Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstract
Along with the development of telecommunications technology which is currently widely used by the public,
namely Long Term Evolution (LTE), network planning is needed so that the technology can be enjoyed optimally.
from the results of the simulation test using Atoll for coverage planning, which was obtained through predictions
of transmit power, the average value was -52.06 dBm. This research was conducted to determine the coverage area
for 4G LTE network services in Siak Regency. Determining the 4G LTE network coverage area is very necessary
so that users can be served and for the telecom operator side can continue to improve the quality of the network.
This research method is carried out by analyzing coverage by signal level using Atoll software. The results showed
that the number of eNodeBs needed to build an LTE network in the Siak Regency area with a total bandwidth of
5 MHz at 900MHz was using 119 sites.
Abstrak
Seiring dengan berkembangnya teknologi telekomunikasi yang pada saat ini banyak digunakan oleh masyarakat
yaitu Long Term Evolution (LTE), dibutuhkan perencanaan jaringan agar teknologi tersebut dapat dinikmati secara
optimal. dari hasil uji coba simulasi menggunakan Atoll untuk perencanaan secara cakupan,yang didapatkan
melalui prediksi daya pancar didapatkan nilai rata – rata -52,06 dBm. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan
wilayah jangkauan (coverage area) untuk layanan jaringn 4G LTE di Kabupaten Siak. Penentuan coverage area
jaringan 4G LTE ini sangat diperlukan agar pengguna (user) dapat terlayani dan bagi sisi operator telekomunikasi
dapat terus meningkatkan kualitas jaringannya. Metode penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisa
coverage by signal level dengan menggunakan software Atoll. Hasil penelitian menunjukkan Jumlah eNodeB
yang dibutuhkan untuk membangun jaringan LTE pada daerah Kabupaten Siak dengan jumlah bandwidth 5 MHz
pada frekuensi 900MHz yaitu menggunakan site sebanyak 119 buah.
5. Generasi Keempat (4G) Teknologi ini dapat bekerja pada 2 frekuensi berbeda
4G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa secara bersamaan yaitu pada frekuensi FDD LTE
Inggris: fourth-generation technology. Istilah ini 900 MHz dan FDD LTE 1.800 MHz. Penggunaan
umumnya digunakan untuk menjelaskan teknologi FDD di 2 frekuensi ini dikenal dengan
pengembangan teknologi telepon seluler, 4G istilah dual carrier, kelebihannya adalah upload dan
merupakan pengembangan dari teknologi 3G. download menjadi seimbang karena berjalan di
Kecepatan transfer data maksimum 3G adalah 384 frekuensi berbeda. Proses komunikasi dapat
kbps sampai 2 Mbps sedangkan untuk 4G adalah berlangsung secara dua arah (full-duplex).
20Mbps sampai 100Mbps (Santhi dkk, 2003).
Sistem 4G akan dapat menyediakan solusi IP yang 2.4 Time Division Duplex (TDD)
komprehensif dimana suara, data, dan arus
multimedia dapat sampai kepada user kapan saja dan Sementara TDD LTE B40 frekuensi 2.300MHz,
dimana saja, pada rata-rata data lebih tinggi dari pada struktur kanal untuk uplink dan downlink
generasi sebelumnya. 4G akan merupakan sistem dibedakan berdasarkan waktu transmisi yang
berbasis IP terintegrasi penuh. Ini akan dicapai digunakan. Cara kerja TDD LTE adalah menerima
setelah teknologi kabel dan nirkabel dapat serta mengirim data di frekuensi yang sama secara
dikonversikan dan mampu menghasilkan kecepatan bergantian (halfduplex). Teknologi ini memiliki
100 Mbps dan 1 Gbps dalam maupun luar ruang kelebihan salah satunya adalah unggul dalam
dengan kualitas premium dan keaman tinggi. kecepatan download, dan kelemahannya adalah pada
Kecepatan ini dapat dicapai melalui Orthogonal kecepatan upload. Band untuk FDD dapat dilihat
Frequency Division Multiplexing (OFDM). OFDM pada Tabel 1.
