Você está na página 1de 8

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Kepedulian Umat Islam Tehadap Jenazah

Oleh :

Kelompok 3

M raihanNur saada Amelia

Oktarintasyah

M.Imam

Agatha Regita.

M.Marico.

Msy Nur Azizah.

Guru Pembimbing : Umi Uzma S.Pd.I

Tahun Ajaran 2017-2018


KEPEDULIAN UMAT ISLAM TERHADAP JENAZAH

A. Perawatan Jenazah

Perawatan jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim/muslimat dengan cara


memandikan,mengkafani,menyalatkan dan menguburkannya. Hukum melaksanakan
pengurusan jenazah adalah fardhu kifayah bagi orang-orang Islam yang masih hidup.
Artinya berdosa jika tidak ada seorang pun yang mengerjakannya.

1. Matanya hendaklah dipejamkan (ditutupkan), mengatupkan mulutnya, menyedekapkan


tangannya, menyebut yang baik-baik, mendoakan, dan memintakan ampun atas dosanya.

2. Tutuplah seluruh badannya dengan kain sebagai penghormatan dan agar tidak kelihatan
auratnya.

3. Ditempatkan di tempat yang aman dari jangkauan binatang.

4. Bagi keluarga dan sahabat-sahabat dekatnya tidak dilarang mencium si mayat.

B. Memandikan Jenazah

Hukum memandikan jenazah orang muslim menurut jumhur ulama adalah fardhu kifayah.
Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah
dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.

Berisikan tentang :

1. Syarat-syarat memandikan jenazah

§ Jenazah itu orang Islam. Apa pun aliran, mazhab, ras, suku, dan profesinya.

§ Didapati tubuhnya walaupun sedikit.

§ Bukan mati syahid (mati dalam peperangan untuk membela agama Islam

seperti yang terjadi pada masa Nabi Muhammad saw.).

2. Yang berhak memandikan jenazah

Ø Apabila jenazah itu laki-laki, yang memandikannya hendaklah laki-laki

pula. Perempuan tidak boleh memandikan jenazah laki-laki, kecuali istri

dan mahram-nya.

Ø Apabila jenazah itu perempuan, hendaklah dimandikan oleh perempuan


pula, laki-laki tidak boleh memandikan kecuali suami atau mahram-nya.

Ø Apabila jenazah itu seorang istri, sementara suami dan mahram-nya ada

semua, suami lebih berhak untuk memandikan istrinya.

Ø Apabila jenazah itu seorang suami, sementara istri dan mahram-nya ada

semua, istri lebih berhak untuk memandikan suaminya.

Ø Kalau jenazahnya adalah anak laki-laki masih kecil, perempuan boleh memandikannya.
Begitu juga kalau jenazah itu anak perempuan masih kecil, laki-laki boleh memandikannya.

Ø Dianjurkan agar yang memandikan jenazah tersebut adalah dari keluarga si mayit

3. Tata cara memandikan jenazah

v Di tempat tertutup agar yang melihat hanya orang-orang yang memandikan dan yang
mengurusnya saja.

v Mayat diletakkan di tempat yang tinggi seperti dipan.

v Dipakaikan kain basahan seperti sarung agar auratnya tidak terbuka.

v Mayat didudukkan atau disandarkan pada sesuatu, lantas disapu perutnya sambil ditekan
pelan-pelan agar semua kotorannya keluar, lantas dibersihkan dengan tangan kirinya,
dianjurkan mengenakan sarung tangan. Dalam hal ini boleh memakai wangi-wangian agar
tidak terganggu bau kotoran si mayat.

v Setelah itu hendaklah mengganti sarung tangan untuk membersihkan mulut dan gigi si
mayat.

v Membersihkan semua kotoran dan najis.

v Mewudhukan, setelah itu membasuh seluruh badannya dengan niat sebagai berikut :
Lafadz mewudhukan mayit laki-laki

‫الرحيم الرحمن هللا بسم تعالى هلل سنة الميت لهذا الوضوء نويت‬

Artinya : Sahajaku mewudukan mayit ini karena Allah ta’ala

Lafadz mewudukan mayit perempuan

‫تعالى هلل سنة الميت لهذه الوضوء نويت الرحيم الرحمن هللا بسم‬

Artinya : Sahajaku mewudukan mayit ini karena Allah ta’ala

Lalu siram dengan air bersih sambil menggosok-gosok anggota wudu yang disiram, serta
membuka kain yang menutup anggota wudunya Setelah selesai wudu’ membaca do’a

‫الصالحين عباد من )ها( واياه واجعلني المتطهرين من )ها( واياه واجعلني التوابين من )ها( واياه اجعلني اللهم‬

v Disunahkan membasuh tiga sampai lima kali.


