Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
id
SKRIPSI
Oleh :
ALEXANDER ARIEF R.N.W
X 2506002
Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat dalam Menempuh Gelar Sarjana
Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Oleh :
ALEXANDER ARIEF R.N.W
X 2506002
Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat dalam Menempuh Gelar Sarjana
Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Persetujuan Pembimbing
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
ABSTRAK
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Alexander Arief R.N.W. The Improvement of the Activity and the Learning
Outcomes in Supporting Knowledge of Machining Techniques Subject through the
Application of Blended Learning Model at SMK St. Mikael Surakarta. Thesis,
Surakarta : Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University,
2011.
This research aims at: (1) Geting the description of success of blended
learning application in improving the activity of the students in following the
learning of Supporting Knowledge of Machining Techniques subject. (2) Geting
the description of success of blended learning application in improving the
learning outcomes of the students in Supporting Knowledge of Machining
Techniques subject.
This type of research is classroom action research performed in 3 cycles,
they are: (1) Conventional learning, (2) Online learning, and (3) Blended learning.
In each cycle consists of four activities: (a) Action Plan, (b) Implementation
action, (c) Observation, and (d) Reflection. The subject in this research is the
researcher as a subject teacher of Supporting Knowledge of Machining
Techniques, while 41 students in class XI D at SMK St. Mikael Surakarta become
the object of research. Data collection methods used are observation, tests, and
field notes. Data analysis method is conducted in descriptive qualitative that
consist of data collection, reduction, data presentation and conclusion.
The results of the research show that: (1) The application of blended
learning model in the subject of Supporting Knowledge of Machining Techniques
subject could improve the activity of students. The average percentage of the six
aspects of each cycle was 62.33% in cycle I, 75.33% in cycle II, and 86.16% in
cycle III. The activity aspects were: (a) Taking the initiative to find ways to solve
problems individually, (b) Taking the initiative to answer questions submitted by
the teacher, (c) Taking the initiative to ask about the things have not understood,
(d) Taking initiative to take information from material presented by the teacher,
(e) Taking initiative to discuss the matters related to subjects being students with
his partners, and (f) Being responsible for the results of his work. (2) The
application of blended learning model in the subject of Supporting Knowledge of
Machining Techniques subject could improve the learning outcomes of the
students. The amount of students score above the minimum completeness criteria
is 70 in one-time test, from 71% in cycle I, 84% in cycle II, and 88% in cycle III.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
(KOMANDO)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
8. Almamaterku tercinta.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa, atas berkat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik. Sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan
Pendidikan Teknik dan Kejuruan Program Pendidikan Teknik Mesin, skripsi ini
mengungkap tentang peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata
diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) melalui penerapan
model blended learning di SMK St. Mikael Surakarta.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
skripsi ini, terutama kepada:
1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, serta
Ketua Program Pendidikan Teknik Mesin beserta staf atas segala kebijakan,
perhatian, dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi pada
program studi Pendidikan Teknik Mesin.
2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Akhyar, M.Pd dan Bapak Yuyun Estriyanto,
S.T, M.T selaku dosen pembimbing yang telah mendampingi, mengarahkan,
dan memberikan dorongan sehingga skripsi ini terselesaikan.
3. Bapak Drs. Suhardi, M.T selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan pengarahan selama menempuh studi di Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Romo T. Agus Sriyono, SJ selaku Kepala SMK St. Mikael Surakarta atas ijin
dan kerjasamanya selama proses penelitian.
5. Albertus Murdianto, R. Eko Pristirianto, L. Sri Tjahjana, M.Rina Astuti,
Antonius Sasmita, Agustinus Aris, Felix Pracaya, dan Yohanes Chrismadika
atas dukungannya selama proses penelitian.
Secara khusus penulis juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh
anggota keluarga dan sahabat yang telah memberikan dukungan dari awal studi
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGAJUAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
ABSTRAK v
HALAMAN MOTTO vii
HALAMAN PERSEMBAHAN viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 5
B. Kerangka Berpikir 34
C. Hipotesis Tindakan 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 37
B. Pendekatan Penelitian 38
C. Teknik Pengumpulan Data 39
D. Teknik Analisis Data 39
E. Prosedur Penelitian 39
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 1. Hasil Ujian Nasional Teori Kejuruan dan Nilai Pengetahuan penunjang
Teknik Pemesinan (PPTP) tahun 2010 di SMK St. Mikael Surakarta
Nilai UN Teori Kejuruan 2010 Nilai PPTP Semester Gasal 2010
Rata-Rata 7.02 Rata-Rata 76.7
Terendah 8.75 Terendah 53.4
Tertinggi 9.83 Tertinggi 93.8
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran
a. Hakikat Pembelajaran
Dimyati dan Mudjono (Afiq Yuli Sugianto, 2010:8) mendefinisikan
pembelajaran sebagai proses yang diselenggarakan oleh guru untuk
membelajarkan siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa memproses
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Di dalam ensiklopedi bebas Wikipedia
(2010) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku
yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil pengalaman. Ini berarti
pembelajaran adalah sebuah proses yang mengubah perilaku siswa dalam hal
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
b. Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), hasil belajar merupakan hal
yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik
bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental
tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan
pelajaran.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2002), hasil belajar adalah
terjadinya perubahan tingkah laku pada seseorang setelah orang tersebut
belajar, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap,
dan ketrampilan. Ini berarti hasil belajar adalah saat terselesaikannya bahan
pelajaran yang ditandai dengan perubahan tingkah laku yang dapat diamati
dan diukur. Perubahan tingkah laku tersebut mencakup aspek pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap.
