Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Indikasi lain yang juga mendukung keberhasilan TOD adalah biaya/ rasio manfaat.
Biaya Manfaat
- Konstruksi sistem transit - Mengurangi kemacetan
- Pelaksanaan transit sistem - Peningkatan kualitas udara
- Mitigasi dari kemacetan lalu lintas yang - Mengurangi infrastruktur
disebabkan oleh pengembangan kawasan - Mengurangi jumlah kendaraan yang
- Perencanaan TOD dan percepatan beroperasi dan waktu tempuh
pengembangan kawasan - Mengurangi kepemilikan kendaraan
pribadi
2.3 Design
Kemampuan Memastikan penyampaian pengembangan kawasan yang kuat dan
beradaptasi fleksibel, dan menciptakan pengembangan yang mampu beradaptasi
terhadap intensitas pekerjaan
Bentuk pengembangan Memastikan pengembangan desain fitur yang memaksimalkan
kemudahan dan aktivitas jalan dan pedestrian
Umum Menyiapkan fasilitas umum untuk memenuhi kebutuhan sebuah
komunitas termasuk ruang terbuka, kawasan pedestrian, dan akses
transit.
Menciptakan desain yang mempromosikan interaksi sosial, aktifitas
fisik dan pengembangan dari sebuah kawasan dan identitas.
Integrasi Memastikan desain simpul transit terintegrasi baik pada komunitas
Keamanan dan Memastikan penyampaian informasi terkait pengembangan dari
aksesabilitas kebutuhan personal dan keamanan serta pemerataan akses untuk
seluruh fasilitas umum
Parkir Lokasi, desain, menyiapkan dan mengatur parker berdasarkan
kawasan TOD untuk mendukung pejalan kaki, pengguna sepeda,
dan aksesabilitas transportasi umum
2.4 Transportasi
Pembagian Moda Menciptakan sebuah peningkatan pembagian moda, pesepeda dan
transportasi umum dengan menyiapkan aksesabilitas yang baik dan
kemudahan fasilitas umum dengan kawasan sekitar stasiun dan area
untuk pesepeda dan pedestrian dengan prioritas untuk pedestrian
Efisiensi transportasi Fasilitas dengan level yang baik khususnya pada hubungan
intermodal
2.5 Sosial
Keragaman sosial Memastikan pengembangan dan lingkungan yang mendukung
keberagaman sosial, termasuk perbedaan usiam budaya, pekerjaan
dan pendapatan.
Menyiapkan jenis pemukiman dengan pola perpaduan aksesabilitas,
dari kepemilikan rumah pribadi yang terjangkau untuk mendukung
keberagaman sosial
Mempromosikan hubungan sosial dan fisik antara kawasan baru dan
komunitas yang telah ada
Memastikan pengembangan komunitas secara integral berdasarkan
pembangunan komunitas
2.6 Proses
Koordinasi Memastikan koordinasi melibatkan pemagku jabatan, termasuk
kementrian, pemerintah lokal, dan pengembangan industry
Komunitas kerjasama Kerjasama melalui perencanaan dan pengembangan proses dengan
kecenderungan perubahan komunitas untuk mempromosikan
keterlibatan dan kepemilikan
Frame Waktu Mempertimbangkan luaran dari TOD
5.2 Surabaya
Beberapa penelitian terdahulu di Kota Surabaya menunjukkan kota ini memiliki potensi
diterapkannya TOD. Hal tersebut ditinjau dari kondisi eksisting kawasan transit angkutan massal
cepat seperti kereta komuter dan terminal di Surabaya. Selain itu, rencana penerapan angkutan
massal cepat semakin memperkuat potensi implementasi TOD dalam mendukung pergerakan
berbasis transit yang diusung moda tersebut [6].
Merujuk pada studi penerapan konsep TOD dalam penataan struktur ruang Kota Surabaya,
diketahui bahwa konsep TOD berpotensi untuk diterapkan dalam arahan penataan struktur ruang
Kota Surabaya. Hal tersebut ditinjau dari kedekatan antara titik transit terminal dan stasiun
terhadap pusat kota masing-masing Unit Pengembangan (UP) di Kota Surabaya. Hasil penelitian
menunjukkan dari dua belas UP, terdapat tiga UP yang menunjukkan kawasan pusat kegiatannya
berdekatan dengan titik transit yaitu UP Tambak Osowilangun, UP Tanjung Perak, dan UP
Wonokromo. Walaupun berdekatan, ketiga UP ini belum sepenuhnya menunjukkan ciri TOD
karena terlihat dari desain kawasan yang masih single use, belum ramah pejalan kaki, dan
pelayanan sistem transit yang kurang memadai. Adapun kawasan lain yang potensial adalah
kawasan sekitar Stasiun Gubeng di UP Dharmahusada dan Stasiun Surabaya Pasar Turi di UP
Tunjungan. Hal ini didasarkan pada ciri intensitas kegiatan yang cukup tinggi serta potensi
pergerakan tinggi yang dilayani oleh sistem transit yang ada di kedua UP tersebut.
