Você está na página 1de 10

Nama : Fajar Akbar Gumelar

NPM : 150510180037
1. İklim dan Cuaca dalam Pertanian
Ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut klimatologi. Kondisi iklim untuk jangka
waktu yang pendek disebut cuaca. Komponen iklim meliputi cahaya, temperatur, curah
hujan, presipitasi, kelembaban udara dan angin. Alat-alat pencatat iklim biasanya
ditempatkan di suatu tempat atau lapangan terbuka yang disebut stasiun meteorologi. Alat-
alat ini mencatat data-data meteorologi dari waktu ke waktu, seperti penakar hujan dan
pencatat şuhu. Data iklim biasanya dicatat dalam periode 10 hari, 10 bulan, 10 tahun.

İklim mikro adalah keadaan iklim atau cuaca di atas permukaan tanah sampai
ketinggian kurang dari 2 meter. Kondisi iklim ini sangat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman perdu dan semak, termasuk kedalamnya tanaman semusim.

Iklim makro adalah kondisi iklim di atas ketinggian 2 meter dari permukaan tanah.
Mempengaruhi pertumbuhan tanaman atau pohon yang tinggi berupa tanaman keras,
termasuk kedalamnya hutan.

Peranan iklim dalam pertanian


1. Pemilihan kultivar tanaman

Berdasarkan kesesuaian tanaman terhadap iklim, tanaman dapat digolongkan ke dalam:


tanaman beriklim tropis, tanaman beriklim sub tropis dan tanaman beriklim sedang.
2. Produktivitas hasil

Sekitar 30 persen keberhasilan prodüksi pertanian ditentukan oleh iklim. iklim


mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Pengaruh secara tidak langsung dari
iklim ini, yaitu melalui penyebaran dan infeksi hama dan penyakit pada tanaman.
3. Pelaksanaan usahatani
Umumnya petani memulai pengolahan tanah pada awal musim hujan, padi gogo ditanam
pada akhir musim kemarau, proteksi tanaman dilakukan pada saat cuaca tidak hujan dan
angin tidak kencang seperti dalam penyemprotan pestisida.

Kondisi iklim yang tidak normal, beşar pengaruhnya terhadap pertanian. Dalam kisaran
jangka waktu tertentu terjadi pergeseran kondisi. Perbedaan iklim berpengaruh pula terhadap
jenis tanaman yang dapat tumbuh seperti terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Iklim dan sifatnya sertajenis vegetasi.

Iklim Karakter iklim Vegetasi

Temperate Subtropis Dingin dan basah, curah hujan Tanaman tingkat tinggi, perdu
lebih dari 762 mm/bln, suhu 10 oc. berkayu (schrubs) dan tubuhan
Subtropis suhu 17-23 oc. basah (herbaceus), tanaman
semusim musim dingin.
Tropis Panas dan lembab, suhu 8-17 oc, Hutan hujan tropis, perdu
curah hujan 2000-4000 mm/bulan berkayu, padang rumput dan
sabana tanaman semusim

Daerah dibawah Perbedaan bulan kering dan bulan Tanaman berkayu yang
pengaruh angin muson basah nyata, curah hu- jan sangat menggugurkan daun, perdu
sedikit berkayu, tanaman semusim

Kutub dan dataran Pada bulan panas suhu 10 oc, Tumbuhan tingkat rendah, perdu
tinggi presipitasi salju, curah hujan 254 kerdil, padang rumput, lumut dan
mm/bulan, kelembaban udara ganggang
tinggi, evaporasi rendah. Di dataran
tinggi matahari bersinar 6 bulan
sekali ada musim semi

a. Komponen Iklim dan Pengaruhnya pada Tanaman

A. Cahaya
Sumber cahaya adalah matahari. Radiasi matahari yang tidak dapat ditangkap oleh
mata yang sampai ke Dermukaan bumi merupakan bentuk cahaya infra merah dan
ultraviolet. Pada ekologi tertentu, cahaya dengan gelombang panjang diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman.