Menurut Sudjana (1989), hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Jadi hasil
belajar siswa dapat diketahui setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Ini
berarti hasil belajar adalah penguasaan yang dicapai siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran dalam hal ini berupa nilai ulangan ataupun ulangan
harian.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan diukur dalam
aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Perubahan tingkah laku tersebut
ditandai dengan perubahan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajar. Pengalaman belajar tersebut diterima siswa
setelah ia melakukan kegiatan belajar dan menyelesaikan bahan pembelajaran.
Hasil belajar merupakan bentuk penguasaan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran dan terwujud dalam hasil nilai unjuk kerja siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) Project Work
Project Work adalah model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik pada
prosedur kerja yang sistematis dan standar untuk membuat atau menyelesaikan
suatu produk (barang atau jasa), melalui proses produksi/pekerjaan yang
sesungguhnya. Model pembelajaran project work sering digunakan untuk program
pembelajaran produktif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu proses belajar yang
bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang
dipelajari dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan siswa
sehari-hari. Ini berarti, mereka memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara
fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke
permasalahan/konteks lainnya. CTL mempunyai karakteristik kerjasama, saling
menunjang, menyenangkan, tidak membosankan, belajar dengan bergairah,
pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, dan peserta didik aktif.
Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang didasari oleh dorongan
penyelesaian masalah. Dalam PBL, pembelajaran diawali dengan masalah yang
perlu diselesaikan. Dengan masalah tersebut siswa dirangsang untuk mencari
solusinya.
5) Inquiry Training
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
b. Hakikat e-Learning
1) Definisi e-Learning
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
13
14
15
16
17
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
20
21
7) Blended learning
Arbaugh dan Peterson (Mustafa Bakar Dzakiria, 2006:11)
mendefinisikan blended learning the integrated combination of
traditional learning with web-based online approaches, the combination of
media and tools deployed in an e-Learning environment and the
combination of a number of pedagogical approaches, irrespective of the
learning technology used in each case
pembelajaran tradisional dengan pendekatan berbasis web online.
Kombinasi media dan alat digunakan dalam sebuah lingkungan e-Learning
dan kombinasi dari sejumlah pendekatan pedagogis, terlepas dari teknologi
pembelajaran yang digunakan dalam setiap kasus.
Robin Masson dan Frank Rennie (2009:15) menjelaskan bahwa
blended learning mengacu pada kombinasi antara pembelajaran online dan
pembelajaran tatap muka (face to face). Hal yang sama diungkapkan oleh
Munir (2009:200) yang menyatakan bahwa e-Learning model blended
(blended or hybrid learning) adalah program pembelajaran yang
menggabungkan teknologi informasi dan komunikasi dengan pertemuan
langsung (face to face).
Pelaksanaan blended learning pada proses pembelajaran
membutuhkan beberapa syarat (preconditions), antara lain: (a) tersedia
komputer dengan jaringan internet (internet access), (b) peserta, baik guru
mmaupun siswa, harus familiar dengan beberapa teknik belajar yang
memanfaatkan ICT, (c) peserta harus mempunyai pengalaman dalam
pengunaan beberapa peralatan (tools) pada koneksi internet, seperti
browser, email, chatting, discussion forum.
Blended learning sebagai salah satu bentuk alternatif dalam e-
Learning mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
blended learning antara lain; (a) dua bentuk pembelajaran yang berbeda
dapat dikombinasikan, (2) fungsi kependidikan / educational function
antara individual dan kelompok dalam belajar dapat didistribusikan,
misalnya presentasi pengetahuan baru secara online, dan diskusi untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
3. Konsep-Konsep Keaktifan
a. Pengertian Keaktifan Siswa
23
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
25
melupakan apa yang telah diberikan oleh guru, oleh karena itu diperlukan
perangkat tertentu untuk dapat mengingatkan yang baru saja diterima dari
guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
27
kegiatan metrik/ motor activities, (7) kegiatan mental/ mental activities, dan
(8) kegiatan emosional/ emotional activities.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi keaktifan Belajar
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang dimilikinya. Siswa dapat berlatih untuk berfikir
kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari. Di samping itu, guru juga dapat merekayasa sistem pembelajaran
secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran.
Ardiyan Sarutobi (2010:2) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi
keaktifan belajar ke dalam 2 bagian, yaitu faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor-faktor yang muncul dari dalam diri
siswa, misalnya motivasi, inisiatif, dan partisipasi siswa dalam pembelajaran.
Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang muncul dari luar diri
siswa. Faktor ekstrinsik bisa berasal dari guru maupun dari lingkungan belajar
siswa. Contoh faktor-faktor ekstrinsik tersebut misalnya tujuan pembelajaran,
stimulus (rangsangan), aktivitas, dan umpan balik. Sedangkan Heinz Cock
(1979:80) menyatakan bahwa keaktifan belajar siswa dipengaruhi oelh
beberapa faktor. faktor-faktor tersebut antara lain: (1) motivasi belajar, (2)
tujuan pembelajaran, (3) umpan balik, dan (4) kesimpulan.
Gagne dan Briggs (Nawawi Elfatru 2010:2) menyatakan bahwa faktor-
faktor yang dapat menumbuhkan timbulnya keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran , yaitu :
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2) Menjelaskan tujuan intruksional (hasil belajar dasar kepada siswa)
3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa
4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari).
5) Memberi petunjuk kepada siswa
6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran
7) Memberi umpan balik (feed back)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
29
30
Untuk siswa kelas XI, bahan ajar atau materi ajar mata diklat Pengetahuan
Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) yang disampaikan antara lain : (1) elemen
mesin, (2) motor bakar (3) pompa dan kompresor (4) perlakuan panas, dan (5)
teknik pembentukan plat / sheet metal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
Karakteristik yang unik dalam PTK adalah adanya tindakan nyata (aksi
atau action) yang dilakukan oleh guru (bersama pihak lain) untuk memperbaiki
praktik dan proses pembelajaran. PTK selalu berangkat dari kesadaran kritis guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
34
dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. Kegiatan pengamatan dilakukan
pada waktu tindakan sedang dilakukan serta dapat dilaksanakan oleh peneliti dan
guru.
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis.
pada tahap ini, pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan
diskusi, untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat
meningkatkan pemahaman siswa. Hasil analis data yang dilakukan dalam tahapan
akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
B. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir pada dasarnya adalah merupakan uraian penalaran
untuk bisa sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang
dirumuskan. Kerangka pemikiran yang dikemukakan dalam penelitian tindakan
ini adalah sebagai berikut.
Dari identifikasi masalah diketahui bahwa hasil belajar siswa untuk mata
diklat produktif di SMK St. Mikael mengalami penurunan. Setelah dicari akar
permasalahan penyebab terjadinya menurunnya hasil belajar siswa ini adalah
diberlakukannya kurikulum baru yang mempunyai alokasi waktu lebih sedikit
tetapi dengan bahan yang sama. Alokasi waktu (pacing time) untuk kurikulum
saat ini mempunyai selisih waktu 52 jam per tahun dibandingkan kurikulum
sebelumnya. Dengan kurikulum yang berlaku saat ini, guru dituntut untuk mampu
menyampaikan bahan ajar yang ada sesuai dengan alokasi waktu yang ada. Guru
juga dituntut untuk tidak sekedar menyampaikan bahan ajar saja, tetapi juga
meningkatkan keaktifan dan pengetahuan siswa dalam proses pembelajaran. Hal
ini bisa ditunjukkan dari lembar pengamatan dan nilai-nilai siswa.
Untuk memecahkan masalah ini, perlu dilakukan sebuah tindakan yang
revolusioner. Pembelajaran tradisional dengan tatap muka (face to face) sudah
tidak relevan untuk saat ini. Dengan berkembangnya teknologi, khususnya
teknologi informasi dan komunikasi, pemanfaatan internet dan model blended
learning dalam kegiatan pembelajaran merupakan sebuah solusi untuk mengatasi
masalah yang ada. Dengan blended learning, proses pembelajaran yang dilakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
siswa diharapkan bisa terkontrol lebih baik. Diharapkan dengan model blended
learning pada mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP),
akar masalah dapat di atasi.
Blended learning diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan
pengetahuan siswa, walaupun dengan waktu yang sedikit. Dengan pemanfaatan
internet, guru dan siswa juga ikut terlibat dalam memanfaatkan perkembangan
teknologi dalam kegiatan pembelajaran. Walaupun dengan waktu yang terbatas,
kualitas pembelajaran mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan
(PPTP) dapat ditingkatkan dengan peningkatan interaksi dan partisipasi antara
guru dan siswa.
Dengan memanfaatkan internet, siswa dapat mengetahui dan memahami
tentang informasi-informasi yang berkaitan dengan teknik pemesinan pada dunia
industri, yang semakin berkembang pesat saat ini. Dengan multimedia dalam
internet, siswa mempunyai gambaran yang lebih jelas tentang informasi-informasi
tersebut. Kemudian guru mengaitkannya dengan bahan ajar yang sudah
dipersiapkan, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan dinamis.
Permasalahan yang dijumpai siswa saat mempelajari bahan ajar, khususnya saat
pembelajaran dilaksanakan secara online, dapat dibahas dan didiskusikan saat
pembelajaran tatap muka (face to face) di dalam kelas. Jika dirumuskan kriteria
pembelajaran Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) yang ideal
adalah terjadinya suatu pembelajaran yang inspiratif, interaktif, menyenangkan,
menantang, memotivasi siswa untuk terlibat aktif, dan didukung dengan sumber
belajar yang mencukupi sehingga diharapkan hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
C. Hipotesis Tindakan
Bertolak dari kajian teori dan kerangka berpikir, untuk penelitian tindakan
kelas ini diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :
1. Penerapan model blended learning dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswa dalam mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) di
Kelas XI D SMK St. Mikael Surakarta.
