Você está na página 1de 7

Makalah Budidaya Ikan koi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budidaya ikan koi. Banyak diantara para petani yang melakukan budidaya ikan koi. Ikan koi
merupakan sejenis ikan hias yang merupakan primadona dan mempunyai harga jual yang
tinggi. Dengan harga yang tinggi tersebut dapat menjadikan daya tarik tersendiri untuk
membudidayakan ikan koi.

Dengan harga ikan koi yang tinggi dan kemudahan dalam pembudidayaannya tak jarang banyak
petani yang memperoleh keuntungan berlimpah. Untuk lebih mempermudah pemahaman kita
mengenai ikan koi, maka dalam artikel ini akan diulas beberapa hal yang berhubungan dengan
ikan koi agar dalam membudidayakannya terasa lebih mudah.

Ikan koi juga menjadi bisnis yang menguntungkan tak jarang bisa sampai eksport ke luar negeri.
ikan koi merupakan salah satu ikan yang bisa dijadikan ikan hias dan menjadi prospek yang
ekonomis. oleh sebab itu pentingnya budidaya ikan koi akan menjadi sektor ekonomis yang dapa
menghasilkan pospek ekonomi.

1.2 Tujuan

 Mengetahui budidaya ikan koi


 Menambah informasi tentang ikan koi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan koi

Kingdom : animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Esteichthyes
Ordo : Ostariophysi
Sub Ordo : Teleostei
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyrinus
Spesies : Cyprinus carpio

2.2 Morfoligi

Ikan koi memiliki bentuk memanjang atau di sebut torpedo, mempunyai sirip punggung,
sepasang sirip perut, sepasang sirip dada, dan juga mempunyai sirip di bagian ekor. Pada sirip
ikan koi ini terdiri atas jari lunak, jari keras, dan juga memiliki selaput sirip. Alat yang
membantu untuk berenag dengan cepat terletak pada bagian selaput sirip atau di sebut sayap.

Ikan koi juga memiliki bentuk kepala yang hampir sama dengan ikan mas koki, yang terdapat
kumis kecil ( sungut ) yang di gunakan untuk mendeteksi makanan yang ada di sekitar habitatnya
ataupun lainnya. Namun, badan atau bentuk tubuh pada ikan koi terdapat dua jenis yaitu
epidermis dan juga dermis. Bagian ini sangat berperan penting bagi ikan terutamanya melindungi
dari serangan hama dan penyakit ikan, serta juga melindungi kotoran pada tubuh ikan.

Ikan koi juga memiliki warna yang sangat bervariasi berupa berwarna kemerahan, kekuningan,
keputihan, kehitaman, kecoklatan, blaster hitam putih, blastek merah hitam dan lain-lainnya,
tergantung dengan varietes pada ikan koi.

Selain itu, bagian struktur pada ikan koi ini sangatlah banyak yaitu meliputi rongga mata,
rongga insang, tengkorak, tulang belakang, sirip dada, tulang rusuk, sirip perut, tulang belakang,
sirip punggung, sirip belakang dan sirip ekor.
Itulah klasifikasi dan morfologi ikan koi yang semoga bermanfaat dan berguna bagi para
pembaca dan juga para pelajar lainnya

2.3 Pembenihan Ikan koi

Budidaya ikan koi cukup mudah dilakukan. Tahapan-tahapannya hampir sama dengan budidaya
ikan mas. Hanya saja yang menjadi krusial adalah ketersediaan bibit berkualitas. Kali ini
alamtani membahas mengenai langkah-langkah budidaya ikan koi. Berikut ini adalah tahapan
dalam budidaya iakn koi :

2.3.1 Memilih indukan

Memilih indukan memegang peranan penting dalam budidaya ikan koi. Indukan yang bagus
secara genetis akan menghasilkan keturunan yang baik. Indukan berkualitas biasanya dimiliki
oleh penangkar atau para pehobi. Bila kesulitan menemukan indukan yang baik, bisa dengan
jalam meminjamnya dari para pehobi. Pehobi biasanya mengoleksi ikan koi yang berkualitas,
baik untuk dipelihara sendiri maupun untuk kontes. Namun para pehobi ini rata-rata tidak
memiliki keterampilan atau waktu untuk mengawinkan ikannya. Padahal, untuk menjaga agar
ikan tetap bugar salah satunya harus dikawinkan jika telah tiba waktunya.
Di sini pembudidaya bisa kerja sama dengan pemilik ikan. Dimana pemilik diuntungkan karena
ikannya bisa dikawinkan dan pembudidaya bisa mendapatkan keturunan berkualitas. Sebagai
imbalannya, biasanya si pemilik dipersilakan memilih satu atau dua ekor ikan hasil perkawinan.
Selain keturunan atau sifat genetis, calon indukan ikan koi harus memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:

 Umur ikan sudah cukup matang, lebih dari 2 tahun


 Memiliki jenis yang sama atau mendekati, misalnya kohaku dengan kohaku
 Bentuk tubuh ideal, dari atas tampak seperti torpedo
 Gaya berengang tenang dan seimbang
 Warna cemerlang dan kontras
 Sehat, gerakannya gesit tidak banyak diam di dasar kolam.
 Indukan jantan dan betina telah matang gonad
2.3.2 Pemeliharaan indukan ikan koi

Sebaiknya calon indukan ikan koi dipelihara dalam kolam khusus. Kedalaman kolam setidaknya
150 cm, lebih dalam lebih baik. Kepadatan kolam juga harus diperhatikan, kolam berukuran 4×5
meter maksimal diisi 20 ekor indukan betina atau 40 ekor indukan jantan. Hal ini karena indukan
betina biasanya lebih besar dari indukan jantan.

Indukan betina dan jantan dipelihara dikolam yang berbeda, manfaatnya agar saat dipijahkan
indukan tidak perlu mengalami pemberokan lagi. Secara umum pemeliharaan kolam indukan
sama saja dengan pemeliharaan kolam pembesaran.

Pakan yang diberikan berupa pelet berukuran 8 mm, asumsinya ikan koi yang berumur lebih dari
2 tahun sudah berukuran minimal 60 cm. Jumlah pakan yang diberikan sekitar 3-5% dari bobot
tubuhnya dalam satu hari. Frekuensi pemberian pakan 2-4 kali.

3.3.3 Pemijahan ikan koi

1. Tempat pemijahan

Sebaiknya kolam pemijahan terbuat dari semen dan permukaannya diplester. Hal ini untuk
menjaga agar sisik ikan tidak rusak bila terjadi gesekan saat proses pemijahan. Ukuran kolam
variatif, biasanya sekitar 3×6 meter dengan kedalaman 60 cm dan ketinggian air 40 cm.
Kolam harus memiliki saluran masuk dan keluar. Pada kedua saluran tersebut harus dipasang
saringan halus. Tujuannya agar tidak ada hama penganggu yang masuk ke kolam dan telur atau
larva hasil pemijahan tidak hanyut ke luar kolam. Sebelum di isi air, kolam harus dijemur dan
dikeringkan terlebih dahulu. Gunanya untuk memutus siklus bibit penyakit yang mungkin ada
dalam kolam. Air yang dipergunakan untuk mengisi kolam hendaknya diendapkan terlebih
dahulu selama 24 jam. Ikan koi senang menempelkan telurnya pada media yang ada dalam
kolam. Oleh karena itu, sediakan kakaban yang terbuat dari ijuk atau bisa memanfaatkan
tumbuhan air. Untuk memperkaya kadar oksigen pasang aerotor pada kolam pemijahan.

2. Proses pemijahan

Setelah kolam pemijahan siap, masukkan indukan ikan koi betina terlebih dahulu. Pemijahan
biasanya berlangsung malam hari, sehingga induk betina bisa dimasukkan pada sore hari.
Biarkan indukan betina beradaptasi dengan kondisi kolam agar tidak stres. Setelah 2 hingga 3
jam, indukan jantan bisa dilepaskan di kolam pemijahan. Jumlah indukan jantan yang
dimasukkan 3 hingga 5 ekor. Hal ini untuk menghindari kegagalan dalam pemijahan dan semua
telur yang dikeluarkan indukan betina bisa terbuahi. Sebenarnya bisa saja menggunakan hanya
satu jantan apabila ukuran si jantan cukup besar. Namun resiko kegagalannya lebih
tinggi.Pemijahan biasanya berlangsung sekitar pukul 11 malam hingga dini hari sebelum
matahari terbit. Selama masa itu akan terjadi aksi kejar-kejaran, dimana si betina akan
menyemprotkan telurnya pada kakaban. Setelah telur menempel indukan jantan akan
menyemprotkan spermanya untuk membuahi telur tersebut. Setelah proses pemijahan selesai,
segera angkat indukan-indukan tersebut dari kolam pemijahan. Apabila induka dibiarkan di
kolam dikhawatirkan akan memakan telur-telur tersebut. Biarkan telur-telur yang ada di kolam
untuk menetas.

