√ panas, drainase
 Terbebas dari 4
tanda atau gejala  Ispeksi kondisi luka /
infeksi insisi bedah
 Menunjukan 3 √  Ambil kultur
higiene pribadi  Dorong masukkan
yang adekuat nutrisi yang cukup
 Mengindikasikan 5 √  Dorong masukan
status cairan
gastrointestinal,
pernafasan, dan
 Dorong istirahat
imun dalam  Monitor perubahan
batas tidak tingkat energi
normal 3 √  Dorong peningkatan
 Memantau faktor mobilitas dan latihan
resiko  Dorong batuk dan
lingkungan napas dalam
 Instruksikan pasien
untuk minum
antibiotik sesuai resep
 Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
 Ajarkan cara
menghindari infeksi
 Batasi buah segar,
sayuran dan merica
pada pasien nertipenia
 Jauhkan bunga dan
tanaman dari
lingkungan pasien
 Berikan ruangan
pribadi
 Yakinkan keamanan
air dengan
hiperklorinasi dan
pemanasan
 Laporkan kecurigaan
infeksi
 Laporkan kultur
positif

Você também pode gostar