2. Penerapan model blended learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) di
kelas XI D SMK St. Mikael Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
38
2. Waktu Penelitian
Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Oktober 2010
sampai Februari 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan
laporan penelitian dengan jadwal sebagai berikut:
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau Classroom Action Research. Kegiatan pada setiap siklus akan
dilakukan sesuai dengan tahap-tahap tersebut adalah:
1. Tahap Perencanaan (planning)
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
3. Tahap Pengamatan (Observing)
4. Tahap Refleksi (Reflecting)
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk
membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang terus
berulang, dari tahap perencanaan sampai dengan refleksi. Jadi, siklus itulah yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
menjadi suatu bentuk tindakan nyata yang menjadi salah satu karakteristik khusus
sebuah PTK, dan siklus tersebut diakhiri dengan kegiatan refleksi sebagai bentuk
evaluasi terhadap penerapan siklus sebelumnya apakah tindakan yang
dilaksanakan tersebut sudah mencapai tujuan atau belum dan apakah penelitian
perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya atau tidak.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain
dengan menggunakan lembar observasi dan hasil belajar siswa dalam bentuk tes.
Observasi bertujuan untuk mengamati keaktifan siswa dalam bentuk interaksi,
kreativitas, dan motivasi belajar siswa. Sedangkan nilai tes siswa digunakan untuk
mengukur hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran
40
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah melaksanakan
skenario pembelajaran sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
c. Tahap Observasi
Tahap ini dilakukan dengan mengamati pelaksanaan proses belajar
mengajar pada siklus I. Dalam siklus I, kegiatan pembelajaran dilaksanakan
secara konvensional. Kegiatan ini dilaksanakan oleh guru sebagai peneliti
dan dibantu oleh guru mitra sebagai kolaborator. Kegiatan observasi ini
dilakukan dalam 2 bagian yaitu :
1) Observasi Terhadap Siswa
Observasi ini meliputi:
a) Apakah siswa memperhatikan apa yang diajarkan guru.
b) Apakah siswa tidak membuat keributan di dalam kelas saat pelajaran
berlangsung.
c) Apakah siswa tidak berbicara (mengobrol) dengan teman sebangku
saat pelajaran berlangsung.
d) Apakah siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
e) Apakah siswa mengerjakan tugas tertulis yang diberikan guru.
f) Apakah siswa menanyakan pertanyaan yang dirasa belum dikuasai
dari materi yang telah diberikan.
g) Apakah siswa mencatat hal yang dirasa perlu dari materi yang telah
diberikan.
h) Apakah siswa mendiskusikan pelajaran yang telah diberikan oleh
guru.
i) Apakah siswa membuat ringkasan dari pelajaran yang telah
diberikan agar lebih mudah dipelajari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
d. Tahap Refleksi
Seluruh kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan di siklus I,
kemudian dibuat sebuah kesimpulan yang ditulis pada refleksi untuk
dijadikan pedoman pada penelitian berikutnya dan dilaksanakan pada akhir
siklus tindakan kelas. Aspek yang diamati adalah segala hal yang terjadi
dalam proses pembelajaran meliputi siswa dan suasana pembelajaran.
Berdasarkan langkah ini akan diketahui perubahan yang terjadi dan
dilakukan analisis mengapa, bagaimana, dan sejauh mana tindakan yang
ditetapkan mampu mencapai perubahan atau mengatasi masalah secara
signifikan. Bertolak dari refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan dalam
bentuk replanning dapat dilakukan pada siklus berikutnya. Dari hasil
evaluasi tersebut dijadikan data kualitatif untuk mengetahui tingkat
perubahan hasil tindakan (aksi) berdasarkan hasil refleksi awal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II, guru mulai menerapkan penerapan e-Learning dalam
kegiatan pembelajaran, kegiatan yang harus dilakukan oleh guru adalah
mempersiapkan dan memberikan informasi terlebih dahulu kepada siswa
tentang e-Learning dalam pembelajaran Pengetahuan Penunjang Teknik
Pemesinan (PPTP).
Rencana Penelitian Tindakan kelas pada siklus II ini disesuaikan
dengan kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I, saat
pembelajaran dilaksanakan secara konvensional. Dalam siklus II ini
rencana tindakan bertujuan untuk memperbaiki kekurangan atau masalah
yang muncul pada siklus sebelumnya. Hasil refleksi pada siklus I
digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya. dalam
pelaksanaan silkus II ini, dilakukan dengan menambahkan kekuatan dan
memperbaiki kelemahan yang ada pada siklus I. Pelaksanaan siklus II pada
dasarnya sama dengan siklus I. Proses tindakan pada siklus II adalah :
a. Tahap Perencanaan
Dalam siklus ini guru harus menyiapkan hal-hal yang terkait
dengan penerapan e-Learning dalam pembelajaran. Siklus I telah
memberikan cerminan bagi guru tentang kelebihan dan kelemahan
proses pembelajaran konvensional. Dari sini pengamat bertugas
memberikan masukan bagi guru tentang kelemahan proses
pembelajaran pada siklus I.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan di siklus II ini
adalah:
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berikut materi
yang akan disampaikan kepada siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini guru memberikan materi pembelajaran kepada
siswa yang mengacu kepada perencanaan yang telah dibuat. Pada siklus
II siswa diberikan materi tentang proses perlakuan panas kimiawi yang
meliputi : memahami proses perlakuan panass kimiawi dan proses
pengerasan permukaan (case hardening). Tetapi sebelum menginjak ke
materi berikutnya guru haruslah sedikit melakukan flashback yaitu
dengan melontarkan beberapa pertanyaan dengan maksud agar sedikit
menimbulkan ingatan tentang pelajaran yang telah diajarkan
sebelumnya dan mengaitkannya dengan pelajaran yang akan diberikan.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh guru pada tahap ini adalah
sebagai berikut:
1) Memberikan informasi kepada siswa bahwa materi pembelajaran
dapat dipetik oleh siswa melalui LMS (Learning Management
System) yang sudah disediakan.
