Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DOSEN PEMBIMBING :
POPI RADYULI ,S.Pd,M.Pd
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
2
Belajar dari pengalaman perubahan-perubahan kurikulum yang rutin
dilakukan oleh Kemdiknas dalam jangka waktu 4 tahunan, pemerintah
harusnya jangan sekedar mengkaji isi substansi dari sebuah kurikulum, namun
kajian operasional penerapan sebuah kurikulum baru di sekolah-sekolah juga
patut diperhatikan. Ada tiga hal yang menyebabkan gagalnya perubahan
kurikulum sebelumnya, yaitu kesiapan guru, kesiapan sekolah, dan kesiapan
dokumen.Kesiapan guru merupakan faktor utama gagalnya kurikulum
terdahulu. Ada baiknya pemerintah melakukan riset terlebih dahulu mengenai
kesiapan guru-guru dan sekolah sebelum menerapkan kebijakan kurikulum
baru agar apa yang telah direncanakan sebelumnya tidak menjadi hal yang sia-
sia.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari kajian makalah ini adalah
1. Bagaimanakah gambaran perubahan KTSP menjadi kurikulum 2013?
2. Bagaimanakah bentuk rancangan kurikulum 2013?
3. Bagaimanakah struktur kurikulum 2013?
4. Bagaimakah reevansi kurikulum 2013?
5. Bagaimanakah analisis struktur kurikulum 2013?
6. Bagaimanakah analisis strategi implementasi kurikulum 2013?
7. Bagaimanakah dampak kurikulum 2013?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari kajian makalah ini adalah untuk melihat analisis rencana
penerapan kurikulum 2013 yang terurai dalam aspek berikut ini:
1. Gambaran perubahan KTSP menjadi kurikulum 2013
2. Rancangan kurikulum 2013
3
3. Struktur kurikulum 2013
4. Relevansi kurikulum 2013
5. Analisis struktur kurikulum 2013
6. Analisis strategi implementasi kurikulum 2013
7. Dampak kurikulum 2013?
BAB II
PEMBAHASAN
4
A. Gambaran Perubahan KTSP menjadi Kurikulum 2013
5
5. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi
pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
6. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran
yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam
dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
7. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi
(sikap, keterampilan, dan pengetahuan) dan belum tegas menuntut adanya
remediasi secara berkala.
8. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar
tidak menimbulkan multitafsir.
Permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan dari pelaksanaan KTSP
tersebut membuat pemerintah, khusunya yang menangani bagian pendidikan
di Indonesia yakni kementerian Pendidikan Nasional merencanakan
perubahan dalam kurikulum untuk menuntaskan permasalahan-permasalahan
ini, agar tujuan pendidikan nasional dapat tercapai. Pemerintah merencanakan
kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 yang akan di laksanakan di bulan juli
2013 ini.
Pemerintah menjelaskan bahwa kurikulum 2013 akan membawa
perubahan besar dalam dunia pendidikan, karena mereka menganggap bahwa
di dalam kurikulum 2013 banyak memberikan jawaban dalam penyelesaian
permasalahan-permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan KTSP.
Menurut Nasution (2008), Perubahan kurikulum dapat kecil dan sangat
terbatas, dapat pula luas dan mendasar. Perubahan itu dapat berupa :
1. Substitusi : mengganti buku pelajaran
2. Alterasi : menambah atau mengurangi jam pelajaran bidang studi tertentu
3. Variasi : Perubahan metode
4. Restrukturisasi : Penambahan team guru untuk mendapatkan tenaga dan
fasilitas baru
5. Orientasi Baru : Perubahan orientasi pengajaran.
Merujuk pada pendapat diatas, kita dapat melihat bahwa perubahan
KTSP menjadi kurikulum 2013 juga mencakup ke-5 hal
diatas.Secara Substitusi (Pergantian buku pelajaran), dalam merencanakan
6
kurikulum 2013, pemerintah juga merencanakan pembuatan buku pelajaran
sebagai penunjang pelaksanaan kurikulum 2013 tersebut. Pemerintah akan
mencetak buku-buku pelajaran dan mendistribusikannya kepada sekolah-
sekolah agar penerapan kurikulum 2013 dapat berjalan dengan baik.
