Você está na página 1de 5

ANALISIS KRITIS JURNAL

PEMENDEKAN TELOMER PADA PENDERITA


DIABETES MELITUS
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Biologi Sel
Yang dibina oleh Siti Imroatul Maslikah. S.Si., M.Si.

Disusun oleh :
Maya Andya Garini (170341615032)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
Mei 2018
A. BIBLIOGRAFI
M Syamsul Mustofa, 2015. Pemendekan Telomer pada Penderita Diabetes Melitus. Jurnal
Kedokteran Yarsi. Volume 23. Nomor 3. Halaman 197-211.

B. TUJUAN
Mengetahui dampak dari diabetes mellitus terhadap ukuran panjang telomere yang
dimiliki penderita.

C. FAKTA-FAKTA UNIK
1. Diabetes mellitus yaitu penyakit multisystem dengan ciri hiperglikemia akibat dari
kelainan sekresi insulin, resistensi seluler terhadap insulin, atau dapat disebabkan karena
keduanya.
2. Stress oksidatif yaitu keadaan peningkatan produksi dan penurunan kemampuan tubuh
dalam mengeliminasi molekul-molekul yang bersifat reaktif.
3. Penderita diabetes mellitus mengalami peningkatan stress oksidatif secara simultan yang
diikuti oleh penurunan antioksidan yang mengakibatkan tidak seimbangnya stress oksidatif
dan kadar antioksidan dalam tubuh.
4. Radikal bebas diproduksi di dalam tubuh secara terus menerus sebagai hasil dari proses
metabolisme normal dan interaksi dengan rangsangan lingkungan.

D. KONSEP UTAMA
Diabetes mellitus yaitu penyakit multisystem dengan ciri hiperglikemia yang diakibatkan
karena kelainan sekresi pada insulin atau resitensi selulerterhadap insulin, atau dapat diakibatkan
karena keduanya yang menyebabkan gangguan pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein. Penyakit ini berisiko pada penyakit makrovaskuler dan mikrovaskuler. (Kangralkar
dkk., 2010).
Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes mellitus diklasifikasikan
menjadi 4 yaitu:
1. Diabetes Melitus tipe 1 yang disebabkan karena adanya kerusakan sel-β pancreas karena
adanya gangguan system imun.
2. Diabetes Melitus tipe 2 yang disebabkan karena memiliki resistensi insulin.
3. Diabetes Melitus tipe lain yang disebabkan karena kelainan genetik, penyakit
endokrinopati pancreas , obat/zat kimia, atau karena infeksi.
4. Diabetes Kehamilan(Gestasional) yang disebabkan karena intoleransi glukosa. Akan tetap
akan kembali normal pada usia kehamilan trimester ketiga.

Penderita DM di Indonesia diprediksi oleh Organisasi Kesehatan Dunia akan mengalami