C. Mengafani Jenazah

Berisikan tentang :

1. Warna kain yang dianjurkan

Warna kain yang di anjurkan (di sunahkan) untuk mengkafani jenazah yaitu berwarna putih
karena pakaian berwarna putih merupakan pakaian yang terbaik . Hal tersebut di dasarkan
pada :

‫ َوك َِفنُوا فِي َها‬,‫ فَإِنَّ َها مِ ْن َخي ِْر ثِيَابِ ُك ْم‬,‫اض‬ َ َ‫سوا مِ ْن ثِيَابِ ُك ُم ْالبَي‬ ُ َ‫ ( ْالب‬:َ‫ي صلى هللا عليه وسلم قَال‬
َّ ِ‫ع ْن ُه َما أ َ َّن اَلنَّب‬ َّ َ ‫ي‬
َ ُ‫ّللَا‬ َ ‫ض‬
ِ ‫َّاس َر‬
ٍ ‫عب‬َ ‫ع ِن اب ِْن‬
َ ‫َو‬
‫ص َّح َحهُ اَلت ِْرمِ ذِي‬ ‫و‬
َ َ َّ َ , ‫ي‬ ‫ئ‬
ِ ‫ا‬‫س‬ َّ ‫ن‬‫ال‬ َّ
‫َّل‬ ‫إ‬ ُ
ِ َ ‫ة‬ ‫س‬‫م‬ْ ‫خ‬
َ ْ
‫ل‬ َ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ر‬ )
ُ َ َ ْ َْ ‫م‬ ُ
‫ك‬ ‫َا‬ ‫ت‬‫و‬ ‫م‬

Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda: “Pakailah pakaianmu yang putih karena ia adalah pakaianmu yang terbaik,
dan jadikan ia sebagai kain kafan mayit-mayitmu.” Riwayat Imam Lima kecuali Nasa’i
dan dinilai shahih oleh atTirmidzi<< dishahihkan al-Hakim dan Syaikh al-Albany>>

Selain itu dalam hadist lain juga disebutkan bahwa:

‫ل بْنُُ ِب ْش ُُر َحدَّثَنَا قُت َ ْي َب ُةُ َحدَّثَنَا‬


ُِ ‫ض‬ َّ َ‫ن ْال ُمف‬ُْ ‫ع‬ َ ‫ع ْب ُِد‬ ُِ ‫ْن عُثْ َمانَُ ب‬
َُّ ‫ْن‬
َ ِ‫ّللا‬ ُِ ‫ن ُخثَيْمُ ب‬ ُْ ‫ع‬
َ ‫سعِي ُِد‬
َ ‫ْن‬ ُِ ‫ن ُج َبيْرُ ب‬ ُْ ‫ع‬
َ ‫ْن‬ ُِ ‫عبَّاسُ اب‬ َ ‫ل‬ َُ ‫ل قَا‬ َُ ‫ل قَا‬ُُ ‫سو‬ َُّ ‫صلَّى‬
ُ ‫ّللاِ َر‬ َُّ ‫علَ ْي ُِه‬
َ ُ‫ّللا‬ َ
‫سلَّ َُم‬
َ ‫سوا َو‬ ْ
ُ َ‫ن الب‬ ُْ ِ‫اض ثِيَابِ ُك ُْم م‬ ْ
َُ َ‫ن فَإِنَّ َها ال َبي‬ ُْ ِ‫ْر م‬ُِ ‫ن البَاب َوفِي َم ْوت َا ُك ُْم فِي َها َوك َِفنُوا ثِيَا ِب ُك ُْم َخي‬ ْ ُْ ‫ع‬
َ َ ‫س ُم َر ُة‬َ ‫ْن‬ ُِ ‫ع َم َُر َواب‬ ُ َ‫ش ُة‬ َ ِ‫عائ‬
َ ‫ل َو‬ َُ ‫سى أَبُو قَا‬ َ ‫عِي‬
ُُ ‫ْن َحد‬
‫ِيث‬ ُِ ‫عبَّاسُ اب‬ َ ُ‫سنُ َحدِيث‬ َ ‫صحِ يحُ َح‬ َ ‫ل يَ ْستَحِ بُّ ُهُ الَّذِي َوه َُُو‬ ُُ ‫ل و ْالع ِْل ُِم أ َ ْه‬ َُ ‫اركُِ ابْنُُ قَا‬ َ َ‫ي أ َ َحبُُّ ْال ُمب‬ ُْ َ ‫صلِي كَانَُ الَّتِي ِثيَابِ ُِه فِي يُ َكفَّنَُ أ‬
َُّ َ‫ن إِل‬ َ ُ‫فِي َها ي‬
‫لو‬ َُ ‫ق أَحْ َم ُدُ قَا‬ُُ ‫ب أ َ َحبُُّ َو ِإ ْس َح‬ُِ ‫ن ِإلَ ْينَا الثِ َيا‬ ُُ ‫َن ُحسْنُُ َويُ ْست َ َحبُُّ ْال َب َي‬
ُْ َ ‫اض فِي َها يُ َكفَّنَُ أ‬ ُِ ‫ْال َكف‬

