Você está na página 1de 12

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU


melaksanakan Amanat Pelayanan
Organisasi.
BAB I
AMANAT PELAYANAN 1.2. Pimpinan Gereja (Exs oficio).

Pasal 1 2. Anggota Luar Biasa yaitu :

1. Melaksanakan missi Allah di dunia, yaitu 2.1. Mantan Anggota Biasa.


panggilan untuk memberitakan Keadilan,
Kebenaran, Kesejahteraan dan Pertobatan 2.2. Anggota Biasa yang tidak termasuk
serta Pembaharuan yang disediakan Tuhan dalam butir 1.
bagi manusia dan dunia.

2. Membangun Ketahanan Iman (moral-etik),


Ketahanan IPTEK, Ketahanan Sosio- 3. Anggota Kehormatan yaitu mantan Anggota
Ekonomi, Sosio-Budaya dan Sosio-Politik. Biasa dan Anggota Luar Biasa yang tidak
termasuk butir 1 yang berjasa bagi organisasi.
3. Membina spiritualitas, persekutuan, daya
refleksi-aksi yang transformatif untuk tugas- 4. Anggota Penyantun yaitu mereka yang dengan
tugas kesaksian dan pelayanan di dalam sukarela memberikan bantuan kepada
kehidupan bergereja, bermasyarakat, organisasi, yang ditetapkan oleh Pengurus
berbangsa dan bernegara. Organisasi pada tingkatnya.

4. Mempersiapkan pemimpin yang visioner dan


berwawasan eklesiologis, nasionalis serta yang
aktif melayani gereja, masyarakat, bangsa dan Pasal 3
negara.
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
5. Untuk memenuhi Amanat Pelayanan ini,
AMGPM melaksanakan pembinaan yang 1. Setiap Anggota berhak untuk :
mengarah pada Sistim Pendidikan Kader, serta
visi, missi dan strategi pelayanan GPM, yang 1.1. Anggota Biasa :
secara programatis dijabarkan di dalam KUP
dan GBPP pada semua jenjang. a. Mempunyai hak bicara dan hak suara.

b. Mempunyai hak memilih dan dipilih.

BAB II c. Menyampaikan usul atau pendapat


KEANGGOTAAN secara langsung atau tidak langsung.

Pasal 2 d. Menghadiri setiap kegiatan organisasi.

Anggota AMGPM terdiri dari : e. Memiliki Kartu Anggota.

1. Anggota Biasa yaitu : 1.2. Anggota Luar Biasa :

1.1. Semua Anggota GPM yang berumur a. Menghadiri dan ikut berpartisipasi
17 - 45 tahun yang menerima tujuan, dalam setiap kegiatan organisasi.
pengakuan, azas dan Moto serta bersedia
b. Menyampaikan usul atau pendapat 2. Anggota Luar Biasa diterima dan didaftarkan
secara langsung atau tidak langsung. oleh Pengurus Ranting.

c. Mempunyai hak bicara. 3. Anggota Kehormatan diangkat oleh Pengurus


Besar dan ditetapkan oleh Kongres atas usulan
d. Tidak mempunyai hak memilih atau Pengurus Daerah.
dipilih.
4. Anggota Penyantun diangkat dan ditetapkan
1.3. Anggota Kehormatan : oleh Pengurus pada setiap jenjang organisasi.

a. Mempunyai hak bicara atau usul, baik


diminta atupun tidak diminta.
Pasal 5
b. Ikut berpartisipasi dalam setiap
kegiatan organisasi. BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN

1.4. Anggota Penyantun : 1. Berpindah status keanggotaan GPM.

a. Mempunyai hak bicara atau usul, baik 2. Meninggal dunia.


diminta maupun tidak diminta.
3. Diberhentikan dari keanggotan AMGPM oleh
b. Ikut berpartisipasi dalam setiap Gereja Protestan Maluku karena melanggar
kegiatan organisasi. disiplin organisasi dan disiplin GPM dan yang
bersangkutan dapat membuat pembelaan diri
di Kongres.

2. Setiap Anggota Biasa berkewajiban : 4. Khususnya bagi Anggota Penyantun dapat


dibebaskan oleh Pengurus pada setiap jenjang
2.1. Memegang teguh pengakuan organisasi.
organisasi dalam pergaulan sehari-hari.
5. Anggota AMGPM yang mengundurkan diri
2.2. Menjaga dan memelihara nama harus disertai surat pernyataan.
baik, kehormatan dan kepentingan
organisasi dan GPM, baik kedalam
maupun keluar.

