Você está na página 1de 13

PERENCANAAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM PENGAPIAN

DISTRIBUTOR LESS IGNITION DENGAN SPARK PLUG TESTER


PADA MATAKULIAH SISTEM KELISTRIKAN ENGINE

Mahfudi Sahly Subandi

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang


Alamat e-mail: mahfudisahly@gmail.com

ABSTRAK: Dalam dunia pendidikan, peran media pembelajaran sangat penting untuk
membantu meningkatkan pemahaman terhadap materi yang diberikan. Sistem pengapian
merupakan salah satu bahasan dalam mata kuliah kelistrikan engine yang memerlukan adanya
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Media belajar trainer ini dirancang dengan
menggunakan sistem pengapian DLI dan dilengkapi dengan spark plug tester. mo. Tahapan yang
digunakan untuk membangun menggunakan empat tahapan konsep perancangan, spesifikasi
produk, perencanaan material, dan prinsip kerja produk

Kata Kunci: Sistem pengapian DLI , spark plug tester, motor listrik, dan media pembelajaran.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan semakin pesat seiring
dengan berkembangnya zaman. Salah satu bidang teknologi yang terus
berkembang adalah bidang otomotif, perkembangan teknologi di bidang otomotif
sangat banyak salah satunya di sistem pengapian yaitu teknologi DLI (Distributor
Less Ignition). DLI adalah sistem pengapian tanpa menggunakan distributor dan
dikontrol oleh ECM (Electronic Control Module).
Seiring dengan berkembangnya teknologi maka didunia pendidikan
khususnya pendidikan kejuruan harus mengikuti perkembangan tersebut.
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk melatih dan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan individu. Oleh karena itu diperlukan sebuah media
pembelajaran yang dapat memudahkan guru untuk menjelaskan materi
pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan media yang memiliki fungsi dan peranan
penting dalam dunia pendidikan yaitu membantu dalam menjelaskan materi
belajar, dan memudahkan siswa dalam memahami materi belajar. Salah satu
materi yaitu sistem pengapian. Sistem pengapian berfungsi untuk menghasilkan
percikan bunga api pada busi sesuai waktu pengapian secara tepat dan akurat.
Oleh sebab itu penulis merancang sebuah rancang bangun media
pembelajaran yang berupa trainer sistem pengapian Distributor Less Ignition
dengan spark plug tester.

DASAR TEORI
Pengertian Sistem Pengapian
Sistem pengapian merupakan sistem yang berfungsi untuk menghasilkan
percikan bunga api pada busi yang kuat dan tepat untuk memulai pembakaran
campuran bahan bakar dan oksigen di ruang bakar pada motor bensin. Percikan
api pada busi harus harus tepat pada akhir langkah kompresi agar pembakaran
yang dhasilkan sempurna. Secara umum komponen sistem pengapian terdiri dari
baterai, kunci kontak, koil, kabel tegangan tinggi dan busi.
Tipe Sistem Pengapian
Didalam sistem pengapian secara umum dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :
1. Sistem pengapian konvensional
Sistem pengapian konvensional adalah sistem pengapian yang
menggunkan platina sebagai komponen pemutus dan penyambung
arus listrik. Karakteristik khusus sistem pengapian ini adalah proses
pemutusan arus primer koil dilakukan secara mekanik yaitu dengan
membuka dan menutupnya platina yang bekerja sebagai saklar.
2. Sistem pengapian elektronik
Sistem pengapian elektronik adalah sistem yang memanfaatkan
komponen elektronik seperti transistor, resistor, dll. Pemutusan arus
primer koil dilakukan secara elektronis.

Akan tetapi disini hanya akan membahas sistem pengapian elektronik yang
dikontrol oleh komputer. Sistem pengapian terkontrol komputer merupakan sistem
pengapian yang ada pada mesin injeksi. Pengontrolan pengapian dilakukan oleh
komputer (electronic control unit) atau ECU. Pengontrolan ini terutama pada
sistem yang pemajuan dan pemunduran saat pengapian (ignition timing) yang
disesuaikan dengan kondisi kerja mesin. ECU menentukan saat pengapian
berdasarkan input dari sensor-sensor. Setelah menentukan saat pengapian, ECU
memberikan sinyal saat pengapian ke igniter. Bila sinyal tersebut posisi OFF,
igniter akan memutus aliran primer koil dengan cepat sehingga terjadi tegangan
tinggi pada kumparan sekunder. Sistem pengapian terkontrol komputer terbagi
menjadi tiga kategori dasar, yaitu: sistem pengapian dengan distributor, sistem
pengapian tanpa distributor (DLI) dan sistem pengapian langsung (DIS).
Komponen utama sistem pengapian terkontrol komputer terdiri dari :

a. Sensor poros engkol (sinyal Ne)

b. Senor poros nok (sinyal G)

c. Igniter

d. Koil, kabel-kabel, dan busi.

e. ECM dan sensor-sensor.