dapat tidak hanya mentransfer data dengan
kecepatan lebih dari 100Mbps, tetapi dapat juga Tabel 1. Alokasi Frekuensi FDD (Motorola,2011)
menghilangkan gangguan yang mengganggu sinyal
pada kecepatan tinggi (Jayakumari, 2010). Uplink (UL)
Operating Downlink (DL)
E-UTRA
Band BS Operating Band Duplex
2.2 Klasifikasi Daerah Operating
Receive UE BS Receive UE Mode
Band
Transmit Transmit (MHz)
Pengklasifikasian daerah bertujuan untuk (MHz)
memudahkan dalam perhitungan serta penempatan 1 1920 – 1980 2110 - 2170 FDD
2 1850 – 1910 1930 – 1990 FDD
site pada proses perancangan jaringan di daerah
3 1710 – 1785 1805 – 1880 FDD
perencanaan, karena masing-masing wilayah 4 1710 -1755 2110 – 2155 FDD
memiliki kebutuhan trafik yang berbeda-beda
5 824 -849 869 – 894 FDD Sehingga untuk menentukan nilai EIRP dibutuhkan
6 830 -840 875 – 885 FDD beberapa parameter lain diantaranya :
7 2500 – 2570 2620 – 2690 FDD
8 880 -915 925 - 960 FDD
1749.9 – a. Transmitter RF power
9 1844.9 – 1879.9 FDD Nilai Transmitter RF power adalah nilai daya
1784.9
10 1710 – 1770 2110 – 2170 FDD keluaran pada pemnacar. Sehingga untuk penentuan
1427.9 – nilai transmitter RF power dapat dilakukan dengan
11 1475.9 – 1495.9 FDD
1447.9
12 699 – 716 729 – 746 FDD
cara melihat spefikasi dari antenna yang digunakan.
13 777 – 787 746 – 756 FDD
14 788 – 798 758 – 768 FDD b. Transmitter antenna gain
15 Reserved Reserved FDD Nilai transmitter gain antenna adalah sebuah
16 Reserved Reserved FDD parameter yang mengukur kemampuan antena
17 704 – 716 734 – 746 FDD
dalam mengarahkan radiasi sinyal atau penerimaan
18 815 – 830 860 – 875 FDD
19 830 -845 875 – 890 FDD sinyal dari arah tertentu. Untuk pemilihan nilai
20 832 - 862 791 – 821 FDD transmitter antenna gain ditentukan berdasarkan
1447.9 – band frekuensi danberdasarkan akan tipe perangkat
21 1495.9 – 1510.9 FDD
1462.9 yang digunakan.
c. Feeder loss
2.5 Radio Link Budget Feeder loss menunjukkan loss sinyal pada berbagai
perangkat pada antenna ke penemerima. Baik pada
Link budget memiliki dua jalur yaitu uplink dan sisi base station maupun terminal penerima harus
downlink. Jalur uplink merupakan jalur dari MS ke memperhatikan loss terminal.
BS, sedangkan jalur downlink merupakan jalur dari
BS ke MS. Parameter dalam link budget adalah 2.5.3 Receiver Parameter
sebagai berikut.
Receiver parameter adalah perhitungan nilai
Pada perhitungan link budget, ada beberapa parameter pada bagian receiver. yang berhubungan
pembagian parameter. Penentuan parameter- dengan pengiriman sampai pada penerima (UE).
parameter tersebut sangat berpengaruh terhadapat Pada bagian ini ada beberapa parameter diantaranya:
nilai cell radius yang didapatkan. Pengelompokan
parameter pada link budget seperti berikut. 1. Noise figure
Noise figure bisa di katakana sebagai perbandingan
2.5.1 General Parameter dari noise sebenarnya dengan noise pada keadaan
ideal. Dan berikut adalah salah satu contoh noise
General parameter pada link budget LTE figure dari huawei, berdasarkan frekuensi yang
menjelaskan tentang parameter umum. Pada general digunakan dan jenis duplex yang digunakan.
parameter digunkan untuk menentukan
kemungkinan operation band, bandwidht, kecepatan 2. Thermal noise
data, jumlah RB yang yang digunakan. Pada general Thermal noise didapatkan dari perkalian antara
parameter juga di lakukan perhitungan cell adge konstanta bolzman dengan nilai 1,38𝑥10−23𝐽/𝐾,
rate. Yang akan menentukan kecepatan data yang dengan temperatur dalam kelvin (2900) bersamaan
akan digunakan. dengan bandwidth.