2.3. Selalu berusaha meningkatkan dan


mengembangkan AMGPM khususnya dan
GPM umumnya.
BAB III
2.4. Membayar Iuran dan atau Donasi
serta membantu usaha-usaha lainnya yang QORUM DAN PENGAMBILAN
dikembangkan oleh AMGPM. KEPUTUSAN

Pasal 6

Pasal 4 1. Qorum dan pengambilan keputusan adalah


sah, bila dihadiri lebih dari seperdua Peserta
PENERIMAAN, PENGANGKATAN DAN Biasa.
PENETAPAN ANGGOTA
2. Dalam satu rapat diusahakan agar keputusan
1. Anggota Biasa diterima oleh Pengurus diambil atas dasar musyawarah mufakat.
Ranting.
BAB IV a. Pengurus Besar.

LEMBAGA LEGISLATIF b. Perutusan Daerah yang terdiri dari 7


orang yaitu: 5 orang Pengurus Daerah
Pasal 7 dan 2 orang Anggota Biasa.

KONGRES c. Unsur BPH Sinode GPM.

1. Kongres adalah Lembaga Legislatif tertinggi d. Ketua-ketua Klasis.


AMGPM.
8.2. Peserta Luar Biasa yang terdiri
2. Kongres dilaksanakan 5 (lima) tahun sekali dari :
dan pelaksanaannya sesuai dengan Tata Tertib
yang ditetapkan. a. Peninjau dari Daerah yang jumlahnya
ditetapkan oleh Pengurus Besar.
3. Hasil - hasil Keputusan Kongres
direkomendasikan pelaksanaannya oleh b. Undangan lainnya yang dianggap perlu
Sidang Sinode. oleh Pengurus Besar.

4. Keputusan Kongres diambil atas dasar 9. Dalam Kongres setiap Peserta Biasa
musyawarah untuk mufakat kecuali dalam mempunyai hak satu suara.
pemilihan Ketua Umum dan Sekretaris
Umum, Keputusan diambil berdasarkan 10. Peserta Biasa mempunyai hak bicara dan hak
pemungutan suara terbanyak. suara; Peserta Luar Biasa mempunyai hak
bicara.
5. Pengurus Besar memimpin dan bertanggung-
jawab atas pelaksanaan Kongres; Sidang-
sidang dalam Kongres dipimpin oleh Majelis
Ketua yang terdiri dari unsur Pengurus Besar 2 Pasal 8
orang dan Peserta Biasa 3 orang yang
ditetapkan oleh Kongres. MUSYAWARAH PIMPINAN PERIPURNA

6. Dalam keadaan tertentu Kongres Istimewa 1. Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP)


dapat diadakan diluar waktu yang ditetapkan. adalah Lembaga Legislatif yang
pelaksanaannya sesudah Kongres dan
7. Kongres bertugas : kedudukannya berada dibawah Kongres.

a. Merubah atau menetapkan Anggaran Dasar 2. Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP)


Anggaran Rumah Tangga AMGPM. dilaksanakan sekali dalam setahun dan hanya
4 kali dalam satu masa Kongres.
b. Menilai Laporan Umum Pertanggung -
jawaban Pengurus Basar. 3. Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP)
dilaksanakan sesuai Tata Tertib yang
c. Mendengar Laporan Pengurus Daerah. ditetapkan.

d. Menetapkan Garis-garis Besar Program 4. Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP) tahun


Organisasi. pertama dalam masa kepengurusan yang baru
dari Pengurus Besar dilaksanakan sesudah
e. Memilih Pengurus Besar. Kongres berakhir.

f. Menetapkan Keputusan - keputusan lain. 5. Musyawarah pimpinan Paripurna (MPP)


dihadiri oleh :
8. Kongres dihadiri oleh :
5.1. Peserta Biasa:
8.1. Peserta Biasa yang terdiri dari :
a. Pengurus Besar 2. Konperensi Daerah (Konperda) dilaksanakan 5
(lima) tahun sekali dan pelaksanaannya sesuai
b. Perutusan Daerah yang terdiri dari: dengan Tata Tertib yang ditetapkan MPP.
Ketua dan Sekretaris Daerah ditambah
1 orang Anggota Biasa yang ditunjuk 3. Hasil-hasil Keputusan Konperensi Daerah
oleh Pengurus Daerah. (Konperda) tidak boleh bertentangan dengan
Keputusan Kongres. Hasil-hasil Keputusan
c. Unsur BPH Sinode GPM. Konperensi Daerah (Konperda)
direkomendasikan pelaksanaannya oleh
d. Ketua-ketua Klasis GPM. Sidang Klasis.