Secara Alterasi (Menambah atau mengurangi jam pelajaran) pemerintah juga
menambah jam pelajaran di tiap jenjang sekolah dalam kurikulum 2013 dan
mengurangi beberapa mata pelajaran. Walaupun terjadi pengurangan mata
pelajaran, akan tetapi mata pelajaran tersebut tetap di ajarkan dan digabungkan
dalam mata pelajaran lainnya. Sistem seperti inilah yang disebut sebagai
tematik-integratif. Perubahan ini lah yang akan mnimbulkan variasi(Metode
mengajar guru) yang lebih bervariatif agar mata pelajaran yang didalamnya
terdiri dari gabungan mata pelajaran yang dihapuskan tersebut mampu di
sampaikan juga kepada peserta didik.
Alasan-alasan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum KTSP
menjadi kurikulum 2013 adalah sebagaia berikut:
7
· Memeiliki kecerdasaan sesuai
dengan bakat/minatnya
Fenomena Negatif yang
Persepsi Masyarakat
Mengemuka
· Perkelahian pelajar · Terlalu menitikberatkan pada
· Narkoba aspek kognitif
· Korupsi · Beban siswa teralu berat
· Plagiarisme · Kurang bermuatan karakter
· Kecurangan dalam ujian
· Gejolak Masyarakat
Sumber : http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-1
Jadi Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan,
dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi
yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun
untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.
Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa,
mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau
mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang
menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013
menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.Melalui
pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan,
dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih
produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai
persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
(http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-1).
8
Sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam
pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis; (2) psikologis; (3) sosial-
budaya; dan (4) ilmu pengetahuan dan teknologi. Penyempurnaan Kurikulum
2013 juga memiliki beberapa landasan sebagai dasar
pengembangannya.Diantaranya yaitu (1) landasan yuridis, (2) landasan
filosofis, (3) landasan teoritis dan (4) landasan empiris. Hal tersebut di
jelaskan secara rinci di dalam draf kurikulum 2013 yaitu sebagai berikut:
a. Landasan Yuridis
Landasan yuridis kurikulum 2013 adalah Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006
tentang Standar Isi.
b. Landasan Filosofis
Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai
nilai dan keunggulan budaya di masa lampau diperkenalkan, dikaji, dan
dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa yang sesuai
dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan mengembangkan diri.
Atas dasar pikiran itu maka konten pendidikan pada kurikulum 2013 yang
dikembangkan dari warisan budaya dan kehidupan masa kini perlu diarahkan
untuk memberi kemampuan bagi peserta didik menggunakannya bagi
kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah menyelesaikan
pendidikan formalnya. Dengan demikian sikap, keterampilan dan pengetahuan
yang menjadi konten pendidikan harus dapat digunakan untuk kehidupan
paling tidak satu sampai dua dekade dari sekarang. Artinya, konten pendidikan
yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan dan dikembangkan
dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik untuk dikembangkan
dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai pribadi, anggota
masyarakat, dan warganegara yang produktif serta bertanggungjawab di masa
mendatang.
9
c. Landasan Teoritis
Pada Kurikulum 2013, kurikulum dikembangkan atas dasar teori
pendidikan yang di dasarkan pada standar dan teori pendidikan berbasis
kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang
menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang
berlaku untuk setiap kurikulum. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai
Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan tersebut adalah
kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan. Standar
Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP
nomor 19 tahun 2005).
d. Landasan Empiris
Pada saat ini perekonomian Indonesia terus tumbuh di tengah bayang-
bayang resesi dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 2005 sampai
dengan 2008 berturut-turut 5,7%, 5,5%, 6,3%, 2008: 6,4%
(www.presidenri.go.id/index.php/indikator). Pertumbuhan ekonomi Indonesia
tahun 2012 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi
negara-negara ASEAN sebesar 6,5 – 6,9 % (Agus D.W. Martowardojo, dalam
Rapat Paripurna DPR, 31/05/2012). Momentum pertumbuhan ekonomi ini
harus terus dijaga dan ditingkatkan.
10
kemampuan esensial yang diperlukan semua warga negara untuk berperan
serta dalam membangun negara pada masa mendatang.