Artinya : Pakailah kalian pakaian yg berwarna putih, karena itu merupakan sebaik-baik
pakaian kalian. Kafanilah dengannya mayit-mayit kalian. Hadits semakna diriwayatkan
dari Samurah, Ibnu Umar & 'Aisyah. Abu 'Isa berkata; Hadits Ibnu Abbas merupakan
hadits hasan shahih & hal itulah yg disukai oleh para ulama. Ibnu Al Mubarak berkata;
'Yang lebih aku sukai ialah dia dikafani dgn pakaian yg biasa dia pakai untuk shalat.'
Sedangkan Ahmad & Ishaq berkata; 'Yang lebih kami sukai ialah dia dikafani dgn kain yg
berwarna putih & sebaik-baik kafan' (Hadits Tirmidzi 915)

Warna kain selain putih juga di perbolehkan misalnya merah dan hitam.Hal tersebut
dihalalkan karena memakai kain kafan berwarna putih hukumnya sunah akan tetapi
memakai kain kafan selain putih hukumnya makruh.Sebagian Ulama’ menyatakan bahwa
jika ada kelapangan dan kemudahan sebaiknya salah satu dari kain kafan itu tidak berwarna
putih polos, namun bergaris. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:

ٍ ‫ش ْيئًا فَ ْليُ َكفَّ ْن فِي ث َ ْو‬


ٍ‫ب حِ بَ َرة‬ َ َ‫ِي أ َ َحدُ ُك ْم فَ َو َجد‬
َ ‫إِذَا ت ُ ُوف‬
Jika salah seorang dari kalian meninggal dunia kemudian bisa didapati sesuatu
(kelapangan), hendaknya dikafani dengan pakaian hibaroh (bergaris)(H.R Abu Dawud,
dishahihkan oleh Syaikh al-Albany)

2. Jumlah kain untuk jenazah laki-laki atau perempuan

Jenazah laki-laki dibalut dengan 3 helai kain. Landasan hukum dalam hal ini adalah hadits
yang menyebutkan "Bahwa Rasulullah SAW dikafani dalam tiga kain putih sulaman, tidak
ada di dalamnya gamis ataupun selendang.” Muttafaq 'Alaih - HR. Al Bukhari, Muslim,
Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa'i, Ibnu Majah, Ahmad, serta Abdurrazzaq . Sedangkan
jenazah perempuan dibalut 5 helai kain terdiri atas : Dua helai kain, sebuah baju kurung dan
selembar sarung beserta kerudungnya.

D. Menshalati Jenazah

1. Hukum sholat jenazah

Hukum shalat jenazah adalah fardhu kifayah, yaitu apabila sudah ada sebagian dari kaum
muslimin yang mengerjakannya, maka gugur dosa dari sebagian kaum muslimin yang
lainnya. Jadi bagi sebagian kaum muslimin yang lain mengerjakannya adalah sunnah.
Sedangkan apabila semuanya tidak mengerjakan, maka mereka semuanya berdosa.