5.2. Peserta Luar Biasa: 4. Keputusan Konperensi Daerah (Konperda)


diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat,
a. Undangan lain yang dianggap perlu dan apabila tidak tercapai mufakat maka
oleh Pengurus Besar. keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak. Dalam pemilihan Ketua dan
b. Peninjau dari Daerah yang disetujui Sekretaris Daerah, Keputusan diambil
oleh Pengurus Besar. berdasarkan pemungutan suara.

6. Setiap Peserta Musyawarah Pimpinan 5. Sidang-sidang dalam Konperensi Daerah


Paripurna (MPP) mempunyai hak satu suara. (Konperda) dipimpin oleh Majelis Ketua yang
terdiri dari unsur Pengurus Daerah 2 orang dan
7. Pengurus Besar memimpin dan bertanggung - Peserta Biasa 3 orang yang ditetapkan oleh
jawab atas pelaksanaan Musyawarah Pimpinan Konperda.
Paripurna (MPP); Sidang-sidang dalam
Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP) 6. Dalam keadaan tertentu Konperensi Daerah
dipimpin oleh Pengurus Besar. (Konperda) Istimewa dapat diadakan di luar
waktu yang ditetapkan.
8. Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP)
bertugas : 7. Konperensi Daerah (Konperda) bertugas :

a. Mengevaluasi Program Kerja dan a. Menilai Laporan Umum Pertanggung -


Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB) jawaban Pengurus Daerah.
satu tahun sebelumnya.
b. Mendengar Laporan Pengurus Cabang.
b. Menetapkan Program Kerja dan APB satu
tahun berikutnya. c. Menetapkan Garis-garis Besar Program
Organisasi di tingkat Daerah.
c. Menetapkan Keputusan - keputusan lain.
d. Memilih Pengurus Daerah.
9. Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Pimpinan
Paripurna (MPP) direkomendasikan e. Menetapkan Keputusan-keputusan lain.
pelaksanaannya oleh Sidang BPL Sonode
GPM. 8. Konperensi Daerah (Konperda) dihadiri oleh :

8.1. Peserta Biasa yang terdiri dari :

Pasal 9 a. Pengurus Daerah.

KONPERENSI DAERAH (KONPERDA) b. Perutusan Cabang yang terdiri dari 5


orang yaitu: 3 orang Pengurus Cabang
1. Konperensi Daerah (Konperda) adalah dan 2 orang Anggota Biasa.
Lembaga Legislatif tertinggi ditingkat Daerah.
c. Ketua Klasis atau unsur Badan Pekerja
Klasis.
d. Ketua-ketua Majelis Jemaat. b. Perutusan Cabang yang terdiri dari :
Ketua dan Sekretaris Cabang ditambah
8.2. Peserta Luar Biasa yang terdiri 1 orang Anggota Biasa yang ditunjuk
dari : oleh Pengurus Cabang.

a. Unsur Pengurus Besar. c. Ketua Klasis atau Badan Pekerja


Klasis.
b. Peninaju dari Cabang yang jumlahnya
ditetapkan oleh Pengurus Daerah. d. Ketua-ketua Majelis Jemaat.

c. Undangan lainnya yang dianggap perlu 5.2. Peserta Luar Biasa:


oleh Pengurus Daerah.
a. Unsur Pengurus Besar.
9. Dalam Konperensi Daerah (Konperda)
setiap Peserta Biasa mempunyai hak satu b. Peninjau dari Cabang yang jumlahnya
suara. ditetapkan oleh Pengurus Daerah.

10. Peserta Biasa mempunyai hak bicara dan c. Undangan lainya yang dianggap perlu
hak suara; Peserta Luar Biasa mempunyai oleh Pengurus Daerah.
hak bicara.
d. Setiap Peserta MPPD mempunyai hak
satu suara.

Pasal 10 7.. Pengurus Daerah memimpin dan bertanggung


- jawab atas pelaksanaan MPPD; Sidang-sidang
MUSYAWARAH PIMPINAN PARIPURNA dalam MPPD dipimpin oleh Pengurus Daerah.
DAERAH (MPPD)
8. Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah
1. Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah (MPPD) bertugas :
(MPPD) adalah Lembaga Legislatif yang
pelaksanaannya sesudah Konperensi Daerah a. Mengevaluasi Program Kerja dan
(Konperda) dan kedudukannya berada Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB)
dibawah Konperda. satu tahun sebelumnya.

2. Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah b. Menetapkan Program Kerja dan APB satu
(MPPD) dilaksanakan sekali dalam setahun tahun berikutnya.
dan hanya 4 kali dalam satu masa Konperda.
c. Menetapkan Keputusan-keputusan lain.
3. Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah
(MPPD) tahun pertama dalam masa 9. Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Pimpinan
kepengurusan yang baru dari Pengurus Daerah Paripurna Daerah (MPPD) direkomendasikan
dilaksanakan sesudah Konperda berakhir. pelaksanaannya oleh Sidang Klasis.

4. Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah


(MPPD) dilaksanakan sesuai Tata Tertib yang
ditetapkan oleh MPP.

5. Musyawarah pimpinan Paripurna Daerah Pasal 11


dihadiri oleh :
KONPERENSI CABANG (KONPERCAB)
5.1. Peserta Biasa:
1. Konperensi Cabang (Konpercab) adalah
a. Pengurus Daerah. Lembaga Legislatif tertinggi ditingkat Cabang.
2. Konperensi Cabang (Konpercab) c. Ketua Majelis Jemaat atau unsur
dilaksanakan 5 (lima) tahun sekali dan Majelis Jemaat.
pelaksanaannya sesuai dengan Tata Tertib
yang ditetapkan MPP. 8.2. Peserta Luar Biasa yang terdiri
dari :
3. Hasil-hasil Keputusan Konperesi Cabang
(Konpercab) tidak boleh bertentangan dengan a. Unsur Pengurus Daerah.
Keputusan Konperda. Hasil-hasil Keputusan
Konpercab direkomendir pelaksanaannya oleh b. Peninjau dari Cabang yang jumlahnya
Sidang Jemaat. ditetapkan oleh Pengurus Cabang.

4. Keputusan Konperensi Cabang (Konpercab) c. Undangan lain yang dianggap perlu


diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat, oleh Pengurus Cabang.
dan apabila tidak mencapai mufakat, maka
keputusan diambil berdasarkan suara 9. Dalam Konperensi Cabang (Konpercab)
terbanyak. Dalam pemilihan Ketua dan setiap Peserta Biasa mempunyai hak satu
Sekretaris Cabang, Keputusan diambil suara.
berdasarkan pemungutan suara.
10. Peserta Biasa mempunyai hak bicara dan hak
5. Pengurus Cabang memimpin dan suara; Peserta Luar Biasa mempunyai hak
bertanggung-jawab atas pelaksanaan bicara.
Konpercab; Sidang-sidang dalam Konpercab
dipimpin oleh Majelis Ketua yang terdiri dari
unsur Pengurus Cabang 2 orang dan Peserta
Biasa 3 orang yang ditetapkan oleh Pasal 12
Konpercab.
MUSYAWARAH PIMPINAN PARIPURNA
6. Dalam keadaan tertentu Konperensi Cabang CABANG
(Konpercab) Istimewa dapat diadakan di luar
waktu yang ditetapkan. 1. Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang
(MPPC) adalah Lembaga Legislatif yang
7. Konperensi Cabang (Konpercab) bertugas : pelaksanaannya sesudah Konperensi Cabang
(Konpercab) dan kedudukannya berada
a. Menilai Laporan Umum Pertanggung- dibawah Konpercab.
jawaban Pengurus Cabang.
2. Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang
b. Mendengar Laporan Pengurus-pengurus (MPPC) dilaksanakan sekali dalam setahun
Ranting. dan hanya 4 kali dalam satu masa Konpercab.

c. Menetapkan Garis-garis Besar Program 3. Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang


Organisasi di tingkat Cabang. (MPPC) tahun pertama dalam masa
kepengurusan yang baru dari Pengurus
d. Memilih Pengurus Cabang. Cabang dilaksanakan sesudah Konpercab
berakhir.
e. Menetapkan Keputusan-keputusan lain.
4. Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang
8. Konperensi Cabang (Konpercab) dihadiri oleh: (MPPC) dilaksanakan sesuai Tata Tertib yang
ditetapkan oleh MPP.
8.1. Peserta Biasa yang terdiri dari :
5. Musyawarah pimpinan Paripurna Cabang
a. Pengurus Cabang. (MPPC) dihadiri oleh :

b. Perutusan Ranting yang terdiri dari 5 5.1. Peserta Biasa:


orang yaitu: 3 orang Pengurus Ranting
dan 2 orang Anggota Biasa. a. Pengurus Cabang .
b. Perutusan Ranting yang terdiri dari: 3. Hasil-hasil Keputusan Rapat Ranting tidak
Ketua dan Sekretaris Ranting ditambah boleh bertentangan dengan Keputusan
1 orang Anggota Biasa yang ditunjuk Konpercab. Hasil-hasil Keputusan Rapat
oleh Pengurus Ranting. Ranting direkomendasikan pelaksanaannya
oleh Sidang Jemaat.\
c. Ketua-ketua Majelis Jemaat atau Unsur
Majelis Jemaat. 4. Keputusan Rapat Ranting diambil atas dasar
musyawarah untuk mufakat kecuali dalam
5.2. Peserta Luar Biasa: pemilihan Ketua dan Sekretaris Ranting,
Keputusan diambil berdasarkan pemungutan
a. Unsur Pengurus Daerah. suara terbanyak.

