Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
b. Ratio Kas (Cash Ratio), Menurut Sutrisno (2009:216), “Cash ratio merupakan
rasio yang membandingkanantara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi
uang kas dengan hutang lancar. Aktivalancar yang bisa segera menjadi uang kas
adalah efek atau surat berharga.”
Rumus menghitung Cash Ratio:
Cash Ratio = Kas + Surat Berharga / Hutang Lancar X 100%
c. Ratio Uji Cair (Quick Ratio atau Acid Test Ratio), rasio ini merupakan
ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan
tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang
relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas, walaupun kenyataannya mungkin
persediaan lebih likuid daripada piutang. Jika current ratio tinggi tapi quick
rationya rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan. Sebagai pegangan kasar biasanya angka 1.0 untuk rasio uji cair
merupakan angka minimum yang perlu dipertahankan oleh perusahaan agar
perusahaan tidak mengalami ketidakmampuan dalam membayar hutang-hutang
jangka pendeknya.
Rumus menghitung Quick Ratio:
Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan / Hutang LancarX 100%
F. Operating Ratio
Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan, sehingga rasio
yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap
rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk
laba kecil. Tetapi rasio yang tinggi mungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor
intern yang dapat dikendalikan oleh manajemen, tetapi juga faktor ekstern
misalnya faktor harga yang sulit dikendalikan oleh manajemen.
Rumus perhitungannya :
Harga Pokok + Biaya Operasi /Penjualan x 100%
G. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return on Investment, ROI)
Tujuan perhitungan rasio ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh
aset yang digunakan dapat menghasilkan laba. Laba usaha berarti laba dari
kegiatan utama perusahaan. Aktiva operasi adalah aktiva yang dipakai untuk
menghasilkan laba usaha tersebut. Dengan kata lain, aset yang dihitung disini
hanya aset yang memberikan konstribusi terhadap pencapaian laba usaha.
Penyertaan yang biasanya menghasilkan pendapatan lain (di luar laba usaha) tidak
dihitung. Demikian halnya dengan aktiva lain-lain. Aktiva lain-lain ada yang
berupa aktiva belum selesai atau aktiva tidak operasional. Oleh karena itu juga
tidak diikutsertakan dalam pengertian aktiva operasi.
Rumus perhitungannya adalah :
Laba Usaha /Aktiva Operasi x 100%
Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Solvabilitas ini adalah semakin
buruk kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya
Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Activity ini adalah semakin
baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kembar.pro/2015/04/analisis-laporan-dan-rasio-keuangan.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/kursus_financial_analysis/RASIO%20
KEUANGAN.pdf
http://asuransiversustabungan.blogspot.co.id/2010/05/analisa-laporan-
keuangan.html
https://www.academia.edu/6087934/Analisis_Rasio_Likuiditas_Rasio_Solvabilitas
_Dan_Rasio_Profitabilitas_Untuk_Mengukur