11
g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar
kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni
berkembang secara dinamis.
h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak
boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan
kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan
kebutuhan dan lingkungan hidup.
i. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
j. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki
pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk
mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau
sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti
dengan proses perbaikan terhadap kekurangan dalam aspek hasil belajar
yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.
f. Struktur Kurikulum 2013
Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan
kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:
a. Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan
pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan
b. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
pilihan mereka.
Kedua kelompok mata pelajaran tersebut (wajib dan pilihan) terutama
dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan menengah (SMA dan
SMK) sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis peserta
didik usia 7 – 15 tahun maka mata pelajaran pilihan belum diberikan untuk
peserta didik SD dan SMP.
12
Struktur Kurikulum SD
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa
belajar selama satu semester. Beban belajar di SD Tahun I, II, dan III masing-
masing 30, 32, 34 sedangkan untuk Tahun IV, V, dan VI masing-masing 36
jam setiap minggu. Jam belajar SD adalah 40 menit. Struktur Kurikulum SD
adalah sebagai berikut:
ALOKASI WAKTU
MATA PELAJARAN BELAJAR
I II III IV V VI
Kelompok A
1. Pendidikan Agama 4 4 4 4 4 4
Pendidikan Pancasila dan
2. 5 6 6 6 6 6
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 8 8 10 10 10 10
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
Kelompok B
Integrasi konten IPA dan IPS adalah berdasarkan makna mata pelajaran
sebagai organisasi konten dan bukan sebagai sumber dari konten. Konten IPA
dan IPS diintegrasikan ke dalam mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia dan
Matematika yang harus ada berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
13
Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran.
Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam 2 (dua) hal, yaitu integrasi sikap,
kemampuan/keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran serta
pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema yang dipilih
berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Keduanya adalah pemberi
makna yang substansial terhadap bahasa, PPKn, matematika dan seni budaya
karena keduanya adalah lingkungan nyata dimana peserta didik dan
masyarakat hidup.
14
Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi
kompetensi lebih kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan kelompok B
adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan
psikomotor.
Beban belajar di SMA untuk Tahun X, XI, dan XII masing-masing 43 jam
belajar per minggu. Satu jam belajar adalah 45 menit.
15
7 Seni Budaya 2 2 2
8 Prakarya 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani dan Rohani 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok Wajib per minggu 23 23 23
Kelompok Peminatan
Mata Pelajaran Peminatan Akademik (SMA) 20 20 20
Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi (SMK) 28 28 28
Kelas
MATA PELAJARAN
X XI XII
Kelompok Wajib 23 23 23
Peminatan Matematika dan Sains
1. Matematika 3 4 4
2. Biologi 3 4 4
I
3. Fisika 3 4 4
4. Kimia 3 4 4
Peminatan Sosial
1. Geografi 3 4 4
2. Sejarah 3 4 4
II
3. Sosiologi dan Antropologi 3 4 4
4. Ekonomi 3 4 4
16
Peminatan Bahasa
1. Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4
2. Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4
III
3. Bahasa dan Sastra Asing Lainnya 3 4 4
4. Sosiologi dan Antropologi 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan
Pilihan Pendlaman Minat atau
6 4 4
Lintas Minat
Jumlah Jam Pelajaran Yang tersedia 73 75 75
Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh 41 43 43
g. Strategi Implementasi
a. Implementasi Kurikulum
17
3. Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru dari tahun 2012 –
2014
4. Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan
pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan
SMK, dimulai dari bulan Januari – Desember 2013
5. Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan
kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013 –
2016
18
d. Evaluasi Kurikulum
Pada umumnya, ada dua macam relevansi yaitu relevansi internal dan
relevansi eksternal.Relevansi internal bahwa setiap kurikulum harus memiliki
kesesuaian antara komponen-komponen dimana komponen-komponen
pengembangan kurikulum, yaitu komponen tujuan, komponen isi, komponen
19
metode dan komponen evaluasi. Komponen satu sama lain ini saling
berkaitan.