b. Peninjau dari Cabang yang jumlahnya 5. Pengurus Ranting memimpin dan


ditetapkan oleh Pengurus Cabang. bertanggung-jawab atas pelaksanaan Rapat
Ranting; Sidang-sidang dalam Rapat Ranting
c. Undangan lainya yang dianggap perlu dipimpin oleh Majelis Ketua yang terdiri dari
oleh Pengurus Cabang. unsur Pengurus Ranting 2 orang dan Peserta
Biasa 3 orang yang ditetapkan oleh Rapat
6. Setiap Peserta Musyawarah Pimpinan Ranting.
Paripurna Cabang (MPPC) mempunyai hak
satu suara. 6. Dalam keadaan tertentu Rapat Ranting
Istimewa dapat diadakan diluar waktu yang
7. Pengurus Cabang memimpin dan bertanggung ditetapkan.
- jawab atas pelaksanaan MPPC; Sidang -
sidang dalam MPPC dipimpin oleh Pengurus 7. Rapat Ranting bertugas :
Cabang.
a. Menilai Laporan Umum Pertanggung-
8. Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang jawaban Pengurus Rapat Ranting.
(MPPC) bertugas :
b. Menetapkan Garis-garis Besar Program
a. Mengevaluasi Program Kerja dan Organisasi di tingkat Ranting.
Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB)
satu tahun sebelumnya. c. Memilih Pengurus Ranting.

b. Menetapkan Program Kerja dan APB satu d. Menetapkan Keputusan - keputusan lain.
tahun berikutnya.
8. Rapat Ranting dihadiri oleh :
c. Menetapkan Keputusan-keputusan lain.
8.1. Peserta Biasa yang terdiri dari :
9. Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Pimpinan
Paripurna Cabang (MPPC) direkomendasikan a. Pengurus Ranting.
pelaksanaannya oleh Sidang Jemaat.
b. Semua Anggota Ranting yang terdaftar.

c. Majelis Jemaat (Majelis Jemaat


Pasal 13 Sektor).

RAPAT RANTING 8.2. Peserta Luar Biasa yang terdiri


dari :
1. Rapat Ranting adalah Lembaga Legislatif
tertinggi ditingkat Ranting . a. Unsur pengurus Cabang.

2. Rapat Ranting dilaksanakan 2 (dua) tahun b. Undangan lain yang dianggap perlu
sekali dan pelaksanaannya sesuai dengan Tata oleh Pengurus Ranting.
Tertib yang ditetapkan oleh MPP.
9. Dalam Rapat Ranting setiap Peserta Biasa a. Mengevaluasi Program Kerja dan
mempunyai hak satu suara. Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB)
satu tahun sebelumnya.
10. Peserta Biasa mempunyai hak bicara dan hak
suara; Peserta Luar Biasa mempunyai hak b. Menetapkan Program Kerja dan APB satu
bicara. tahun berikutnya.

c. Menetapkan Keputusan - keputusan lain.

Pasal 14 7. Hasil-hasil Keputusan Rapat Kerja Ranting


direkomendasikan pelaksanaannya oleh
RAPAT KERJA RANTING Sidang Jemaat.