Gambar 1. Rangkaian sistem pengapian DLI.


(Toyota Motor Sales, U.S.A., Inc)

Komponen Sistem Pengapian


Didalam sistem pengapian DLI pada mobil terdiri dari beberapa komponen-
komponen yang saling mendukung satu sama lain yaitu:
1. Baterai.
Baterai atau aki pada sistem pengapian berfungsi untuk menyimpan energi
listrik dalam bentuk energi kimia yang akan digunakan untuk menyuplai listrik
ke sistem pengapian. Fungsi lainnya sebagai pemasok arus listrik untuk
kebutuhan lampu-lampu waktu kendaraan berhenti/parkir di malam hari, alarm,
jam elektronik, dan sebagainya saat mesin mati. Ketika mesin hidup, baterai
berhenti bekerja. Baterai hanya menerima pengisian dari alternator (dinamo
ampere).
2. Kunci Kontak.
Kunci kontak berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus listrik
pada rangkaian. Pada sistem pengapian berfungsi untuk memutus dan
menghubungkan arus listrik dari baterai ke koil.
3. Ignition Coil
Ignition Coil berfungsi untuk menaikkan tegangan listrik dari aki yaitu
tegangan 12 Volt menjadi tegangan tinggi 25 KV. Didalam koil terdapat dua
buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Kumparan
primer koil menghubungkan terminal positif dan terminal negatif koil.
Kumparan sekunder menghubungkan terminal positif dengan terminal sekunder
atau terminal tegangan tinggi. Secara konstruksi terdiri atas :
Komponen Alternator terdiri dari:
a. Terminal positif.
b. Terminal negatif.
c. Kumparan sekunder.
d. Kumparan primer.
e. Terminal sekunder.
4. Igniter
Igniter terdiri dari beberapa bagian yaitu penstabil tegangan (voltage
stabilizer) pembentuk pulsa (pulse shaper), pengatur sudut dwell (dwell angle
control), penguat pulsa (amplifier), dan transistor power. Sebuah detector yang
mendeteksi EMF yang dibangkitkan oleh signal generator, signal amplifier dan
power transistor yang melakukan pemutusan arus primer koil pada saat yang
tepat.
5. Kabel Tegangan Tinggi dan kabel Busi
Kabel tegangan tinggi dan busi adalah kabel yang berfungsi untuk
mengalirkan tegangan tinggi. Kabel ini dibuat dari rangkaian kawat tembaga atau
karbon yang dicampur fiber agar mempunyai tahanan yang tetap konstan.

6. Busi
Busi merupakan komponen pada sistem pengapian yang berfungsi untuk
memercikkan bunga api yang diperlukan untuk membakar campuran bahan bakar
dan udara.
7. ECM (Engine Control Module)
ECM berfungsi sebagai pengolah data yang diperoleh dari sensor untuk
menentukan waktu pegapian sesuai beban dan kecepatan mesin.
8. ICM (Ignitin Coil Module)
ICM berfungsi sebagai pemutus arus primer dan penghasil tegangan tinggi
pada koil sekunder yang akan disalurkan ke busi. ICM menyatu dengan koil pack.
Cara Kerja Sistem Pengapian DLI
Sistem pengapian DLI ada yang menggunakan satu koil untuk 2 silinder
(pengapian simultan) dan ada yang menggunakan satu koil satu silinder. Hal ini
dapat menyederhanakan waktu pengapian dan mengurangi kebutuhan tegangan
sekunder sehingga pengapian yang dihasilkan akan optimal.

Gambar 2 . Rangkaian Sistem Pengapian DLI


(Toyota Motor Sales, U.S.A., Inc)
Secara umum DLI bekerja dengan mengganti fungsi distributor dan platina
pada sistem pengapian konvensional dengan komponen elektronik. Secara prinsip
kedua sistem ini sama akan tetapi pada DLI penyaluran bunga api pada busi
dilakukan secara elektronik.