Berikut ini analisis relevansi kurikulum 2013 :
1. Relevansi internal
Antara tujuan, isi, metode, dan evaluasi belum relevan jika dilihat dari
metode yang masih belum jelas dan evaluasi yang tidak dipaparkan dengan
lugas. Indikasi yang dominan dalam pendidikan adalah evaluasi pembelajaran
. Evaluasi pembelajaran yang menjadi budaya pendidikan adalah Ujian
Nasional (UN) . Jika kurikulum 2013 sudah diresmikan , tentu evaluasi
pembelajaran tersebut tidak relevan dengan asumsi dasar penyusunan
kurikulum 2013. Adapun asumsi tersebut adalah untuk mempersiapkan anak
menjadi kreatif dan progresif sehingga lebih siap memaksimalkan potensi diri
dan kekayaan bangsa.Sedangkan penerapan UN hanya sebagai tolak ukur
kelulisan anak didik yang hanya membuat anak didik berorientasi pada sebuah
nilai belaka.Dengan demikian tidak relevan bila evaluasi pembelajaran (UN)
disandingkan dengan kurikulum 2013.
2. Relevansi eksternal
Relevansi dengan hidup siswa
Antara proses pengembangan dan penetapan isi kurikulum masih kurang
relevan dengan lingkungan hidup siswa karena menurut pemerintah
(kemendikbud) seolah-olah menyamakan lingkungan hidup siswa di sekolah.
Tingkat pengetahuan , intelegency , kondisi lingkungan dan sebagainya
menyebabkan kesulitan untuk penerimaan dari pengembangan kurikulum ini
,karena dalam hal ini guru tidak bisa lagi menyesuaikan kebuituhan dengan
keadaan lingkungan hidup siswa karena terpatok dengan ketetapan yang
dicanangkan oleh pemerintah.
20
pelajaran TIK untuk semua jenjang pendidikan dan menggantikannya dengan
mengintegrasikan TIK ke dalam semua mata pelajaran.Sesuai dengan tuntutan
jaman dan globalisasi bahasa Inggris sangat penting untuk dikuasai karena
bahasa Inggris adalah bahsa internasional dan menurut kami di SD merupakan
dasar pengenalan bahasa Inggris yang lebih tepat, daripada kursus-kursus yang
diikuti oleh siswa.Karena tidak semua siswa bisa mengikuti kursus-kursus
yang ada di luar. Untuk mata pelajaran TIK seharusnya dibuat khusus
tersendiri, karena tidak mungkin mata pelajaran TIK langsung diintegrasikan
ke mata pelajaran yang lain tanpa mengetahui tanpe mengetahui mata
pelajaran TIK itu sendiri.
21
pelajaran/minggu, Kelas 2 bertambah 5 jam pelajaran/minggu, kelas 3
bertambah 6 jam pelajaran/minggu, kelas 4, 5, dan 6 bertambah 4 jam
pelajaran/minggu. Untuk lebih jelas, lihat tabel berikut :
I II III IV V VI
KTSP 26 27 28 32 32 32
Kurikulum 2013 30 32 34 36 36 36
d. Akibat adanya pengintegrasian beberapa mata pelajaran dan penambahan
alokasi waktu per minggu, menyebabkan penambahan jam pelajaran pada
beberapa mata pelajaran. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut :
Mata Pelajaran KTSP Kurikulum 2013
IV, V, VI IV, V, VI
Pendidikan Agama 3 4
Pendidikan Pancasila dan
2 6
Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia 5 10
Matematika 5 6
Seni Budaya dan Keterampilan
4 6
(termasuk muatan lokal)
5. Dari tabel di atas, penambahan jam pelajaran pada mata pelajaran
pendidikan pancasila dan bahasa Indonesia mengalami peningkatan yang
cukup tinggi. Hal ini karena disebabkan oleh pengintegrasian mata pelajaran
IPS da IPA.Jika begitu adanya, hal ini harus di dukung oleh seorang guru yang
mampu mengajarkan beberapa mata pelajaran menjadi 1 mata pelajaran.