1. Rapat Kerja Ranting adalah Lembaga


Legislatif yang pelaksanaanya sesudah Rapat
Ranting dan kedudukannya berada dibawah BAB V
Rapat Ranting.
LEMBAGA EKSEKUTIF
2. Rapat Kerja Ranting dilaksanakan sekali
dalam setahun sesuai Tata Tertib yang Pasal 15
ditetapkan oleh MPP.
PENGURUS BESAR
3. Rapat Kerja Ranting dihadiri oleh :
1. Susunan Pengurus Besar AMGPM terdiri dari
3.1. Peserta Biasa: 20 personil yaitu: 1 orang Ketua Umum, 5 orang
Ketua Bidang, 1 orang Sekretaris Umum, 5 orang
a. Pengurus Ranting. . Sekretaris Bidang, 1 orang Bendahara dan 2 orang
wakil Bendahara serta 5 orang Koordinator
b. Sejumlah Anggota Biasa yang Wilayah ( Korwil).
ditentukan oleh Pengurus Ranting 2. Ketua dan Sekretaris Umum dipilih langsung
dalam kesepakatan bersama untuk oleh Kongres, sedangkan Fungsionaris lainnya
mewakili semua Anggota Biasa. dipilih melalui Formatur untuk periode tugas 5
tahun.
c. Unsur Majelis jemaat (Majelis Jemaat 3. Mekanisme dan tatacara pemilihan Pengurus
di Sektor). Besar diatur didalam Tata-cara Pencalonan dan
prosedur Pemilihan yang ditetapkan oleh Kongres.
3.2. Peserta Luar Biasa: 4. Ketua Umum dan Sekretaris Umum mewakili
organisasi ke dalam dan ke luar.
a. Unsur Pengurus Cabang. 5. Uraian tugas Pengurus Besar diatur dalam
Peraturan Organisasi (PO) yang ditetapkan oleh
b. Undangan lainya yang dianggap perlu MPP.
oleh Pengurus Ranting. 6. Selama Pengurus Besar yang baru belum
dilantik maka Pengurus Besar demisioner lama
4. Setiap Peserta Rapat Kerja Ranting masih tetap bertanggung-jawab dalam
mempunyai hak satu suara. melaksanakan tugasnya.
7. Pergantian Pengurus Besar harus disertai
5. Pengurus Ranting memimpin dan dengan serah terima selengkapnya.
bertanggung-jawab atas pelaksanaan Rapat 8. Pengurus Besar berkewajiban :
Kerja Ranting; Sidang-sidang dalam Rapat a. Mempersiapkan, melaksanakan Kongres dan
Kerja Ranting dipimpin oleh Pengurus MPP.
Ranting. b. Melaksanakan segala urusan yang menyangkut
keputusan Kongres dan MPP serta
6. Rapat Kerja Ranting bertugas : mempertanggung-jawabkan pada Kongres dan
MPP berikutnya.
c. Melaksanakan pelantikan Pengurus Daerah
dan menghadiri Konperda, MPPD dan lain-lain Pasal 17
kegiatan organisasi tingkat Daerah sebagai PENGURUS CABANG
Pengarah. 1. Susunan Pengurus Cabang disesuaikan dengan
d. Memberikan Informasi Perkembangan susunan Pengurus Besar dengan memperhitungkan
Organisasi dalam Sidang Sinode dan BPL Sinode keadaan Cabang.
GPM. 2. Pengurus Cabang dipilih oleh Konpercab
9. Pengurus Besar berfungsi: dengan sistem pemilihan langsung dan atau
a. Melakukan perencanaan, pelaksanaan, pemilihan Formatur untuk periode tugas 5 tahun.
pengarahan dan pengawasan terhadap seluruh 3. Mekanisme dan tatacara pemilihan Pengurus
pelaksanaan roda Organisasi sesuai dengan Cabang diatur Tata Cara Pencalonan dan Prosedur
Keputusan Kongres dan Kebijakan-kebijakan Lain Pemilihan yang ditetapkan oleh Konpercab.
Organisasi. 4. Ketua dan Sekretaris Cabang mewakili
b. Menetapkan kebijakan-kebijakan Strategis organisasi ke dalam dan ke luar.
Organisasi. 5. Uraian tugas Pengurus Cabang diatur dalam
c. Menggali dan memberdayakan seluruh potensi PO yang ditetapkan oleh MPP.
SDM Pemuda. 6. Selama Pengurus Cabang yang baru belum
dilantik maka Pengurus Cabang demisioner masih
Pasal 16 tetap bertanggung jawab dalam melaksanakan
PENGURUS DAERAH tugasnya.
1. Susunan Pengurus Daerah disesuaikan dengan 7. Pergantian Pengurus Cabang harus disertai
susunan Pengurus Besar dengan memperhitungkan dengan serah terima selengkapnya.
keadaan Daerah. 8. Pengurus Cabang berkewajiban :