1. Saat Kunci Kontak On


Kunci kontak akan mengaktifkan main relay dan ignition relay. Baterai
mensuplai arus listrik ke ECM dan Coil Pack, sehingga di koil sekunder akan
selalu ada arus.
2. Saat Engine Start atau Run
Saat engine bekerja maka crankshaft dan camshaft ikut berputar
sehingga sensor ckp dan cmp ikut bekerja dan mengirimkan sinyal PMW ke
ECM. Signal PMW ini bervariasi tergantung dari kecepatan mesin. Sensor ckp
mengirimkan data putaran mesin dan cmp mengirimkan data posisi top silinder 1.
Sinyal diteruskan ke ECM dan diolah bersama dengan data-data dari sensor lain
untuk menentukan waktu pengapian sesuai kondisi kerja mesin. Output dari ECM
berupa sinyal tegangan yang dikirmkan ke ICM. Di ICM terdapat rangkaian
transistor yang berfungsi sebagai gerbang untuk mengkonversi sinyal ECM untuk
bisa memutus arus primer disetiap koil, sehingga dapat terbentuk tegangan tinggi
pada koil sekunder. Tegangan koil sekunder disalurkan ke busi untuk
memercikkan bunga api pada masing-masing silender.
Alat Pendeteksi Busi Mati (Spark Plug Tester)
Spark plug tester adalah alat yang digunakan untuk mengetahui kondisi
busi dari lompata bunga api yan terjadi di elektroda busi, masih normal atau sudah
tidak baik. Selain itu alat ini juga dapat mengetahui bocornya loncatan bunga api
pada busi caranya dengan meletakkan pada rumah busi di alat ini setelah saklar
arusnya dinyalakan. Bila busi bocor percikan api tidak fokus pada elektrodanya
melainkan menyebar pada bodi busi.
Gambar 3. Spark Plug Tester
(Amazon.com)
METODE PENYELESAIAN
Metode penyelesaian memuat alur perancangan, digambarkan dalam
bagan alur perancangan sebagai berikut:

Gambar. Alur Perancangan Produk Rancang Bangun Sistem Pengisian

(Sumber: diadopsi dan diadaptasi dari Sutantra & Sampurno (2010:30))

PEMBAHASAN
1) Konsep Rancangan/Sket Awal (Draft Design)

Gambar 3. Komponen rancang bangun sistem pengapian DLI

Keterangan gambar:

1. Main Board dan ECM


2. Spark Plug Tester
3. Display
4. Engine 4A-F (Toyota)
5. Baterai
6. Rangka
7. Roda
8. Frame Roda

Demensi desain rancang bangun sistem pengapian


Gambar. Demensi Desain Rancang Bangun Sistem Pengapian

2) Spesifikasi Produk
Tabel 1. Spesifikasi Produk

Nama
No Fungsi Gambar Barang Spesifikasi Jumlah
Barang
1 Rangka Sebagai - Stainless stell 5m & 5
penopang utama - Pipa kotak m
dan dudukan - Hollow
40x40x2,3mm
dari semua
- Hollow
komponen. 60x60x3mm

2 Motor Sebagai - Horse power: 2 1 buah


listrik penggerak HP
utama. - Daya listrik: 1500
Watt
- Voltase: 220 V AC
/ 12,5 A
- Phase: 1
- Pole: 4
- Kecepatan tanpa
beban: 1420 rpm
- Berat: 30 kg
3 Pulley Untuk - Diameter pulley 8 2 buah
mereduksi cm & 17 cm
tenaga supaya - Bahan aluminium
kinerja motor
listrik menjadi
ringan dan
meneruskan
putaran dari
motor listrik.

4 Belt Meneruskan - V-belt B78 1 buah


putaran dari - G1000 boxer
motor listrik ke - Merk mitsubishi
poros melalui
pulley.

5 Roda Mempermudah - Size 8” 4 buah


ketika produk - Caster rubber
dipindah.

6 Papan Menampilkan - Ukuran 1m 1m


nama komponen x1,75m x1,75m
komponen utama dari - Papan triplek
- Tebal 4mm
sistem kopling
(gambar, nama,
dan fungsi).
7 Alternato Pada sistem - Alternator toyota 1 buah
r pengisian avanza 1.5 (12V –
alternator 80A – 4S)
merupakan
salah satu
komponen
utama yang
berfungsi untuk
mengubah
energi gerak
menjadi energi
listrik.

8 Regulator Regulator IC - Jenis IC 7805 1 buah


IC berfungsi dengan
mempertahanka kemampuan
mengatur
n atau
tegangan output
memastikan stabil berada di
tegangan pada angka 5 volt
nilai tertentu
secara otomatis.

9 Poros Meneruskan - Monotaro Linear 1m


putaran dari Shaft
pulley ke MYSAA20x300
1pc
flywheel.