2. Tata cara pelaksanaan

v Jenazah diletakkan paling muka. Apabila mayat laki-laki, hendaknya imam berdiri
menghadap dekat kepala mayat. Jika mayat wanita, imam menghadap dekat perutnya.

v Letak imam paling muka diikuti oleh para makmum. Jika yang menyalati sedikit,
usahakan dibuat 3 baris/ṡaf.

v Mula-mula semua jamaah berdiri dengan berniat melakukan ṡalat jenazah dengan empat
takbir. Niat tersebut jika dilafalkan sebagai berikut:

Artinya: “Aku berniat ṡalat atas jenazah ini empat takbir fardu kifayah sebagai
makmum karena Allah ta’ala.”

v Kemudian takbiratul ihram yang pertama, dan setelah takbir pertama itu selanjutnya
membaca surat al-Fātihah.

v Takbir yang kedua, dan setelah itu, membaca salawat atas Nabi Muhammad saw

v Takbir yang ketiga, kemudian membaca doa untuk jenazah. Bacaan doa bagi jenazah
adalah sebagai berikut:

Artinya: “Ya Allah, ampunilah ia, kasihanilah ia, sejahterakanlah ia, maafkanlah
kesalahannya.”

v Takbir yang keempat, dilanjutkan dengan membaca doa sebagai berikut

Artinya: “Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan kami penghalang dari mendapatkan
pahalanya dan janganlah engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan
dia.” (HR Hakim)
Apabila di lengkapkan

v Membaca salam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.

E. Menguburkan Jenazah

1. Tata cara menguburkan jenazah

Ø Kubur harus digali dalam-dalam, diluaskan, diperbaiki. Apabila telah sampai bagian
bawah kubur, digalilah padanya yang mengarah kiblat satu tempat sekadar diletakkan mayit
padanya, dinamakan lahad. Dan yang memasukkannya membaca: ‘Bismillah wa ‘ala millati
rasulillah’(dengan nama Allah Subhanahu wa ta’ala & atas agama Rasulullah )

Ø Sunnah bahwa kubur digali dgn kedalaman yg menghalangi keluar bau darinya & galian
binatang buas.

Ø Sunnah menguburkan jenazah di siang hari & boleh menguburkan di malam hari.

Ø Boleh menguburkan dua tiga jenazah dalam satu liang kubur. Hal itu dilakukan sewaktu
usai perang Uhud. Rasulullah saw. bersabda, “Galilah dan dalamkanlah. Baguskanlah dan
masukkanlah dua atau tiga orang di dalam satu liang kubur. Dahulukanlah (masukkan lebih
dulu) orang yang paling banyak hafal al- Qur’ān.” (HR. Nasai dan Tirmidzi dari Hisyam bin
Amir ra.)

Ø Yang bertugas menurunkan jenazah di kuburnya adalah laki-laki, bukan perempuan, para
wali mayit lbh berhak menurunkannya. Disunnahkan memasukkan jenazah di kuburnya dari
sisi 2 kaki kubur, kemudian dimasukkan kepalanya secara perlahan di dalam kubur. Boleh
memasukkan mayit ke dalam kubur dari arah mana pun. Dan haram mematahkan tulang
mayit.

Ø Perempuan tdk boleh mengikuti jenazah, karena mereka memililki sifat lemah, perasaan
yg halus, keluh kesah, & tdk tabah menghadapi musibah, lalu keluar dari mereka ucapan &
perbuatan yg diharamkan yg bertolak belakang dgn sifat sabar yg diwajibkan.

Ø Disunnahkan bagi keluarga mayit memberi tanda di kuburnya dgn batu & semisalnya,
agar ia memakamkan yg meninggal dari keluarganya & ia mengenal dgn tanda itu kubur yg
meninggal dari keluarganya.

Ø Barang siapa yg meninggal dunia di tengah laut & dikhawatirkan berubahnya, ia


dimandikan, dikafani, dishalatkan, & ditenggelamkan di air.

Ø Anggota tubuh yg terpotong dari seorang muslim yg masih hidup karena sebab apapun,
tdk boleh membakarnya, tdk dimandikan & tdk dishalatkan. Tetapi dibalut pd sepotong kain
& dikuburkan di pemakaman.

