Você está na página 1de 5

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH DENGAN MENGGUNAKAN

PRINSIP VALUE FOR MONEY

(PROYEK MRT TAHUN 2016)

Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik
yang diampu Bapak Arvian Triantoro, S.Pd., M.Si

Disusun oleh

Indri Lestari 1600461

PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2018
Laporan analisis ini betujuan untuk mengukur kinerja Pemerintah DKI Jakarta terkait
dengan pembangunan MRT pada tahun 2016 dengan menggunakan prinsip Value For Money,
yang meliputi aspek ekonomis, efisiensi, dan efektifitas dari suatu program kerja.

MRT Jakarta, singkatan dari Mass Rapid Transit Jakarta atau Moda Raya Terpadu atau
Angkutan Cepat Terpadu Jakarta (bahasa Inggris: Jakarta Mass Rapid Transit) adalah sebuah
sistem transportasi transit cepat menggunakan kereta rel listrik yang sedang dibangun di Jakarta.
Proses pembangunan telah dimulai pada tanggal 10 Oktober 2013 dan diperkirakan selesai pada
Maret 2019. (https://id.wikipedia.org/wiki/MRT_Jakarta)

Proyek MRT ini merupakan proyek yang cukup besar hingga dalam pembangunannya
bekerjasama dengan negara lain melalui investasi ataupun kredit (pinjaman) dalam pendanaanya.
Dan pada akhir tahun 2016 tingkat penyelesaian MRT sudah mencapai 65%, dengan tingkat
penyelesaian tersebut perlu diketahui seberapa ekonomis, efisien, dan efektifkah pengukuran
kinerja proyek tersebut pada tahun 2016, untuk itu berikut analisis pengukuran kinerja berdasarkan
prinsip Value For Money:

 Ekonomis
Ekonomis adalah praktik pembelian dengan tingkat kualitas tertentu dengan harga terbaik
yang dimungkinkan (spendingless). Pengertian ekonomis sering disebut kehematan yang
mencakup juga pengelolaan secara hati-hati atau cermat dan tidak ada pemborosan.
Teknik analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat ekonomi adalah:

𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛
Rasio Ekonomi = x 100%
𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛

Adapun kriteria ekonomi dalam pengukuran kinerja keuangan yang diberikan oleh Mahsun
(2006) dalam Faridah (2013) dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kriteria Ekonomi

Rasio Ekonomi Kriteria Ekonomi

Ekonomis
Kurang dari 100%
Ekonomis Berimbang
Sama dengan 100%

Tidak Ekonomis
Lebih dari 100%

Sumber: Mohammad Mahsun, 2006.


Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2016, realisasi pengeluaran untuk proyek
MRT adalah sebesar Rp 79.546.739.999,- dengan jumlah anggaran pengeluaran sebesar Rp
300.000.000.000,- dengan demikian bila dimasukan dalam perhitungan teknik analisis rasio
maka akan diperoleh persentase sebesar 26,49%. Angka rasio tersebut menunjukan bahwa
tingkat kinerja pada proyek MRT sudah Ekonomis dimana rasio tersebut lebih kecil dari
100%. Dengan perhitungan sebagai berikut:

𝑅𝑝 79.456.793.999
Rasio Ekonomi = x 100% = 26,49%
𝑅𝑝 300.000.000.000

 Efisiensi
Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang
dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dapat
dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan
penggunaan sumber daya dan yang serendah-rendahnya (spending well).
Rasio efisiensi menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan (realisasi pengeluaran) dengan realisasi pendapatan yang diterima,
formulasinya adalah:

𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑛𝑗𝑎
Rasio Efisiensi = x 100%
𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛

Dengan kriteria efisiensi penilaian kinerja keuangan yang diberikan oleh Mahsun (2006)
dalam Faridah (2013) dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini.

Rasio Efisiensi Kriteria Efisien


Sangat Efisien
Kurang dari 100%

Efisien Berimbang
Sama dengan 100%

Tidak Efisien
Lebih dari 100%

Dan berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2016, realisasi belanja atau beban yang
dikeluarkan untuk proyek MRT adalah sebesar Rp 79.546.739.999,- dengan jumlah realisasi
pendapatan sebesar Rp 43.492.169.183,- dengan demikian bila dimasukan dalam perhitungan
teknik analisis rasio maka akan diperoleh persentase sebesar 108,69%. Angka rasio tersebut
menunjukan bahwa tingkat kinerja pada proyek MRT Tidak Efisien, dimana realisasi belanja
lebih besar atau tidak sebanding dengan realisasi pendapatan. Dengan perhitungan sebagai
berikut:

𝑅𝑝 79.456.793.999
Rasio Efisiensi = x 100% = 108,69%
𝑅𝑝 43.492.169.183

 Efektifitas
Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila
suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan
dengan efektif. Tingkat Efektivitas dalam pengelolaan keuangan dapat dilihat perbandingan
anggaran pendapatan dengan realisasinya dan presentase tingkat pencapainnya.

𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
Rasio Efisiensi = x 100%
𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛

Kemampuan daerah dalam menjalankan tugasnya dikategorikan efektif apabila rasio yang
dicapai sebesar seratus persen. Semakin tinggi rasio efektivitas, menggambarkan kemampuan
daerah yang semakin baik. Dengan kriteria efektifitas penilaian kinerja keuangan yang
diberikan oleh Mahsun (2006) dalam Faridah (2013) dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah
ini.

Rasio Efektifitas Kriteria Efektif


Tidak Efektif
Kurang dari 100%

Efektif Berimbang
Sama dengan 100%

Efektif
Lebih dari 100%

Dan berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2016, realisasi pendapatan untuk proyek
MRT adalah sebesar Rp 43.492.169.183,- dengan jumlah anggaran pendapatan sebesar Rp
300.000.000.000,- dengan demikian bila dimasukan dalam perhitungan teknik analisis rasio
maka akan diperoleh persentase sebesar 14,50%. Angka rasio tersebut menunjukan bahwa
tingkat kinerja pada proyek MRT Tidak Efektif. Dengan perhitungan sebagai berikut:

𝑅𝑝 43.492.169.183
Rasio Efisiensi = x 100% = 14,50%
𝑅𝑝 300.000.000.000

Sumber Data Keuangan: Annual Report MRT 2016

Você também pode gostar