Cahaya yang kasat mata terdiri dari panjang gelombang 400 - 750 m.t. Cahaya ini bila
didispersikan terdiri dari tujuh cahaya, yaitu Violet, jingga, biru, hijau, kuning, oranye
dan merah. Radiasi panjang gelombang ultra violet kurang dari 390 m.t dan hanya sekitar
2% dari radiasi yang mencapai permukaan bumi. Panjang gelombang infra merah adalah
lebih dari 750 R.I. Ultra violet berperan besar terhadap efek kematian protoplasma. Ultra
violet juga berperan dałam membantu proses sintesis antosianin pada daun dan
merangsang terbentuknya hormon penghambat tanaman.

Rata-rata bumi menerima cahaya sekitar 500 kalori/cm3, 93 % dipantulkan kembali


ke atmosfer, 7 % untuk fotosintesis. Dari 7 % itu sekitar 2 % hilang akibat respirasi
dan 5 % diubah menjadi bahan kering tanaman sebagai fotosintat. Contoh, pada
tanaman jagung dari 5 % itu, 3 % menjadi untuk pertumbuhan akar dan 2 % menjadi
biji.
Tingkatan peranan cahaya ditentukan oleh :

1) Intensitas cahaya
2) Kualitas cahaya
3) Lamanya penyinaran

Lama penyinaran berpengaruh terhadap pertumbuhan dan pembungaan


yang disebut efek fotoriodisitas dan digolongkan berdasarkan responsnya terhadap
fotoperiodisitas, antara lain :

a. Tanaman berhari panjang (long day plant), yaitu tanaman yang menerima
cahaya matahari dalam satu hari selama > 12 jam seperti kentang dan
lobak.
b. Tanaman berhari pendek (short day plant), yaitu tanaman yang menerima
cahaya matahari dalam satu hari < 12 jam seperti serealia dan tembakau.
c. Tanaman berhari netral (netral day plant), yaitu dimana peran cahaya
begitu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, seperti tomat.

Tanaman yang menghendaki cahaya penuh selama pertumbuhannya disebut


heliophyta, yang termasuk ke dalam heliophyta adalah tumbuhan tingkat tinggi, misalnya
tanaman keras, padi, jagung, sorgum, kedelai, dll. sedangkan yang tidak menghendaki
cahaya selama pertumbuhannya disebut sciophyta (anggrek dan panili).
Ciri-ciri tanaman heliophyta :
▪ Batang dan ruas batang memanjang
▪ Akarnya banyak dan bercabang-cabang
▪ Rutikula tipis, sedangkan palisade tebal
▪ Terdapat jaringan spongy atau bulu-bulu pada daun
▪ Ruang interselular pada jaringan mengecil
▪ Tingkat respirasi dan transpirasi tinggi
▪ Merangsang pembungaan dan buah
▪ Kandungan klorofil berkurang
Pengaruh spesifik cahaya matahrari terhadap fisiologi tanaman :

1. Berpengaruh langsung pada proses fotosintesis


2. Secara tidak langsung berperan dalam akitivitas fotosintesis, yaitu dalam hal
substrat.
3. Cahaya berperan pada proses transpirasi, yaitu dalam membuka dan menutupnya
stomata.
4. Cahaya berpegaruh terhadap pertumbuhan dan pembungaan tanaman.
5. Cahaya berperan dalam perkembangan pertumbuhan tanaman.
6. Cahaya berperan dalam perkecambahan.
B. Temperatur dan Suhu
Temperatur udara merupakan salah satu kendala yang menonjol bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Temperatur udara mempengaruhi proses
metabolisme dan fenologi tanaman, proses metabolisme utama dalam tanaman adalah
fotosintesis dan respirasi, kedua proses tersebut sangat dipengaruhi oleh temperatur dan
suhu.

Berkaitan dengan temperatur dikenal adanya “hukum Lapsraate” yang


menyatakan bahwa setiap ketinggian tempat naik 100 m, maka temperatur udara akan
turun 0,6 °C. Keadaan temperatur udara dipengaruhi oleh adanya hujuan, radiasi
matahari, dan ketinggian tempat. Temperatur tanah dipengaruhi oleh kandungan tanah,
kandungan bahan organik,dan pelindung tanah(mulsa).