10 Bearing Sebagai - Bearing 6208 2 buah


penumpu poros
supaya dapat
berputar.

3) Perencanaan Material yang Dibutuhkan (Material Requirement


Planning/MRP)
Tabel 2. Perencanaan Material yang Dibutuhkan (Material Requirement Planning/MRP)

Total Harga
No Nama Barang Jumlah Harga Satuan (Rupiah)
(Rupiah)

1 Rangka 5m 40x40 @6m 404.600 1.266.160

5m 60x60 @6m 861.560


2 Motor listrik 1 buah 900.000 900.000

3 Pulley 2 buah 23.000 46.000

4 Belt 1 buah 44.000 44.000

5 Roda 4 buah 98.000 392.000

6 Papan nama 1m x1,75m 50.000 50.000


komponen

7 Alternator 1 unit 725.000 725.000

8 Regulator IC 1 buah 245.000 245.000

9 Poros 1m 80.000 80.000

10 Bearing 2 buah 50.000 100.000

11 Kebutuhan lain-lain secukupnya 400.000 400.000

Total Harga 4.248.160

4) Prinsip Kerja Produk yang Dihasilkan


Prinsip kerja dari rancang bangun pengisian ini adalah sebagai berikut. Motor
listrik dinyalakan dengan menekan tombol ON pada saklar. Putaran motor listrik
diteruskan ke poros alternator melalui pulley dan v-belt, akibatnya akternator
berputar, sehingga stator coil menghasilkan arus listrik. Pada regulator IC arus
pada terminal P dideteksi oleh MIC sehingga MIC merubah dari posisi putus-
putus pada Tr1 menjadi ON terus. Dengan Tr1 ON maka arus bari baterai ke
rotor coil menjadi besar, kemagnetan menjadi besar, arus yang dibangkitkan
menjadi tinggi. Setelah selesai memperagakan proses kerja dari sistem pengisian,
tekan tombol Off pada saklar motor listrik untuk mematikan proses kerja.

KESIMPULAN

Rancang bangun sistem pengisian ini dibuat untuk mempermudah proses


pembelajaran pada matakuliah sistem pengisian. Tahapan-tahapan yang digunakan
dalam proses perancangan media pembelajaran ini meliputi empat tahap, yaitu
konsep perancangan, spesifikasi produk, perencanaan material, dan prinsip kerja
produk. Dengan menggunakan motor listrik untuk menggerakkan trainer ini
diharapkan dapat membantu dalam memahami prinsip kerja dari sistem pengisian
serta dapat memberi kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan praktikum
serta proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien.
DAFTAR RUJUKAN

Amrullah & Aminuddin. 2018. Rancang Bangun Media Pembelajaran Alignment.


Jurnal Sosial Humaniora dan Pendidikan, 2 (1): 59-63.

Collins,Jack A.2003. “Mechanical Design Of Machine Elements And Machines.


John Wiley & Sons,Inc. New York

Waluyo Slamet, Agung. 2006. Panel Pengisian (charging system) Type


Konvensional dan IC Regulator.(Online)
http://www.pustakaskripsi.com/panel-sistem-pengisian-charging-system-
type-konvensional-dan-ic-regulator-2-4911.html, diakses 10 Maret 2018

Hengki Mahendra. 2011. Modul sistem pengisian. Universitas negeri padang,


(online) https://www.slideshare.net/hengki123/modul-
sistem-pengisian. html, diakses 10 Maret 2018

Rusyiam. 2011. Prinsip kerja sistem pengisian IC,(online).


www.http// rusyiam. Blogspot.com html, diakses 10 Maret 2018

Waluyo Slamet, Agung. 2006. Panel Pengisian (charging system) Type


Konvensional dan IC Regulator . (online)
http://www.pustakaskripsi.com/panel-sistem-pengisian-charging-system-
type-konvensional-dan-ic-regulator-2-4911. html, diakses 10 Maret 2018

VEDC, 1990, Servis Mobil, VEDC Malang Automotive Departement, Vocational


Education Development Center Malang Indonesia

VEDC. 2013. Regulator Alternator Elektronik. Malang: PPPGT VEDC Malang.

Gary goms.2016. Toyota Charging System Diagnostics,(online)


http://www.import-car.com/toyota-charging-system-diagnostics/. html,
diakses 10 Maret 2018

www.google.co.id http://wenku.baidu diakses 10 Maret 2018

Muhammad Yusup& Aris Ansori. 2013. Pengembangan Media Trainer Sistem


Pengisian Menggunakan IC Modifikasi 16-22

Você também pode gostar