Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstrak
Penelitian mengenai “Alih Fungsi Lahan Pertanian Ke Non Pertanian di Kecamatan
Karangploso” bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi alih fungsi lahan
dan dampak pengalih fungsian lahan pertanian ke Non pertanian di Kecamatan Karangploso.
Metode pengumpulan data menggunakan survei primer dan sekunder. Seperti halnya di wilayah
lain di seluruh Indonesia, alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian di wilayah Kecamatan
Karangploso merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi. Alih fungsi lahan pertanian ke
non pertanian disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor demografi atau pertumbuhan
penduduk yang sangat cepat, faktor ekonomi, faktor perubahan pola pikir dan perilaku, serta
faktor proses poduksi pertanian yang tidak seimbang dengan hasil yang didapatkan. Alih fungsi
lahan pertanian ke non pertanian di Karangploso memiliki dampak positif dan negatif.
Kata Kunci : Alih Fungsi, Lahan pertanian, lahan non pertanian
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kehidupan manusia yang semakin maju dan berkembang menuntut akan banyak hal
sebagai suatu perubahan baik dari segi pembangunan dan kemajuan intelektual hal tersebut
sangat perlu dilakukan untuk memenuhi setiap kebutuhan hidup manusia seperti,
pertumbuhan penduduk yang terus-menerus meningkat mengharuskan pembangunan akan
perumahan dan bangunan untuk tempat tinggal semakin dibutuhkan. Cara untuk memenuhi
kebutuhan lahan yaitu dengan pengadaan lahan (Mokoagow, 2012).
Kecamatan Karangploso merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kota Malang,
Kota terbesar kedua di Jawa Timur dan merupakan kota yang terkenal akan pendidikan,
pariwisata dan industrinya. Kelebihan yang terdapat di Kota Malang membuat perkembangan
kota Malang yang begitu pesat, baik dari perkembangan kota maupun penduduknya.
Perkembangan yang terjadi Kecamatan Karangploso merupakan dampak dari terjadinya
gejala urban sprawl . Urban Sprawl terjadi karena ruang dan lahan yang terdapat di Kota
Malang sudah tidak mampu lagi menampung peningkatan penduduk maka perkembangan
kota Malang melebar ke daerah pinggiran Kota yakni di Kecamatan Karangploso.
Lahan merupakan sumber daya penting dan strategis karena menyangkut hajat hidup
seluruh rakyat Indonesia yang sangat mendasar. Sebagaimana diketahui masalah tanah
memang merupakan masalah yang sarat dengan berbagai kepentingan, baik ekonomi, sosial,
1
Mahasiswa Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang
politik, bahkan untuk Indonesia, lahan juga mempunyai nilai religius yang tidak dapat diukur
secara ekonomis. Sifat konstan lahan dan terus bertambahnya manusia yang membutuhkan
lahan semakin menambah tinggi nilai lahan atau tanah. Dari waktu ke waktu, seiring dengan
pertambahan penduduk, kemajuan teknologi dan industri, serta pergeseran budaya, jumlah
kebutuhan akan lahan terus meningkat. Pergeseran budaya misalnya, telah merubah corak
negara Indonesia yang dulu agraris menjadi negara yang secara perlahan mengarah pada
negara Industri. Lahan yang dulu menjadi sumber mata pencaharian utama sebagian besar
rakyat khususnya di bidang pertanian, kini pemanfaatannya bergeser sebagai lahan yang
diperuntukkan bagi pembangunan perumahan, industri dan perdagangan, jadi tanpa disadari
kecendrungan kehidupan yang mengarah ke sektor industri menyebabkan alih fungsi lahan
pertanian menjadi sulit terhindari. Beberapa kasus menunjukkan jika di suatu lokasi terjadi
alih fungsi lahan, maka dalam waktu yang tidak lama maka lahan di sekitarnya juga akan
mengalami alih fungsi lahan yang serupa.