Ø Disunnahkan duduk apabila jenazah diletakkan & saat pemakaman, & terkadang
disunnahkan mengingatkan yg hadir dgn kematian & yg sesudahnya.
Ø Disunnahkan setelah menguburkan mayit agar orang yg hadir berdiri di atas kubur &
mendoakan ketetapan untuknya, memohon ampunan baginya & meminta kpd orang-orang
yg hadir agar memohon ampunan untuknya & tdk mentalqinnya, karena talqin ada saat
menjelang wafat sebelum mati.

F. Ta’ziyah (Melayat)

Berisikan tentang :

1. Hukum Ta’ziah

Hukumnya sunah, bisa menjadi wajib apabila jenazah muslim/muslimat tidak ada yang
mengurusnya. Menurut Imam Nawawi, Hambali, Sufyan As-Sauri, takziah disunahkan
sebelum jenazah dikubur dan 3 hari sesudahnya. Hanafi berpendapat takziah disunahkan
sebelum jenazah dikuburkan.

2. Adab (etika) berta’ziah

Ø Orang yang mendengarkan musibah kematian hendaknya mengucapkan:

ِ ‫ا َِّن هللاِ َوانَّا الَ ْي ِه َر‬


َ‫اجعُ ْو ن‬

Artinya: “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali.”

Ø Orang yang berta’ziyah hendaknya memakai pakaian yang sopan,menutup aurat dan rapi.

Ø Menyampaikan doa untuk kebaikan dan ampunan terhadap orang yang meninggal serta
kesabaran bagi orang yang ditinggal.

Ø Hindarilah pembicaraan yang menambah sedih keluarga yang ditimpa musibah.

Ø Hindarilah canda-tawa apalagi sampai terbahak-bahak.

Ø Usahakan turut menyalati mayat dan turut mengantarkan ke pemakaman sampai selesai
penguburan.

Ø Membuatkan makanan bagi keluarga yang ditimpa musibah.

Ø Jika memungkinkan, orang yang berta’ziyah dapat memberikan sumbangan untuk


meringankan beban keluarga yang terkena musibah.

G. Ziarah Kubur

Berisikan tentang :

1. Pengertian

Ziarah artinya berkunjung, kubur artinya kuburan. Ziarah kubur artinya berkunjung ke
kuburan. Secara istilah Ziarah kubur adalah datang ke makam keluarga atau bukan keluarga
dengan maksud untuk mendoakan agar diterima amalnya dan diampuni dosanya oleh Allah
SWT
2. Hukum

Ziarah kubur adalah sunah bagi laki-laki, sedangkan bagi perempuan adalah makruh.
Alasannya dikhawatirkan perempuan akan menambah perasaan sedih.

3. Etika berziarah kubur

Ø Ketika mau berziarah, niatkan dengan ikhlas karena Allah Swt, tunduk hati dan merasa
diawasi oleh Allah Swt.

Ø Sesampai di pintu kuburan, ucapkan salam kepada ahli kubur

Ø Tidak banyak bicara mengenai urusan dunia di atas kuburan.

Ø Berdoa untuk ampunan dan kesejahteraan si mayat di alam barzah dan akhirat kelak.
sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Nabi saw.ketika ziarah kubur. Nabi saw. bersabda:

Ø )‫ (متفق عليه‬.ِ‫الل ُه َم ا ْغف ِْر َِّل ْه ِل ْالبَقَيْع‬

Artinya: “Ya Allah, ampunilah ahli (kubur) baqi”.

Ø Diusahakan tidak berjalan melangkahi kuburan atau menduduki nisan (tanda kuburan).

4. Hikmah berziarah

v Mengingat kematian.

v Dapat bersikap zuhud (menjauhkan diri dari sifat keduniawian).

v Selalu ingin berbuat baik sebagai bekal kelak di alam kubur dan hari akhir.

v Mendoakan si mayat yang muslim agar diampuni dosanya dan diberi kesejahteraan di
akhirat.

v Orang yang ziarah kubur akan mendapat pahala dari Allah swt., karena ziarah kubur
termasuk amalan sunah

Você também pode gostar