peningkatan yang semula pada tahun 2000 berjumlah 8,4 juta jiwa akan meningkat pada tahun
2030 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa. Hal tersebut yang membuat Indonesia menduduki peringkat
4 dunia dalam prevalensi diabetes.(Wild dkk., 2004). Peningkatan penderita tersebut dipengaruhi
karena adanya peningkatan jumlah penduduk, bertambahnya usia, perubahan gaya hidup yang
tidak sehat dan kurangnya aktivitas atau gerak yang dilakukan sehari-hari. Mayoritas jumlah
peningkatan kematian juga berbanding lurus dengan meningkatnya penderita diabetes.
Stress oksidatif merupakan suatu keadaan peningkatan produksi dan penurunan
kemampan tubuh dalam melakukan eliminasi molekul-molekul yang bersifat reaktif cotohnya
yaitu Reactive Oxygen Species dan Reactive Nitroen Species atau yang biasa disebut dengan
ROS dan RON. Stres oksidatif sendiri dapat disebabkan karena tidak seimbangnya antara ROS
dan pertahanan antioksidan yang ada dalam tubuh kita. Dalam keadaan fiiologis ROS dan RON
terbentuk dar hasil mekanisme pertahanan tubuh misalnya fagositosis, fungsi netrofil, shear
stress dan dapat menyebabkan vasorelaksasi. Akan tetapi, apabila hasil yang diproduksi terlalu
banyak maka akan menyebabkan stress oksidatif yang berakibat pada keadaan patologik seperti
rusaknya protein, lemak, dan DNA yang mengakibatkan disfungsi atau kerusakan sel secara
permanen. (Moussa, 2008; Salpeaa dkk., 2010; Srvidya dkk., 2009). Radikal superoksida dapat
mengakibatkan kerusakan melalui Advanced Glycation End Products(AGEs), jalur poliol, jalur
heksosamin, dan Protein Kinase C (PKC) yang menyebabkan komplikasi penyakit
mikrovaskuler serta penyakit ekstremitas bawah (Kaneto dkk., 2010; Kangralkar dkk., 2010).
Selain itu juga berdampak pada pemendekan telomere (Sampson dkk., 2006; Kaszubowska,
2008; Salpeaa dkk., 2010).
Stress oksidatif pada DM melalui 3 jalur yaitu jalur nonenzimatik, jalur enzimatik, dan
jalur mitokondria. Jalur enzimatik berasal dari sifat oksidatif glukosa. Keadaan hiperglikemi
menyebabkan peningkatan produksi ROS, dalam keadaan hiperglikemi jalur poliol mengalami
peningkatan metabolisme glukosan dan peningkatan produksi radikal superoksida. Jalur- jalur
enzimatik dapat meningkatkan produksi ROS dan RON. Selain berasal dari sifat oksidatif
glukosa, rantai respirasi juga menjadi sumber produksi non enzimatik dari ROS dan RON.
Ketika terjadi proses fosforilasi oksidatif, melalui pengangkut electron NADH dan FADH2,
elektron akan ditransfer melewati membrane bagian dalam mitokondria menuju oksigen untuk
membentuk ATP. Ketika tubuh dalam keadaan normal, radikal superoksida akan segera
dieliminir melalui mekanisme pertahanan tubuh. (Srvidya dkk., 2009). Peningkatan stress
oksidatif diikuti oleh penurunan system pertahanan antioksidan yang menyebabkan tidak
seimbangnya antara stress oksidatif dengan mekanisme pertahanan antioksidan. Tingginya stress
oksidatif dapat menyebabkan kerusakan organel sel, enzim, dan peningkatan peroksidasi lipid.
(Moussa, 2008). Lipid yang bereaksi dengan radikal bebas, akan mengalami peroksidasi lipid
dan membentuk peroksida lipid. Terjadinya peningkatan peroksida lipid berhubungan dengan
peningkatan kejadian aterosklerosisdan kompilasi diabetes mellitus. (Moussa,2008).
Hiperglikemia menyebabkan penurunan kadar antioksidan seluler dan peningkatan pada
kadar radikal bebas. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa pemberian antioksidan dapat
mengurangi efek dari stress oksidatif. Kadar antioksidan yang tinggi dapat digunakan sebagai
alternative untuk mengurangi keparahan diabetes dan beberapa penyakit komplikasi yang terkait.
(Erejuwa dkk., 2011).
Telomere merupakan struktur DNA non-coding yang terdapat pada ujung kromosom.
Telomer sendiri berfungsi untuk menjaga stabilitas dan integritas kromosom supaya tidak terjadi
peleberuan atau penggabungan dengan kromosom lain. Telomere juga mempengaruhi banyaknya
pembelaha yang dilakukan secara normal. (Wongdkk., 2008). Sedangkan telomerase merupakan
enzim yang memiliki fungsi untuk memperpanjang telomere dengan menambahkan urutan
nukleotida TTAGGG di ujung kromosom. (Ishikawa, 2000). Selain itu, telomerase juga berperan
dalam mempertahankan telomere dan berhubungan dengan keutuhan atau keabadian sel kanker.
Telomerase mulai aktif ketika terjadi konsepsi. Akan tetapi, ketika embrio menjadi dewasa
terjadi penurunan aktivitas telomerase. Perpanjangan telomere dapat berlanjut melalui
mekanisme roda bergigi searah.
Teori pemendekan telomere menyatakan bahwa pemendekan telomere terjadi pada setiap
pembelahan mitosis, hal ini yang menyebabkan terjadinya penuaan. Terjadinya pemendekan
DNA telomere menyebabkan perubahan protein di sekitar telomere, hal ini juga menyebabkan
perubahan ekspresi gen dari keseluruhan kromosom. (Aho dkk., 2005). Mekanisme yang terjadi
pada penderita DM tipe 2 kemungkinan terjadi induksi stress oksidatif tinggi yang menyebabkan
kerusakan Dna telomerik sehingga terjadi pemendekan telome, dan menyebabkan penuaan dini
serta timbulnya komplikasi penyakit diabetes. (Salpeaa dkk., 2010)

E. KAITAN JURNAL DENGAN MATAKULIAH BIOLOGI SEL


Penderita diabetes mellitus mengalami peningakatan stress oksidatif. Stress oksidatif
yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan yang terjadi pada organel sel dan mengakibatkan
pemendekan telomere sehingga dapat menyebabkan proses penuaan yang leboh cepat. Jurnal ini
berkaitan denga mata kuliah biologi sel karena membahas mengenai kerusakan yang terdapat
pada organel sel dan membahas mengenai pemendekan telomere yang terjadi pada penderita
diabetes mellitus seperti yang kita bahas sebelumnya pada matakuliah biologi sel tentang
berbagai organel sel dan pembelahan sel yang menyinggung mengenai telomere dan telomerase.

F. REFLEKSI
Yang diperoleh:
1. Mengetahui banyak hal baru mengenai telomere dan diabetes mellitus.
2. Mengetahui bahwa diabetes mellitus juga mempengaruhi pemendekan telomere.
3. Mengetahui bahwa stress oksidatif yang tinggi juga sangat berpengaruh terhadap
kerusakan organel sel.

Yang akan dilakukan:


1. Mempelajari lebih dalam mengenai diabetes mellitus dan berbagai penyebabnya.
2. Mempelajari lebih dalam mengenai berbagai hal yang mempengaruhi pemendekan
telomere.

Você também pode gostar