Untuk tingkat SD ini, guru di tuntut lebih professional agar mampu
menjalankan sistem pengajaran Tematik-terintegrasi tersebu
22
TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri
sendiri
Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya
Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata
pelajaran
b. Jika dilihat dari alokasi waktu per minggu, terjadi penambahan jam
pelajaran dari KTSP ke Kurikulum 2013. Kelas VII, VIII dan IX masing-
masing bertambah 6 jam pelajaran/minggu. Untuk lebih jelas, lihat tabel
berikut :
VII VIII IX
KTSP 32 32 32
Kurikulum 2013 38 38 38
Kurikulum
Mata Pelajaran KTSP
2013
VII, VIII, IX VII, VIII, IX
Pendidikan Agama 2 3
Pendidikan Pancasila dan
2 3
Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia 4 6
Matematika 4 5
Seni Budaya dan Keterampilan
2 3
(termasuk muatan lokal)
Prakarya - 2
23
pelajarannya/minggu di kurikulum 2013. Dan terdapat tambahan mata
pelajaran prakarya di tiap kelas sebanyak 2 jam pelajaran/minggu.
24
jamnya tersebut. Walaupun tidak ada penambahan guru, berarti guru bidang
studi tersebut dituntut untuk lebih mampu mengalokasikan waktu
mengajarnya agar bisa menghandel mata pelajarannya itu
2. Untuk mata pelajaran Prakarya, akan dibutuhkan guru-guru baru yang
mampu mengajarkan mata pelajaran ini disetiap jenjang pendidikan.
3. Untuk mata pelajaran TIK ditingkat SMP yang dihapuskan dan dijadikan
sebagai sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, atau tidak berdiri
sendiri ini harus melibatkan guru-guru yang bisa dalam bidang TIK. Artinya
semua guru mata pelajaran di SMP dituntut mampu bisa menggunakan
komputer.
4. Untuk semua jenjang pendidikan baik SD, SMP, maupun SMA/sederajat
terjadi penambahan jam pelajaran pada mata pelajaran agama secara serentak.
Ini artinya, dengan penambahan ini diharapkan siswa-siswi tersebut mampu
menanamkan nilai-nilai agama sejak dini dan dewasa agar ketika telah terjun
kedunia masyaraka, mereka mampu menahan diriya apabila akan melakukan
tidakan yang dapat merugikan orang banyak, seperti korupsi atau yang
lainnya.
10. Analisis Strategi Implementasi Kurikulum 2013
25
1. Pelaksanaan Kurikulum
26
terhadap kurikulum 2006 lalu. Kegagalan kurikulum 2006 (KTSP) disebabkan
karena pada kurikulum 2006 (KTSP), para guru tidak siap untuk
mengimplementasikannya karena berkaitan dengan keterbatasan persiapan
perangkat pembelajaran.Selain itu, pendidikan dan latihan (diklat) tidak
intens. Waktu yang dialokasikan satu minggu biasanya dibuat dua atau tiga
hari saja, sehingga dari segi kemampuan guru menafsir saja apa yang
diperoleh dari diklat itu dalam membuat instrumen pembelajaran.
Seharusnya sebelum pelaksanaan kurikulum 2013 dilakukan
pemerintah harus melakukan evaluasi pada kurikulum 2006 (KTSP) agar
pemerintah mengetahui efetivitas dari pengimplementasian pada kurikulum
2006 (KTSP) tersebut. Agar dalam pelaksanaan kurikulum 2013 nanti tidak
akan terjadi lagi kesalahan yang sama seperti pada kurikulum 2006 (KTSP).
27
oleh perwakilan guru se-Jawa Tengah. (Koran Republika Online, 04 Mei
2013).
28
3. Pengembangan Buku Siswa dan Pedoman Guru
Implementasi kurikulum dilengkapi dengan buku siswa dan pedoman
guru yang disediakan oleh Pemerintah. Strategi ini memberikan jaminan
terhadap kualitas isi/bahan ajar dan penyajian buku serta bahan bagi pelatihan
guru dalam keterampilan melakukan pembelajaran dan penilaian pada proses
serta hasil belajar peserta didik. Pada bulan Juli 2013 yaitu pada awal
implementasi Kurikulum 2013 buku sudah dimiliki oleh setiap peserta didik
dan guru. Ketersediaan buku adalah untuk meringankan beban orangtua
karena orangtua tidak perlu membeli buku baru.