6. Interference margin
Interface margin dapat di artikan sebagai
peningkatan noise, yang di sebabkan oleh
penggunaan site pada frekuensi yang sama pada
posisi yang berdekatan. Sehingga menyebabkan ada
gangguan untuk nilainya antar 1-6 dB.
7. Body loss
Body loss sering juga di sebut sebagai head loss,
body loss dapat didefinisikan sebagai penurunan
kekuatan sinyal yang di sebabkan oleh tubuh
pengguna, yang berdekatan dengan antenna headset.
Berdasarkan dari motorola body loss yang terjadi
diantara kisaran 2 sampai 3 dB yang di gunakan
untuk perancangan sistem.
8. Penetration loss
Pada LTE juga diperhitungkan tentang Building
Penetration Loss (BPL) yang merupakan lossakibat
yang diakibatkan oleh penghalang berupa gedung Gambar 1. Flowchart Penelitian
dan bangunan.
9. Shadowing margin dan Cell load Gambar 1 merupakan flowchart dari optimasi
Pada saat user bergerak dan menuju daerah berbukit penerncanaan jaringan LTE di Kabupaten Siak.
ataupun gedung. Perlu di perhatikan loss yang Proses dimulai dengan studi literature, berupa
disebut shadowing margin. Shadowing margin membaca materi tentang LTE dan Atoll. Selanjutnya
adalah variasi level sinyal dari sinyal yang melakukan perncanaan dengan menggunakan
digunakan. frekuensi 900 MHz dan melakukan simulasi dengan
menggunakan software Atoll. Pada tahap akhir,
10. Isotropic Power Requid dilakukan pembuatan jurnal sebagai hasil nyata telah
Pada perhitungan nilai MAPL ini nantinya dilakukannya penelitian ini.
diperlukan dalam perhitungan cell radius. MAPL di
dapatkan dengan pengurangan dari nilai EIRP 3.2 Perencanaan Model Jaringan
dengan nilai isotropic power required. Sehingga
untuk mendapat nilai MAPL dibutuhkan nilai Pada penelitian ini, dilakukan perencanaan
isotropic power required. pembangunan jaringan 4G LTE di Kabupaten Siak
pada frekuensi 900 MHz menggunakan software
3. Metodologi Penelitian atoll.
Pada penelitian ini, dilakukan perancanaan jaringan Perencanaan ini membutuhkan data-data yaitu :
LTE FDD di Kabupaten Siak pada frekuensi 900
1. Peta klasifikasi Kabupaten Siak
Mhz menggunakan software Radio Planning Atoll.
Tahapan penelitian yang dilaksanakan ditunjukkan
pada gambar 1.
Noise l=k+10log(15000* -
3,276
perSubcarrie d) 104.9 3,003
2,730
r (dBm) -104.92 2 2,457
Noise Figure 2,184
m 1,911
(dB) 6 4 1,638
1,365
SINR (dB) n 2.178 1.183 1,092
819
546
Fast Fade
o 0 0 273
Margin (dB) 0
-105
-100
-95
-90
-85
-80
-75
-70
-65
-60
Receiver
Best Signal Level (dBm)
Sensitivity p=l+m+n+o -96.74 -99.73
(dBm) Gambar 4. Histogram Coverage by signal level
Receiver
Antenna q 0 15 Tabel ini berdasarkan pada hasil statistic prediction
Gain (dBi)
yang dilakukan
Receiver RF
Line Loss r 0 3
(dB)
Cell Load
t 60% 60%
(%)
Interference
u 3 3
Margin (dB)
Body Loss
v 4 4
(dB)
Penetration
w 7 7
Loss
Standard
Deviation y 8 8 Tabel 5. Statistic Prediction
(dB)
Berikut adalah tampilan dari report prediction Analysis And Simulation In Rural Area, Fakultas
Teknik, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto. Purwokerto.
9. Ardiyamto, Rudi. 2012. Analisa Tekno Ekonomi
Teknologi Jaringan LTE Berbasis FDD-TDD,
Tabel 6. Report Prediction Laporan Tesis. Bandung : Institute Teknologi
Bandung.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil simulasi coverage by signal level,
didapatkan bahwa nilai signal level ≥ -52.06 dBm.
5.2 Saran
Melakukan penelitian dengan menggunakan
software selain Atoll, untuk melihat perbedaan hasil
yang digunakan dengan Atoll dan software lain.
Daftar Pustaka