2. Pengurus Daerah dipilih oleh Konperda a. Mempersiapkan, melaksanakan Konpercab
dengan sistem pemilihan langsung dan atau dan MPPC.
pemilihan Formatur untuk periode tugas 5 tahun. b. Melaksanakan segala urusan yang menyangkut
3. Mekanisme dan tata-cara pemilihan Pengurus keputusan Konpercab dan MPPC serta
Daerah diatur dalam Tata Cara Pencalonan dan mempertanggung-jawabkan pada Konpercab dan
Prosedur Pemilihan yang ditetapkan oleh MPPC berikutnya.
Konperda. c. Melaksanakan pelantikan Pengurus Ranting
4. Ketua dan Sekretaris Daerah mewakili dan menghadiri Rapat Ranting atau Rapat Kerja
organisasi ke dalam dan ke luar. Ranting dan lain-lain kegiatan organisasi tingkat
5. Uraian tugas Pengurus Daerah diatur dalam Ranting sebagai Pengarah.
PO yang ditetapkan oleh MPP. d. Memberikan Informasi Perkembangan
6. Selama Pengurus Daerah yang baru belum Organisasi AMGPM Tingkat Cabang dalam Sidang
dilantik maka Pengurus Daerah demisioner masih Jemaat.
tetap bertanggung-jawab dalam melaksanakan
tugasnya. Pasal 18
7. Pergantian Pengurus Daerah harus disertai PENGURUS RANTING
dengan serah terima selengkapnya. 1. Susunan Pengurus Ranting disesuaikan dengan
8. Pengurus Daerah berkewajiban : susunan Pengurus Besar dengan memperhitungkan
a. Mempersiapkan, melaksanakan Konperda dan keadaan Ranting.
MPPD. 2. Pengurus Ranting dipilih oleh Rapat Ranting
b. Melaksanakan segala urusan yang menyangkut dengan sistem pemilihan langsung dan atau
keputusan Konperda dan MPPD serta pemilihan Formatur untuk periode tugas 2 tahun
mempertanggung-jawabkan pada Konperda dan 3. Mekanisme dan tatacara pemilihan Pengurus
MPPD berikutnya. Ranting diatur dalam Prosedur dan Tata Cara
c. Melaksanakan pelantikan Pengurus Cabang Pencalonan dan Pemilihan yang ditetapkan oleh
dan menghadiri Konpercab atau MPPC dan lain- Rapat Ranting.
lain kegiatan organisasi tingkat Cabang sebagai 4. Ketua dan Sekretaris Ranting mewakili
Pengarah. organisasi ke dalam dan ke luar.
d. Menyampaikan Laporan Perkembangan 5. Uraian tugas Pengurus Ranting diatur dalam
Organisasi AMGPM Tingkat Daerah dalam Sidang PO yang ditetapkan oleh MPP.
Klasis. 6. Selama Pengurus Ranting yang baru belum
dilantik maka Pengurus Ranting demisioner masih
tetap bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugasnya. Selanjutnya Lambang-lambang ini akan diatur
7. Pergantian Pengurus Ranting harus disertai dalam Peraturan Organisasi (PO).
dengan serah terima selengkapnya.
8. Pengurus Ranting berkewajiban : Pasal 22
a. Mempersiapkan, melaksanakan Rapat Ranting Lagu Wajib AMGPM yaitu ” KAMU ADALAH
dan Rapat Kerja Ranting. GARAM DAN TERANG DUNIA“
b. Melaksanakan segala urusan yang menyangkut
keputusan Rapat Ranting dan Rapat Kerja Ranting BAB VIII
serta mempertanggung-jawabkan pada Rapat PERBENDAHARAAN
Ranting dan Rapat Kerja Ranting berikutnya. Pasal 23
c. Memberikan Informasi Perkembangan 1. Perbendaharaan AMGPM yang berupa dana,
Organisasi AMGPM Tingkat Ranting dalam sumber dana dan harta milik diperoleh dari:
Sidang Jemaat. a. Persembahan (Kolekta, Persepuluhan,
Sukarela).
BAB VI b. Iuran/Tanggungan.
BADAN PEMBINA c. Warisan, Hibah dan sunbangan yang tidak
Pasal 19 mengikat.
1. Badan Pembina adalah Badan Konsultatif d. Usaha-usaha yang sah.
AMGPM yang berfungsi melaksanakan tugas 2. Perbendaharaan AMGPM terdiri dari semua
pendampingan bagi Pengurus Organisasi pada perbendaharaan yang dikelola di semua jenjang
masing-masing jenjang. Organisasi.
2. Dalam melaksanakan fungsinya Badan 3. Tahun Buku AMGPM adalah Tahun Taqwin.
Pembina bersifat kolektif.
3. Secara struktural Badan Pembina terdiri dari Pasal 24