29
materi yang berasal dari buku itu saja. Siswa akan merasa monoton karena
gurunya hanya bisa menerangkan itu saja. (Waspada.com: Senin, 08 April
2013 )
30
kurangnya jumlah sekolah ini mempengaruhi semuanya. Anggaran kurikulum
2013 yang disiapkan sebesar Rp 2,49 triliun batal digunakan lantaran jumlah
sasaran sekolah penerapan kurikulum baru juga dipangkas habis hingga 80
persen. (kompas.com: Selasa, 7 Mei 2013)
31
pekerjaan, kesempatan berkarir, kesempatan mengembangkan
pengetahuan, dan kehilangan tunjangan profesi kependidikan. Tidak
masuk akal jika mereka diharuskan mengajarkan mata pelajaran yang
bukan bidang keahliannya.Hal ini menyebabkan peserta didik menjadi
korban. Pertimbangan pemerintah yang memberi jaminan para guru tidak
kehilangan pekerjaan, menurut kami adalah cara berfikir yang
menyederhanakan persoalan karena mengabaikan fakta adanya spesialisasi
dari guru untuk mengampu mata pelajaran tertentu.
d. Kurikulum 2013 justru ada kecenderungan untuk semakin mengkerdilkan
peran guru. Guru tidak dilatih dan dididik untuk kreatif, peka terhadap
kebutuhan, dan mengerti perbedaan masing-masing peserta didik, namun
dilatih untuk menjalankan panduan yang terdapat dalam buku Babon yang
dirilis secara nasional. kemampuan guru dapat dilatih agar sesuai dengan
buku panduan, namun pemerintah lupa bahwa kebutuhan, kemampuan ,
kecerdasan, pemahaman, kondisi psikologi siswa secara individu maupun
regional berbeda.
e. Menambah beban belajar peserta didik
f. Menghabiskan anggaran pemerintah dengan perkiraan dana 2,94 triliun.
Mulai dari proses uji public yang terkesan dipaksakan hasilnya sampai
pada proses sosialisasi, pelatihan, dan segala bentuknya yang hanya akan
melahirkan biaya baru. Daerahpun akan dipastikan akan ikut-ikutan
mengalokasikan anggaran terkait kurikulum ini.
g. Dalam kurikulum 2013, guru tidak lagi diwajibkan untuk membuat silabus
atau bahan ajar .ini berbeda dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP). Guru seakan disuruh terpaku pada isi buku panduan tersebut
karena apa yang akan diajarkan hingga rancangan kegiatan belajar
mengajar (KBM) sudah di atur di dalamnya. Dengan segala sesuatunya
sudah disiapkan guru hanya tinggal melaksanakan dan seolah menjalankan
tugas sesuai PAKEM tertentu.
h. Dengan dihapusnya mata pelajran bahasa inggris di sekolah tingkat SD
dan SMP maka kemungkinan akan menghambat perkembangan siswa
dalam pengenalan bahasa asing memasuki era globalisasi. Bagitu juga
32
dengan pengintegrasian TIK ke dalam mata pelajaran yang lain akan
semakin memperburuk kemampuan siswa mengenai IT
i. Pengurangan mata pelajaran yang harusnya disebut “penggabungan”.
Kejadiannya kan memberikan dampak pada nasib guru yang mata
pelajrannya ditiadakan padahal di satu sisi beban mengajar guru telah
dipatok harus mencapai angka tertentu. Rumpun ilmu pengajaran pun
sudah di atur sedemikian rupa .akhirnya ada kesan “ percuma” jika guru
tidak mengajar dengan dasar keilmuannya walaupun kondisi itu berada
pada sekolah yang kekurangan guru sekalipun.
j. Kehadiran ekstrakurikuler wajib akan membuat kegiatan ekstrakurikuler
lainnya tersisih .bahkan bisa jadi akan menghilang . sekolah pati akan
terfokus dengan yang “ wajib” dibandingkan aktifitas “ yang tidak wajib”.
Pilihan ini bukanlah didasarkan pada pengembangan minat dan bakat
siswa, akan tetapi oleh ultimatum perintah yang ada. Akhirnya tiada
pilihan.Menjalani walau seperuh hati. Akhirnya sama –sama separuh hati.