2) Memanfaatkan LMS (Learning Management System) untuk
mengatur jalannya semua kegiatan pembelajaran secara online
3) Mengkonfirmasi formulir pendaftaran (registration) siswa sehingga
siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara online
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
c. Tahap Observasi
Observasi pada siklus II ini mempunyai fokus pada keaktifan
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan pada
pembelajaran online. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
1) Guru bersama kolaborator mengamati keaktifan siswa melalui
rekaman (logs) yang ada pada Learning Management System.
Dalam Learning Management System tersebut terekam semua
kegiatan dan interaksi yang dilakukan oleh siswa selama mengikuti
kegiatan pembelajaran secara online. Dari sini akan tampak siswa
yang aktif dan siswa yang kurang aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran secara online.
2) Untuk penilaian terhadap hasil belajar siswa dalam bentuk tes,
semuanya dapat memanfaatkan Learning Management System.
Guru hanya mengisikan hasil tersebut pada lembar penilaian yang
sudah dipersiapkan sebelumnya
Observasi untuk mengamati sikap guru dalam mengajar,
observasi siswa saat pelajaran berlangsung dan suasana kelas saat
guru mengajar tidak dilakukan. Hal ini karena siswa belajar secara
mandiri di luar kelas. Interaksi yang terjadi di kelas hanya terbatas
mendiskusikan tentang hal-hal teknis terkait pelaksanaan
pembelajaran secara online.
d. Tahap Refleksi
Siklus II merupakan siklus transisi pada penelitian yang penulis
kerjakan. Diharapkan refleksi pada siklus II ini terjadi perubahan
signifikan dalam pembelajaran. Siswa diharapkan lebih aktif dalam
mempelajari materi pembelajaran. Siswa diberi kebebasan untuk
belajar, tidak dibatasi hanya di dalam kelas saja.
Untuk sumber belajar sendiri siswa mempunyai banyak pilihan.
Jika dalam pembelajaran konvensional (offline), guru menjadi satu-
satunya sumber belajar, dalam pembelajaran secara online, guru hanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
50
51
52
53
d. Tahap Refleksi
Siklus III merupakan siklus penghujung atau siklus terakhir pada
penelitian yang penulis kerjakan. Pada akhir siklus ini diharapkan terjadi
perubahan yang signifikan dalam pembelajaran selama ini yang meliputi
guru, siswa, dan suasana pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini hanya terdiri atas 3 siklus. Hal
ini disebabkan pemikiran, materi, serta ketersediaannya waktu ada.
Mungkin dalam ketiga siklus ini masih terdapat kekurangan dalam
peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Jika hasil penelitian yang
dilakukan belum sesuai dengan tujuan penelitian, tidak menutup
kemungkinan untuk dilakukan siklus berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang mengambil setting di SMK St. Mikael
Surakarta ini dilakukan dengan alur atau tahapan: perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi disajikan dalam tiga siklus. Hasil penelitian difokuskan
pada peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata diklat Pengetahuan
Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP).
1. Tindakan Siklus I
a) Perencanaan Tindakan
Proses pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dengan model
pembelajaran konvensional. Saat pembelajaran berlangsung seluruh kegiatan
dan interaksi antara guru dan siswa dilaksanakan di dalam kelas. Pembelajaran
dilaksanakan dengan metode ceramah dan diskusi, kemudian diakhiri dengan
evaluasi berupa tes tertulis. Durasi waktu pembelajaran disesuaikan dengan
RPP yaitu selama 2 jam pelajaran (2 X 45 menit). Sedangkan untuk materi
pembelajaran pada siklus ini adalah mengenai pengantar perlakuan panas.
b) Hasil Tindakan
Tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Januari 2011
jam ke 1-2 (07.00-08.30). Sebelum pembelajaran dilaksanakan, guru
memberitahukan tujuan pembelajaran dan gambaran umum inti materi
pembelajaran. Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan kegiatan belajar
secara umum dan materi yang disampaikan adalah tentang pengantar
perlakuan panas.
Selanjutnya guru menjelaskan tentang proses perlakuan panas.