Merujuk pada penelitian lainnya di Kota Surabaya, TOD memiliki potensi untuk diterapkan di
koridor Surabaya-Sidoarjo melalui moda komuter. Hal tersebut ditinjau dari pengaruh tingkat
penggunaan kereta komuter terhadap kondisi kawasan stasiun dilihat dari kepadatan penggunaan
lahan, indeks keberagaman guna lahan, dan kondisi jalur pejalan kaki meliputi luas dan lebar jalur
pejalan kaki. Adapun kawasan stasiun yang ditinjau meliputi enam stasiun di koridor Surabaya
Sidoarjo yaitu tiga stasiun di dalam Kota Surabaya meliputi Stasiun Surabaya Kota, Stasiun
Gubeng, dan Stasiun Wonokromo dan tiga stasiun di Sidoarjo meliputi Stasiun Waru, Stasiun
Gedangan, dan Stasiun Sidoarjo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan stasiun yang sudah
mulai memiliki ciri kondisi TOD walaupun belum ideal secara signifikan memiliki jumlah
pengguna kereta komuter yang lebih banyak dibandingkan kawasan stasiun lain. Adapun kawasan
stasiun yang potensial tersebut adalah Kawasan Stasiun Surabaya Kota, Kawasan Stasiun
Surabaya Gubeng, dan Kawasan Stasiun Sidoarjo.
Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa selain pelayanan angkutan umum massal yang handal,
dalam mengimplementasikan TOD juga diperlukan karakteristik kawasan yang beragam, kompak,
dan ramah bagi pejalan kaki. Untuk mengimplementasikan TOD di Surabaya, arah meningkatkan
pelayanan angkutan umum massal yang handal sudah mulai terlihat. Namun karakteristik kawasan
titik transit masih belum direncanakan. Pada dasarnya dalam penentuan lokasi halte dan stasiun
AMC Kota Surabaya telah mempertimbangkan karakteristik kawasan sekitarnya, namun kawasan
tersebut belum direncanakan lebih lanjut untuk mengusung karakteristik-karakteristik TOD dalam
menunjang angkutan AMC Surabaya. Dari penjelasan tersebut, pada dasarnya di beberapa lokasi
di Kota Surabaya telah menunjukkan karakteristik tersebut. Terutama di sepanjang jalan utama di
koridor Utara-Selatan dan Timur-Barat Surabaya telah memiliki karakteristik kawasan yang
beragam penggunaan lahannya yang terdiri dari perumahan, perdagangan dan jasa, perkantoran,
dan sebagian kecil fasilitas umum. Sedangkan dari aspek desain, beberapa kawasan di Surabaya
sudah mengusung kawasan yang ramah pejalan kaki dengan membangun jalur pejalan kaki yang
lebar, taman, dan jalur sepeda. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4. Kondisi Penggunaan Lahan Beragam dan Gambar 5. Kondisi Penggunaan Lahan dan Jalur
Jalur Pedestrian di Pusat Bisnis di sepanjang Jalan Pedestrian di Pusat Bisnis di sepanjang Jalan Basuki
Pemuda dekat dengan Stasiun Gubeng Rahmat (Salah Satu Koridor yang direncanakan dilalui
oleh AMC Tram Surabaya)
Kawasan transit yang direncanakan dengan konsep TOD menawarkan lingkungan yang layak
huni, berbagai kemudahan fasilitas dalam jangkauan berjalan kaki, ditunjang dengan kondisi
lingkungan yang prima untuk kegiatan ekonomi, jauh dari polusi kendaraan bermotor dan fasilitas
transit yang berkualitas membawa konsekuensi meningkatnya permintaan akan hunian di sekitar
kawasan transit. Akibat tingginya permintaan dan ditunjang fasilitas yang didapatkan tentunya
kawasan TOD menjadi kawasan dengan nilai investasi tinggi dengan harga lahan dan properti yang
selalu meningkat. Melalui peningkatan nilai investasi, tentunya pajak yang dibebankan pemerintah
setempat di kawasan TOD akan semakin tinggi sehingga pendapatan daerah pun akan semakin
meningkat. Dalam prakteknya, TOD memerlukan perencanaan jangka panjang dan melibatkan
berbagai pihak dalam eksekusinya. Sehingga dalam pengimplementasiannya, dibutuhkan
komitmen yang kuat dan konsisten untuk merencanakan dan menjalanankan pengembangan TOD
agar tidak berakhir hanya sebatas rencana.
Reference:
[1] Stirling Hinclife, MP. 2009. Transit Oriented Development Guide. Departement
Infrastructure and Planning: Queensland.
[2] Ketut Dewi MEH. 2009. Penerapan TOD (Transit Oriented Development) sebagai Upaya
Mewujudkan Transportasi yang Berkelanjutan di Kota Surabaya. Perencanaan Wilayah
dan Kota: Institute Teknologi Sepuluh November.
[3] Xuesong Z, Peter T, Milan Z, Ivana T. 2013. Traffic Modeling of Transit Oriented
Development: Evaluation of Transit Friendly Strategies and Innovative Intersection
Designs in West Valley City, UT. Department of Civil and Environmental Engineeering
University of Utah: West Valey.
[4] https://nusantaranews.co/pengembangan-kawasan-berbasis-tod-bisa-bangkitkan-
perekonomian/ diakses tanggal 8 November 2018
[5] http://beritatrans.com/2017/09/06/pembangunan-konsep-tod-untuk-tekan-kemacetan-dan-
polusi-udara/ diakses tanggal 8 November 2018
[6] MH. Isa. 2013. Transit Oriented Development (TOD) sebagai Solusi Alternatif dalam
Mengatasi Permasalahan Kemacetan di Kota Surabaya. Jurusan Arsitektur, Institut
Teknologi Sepuluh November (ITS).
[7] H Sukmarini. 2018. TOD (Transit Oriented Development) Konsep Pengembangan Sistem
Transportasi Massal yang Berkualitas untuk Mendukung Nawacita. Teknik Perencanaan
Wilayah dan Kota: Universitas Krisnadwipayana.