Desentralisasi pendidikanpun terkuburkan.
k. Rendahnya mutu guru yang tidak siap mengimplementasikan. Guru belum
mengerti dan memahami kurikulum 2013 , sedangkan waktu untuk
rencana implementasi sangat pendek.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang penulis lakukan terhadap Rencana
Penerapan Kurikum 2013, penulis banyak menemukan perubahan yang
terjadi.Perubahan memang perlu dilakukan untuk memperbaiki kurikulum
sebelumnya yang masih memiliki banyak kekurangan.Yang pada akhirnya
diharapkan tujuan pendidikan secara umum dapat dicapai melalui kurikulum
yang baru.
33
Namun walaupun demikian, harus diperhatikan relevansinya baik
secara internal maupun eksternal.Kurikulum 2013 belum relevan baik secara
internal maupun eksternal.Selain belum relevan, kurikulum 2013 ini memiliki
dampak baik positif maupun negative.Akan tetapi dampak negatifnya lebih
besar daripada dampak positifnya.Sehingga perlu diadakan pertimbangan
ulang sebelum diimplementasikan.Sehingga kurikulum 2013 nantinya
sempurna dan layak untuk diterapkan.
Secara Keseluruhan, Struktur Kurikulum 2013 pada tingkat SD, SMP,
dan SMA/Sederajat mengalami perubahan. Walaupun terjadi pengurangan
Mata pelajaran, akan tetapi jumlah alokasi waktu per minggu pada tingkat SD,
SMP, dan SMA/Sederajat mengalami penambahan. Khusus untuk SMP dan
SMA, terdapat mata pelajaran tambahan yaitu mata pelajaran Prakarya.
Menurut kami mata pelajaran ini akan meningkatkan kreatifitas siswa siswi.
Serta mata pelajaran agama yang jam pelajarannya bertambah dari tingkat SD,
SMP, dan SMA/sedrajat ini juga akan menambah nilai-nilai keagamaan pada
diri siswa agar siswa tersebut memiliki sikap yang mencerminkan kebaikan.
Jika melihat proses pengimplementasian Kurikulum 2013, penulis
menyimpulkan bahwa banyak kalangan yang menolak kurikulum 2013
diterapkan pada Juli 2013. Banyak Kalangan menilai bahwa kurikulum 2013
ini terkesan tergesa-gesa tanpa adanya perencanaan yang matang.Hingga saat
ini, sosialisasi kurikulum 2013 belum menyeluruh ke semua kalangan, baik ke
pihak sekolah (Kepala sekolah maupun Guru) hingga kepada masyarakat
luas.Hal ini menyebabkan banyak kalangan berharap agar kurikulum 2013
ditunda dan dilakuka terlebih dahulu sosialisasi kepada seluruh kalangan.
Sehingga pada saat pengaplikasiannya, tidak aka nada kendala lagi khususnya
pemahaman terhadap kurikulum 2013 ini
34
DAFTAR PUSTAKA
http://edukasi.kompas.com/read/2013/03/26/09210352/Pengadaan.Buku.Kurikulu
m.Baru.Cuma.Pemborosan
http://edukasi.kompas.com/read/2013/05/07/0936298/Anggaran.Kurikulum.Pun.T
urun.dari.Rp.2.49.T.ke.Rp.800.M?utm_source=WP&utm_medium=box&u
tm_campaign=Kknwp
35
http://kampus.okezone.com/read/2013/03/28/373/783173/buku-kurikulum-2013-
siap-cetak-28-april
http://kangmartho.files.wordpress.com/2013/01/dokumen-kurikulum-2013.pdf
http://kangmartho.files.wordpress.com/2013/01/dokumen-kurikulum-2013.pdf
http://krjogja.com/read/166194/kurikulum-2013-buku-untuk-guru-beda-dengan-
siswa.kr
http://okvina.wordpress.com/category/kumpulan-makalah/
http://sdn3banyurasa.blogspot.com/2013/04/inilah-tiga-kelemahan-kurikulum-
2013.html
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/05/04/mm99hq-mendikbud-
berikan-sosialisasi-kurikulum-2013
http://www.tribunnews.com/2013/04/13/implementasi-kurikulum-2013-
menjadikan-guru-guru-seperti-robot
36