 Pada permukaan tanah


Siang hari makin tinggi permukaan tanah temperaturnya makin rendah.
Malam hari makin tinggi permukaan tanah temperatur udara makin naik.
 di bawah permukaan tanah
Siang hari makin tinggi kedalaman tanah, temperatur tanah makin rendah.
Malam hari makin tinggi kedalaman tanah, temperatur tanah makin naik.

Beberapa istilah berkaitan dengan pengaruh suhu terhadap pertumbuhan dan


perkembangan tanaman, yaitu :

1. Thermoperiodisme : suhu yang dikehendaki tanaman untuk fase pertumbuhan


tertentu.
2. Thermonasti : pergerakan tanaman karena pengaruh temperatur, misalnya terjadi
pada bungan Tulip dan Crocud yang dapat berbungan pada temperatur yang
tinggi.
Berdasarkan toleransi terhadap suhu udara, tanaman terdiri atas :

a. Tanaman megatherm (tahan suhu tinggi) : tanaman di padang rumput sabana


b. Tanaman microtherm (tahan suhu rendah) : tanaman dataran tinggi, misalnya algae.
c. Tanaman mesotherm : tanaman yang menghendaki suhu yang tidak terlalu tinggi dan
tidak terlalu rendah (moderate), misalnya tanaman dataran rendah dan tanaman air.
1) Curah Hujan dan Kelembaban Udara
Curah hujan berperan sebagai suplai air bagi tanaman. Curah hujan menjadi
kendala utama di Indonesia. Terjadinya hujan karena adanya perpindahan massa uap air
ke tempat yang lebih tinggi sebagai respon adanya beda tekanan udara antara dua tempat
yang berbeda ketinggiannya (Handajani, 2005). Komponen hujan yang penting untuk
pertanian adalah curah hujan, distribusi hujan, dan intensitas hujan. Curah hujan di
Indonesia berkisar 250-6000 mm/tahun. Kendala daerah yang bayak curah hujan bagi
produksi pertanian adalah banjir, tanah jadi masam misalnya pada jenis tanah Latosol
dan Podsolik, terkurasnya kation dan hara, terjadinya erosi karena “run off” dan
kelembaban udara yang tinggi.
Penggolongan tanaman berdasarkan responsnya terhadap curah hujan, terbagi atas :

1. Tanaman yang menghendaki distribusi hujan yang merata selama pertumbuhannya,


seperti coklat, kelapa, teh, kelapa sawit, kina, karet, ketela pohon, dan ubi jalar.
2. Tanaman yang menghendaki adanya udara yang cerah (bulan kering) pada fase
pertumbuhan tertentu, terutama pada fase refroduktif, seperti kopi, kapas .
Air merupakan salah satu unsur terbesar yang menyusun suatu tanaman, yaitu
sekitar 90% terutama untuk tanaman hortikultura. Berdasarkan kebutuhan air, tanaman
dapat dibagi ke dalam tiga golongan, yaitu :
a. Hydrophyta : tanaman yang tahan terhadap lingkungan air berlebih (aquatic
plant)
b. Xerophyta : tanaman yang beradaptasi di daerah lahan kering
c. Mesophyta : tanaman yang dapat bertahan dengan kandungan air dalam
kapasitas lapang. Seperti tanaman pangan, palawija, dan hortikultura.

C. Angin
Angin mempunyai peranan penting bagi pertanian khususnya tanaman. Angin
dapat membantu dalam mensuplai karbondioksida untuk pertumbuhan tanaman, selain
itu angin juga mempengaruhi temperatur dan kelembaban tanah (Setiawan, 2009).
Pengaruh angin terhadap tanaman yaitu :

a. Meningkatkan kehilangan air pada tanah


b. Menyebabkan erosi tanah dan perusakan vegetasi melalui perubahan struktur dan
fisiologis, yang berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan tanaman.
c. Angin yag bertiup kencang sepanjang tahun ke satu arah, misalnya daerah pantai
menyebabkan arah pertumbuhan tanaman mengikuti arah angin.
d. Membantu proses penyerbukan pada biji-bijian yang kecil dan ringan serta spora
tanaman.
e. Angin berpengaruh terhadap berkembangnya hama dan penyakit pada tanaman.