Perlakuan panas dijelaskan dari definisinya hingga tujuan dilakukannya proses
tersebut. Guru menjelaskan materi dengan pendekatan CTL (Contextual
Teaching Learning), yaitu mengaitkan materi yang disampaikan dengan hal-
hal yang terjadi pada dunia nyata, dalam hal ini dengan dunia industri.
Sesekali guru melemparkan pertanyaan kepada siswa untuk merangsang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
56
Skor
No Objek yang Diamati
1 2 3 4 5
Berinisiatif mencari cara untuk 0 9 17 11 4
1 menyelesaikan masalah secara
(0%) (22%) (41%) (27%) (10%)
individu
1 26 12 2 0
Berinisiatif menjawab pertanyaan
2
yang disampaikan oleh guru (2%) (63%) (29%) (5%) (0%)
4 27 8 2 0
Berinisiatif bertanya tentang hal-
3
hal yang belum dimengerti (10%) (66%) (20%) (4%) (0%)
Berinisiatif mengambil 0 2 39 0 0
4 keterangan dari materi yang
(0%) (5%) (95%) (0%) (0%)
disampaikan guru
Berinisiatif mendiskusikan hal
0 23 17 1 0
yang terkait dengan mata
5
pelajaran yang sedang dipelajari (0%) (57%) (41%) (2%) (0%)
dengan rekannya
0 0 6 21 14
Bertanggung jawab terhadap hasil
6
pekerjaannya (0%) (0%) (15%) (51%) (34%)
Keterangan :
1. Sangat Kurang 2. Kurang 3. Cukup Baik 4. Baik 5. Sangat baik
57
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
59
2. Tindakan Siklus II
a) Perencanaan Tindakan
Proses pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan model
pembelajaran online. Saat pembelajaran berlangsung seluruh kegiatan dan
interaksi antara guru dan siswa dilaksanakan secara online dengan
memanfaatkan LMS (Learning Management System) yang beralamatkan di
http://intramikael.sch.id. Sebelum melaksanakan pembelajaran, siswa harus
melakukan pendaftaran (registration) terlebih dahulu. Jika siswa belum
melakukan pendaftaran, siswa tersebut tidak dapat mengikuti pembelajaran.
Materi pembelajaran, bahan evaluasi, dan penugasan dilakukan dengan
memanfaatkan fitur-fitur dalam Learning Management System. Interaksi
antara guru dan siswa dan interaksi antarsiswa juga dilaksanakan secara
online. Interaksi yang dipilih guru dalam pembelajaran di siklus ini adalah
menggunakan forum diskusi dan pesan teks (text messages). Guru juga
menyiapkan sumber-sumber belajar bagi siswa dengan menyediakan referensi
dalam bentuk tautan (hyperlinks) yang dapat diunduh dan dimanfaatkan siswa.
Karena pembelajaran online merupakan salah satu solusi untuk
mengatasi keterbatasan waktu yang muncul dalam pembelajaran
konvensional, durasi pembelajaran bisa berlangsung lebih lama, yaitu selama
2 minggu. Artinya selama 2 minggu tersebut segala bentuk kegiatan dan
interaksi pembelajaran dapat dilaksanakan oleh guru ataupun siswa. Setelah
waktu tersebut lewat, siswa tidak diperkenankan lagi melakukan interaksi
pembelajaran dalam bentuk apa pun. Dalam 2 minggu waktu pembelajaran,
guru bersama kolaborator melakukan pengamatan keaktifan siswa dan sesudah
waktu pembelajaran berakhir guru melakukan pengukuran terhadap hasil
belajar siswa. Materi pembelajaran pada siklus ini adalah mengenai perlakuan
panas kimiawi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
b) Hasil Tindakan
Tindakan kelas II dimulai pada hari Selasa, 25 Januari 2011 pukul
07.00 dan berakhir pada hari Selasa, 8 Februari 2011 pukul 07.00. Pada awal
pembelajaran, guru masuk kelas dan memberitahukan tentang tujuan
pembelajaran serta gambaran umum inti pembelajaran. Pada siklus ini guru
sama sekali tidak menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa di dalam
kelas. Siswa dituntut untuk belajar mandiri dengan memanfaatkan Learning
Management System yang sudah disediakan.
Kesempatan tatap muka di kelas dimanfaatkan guru untuk memberikan
petunjuk-petunjuk yang bersifat teknis kepada siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran secara online. Guru menjelaskan kepada siswa tentang cara
mengambil materi pembelajaran, berinteraksi, dan mengumpulkan tugas
secara online. Kesempatan ini digunakan untuk menanggapi pertanyaan siswa
yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran secara online, tetapi guru tidak
menanggapi pertanyaan tentang materi pembelajaran. Dalam siklus ini guru
mengkondisikan siswa untuk belajar mandiri melalui Learning Management
System yang disediakan.
