Você está na página 1de 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

PT Waskita Karya Persero Tbk (Waskita Karya) merupakan perusahaan milik negara

yang bergerak di bidang konstruksi. Mulai menjadi perusahaan yang dikuasai negara

pada tahun 1961 dari perusahaan asing yang dinasionalisasi. Sebelum memasuki tahun

2008, Waskita Karya merupakan perusahaan konstruksi yang kinerjanya tidak seperti

yang diharapkan. Kasus pada waktu itu terkait manipulasi laporan keuangan yang

akibatnya perusahaan mengalami defisit akibat kelebihan pencatatan pada laporan

keuangan 2004-2007.

Pada laporan keuangan tahun 2008, jumlah ekuitas Waskita Karya minus dan

terancam bangkrut. Untuk mengantisipasi hal ini, Menteri BUMN menunjuk direktur

utama yang baru pada bulan Juni 2008. Manajemen yang baru kemudian melakukan

berbagai perubahan untuk memperbaiki kinerja Waskita Karya. Manajemen

menekankan perbaikan pada sikap transparan, keterbukaan dan tanggung jawab. Hal

ini menjadi prioritas awal agar kasus serupa tidak terjadi lagi.

Waskita Karya di ambil alih oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) pada tahun

2010 dikarenakan kondisi keuangan yang buruk yang diakibatkan oleh manajemen

sebelumnya. PPA kemudian menyuntikkan dana hampir sekitar Rp475 miliar. Suntikan

dana ini dalam rangka dilakukannya restrukturisasi permodalan Waskita Karya.

Kinerja manejemen membuahkan hasil karena pada tahun 2011 perusahaan mulai

1
2

mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan laba dan

juga pada tahun 2011 Waskita Karya berhasil menjadi perusahaan konstruksi dengan

pendapatan terbesar dari proyek konstruksi yaitu sebesar Rp7,27 triliun. Kemudian

pada tahun 2012 Waskita Karya kembali menjadi perusahaan BUMN dan keluar dari

PPA. Pada Desember 2012 Waskita Karya resmi go public dan tercatat di Bursa Efek

Indonesia.

Setelah penunjukkan manajemen baru, kinerja Waskita Karya terus meningkat.

Hingga tahun 2016 kinerja Waskita Karya terus meningkat dilihat dari laba yang

dihasilkan. Berikut laba Waskita Karya hingga tahun 2016:

1,813,068,616,784

1,047,590,672,774

511,570,080,528
367,970,229,295
254,031,291,579
171,989,194,121
124,079,359,763
50,683,132,309
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Grafik 1.1 Laba Waskita Karya

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat peningkatan laba yang dihasilkan oleh

Waskita Karya. Dari tahun 2009 hingga 2016 peningkatan laba lebih dari 3000%. Hal

ini membuktikan manajemen baru Waskita Karya membuat perubahan yang sangat
3

signifikan. Dilihat dari kasus yang membuat Waskita Karya hampir bangkrut bahkan

diambil alih oleh PPA, tentu dikarenakan kinerja manajemen baru secara keseluruhan

sehingga berhasil menghidupkan kembali Waskita Karya dan kembali menjadi

perusahaan BUMN dengan peningkatan laba dari tahun ke tahun secara konsisten.

Hasil tersebut tidak terlepas dari kinerja dari manajemen yang terus berusaha

memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Selanjutnya Waskita Karya melakukan

berbagai perubahan terutama di bidang sumber daya manusia dan juga perluasan bisnis

dengan mengakuisisi beberapa perusahaan dan juga melakukan perluasan bisnis selain

industri konstruksi yaitu bisnis jalan tol, pabrik precast, bidang properti dan energi.

Penerapan good corporate governance (GCG) juga menjadi perhatian manajemen agar

kasus sebelumnya tidak terulang lagi. Pada tahun 2016, Waskita Karya memperoleh

skor assessment GCG sebesar 86,64 dengan predikat “Sangat Baik”.

Manajemen Waskita Karya sangat berfokus terhadap pengembangan sumber daya

manusia karena manajemen mempunyai prinsip yaitu sumber daya manusia merupakan

salah satu aset yang sangat penting bagi perusahaan. Sehingga Waskita Karya

melakukan perubahan dalam mengelola sumber daya manusia dengan menyusun

program peningkatan sumber daya manusia baik dari kuantitas maupun kualitas.

Periode penelitian ini adalah dari 2009-2016 dikarenakan direktur utama hingga

saat ini belum diganti dan juga fokus penelitian ini adalah adanya pergantian direktur

utama pada 2008 dan melihat kinerja setelah adanya pergantian pada 2008.
4

Peningkatan kinerja keuangan yang signifikan dan juga konsisten membuat peneliti

tertarik melakukan penelitian pada Waskita Karya tentang bagaimana Waskita Karya

melakukan perubahan kinerjanya yang sebelumnya hampir dinyatakan bangkrut.

1.2. Rumusan Permasalahan

Dari uraian yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah, rumusan masalah

dalam penelitian ini berfokus pada terjadinya peningkatan kinerja Waskita Karya

setelah pergantian manajemen yang baru.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka

pertanyaan penelitian ini adalah apakah yang dilakukan manajamen yang baru untuk

memperbaiki kinerja Waskita Karya dengan melihat dari peningkatan kinerja keuangan

maupun kinerja nonkeuangan?

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalis apa saja yang yang dilakukan manajemen

baru untuk memperbaiki kinerja Waskita Karya dengan melihat dari peningkatan

kinerja keuangan maupun kinerja nonkeuangan.

1.5. Kontribusi Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan konstribusi antara

lain:

1. Manajerial

Penelitian ini diharapkan memberikan konstribusi pada Waskita Karya dalam

perkembangan sistem manajemennya.


5

2. Keilmuan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam bidang keilmuan

terutama mengenai hal-hal apa saja yang mempengaruhi peningkatan kinerja

Waskita Karya sehingga menjadi referensi pada penelitian selanjutnya.

1.6. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu mengenai periode waktu penelitian. Periode

penelitian ini adalah dari 2009-2016 dikarenakan direktur utama hingga saat ini belum

diganti dan juga fokus penelitian ini adalah adanya pergantian direktur utama pada

2008 dan melihat kinerja setelah adanya pergantian pada 2008.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari lima bagian yaitu sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan

Bab ini menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah studi kasus,

pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II: Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi mengenai penjabaran teori-teori dan jurnal atau literatur lainnya yang

berkaitan dengan peningkatan kinerja yang akan dijadikan sebagai acuan pada

penelitian ini.

BAB III: Metodologi Penelitian

Bab ini menjabarkan mengenai teknik pengambilan data dan analisis data yang akan

dilakukan.
6

BAB IV: Analisis dan Diskusi

Bab ini berisi mengenai hasil pengumpulan data yang dilakukan sesuai metode

penelitian dan memberikan fakta-fakta yang dapat menjawab tujuan penelitian.

BAB V: Kesimpulan

Bab ini akan menyajikan kesimpulan atas pembahasan yang telah dilakukan serta

memberikan saran yang dianggap penting dan berguna mengenai perkembangan sistem

manajemen perusahaan.

Você também pode gostar