3. Penetasan larva

Telur-telur yang menempel pada kakaban atau tanaman air harus terendam dalam air. Oleh
karena itu berikan pemberat pada kakaban. Pada keadaan normal, suhu sekitar 27-30 derajat
celcius, telur akan menetas dalam waktu 48 jam. Jika suhu air terlampau dingin penetasan akan
lebih lama. Bila terlampau panas telur bisa membusuk. Setelah telur menetas kakaban atau
tanaman air bisa diangkat. Larva yang baru menetas masih menyimpan persedian makanan yang
bisa bertahan hingga 3-5 hari. Apabila persediaan makanan sudah habis burayak ikan koi mulai
membutuhkan pakan.
Pakan yang bisa diberikan pada burayak umur 5 hari adalah kuning telur yang telah direbus.
Kemudian kuning telur tersebut dilumatkan dan dicampur dengan air. Perhatikan pemberian
pakan jangan sampai berlebihan dan mengotori air kolam. Bila ada sisa pakan segera
dibersihkan.
Beberapa penangkar tidak menganjurkan pemberian pakan kuning telur karena mudah membuat
kolam kotor dan menyebabkan kematian massal. Sebenarnya yang paling diinginkan burayak
adalah pakan hidup. Oleh karena itu bisa diberikan kutu air (daphnia dan moina) yang telah
disaring. Penyaringan kutu dilakukan hingga burayak berukuran 1 cm.

Bila sudah lebih besar bisa diberikan kutu yang tidak disaring atau udang artemia. Cacing sutera
bisa diberikan bila ukuran burayak sudah mencapai 1,5 cm. Pemberian pakan tersebut
berlangsung hingga burayak berumur 3 minggu. Setelah itu, ikan dipindahkan ke kolam
pendederan.

4. Pendederan

Kolam pendederan adalah kolam untuk memelihara ikan koi hingga berumur 3 bulan. Pada umur
ini biasanya ukuran ikan koi telah mencapai 15 cm. Ukuran kolam 3×4 dengan kedalaman 40 cm
bisa menampung 250-300 ekor anak ikan koi. Pada fase ini, pelet sudah bisa diberikan sebagai
pakan ikan. Berikan pelet berukuran kecil berukuran 250 mikron. Satu ons pelet cukup untuk
1000 ekor ikan koi. Pemeberian pakan dilakukan 2 kali sehari. Untuk membentuk warna berikan
sesekali cacing sutera atau udang artemia.Setelah anak ikan berumur 3 bulan, bisa diberikan
pelet kasar sesuai takaran. Berikan pelet hingga ikan kenyang. Bila dalam tempo 5 menit pakan
tidak dimakan dan tersisa di kolam berarti ikan sudah kenyang. Pemberian pelet dilakukan 2-3
kali sehari.

5. Penyortiran ikan koi

Penyortiran ini berguna untuk menentukan tingkat harga. Ikan koi yang berkualitas tentunya
dihargai lebih tinggi. Penyortiran dalam budidaya ikan koi sudah bisa dilakukan sejak ikan
berumur 1 bulan. Pada umur tersbeut ikan cukup kuat untuk dipindah-pindahkan. Atau kalau
ingin lebih aman, lakukan setelah ikan berumur 3 bulan. Faktor-faktor penyortiran didasarkan
pada ukuran badan, bentuk dan kualitas warna. Ikan koi digolongkan berdasarkan ukurannya,
kecil dengan yang kecil dan ukuran besar dengan yang besar.

Sedangkan bentuk badan dipilah dari bentuk yang tidak bagus. Bentuk badan yang bagus harus
proporsional. Badannya membulat seperti peluru tidak terlalu panjang. Siripnya simetris dan
gerakannya tenang tapi mantap. Pemilahan juga dilakuan terhadap ikan yang warnanya cerah dan
memiliki garis batas yang tegas. Koi yang baik memiliki batas warna yang kontras. Tidak ada
gradasi warna pada batas-batasnya. Untuk seleksi lebih lanjut terdapat standar internasional
kualitas ikan koi berdasarkan jenisnya.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Beberapa faktor yang penting dalam budidaya ikan koi adalah pemilihan induk,pemijahan,
pembesar an / pembenihan larva dan panen.

3.2 Saran

Koi sangat sensitif terhadap perubahan kualitas air sebaiknya terus mengecek kualitas air untuk
mencegah stress pada ikan koi

DAFTAR PUSTAKA

http://www.mediamaya.net
http://sakajiblog.blogspot.co.id
http://fredikurniawan.com
TUGAS BUDIDAYA TERNAK KESAYANGAN

Makalah Budidaya Ikan koi

OLEH :

NAMA : ALDO FEBRIANTO

KELAS : VIII. 5

GURU PEMBIMBING : MERI KARTIKA SARI, S. Pd

SMP PGRI SUKAMORO

TAHUN AJARAN 2018 - 2019

Você também pode gostar