Dalam durasi 2 minggu ini guru melakukan pengamatan keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran online. Selama 2 minggu tersebut siswa
mempunyai kesempatan untuk belajar memahami materi pembelajaran,
menanyakan hal-hal yang masih belum dipahami, mengerjakan dan
mengumpulkan tugas secara online. Setelah waktu pembelajaran berakhir,
guru memberikan penilaian kepada hasil tugas siswa. Dalam memberikan
penilaian terhadap tugas-tugas siswa, guru memanfaatkan Learning
Management System sehingga hasilnya dapat disimpan di dalam server. Untuk
membiasakan siswa berdisiplin, guru menetapkan batas waktu (dead line)
dalam mengumpulkan tugas. Siswa yang terlambat mengumpulkan tugas,
akan dianggap tidak mengumpulkan tugas dan diberikan nilai 0 (nol).
c) Hasil Observasi Tindakan
Observasi dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Indikator atau
variabel yang diamati disesuaikan dengan lembar observasi yang sudah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
disiapkan. Variabel yang diamati adalah keaktifan dan hasil belajar siswa
dalam mengikuti mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan
(PPTP). Pengamatan keaktifan siswa dilakukan berdasarkan rekaman (logs)
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran secara online. Sedangkan
pengukuran hasil belajar dilakukan berdasarkan penilaian terhadap hasil tugas
yang dikumpulkan siswa secara online. Pada pengukuran hasil belajar, siswa
dinyatakan kompeten jika mendapatkan nilai minimal sama dengan KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal), yaitu 70 (tujuh puluh) untuk mata diklat
Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP). Hasil pengamatan dan
pengukuran dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut:
Tabel 4. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa pada Siklus II
Skor
No Objek yang Diamati
1 2 3 4 5
Berinisiatif mencari cara untuk 0 0 5 14 22
1 menyelesaikan masalah secara
(0%) (0%) (12%) (34%) (54%)
individu
0 1 13 9 18
Berinisiatif menjawab peranyaan
2
yang disampaikan guru (0%) (2%) (32%) (22%) (44%)
Berinisiatif untuk bertanya 0 33 5 3 0
3 tentang hal-hal yang belum
(0%) (80%) (12%) (8%) (0%)
dimengerti
Berinisiatif mengambil 0 27 3 7 4
4 keterangan dari materi yang
(0%) (66%) (7%) (17%) (10%)
disampaikan guru
Berinisiatif mendiskusikan hal-
0 0 4 22 15
hal yang terkait dengan mata
5
pelajaran yang dipelajari dengan (0%) (0%) (10%) (53%) (37%)
rekannya
0 0 20 14 7
Bertanggung jawab terhadap
6
hasil pekerjaannya (0%) (0%) (49%) (34%) (17%)
Keterangan :
1.Sangat Kurang 2. Kurang 3. Cukup Baik 4. Baik 5. Sangat baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
63
64
65
66
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
68
Skor
No Pernyataan
1 2 3 4 5
Berinisiatif mencari cara untuk 0 6 10 18 7
1 menyelesaikan masalah secara
(0%) (15%) (24%) (44%) (17%)
individu
0 12 20 9 0
Berinisiatif menjawab pertanyaan
2
yang disampaikan oleh guru (0%) (29%) (49%) (22%) (0%)
0 7 25 9 0
Berinisiatif bertanya tentang hal-
3
hal yang belum dimengerti (0%) (17%) (61%) (22%) (0%)
0 5 10 23 3
Berinisiatif mengambil keterangan
4
dari materi yang disampaikan guru (0%) (12%) (24%) (56%) (7%)
Berinisiatif mendiskusikan hal
0 5 18 18 0
yang terkait dengan mata pelajaran
5
yang sedang dipelajari dengan (0%) (12%) (44%) (44%) (0%)
rekannya
2 6 6 9 18
Bertanggung jawab terhadap hasil
6
pekerjaannya (5%) (15%) (15%) (22%) (44%)
Keterangan :
1.Sangat Kurang 2. Kurang 3. Cukup Baik 4. Baik 5. Sangat baik
69
70
71
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72
Tabel 10. Presentase Skala Pengamatan Keaktifan Bertanya tentang Hal-Hal yang
Belum Dimengerti
No Skala Penilaian Siklus I Siklus II Siklus III
1 Sangat Kurang 10% 0% 0%
2 Kurang 66% 80% 17%
3 Cukup Baik 20% 12% 61%
4 Baik 4% 8% 22%
5 Sangat Baik 0% 0% 0%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73
Tabel 12. Presentase Skala Penilaian Keaktifan Mendiskusikan Hal yang Terkait
dengan Mata Pelajaran yang Sedang Dipelajari dengan Rekan
No Skala Penilaian Siklus I Siklus II Siklus III
1 Sangat Kurang 0% 0% 0%
2 Kurang 57% 0% 12%
3 Cukup Baik 41% 10% 44%
4 Baik 2% 54% 44%
5 Sangat Baik 0% 37% 0%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75
100%
84% 88%
86.16%
80% 75.33%
71%
60% 62.33%
40%
20%
0%
Siklus I SiklusII Siklus III
Keterangan: Keak fan Siswa Hasil Belajar Siswa
Gambar 18. Kurva Data Pengamatan Keaktifan dan Pengukuran Hasil Belajar
Siswa
B. Pembahasan
Pada sub bab ini memaparkan tentang dua hal, yakni keaktifan siswa dan
hasil belajar siswa. Kedua hal tersebut dipaparkan sebagai berikut.