Alih fungsi lahan merupakan kegiatan perubahan penggunaan tanah dari suatu kegiatan
yang menjadi kegiatan lainnya. Alih fungsi lahan muncul sebagai akibat dari pembangunan
dan peningkatan jumlah penduduk. Pertambahan penduduk dan peningkatan kebutuhan lahan
untuk kegiatan pembangunan telah merubah struktur industri yang cukup pesat berakibat
terkonversinya lahan pertanian secara besar-besaran. Selain untuk memenuhi kebetuhan
industri, alih fungsi lahan pertanian juga terjadi secara cepat untuk memenuhi kebutuhan
perumahan jumlahnya jauh lebih besar (Sasono, 1995).
Rumusan Masalah
` Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah:
1. Faktor –faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya alih fungsi lahan pertanian
menjadi non pertanian di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang?
2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari kegiatan alih fungsi lahan pertanian ke non
pertanian di Kecamatan Karangploso ditinjau dari segi lingkungan?
Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, Penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya alih fungsi lahan pertanian
menjadi non pertanian di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
2. Mendeskripsikan dampak yang ditimbulkan dari alih fungsi lahan pertanian menjadi non
pertanian di Kecamatan Karangploso ditinjau dari segi lingkungan.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menggunakan survei primer dan sekunder. Survei primer
dilakukan untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan pada tutupan lahan dengan
meninjau secara langsung wilayah nya, untuk memperjelas alih fungsi lahan pertanian
tersebut yang digunakan sebagai perumahan atau industri maupun yang lain. Selain itu, juga
melakukan wawancara dengan beberapa penduduk di kecamatan Karangploso. Sedangkan
survei sekunder dilakukan untuk mengumpulkan data berupa dokumen. Alat lain yang
digunakan yaitu Google earth, digunakan untuk memperjelas kondisi tutupan lahan pada
tahun 2006, 2012 dan 2018.
Hasil dan Pembahasan
Gambar 1. Kenampakan Kecamatan Karangploso tahun 2012 dalam citra Google Earth
Gambar 2. Kenampakan Kecamatan Karangploso tahun 2016 dalam citra Google Earth
b. Faktor ekonomi
Di kalangan petani sendiri faktor ekonomi merupakan faktor dominan bagi
masyarakat Kecamatan Karangploso yang pendorong terjadinya alih fungsi lahan pertanian
ke non pertanian. Kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi sedangkan hasil pertanian yang
tidak dapat mencukupi kebutuhan ekonomi sering menjadi alasan petani merelakan dengan
menjual sebagian bahkan seluruh lahan pertaniannya dialihfungsikan oleh pihak lain untuk
berbagai kepentingan seperti perumahan.
Hal ini seperti yang dialami Bapak Tahyadi yang tinggal di Desa Ampeldento,
Kecamatan Karangploso seorang petani yang menjual sebagian lahan pertaniannya untuk
dialihfungsikan menjadi perumahan. Bapak Tahyadi menjelaskan dirinya menjual sebagian
lahan pertaniannya karena terpaksa disebabkan terdesak kebutuhan dana sedangkan dirinya
sedang tidak memiliki uang tabungan sehingga terpaksa menjual sebagian lahan pertaniannya
kepada orang lain dan dibangun perumahan dan rumah makan.
Gambar 5. Alih Fungsi Lahan di Desa Ampeldento Kecamatan Karangploso
• Membuka Usaha pertanian Baru Keluarga Petani. Hasil penjualan lahan oleh petani
dimanfaatkan untuk membuka usaha pertanian yang baru. Lahan pertanian yang baru
dimanfatkan untuk menanam tanaman jangka pendek misalnya wortel dan kol yang
penghasilannya telah dirasakan oleh keluarga petani. Hasil dari alih fungsi lahan
berdampak positif dengan memanfaatkan penjualan lahan untuk membeli lahan yang
baru.
• Menambah Modal Usaha. Hasil dari penjualan lahan mempengaruhi usaha responden.
usaha yang dilakukan responden satu adalah penjual bahan keliling menggunakan
mobil. pengelolaan hasil penjualan lahan digunakan responden satu untuk menambah
modal dagangannya sehingga dagangannya menjadi lebih besar.
Dampak negatif dari adanya alih fungsi lahan
• Investasi pemerintah dalam pengadaan prasarana dan sarana pengairan menjadi tidak
optimal pemanfaatannya.