Você está na página 1de 4

Analisis Kebijakan

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2018 dan


Kaitannya dalam Mengatasi Masalah Stunting

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2018 merupakan peraturan yang membahas
tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019. Alasan dibuatnya
peraturan ini adalah perlunya sinergi perencanaan tahunan antara pemerintah pusat,
pemerintah daerah dan antarpemerintah daerah untuk pencapaian prioritas dan sasaran
pembangunan nasional yang diharapkan. Penetapan peraturan tersebut dapat kita dianalisis
kebermanfaatan dan konten dari aturan yang dibuat dengan menggunakan Segitiga Analisis
Kebijakan yang dikemukakak oleh Walt et al. (1994). Segitiga Analisis Kebijakan ini meliputi
analisis terkait aktor yang terlibat dalam kebijakan yang dibuat, variabel konteks, proses dan
isi atau konten dari kebijakan yang dibuat tersebut. Model segitiga ini merupakan model segitas
analisis kebijakan yang sudah sangat disederhanakan untuk menjelaskan suatu hubungan yang
kompleks dengen mempertimbangkan faktor-faktor secara berkaitan seperti Gambar 1.1
dibawah ini :

1. Aktor
Pelaku atau aktor yang berperan dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan tersebut
baik yang mempengaruhi maupun yang dipengaruhi adalah sebagai berikut :

No. Aktor Peran Level


Pemerintah Pusat/ Kementerian Merumuskan,
1. Organisasi
Dalam Negeri membuat serta
mengesahkan
kebijakan
Menerima,
melaksanakan, dan
2. Pemerintah Daerah memantau jalannya Organisasi
kebijakan yang
dilakukan
Pelaksana pelayanan
kesehatan sebagai
salah satu bentuk
3. Tenaga Kesehatan nyata program Individu
kebijakan yang
dibuat dan ingin
dicapai
4. Masyarakat Sasaran program Individu

2. Variabel Konteks
a. Konteks Situasional, dalam kebijakan ini, ada perbedaan dengan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Tahun 2018 terutama dalam kaitannya meningkatkan pelayanan
kesehatan. Dalam Pemendagri no.22 tahun 2018 tersebut muncul tambahan capaian
baru dalam pelayanan kesehatan salah satunya yaitu mempercepat penurunan
stunting. Hal ini mengingat isu stunting yang muncul pada tahun 2018 sehingga
diperlukan pengaturan untuk penurunan angka stunting di tahun depan yaitu 2019.
b. Konteks struktural, dalam kebijakan tersebut pemerintah membuat 5 jenis prioritas
pembangunan nasional. Kegiatan prioritas yang berkaitan dengan kesehatan masuk
dalam Prioritas Nasional 1 yaitu Pembangunan Manusia Melalui Pengurangan
Kemiskinan dan Peningkatan Pelayanan Dasar. Hal ini dikhsusukan pada peran
fasilitas-fasilitas pelayana kesehatan dan tenaga kesehatan sebagai orang yang akan
turun langsung dalam penanganan permasalahan stunting di masyarakat
3. Proses
a. Identifikasi Masalah atau Isu
 Masih banyaknya permasalahan terkait kemiskinan dan pelayanan dasar
salah satunya pelayanan kesehatan
 Masih adanya kesenjangan antar wilayah seperti fasilitas penunjanh bidang
kesehatan dan dibutuhkan penguatan konektivitas serta kemaritiman
 peningkatan nilai tambah ekonomi melalui pertanian, industri dan jasa
produktif untuk menjamin kestabilan perekonomian dan kecukupan
pemenuhan kebutuhan pangan dalam kaitannya memenuhi asupan gizi
b. Perumusan Kebijakan
Perumusan kebijakan peraturan menteri dibuat sesuai dengan aturan yang sudah
dijelaskan dalam perundang-undangan yaitu undang-undang no.12 tahun 2011.
c. Pelaksanaan Kebijakan
Aturan pelaksanaan dan apa saja yang harus dilaksanakan sudah cukup jelas dalam
aturan tersebut. Kebijakan ini kedepannya diharapkan pelaksaannya sesuai dengan
apa yang sudah direncakan dan output serta outcome yang ingin dicapai oleh
kementerian dalam negeri. Salah satunya untuk masalah kesehatan khusunya
permasalahan stunting. Pemerintahan dibawah kementerian dalam negeri sampai
dengan pusat pelayanan kesehatan harusnya dengan sudah terbentuknya rencana
kerja kedepannya bisa menjadi pedoman dalam pelaksaan kebijakan. Sehingga
manfaat yang diharapkan dari setiap prioritas yang sudah ditentukan dalam benar-
benar dirasakan oleh masyarakat.
d. Evaluasi Kebijakan
Melihat dari peraturan serupa pada tahun sebelumnya yaitu 2018 peraturan yang
dibuat secara garis besarnya mampu dilaksanakan. Akan tetapi pencapaian dari
masing-masing kegiatan yang direncanakan untuk dapat mencapai tujuan yang
diharapkan masih belum tercapai. Permasalahan kesehatan dan gizi masih belum
dapat diatasi. Pengevaluasian kebijakan dan koordinasi lintas sektor yang masih
kurang ditambah dengan pelaksanan di kenyatannya yang masih tidak sesuai
dengan aturan yang sudah ditetapkan terkait program yang dijalankan.
4. Konten
a. Analysis of Policy
Effectiveness
Efficiency
Adequacy
Equity
Responsivness
Appropriateness

b. Analysis for Policy

Você também pode gostar