1. Keaktifan Siswa
Pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan, variabel keaktifan siswa
dibagi dalam 6 aspek yaitu: (a) berinisiatif mencari cara untuk menyelesaikan
masalah secara individu, (b) berinisiatif untuk menjawab pertanyaan yang
disampaikan oleh guru, (c) berinisiatif untuk bertanya tentang hal-hal yang belum
dimengerti, (d) berinisiatif mengambil keterangan dari materi yang disampaikan
oleh guru, (e) berinisiatif mendiksuksikan hal-hal yang terkait dengan mata
pelajaran yang dipelajari dengan rekannya, dan (f) bertanggung jawab terhadap
hasil pekerjaannya. Pengamatan terhadap aspek-aspek tersebut dilakukan dalam 3
siklus. Hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada tabel 14.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76
77
78
79
mencapai hasil minimal yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Nilai rata-rata siswa untuk siklus ini adalah 80,68.
Peningkatan hasil belajar pada siklus ini dimungkinkan karena berbagai
kemudahan dan fleksibilitas yang ditawarkan kepada siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran. Dengan kemudahan dan fleksibilitas tersebut, tampaknya
siswa menjadi lebih nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga hasil
belajar siswa pada siklus ini mengalami peningkatan.
Jika ditinjau dari proses pembelajaran, peningkatan keaktifan dan hasil
belajar siswa dalam penelitian ini sudah berjalan dengan baik. Hal ini dipengaruhi
oleh pelaksanaan proses pembelajaran yang bervariasi, dan merangsang siswa
untuk berpikir serta bereksplorasi sehingga keaktifan siswa dapat ditingkatkan.
Guru mengambil peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran yang
berlangsung, sehingga proses pembelajaran dapat diatur dengan mudah berjalan
dengan baik sesuai skenario yang sudah direncanakan sebelumnya. Dengan
meningkatnya tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,
berarti tingkat pemahaman mereka akan materi yang disampaikan guru juga
mengalami peningkatan. Hal ini berpengaruh pada hasil belajar yang didapatkan
saat proses evaluasi, sehingga hasil belajar siswa pun akan mengalami
peningkatan. Kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah bahwa penelitian
tindakan kelas (classroom action research) ini telah berjalan dengan baik.
C. Keterbatasan Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas atau classroom action research
tidak semata-mata tanpa keterbatasan atau kesulitan. Keterbatasan atau kesulitan
ini cenderung dirasakan menjadi hambatan bila berkaitan dengan faktor waktu
penelitian dan sumber daya manusia. SMK St. Mikael Surakarta sebagai tempat
penelitian dianggap cukup layak untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas
khususnya pada aspek peningkatan keaktifan dan hasil belajar melalui penerapan
model pembelajaran eLearing. Keterbatasan-keterbatasan lainnya antara lain
sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat disamapaikan berdasarkan hasil penelitian
tindakan kelas atau classroom action research dalam penerapan model blended
learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata diklat
Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP) adalah:
1. Penerapan model blended learning dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswa dalam mata diklat Peningkatan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP).
Hal ini diambil berdasarkan data dan temuan peneliti di lapangan berupa data
tertulis yang bersumber dari data pengamatan. Penerapan model pembelajaran
ini mampu meningkatkan keaktifan siswa dari 62,33% di akhir siklus I
menjadi 75,33% di akhir siklus II, dan 86,16% di akhir siklus III. Pengamatan
aspek keaktifan siswa didasarkan pada 6 hal yaitu : (a) Berinisiatif mencari
cara untuk menyelesaikan masalah secara individu, (b) Berinisiatif menjawab
pertanyaan yang disampaikan oleh guru, (c) Berinisiatif untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum dimengerti, (d) Berinisiatif mengambil keterangan
dari materi yang disampaikan guru, (e) Berinisiatif mendiskusikan hal-hal
yang terkait dengan mata pelajaran yang dipelajari dengan rekan, dan (f)
Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan.
2. Penerapan model blended learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam mata diklat Pengetahuan Penunjang Teknik Pemesinan (PPTP).
Berdasarkan hasil penilaian yang diadakan untuk setiap siklus, diperoleh
peningkatan hasil belajar siswa berupa peningkatan ketuntasan siswa dari 71%
di akhir siklus I menjadi 84% di akhir silus II, dan 88% di akhir siklus III.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
82
C. Saran
Saran dari peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah disampaikan
adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru pengampu mata diklat untuk lebih banyak memberikan sosialisasi
kepada siswa tentang penerapan model blended learning pada proses
pembelajaran sehingga siswa menjadi terbiasa dengan pembelajaran.
2. Bagi sekolah untuk lebih memberikan dorongan kepada guru agar lebih
bersemangat untuk mempelajari dan memanfaatkan ICT (Information and
Communication Technology) pada proses pembelajaran.
3. Bagi mata diklat-mata diklat yang disampaikan kepada siswa untuk dilakukan
pengembangan model dan metode pembelajaran guna meningkatkan hasil
belajar siswa.
4. Bagi peneliti untuk menambah jumlah pengamat saat proses penelitian
berlangsung. Jumlah pengamat yang ideal adalah 3 orang dengan persepsi
yang sama terhadap instrument yang digunakan.
commit to user