sebanyak-banyaknya 7 orang dengan perincian: 1 PENGELOLAAN DAN PENGAWASAN
orang Ketua, 1orang Wakil Ketua, 1 orang 1. Pengelolaan perbendaharaan AMGPM
Sekretaris dan 4 orang Anggota. disemua jenjang organisasi didasarkan pada sistem
4. Keanggotaan Badan Pembina terdiri dari : Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB) yang
a. Fungsional Gereja pada masing-masing berimbang dan dinamis.
jenjang organisasi. 2. Anggaran Pendapatan Dan Belanja di semua
b. Fungsional Masyarakat yang dianggap layak jenjang organisasi dirancang oleh Lembaga
untuk tugas itu. Eksekutif dan ditetapkan oleh Lembaga Legislatif.
5. Secara Fungsional, perangkat Kepemimpinan 3. Tahun Anggaran Organisasi menurut Tahun
Gereja adalah Pembina pada setiap jenjang Taqwin.
Kepengurusan Organisasi (secara ex-oficio). 4. Metode Pembukuan Organisasi menurut Azas
6. Periode tugas Badan Pembina mengikuti Kas (Cash Stelsel).
periode tugas Pengurus Organisasi pada 5. Azas Pembukuan Organisasi menurut Azas
jenjangnya. Brutto.
7. Badan Pembinan diangkat dan ditetapkan oleh 6. Pengurus Besar bertanggung-jawab dan
Lembaga Eksekutif pada masing-masing jenjang mengkoordinasikan pemeriksaan dan pengawasan
organisasi. perbendaharaan disemua jenjang organisasi dalam
kerja sama dengan perangkat Kepemimpinan
BAB VII Gereja di semua jenjang.
AT R I B U T 7. Pada semua jenjang Kepengurusan Organisasi
Pasal 20 harus dibentuk Tim Verifikasi dengan tugas
AMGPM mempunyai Lambang dan Lagu Wajib. mengsadakan pemeriksaan keuangan dan
melaporkan hasilnya kepada Lembaga Legislatif
Pasal 21 pada jenjangnya.
Lambang-lambang Organisasi AMGPM terdiri 8. Pembentukan Tim Verifikasi dipercayakan
dari: kepada perangkat organisasi masing-masing
1. Bendera. jenjang dengan Rekomendasi yang diberikan oleh
2. Panji. Lembaga Legislatif pada setiap jenjang.
3. Jaket. 9. Keanggotaan Tim Verifikasi terdiri dari 3
4. Lencana (Emblem). (tiga) orang yaitu: 1 (satu) orang Ketua merangkap
5. Topi. Anggota, dan 2 (dua) orang Anggota.
10. Segala hal yang menyangkut: bentuk, sistim 4. Dalam Kongres yang diadakan untuk
serta prosedur Pembukuan dan Pertanggung- membubarkan AMGPM dibentuk Panitia
jawaban diatur lebih lanjut di dalam Peraturan Penyelidik untuk menyelesaikan segala kekayaan
Organisasi (PO) yang ditetapkan di dalam Organisasi.
Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP). 5. Pada waktu pembubaran, semua milik
AMGPM diserahkan kepada GPM.
Pasal 25
PERTANGGUNG-JAWABAN BAB X
PERBENDAHARAAN KETENTUAN PERUBAHAN
Bendaharawan berkewajiban memberikan Pasal 27
pertanggung-jawaban tentang perbendaharawan 1. Setiap perubahan atau penambahan Anggaran
kepada Lembaga Legislatif dan Eksekutif. Rumah Tangga ini harusnya dilakukan oleh
Kongres.
BAB IX 2. Tata Cara pengusulan perubahan ART
PENGESAHAN DAN PEMBUBARAN selanjutnya akan diatur dalam Peraturan
Pasal 26 Organisasi.
1. Pengesahan pembentukan struktur Organisasi 3. Lain-lain peraturan yang belum diatur dalam
dilakukan oleh Perangkat Pengurus setingkat Anggaran Rumah Tangga diatur oleh Pengurus
diatasnya kecuali Pengurus Besar dilakukan oleh Besar sepanjang tidak bertentangan dengan
BPH Sinode GPM. Anggaran Dasar AMGPM.
2. Pengesahan pembentukan dan atau
pengesahan pembubaran Ranting, Cabang, Daerah BAB XI
dilakukan oleh Pengurus setingkat diatasnya. KETENTUAN PENUTUP
3. Pembubaran AMGPM ke dalam lain Wadah Pasal 28
Pemuda Gerejawi dilakukan oleh Kongres dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini
memperhatikan nasihat Sinode GPM cq. BPH mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Sinode GPM.

Você também pode gostar