Você está na página 1de 4

Selisih Harga Bahan Baku Dicatat pada Saat Bahan Baku Dipakai

Dalam metode ini, pada saat bahan baku dibeli rekening Persediaan Bahan Baku didebet
sebesar hasil kali kuantitas bahan baku yang dibeli dengan harga sesungguhnya, bahan baku per
satuan dan rekening Utang Dagng dikredit dengan jumlah yang sama. Dengan demikian pada
saat pembelian, tidak diadakan pencatatan selisih harga yang terjadi.

Pada saat bahan baku dipakai, rekening Barang dalam Proses didebit sebesar hasil kali
kuantitas standar bahan baku dikalikan dengan harga standar bahan baku per satuan, sedangkan
rekening Persediaan Bahan Baku dikredit sebesar kuantitas sesungguhnya bahan baku yang
dipakai dikalikan dengan harga sesungguhnya per satuan bahan baku.

Pencatatan Selisih Harga Bahan Baku Pada Saat Bahan Baku Dipakai dalam Produksi

Utang Dagang Persediaan Bahan Baku Barang dalam Proses

KSDib x Hs KSDib x HS KSDib x HS KStDib x HSt

Selisih Harga Pembelian Selisih Pemakaian


Bahan Baku Bahan Baku

(HSt-HS) x KSDib (KSt –KS) x HSt

Berdasarkan data , jurnal pencatatan pembelian dan pemakaian bahan baku dengan metode ini
adalah sebagai berikut:

Persediaan Bahan Baku Rp 13.500.000


Utang Dagang Rp 13.500.000
(Untuk mencatat transaksi pembelian bahan baku)
Barang dalam Proses Rp 10.000.000
Selisish Kuantitas Bahan Baku 2.000.000
Persediaan Bahan Baku Rp 10.800.000
Selisih Harga Bahan Baku yang Dipakai 1.200.000
(Untuk mencatat pemakaian bahan baku)

Selisih Harga Bahan Baku Dicatat pada Saat Bahan Baku Dibeli dan Dipakai

Metode ketiga ini merupakan kombinasi antara metode 1 dan 2. Pada saat bahan baku
dibeli, selisih harga yang terjadi dicatat dalam rekening Selisih Harga Pembelian Bahan Baku.
Pada saat bahan baku dipakai, sebagian dari selisih harga yang melekat pada bahan baku yang
dipakai ditransfer ke rekening Selisih Harga Bahan Baku yang Dipakai. Dalam metode ini
rekening Persediaan Bahan Baku didebit dan dikredit dengan harga standar bahan baku.
Pencatatan Selisih Haraga Bahan Baku Pada Saat Bahan Baku Dibeli dan Dipakai dalam
Produksi

Utang Dagang Persediaan Bahan Baku Barang dalam Proses

KSDib x Hs KSDib x HSt KSDib x HSt KStDib x HSt

Selisih Harga Pembelian Selisih Harga Bahan Selisih Pemakaian

Bahan Baku baku yang di Pemakaian Bahan Baku

(HSt-HS) x KSDib (KSt – KS) x HSt) (KSt – KS) x HSt

Dari Contoh 9 tersebut diatas, jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Persediaan Bahan Baku Rp 15.000.000
Utang Dagang Rp 13.500.000
Selisih Harga Pembelian Bahan Baku Rp 1.500.000
(Untuk mencatat pembelian bahan baku)
Barang dalam Proses Bahan Baku Rp 10.000.000
Selisih Pemakaian Bahan Baku 2.000.000
Persediaan Bahan Baku Rp 12.000.000
(Untuk mencatat pemakaian bahan baku
Selisih Harga Pembelian Bahan Baku Rp 1.200.000
Selisih Harga Bahan Baku yang Dipakai Rp 1.200.000
(Untuk mencatat selisih harga pembelian bahan baku yang
Melekat pada bahan baku yang dipakai dalam produksi)

Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung

Pencatatan biaya tenaga kerja langsung dilakukan melalui 3 tahap berikut ini:

1. Pencatatan utang upah langsung


2. Pencatatan distribusi upah langsung
3. Pencatatan pembayaran upah langsung

Pada saat daftar upah langsung selesai dibuat, Bagian Akuntansi Keuangan membuat jurnal
sebagai berikut:
Gaji dan Upah xx

Utang Gaji dan Upah xx

Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Lanngsung

Gaji dan Upah Barang dalam Proses

JKS x TUS JKSt x TUSt

Selisih Tarif Upah Selisih Efisiensi Upah

(HSt – HS) x KSDib KSt – KS) x HSt

Catatan :

JKS : Jam kerja sesungguhnya

JKSt : Jam kerja standar

TUS : Tarif upah sesungguhnya

TUSt : Tarif upah standar

Jurnal distribusi upah langsung adalah sebagai berikut (misalnya selisih yang terjadi merupakan
selisih yang merugikan):

Barang dalam proses xx


Selisih Tarif Upah xx
Selisih Efesiensi Upah xx
Gaji dan Upah xx
Pembayaran upah langsung dijurnal sebagai berikut:
Utang Gaji dan Upah xx
Kas xx
Contoh 8

Jika perusahaan menggunakan model dua selisih dalam analisis selisih biaya sesungguhnya dari
biaya standar, maka perhitungan selisih biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut:

Biaya tenaga kerja langsung standar 250 x 20 jam x Rp500 Rp2.500.000

Biaya tenaga kerja sesungguhnya: 5.100 jam x Rp475 2.422.500

Selisih biaya tenaga kerja langsung Rp 77.500


Dari perhitungan selisih dengan model dua selisih dalam contoh 8 diperoleh selisih tarif upah
sebesar Rp127.500 L dan selisih efisiensi upah Rp50.000 R

Jurnal pencatatan biaya tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut:

Barang dalam Proses Rp2.500.000

Selisih Efisiensi Upah 50.000

Gaji dan Upah Rp2.422.500

Selisih Tarif Upah 127.500

Você também pode gostar