D. Tipe dan Pola Hujan


Tipe pola hujan dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Tipe curah hujan menurut Schmid dan Fergusson (1951)


BB(Bulan Basah) jika curah hujan > 100 mm per bulan, BK (bulan kering)
jika curah hujan < 60 mm perbulan, BL (Bulan Lembab) antara 60-100 mm per bulan.

Nilai Q ditentukan dengan rumus :

Q= rata-rata BK x 100%
Rata –Rata BB
2. Pola Hujan menurut Oldeman (1975)

Beberapa daerah di Indonesia keaadaan pola hujan sudah dipetakan oleh


Oldeman (1975) seorang pakar agroklimatologi dari Belanda.

Tabel 3. Zona Agroklimat menurut Oldeman

E. Tanah dan Kesuburan Tanah

a. Pengertian dan Fungsi


Tanah merupakan lapisan terluar di permukaan bumi yang tersusun dari
bahan mineral dan organik. Tanah merupakan sumber bahan makanan bagi sebagian besar
makhluk hidup (Sudarmi, 2013). Menurut pertanian, tanah merupakan lapisan kulit bumi
terluar sebagai media tanam tempat tumbuh kembangnya tanaman.
Fungsi tanah menurut pandangan pertanian adalah :

1. Sebagai tempat berpegang dan bertumpu, untuk tegaknya tanaman.


2. Memberikan unsur hara, melayaninya sebagai media pertukaran ion (kation-anion)
dan sebagai tempat persediaan hara.
3. Memberikan air (H2O) dan oksigen (O2) serat sebagai reservior.
Untuk tujuan produksi tanaman tanah dipandang sebagai :

1. Mineral anorganik
2. Bahan organik
3. Organisme tanah
4. Udara tanah dan air tanah.

b. Pengelolaan Tanah
Pengelolaan tanah adalah berbagai pekerjaan modifikasi atau manipulasi tanah
di daerah perakaran tanaman, yang secara langsung ataupun tidak langsung mempunyai
tujuan untuk mengendalikan gulma dan membentuk kondisi fisik tanaman yang
dikehendaki oleh tanaman. Kandungan bahan organik (karbon organik) dalam tanah
mencerminkan kualitas tanah yang langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada
kualitas tanah tersebut (Editorial, 2007) dan sustainabilitas agronomi karena
pengaruhnya pada indikator fisik, kimia dan biologi dari kualitas tanah (Reeves, 1997
dalam Nardi et al., 2004). Pengelolaan tanah meliputi :

1. Kegiatan penyusunan rencana penggunaan tanah


2. Pengolahan tanah
3. Pemupukan (organik dan anorganik)
4. Pembersihan gulma
5. Kegiatan yang meningkatkan produktivitas tanah

c. Unsur Hara Tanaman


Unsur hara tanaman diambil dari atmosfer dan sistem tanah. Cara pergerakkan
unsur hara ke permukaan akar dibagi menjadi 3, meliputi :

1) Mekanisme intersepsi (penyergapan) akar : pertumbuhan langsung anatar akar


dan hara.
2) Aliran massa : air akan bergerak ke akar tanaman oleh transpirasi
3) Akibat selisih konsentrasi yang terjadi di sekitar akar
Dari ketiga mekanisme tersebut akhirnya unsur hara bersinggungan dengan permukaan
adsorpsi akar.

d. Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah meliputi 3 aspek : Kesuburan fisik, kesuburan kimia, dan
kesuburan biologi. Kesuburan tanah adalah suatu keadaan dimana tata air, tata udara, dan
unsur hara dalam keadaan cukup, seimbang serta tersedia sesuai dengan tuntutan
kebutuhan tanaman untuk dapat tumbuh secara optimal. Usaha-usaha dalam upaya
memperbaiki kesuburan tanah adalah, sebagai berikut:

1) Pengolahan tanah yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah. Dikenal tiga sistem
pengolahan tanah yaitu :
a. Zero tillage
b. Minimum tilllage
c. Maximum tillage
2) Pemupukan dengan pupuk alami atau pupuk organik.
3) Pemupukan dengan pupuk buatan, terutama untuk memperbaiki sifat kimia tanah.
4) Pengapuran dan pemberian bahan-bahan mineral seperti zeolit.
5) Penanaman tanaman yang dapat menyuburkan tanah, seperti Leguminosa.
6) Penanaman dengan cara pergiliran tanaman untuk menghindari ketidak
seimbangan proses pengangkutan unsur hara dan memperbaiki struktur tanah.
7) Pemberian mulsa, untuk tetap menjaga agregat tanah.
8) Meningkatkan jenis dan jumlah mikroorganisme yang menguntungkan .
F. Bahan Organik Tanah
Pengertian
Bahan organik tanah adalah bahan yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan
(termasuk kotorannya) yang berada di dalam tanah tanpa mempersalahkan derajat
pelapukannya. Bahan organik dipercaya sebagai kunci ketahanan terhadap kekeringan dan
kelestarian produksi pangan (Bot dan Benites, 2005). Hasil Yang termasuk bahan organik
adalah humus, sisa tumbuhan dan hewan yang melapuk, kotoran hewan, dll.
Tujuan penggunaan bahan organik tanah :

1. Untuk mempertahankan keseimbangan tanah


2. Sebagai sumber penambah hara, baik unsur makro maupun unsur mikro.
3. Memperbaiki struktur tanah
4. Mengaktifkan kehidupan mikroorganisme tanah.

Komponen Penyusun Bahan Organik Tanah


a. Karbohidrat
b. Lignin (Zat Kayu)

Lignin merupakan senyawa yang kompleks dari sebuah derivat phenyropan, beisi
sebuah cincin benzena, beberapa metoksil, hidroksil, dan aldehida.

c. Tanin (terdiri dari kelompok senyawa fenol)


d. Glikosida
terdiri dari gula, seperti glukosa. Umumnya senyawa ini terdapat dalam buah-buahan,
kayu, dan akar.
e. Asam Organik, garam, dan ester.
Contoh : asam-asam oksalik, sistrik, malik, suksinik, dan tartanik.
f. Lemak, minyak dan sejenisnya (lilin)
g. Resin
h. Senyawa –senyawa nitrogen
contoh : Protein, asam amino, amina, purin, pirimidin, asam nukleik.
i. Pigmen (klorofil, karotenoid, antosianin, antoksiantin)
j. Komponen mineral

Kation : Ca, Mg, K, dan Fe


Anion : Fosfat, Cl2, SO4, dan SiO2 (Silikat)

Humus adalah fraksi organik yang tertinggal karena sulit melapuk yang
merupakan fraksi koloid sangat penting untuk kesuburan tanah. Sifat-sifat fisik
humus yang berpengaruh terhadap sifat tanah : Struktur, bobot volume, sifat-
sifat, adhesi, dan kohesi, daya menahan air, sifat mengkerut dan hilangnya air,
koagulasi oleh elektrolit tertentu.
Ada beberapa upaya untuk meningkatkan kandungan bahan organik tanah :

1. Pemberian pupuk kandang


2. Pemupukkan dengan pupuk hayati
3. Pemberian kompos
4. Pengaturan pola tanam dengan mengusahakan sebanyak-banyaknya limbah
pertanian tersisa di dalam tanah.
5. Penutupan tanah dengan vegetasi yang sifatnya menyuburkan tanah dalam
kurun waktu yang cukup lama.
6. Kombinasi dari dua atau lebih cara tersebut di atas.
Daftar Pustaka
Atmojo.S.W.2003.Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya
Pengolahannya.Surakarta.
Nagur, Y.K. 2017. Kajian Hubungan Bahan Organik Tanah Terhadap Produktivitas Lahan
Tanaman Padi di Desa Keronagung
Handajani, N. (2005). Analisa Distribusi Curah Hujan dengan Kala Ulang Tertentu. Jurnal
Rekayasa Perencanaan, Vol 1.
Setiawan, E. (2009). Kajian Hubungan Unsur Iklim Terhadap Produktivitas Cabe Jamu (Piper
retrofractum Vahl) di Kabupaten Sumenep. Agrovigor, 2(1), 1–11.
Sudarmi. (2013). Pentingnya Unsur Hara Mikro Bagi Pertumbuhan Tanaman. Widyatama,
22(2), 178–183.
Satari, Gunawan, dkk. (2009). Dasar-Dasar Agronomi. Penerbit Pustaka Gratuna. Bandung.

Você também pode gostar