Você está na página 1de 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn”E” DENGAN GANGGUAN SISTEM


PENCERNAAN PADA KASUS HERNIA INGUINALIS LATERALIS DIRUANG
KONSEP DASAR HERNIA INGUINALIS LATERALIS

2.1 DEFINISI
Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan yang
abnormal atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga dimana ia
terisi secara normal (Doengoes,SM, 2003)
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis
internus/lateralis menelusuri kanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen
melalui anulus inguinalis externa/medialis (Mansjoer A,dkk 2000)
Hernia Inguinalis adalah suatu penonjolan kandungan ruangan tubuh
melalui dinding yang dalam keadaan normal tertutup (Ignatavicus,dkk 2004).
Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui annulus inguinalis
internus yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior menyusuri
kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui annulus inguinalis eksternus
(Kapita Selekta Kedokteran)
2.2 KLASIFIKASI
Hernia inguinalis, terdiri dari 2 macam yaitu :
1. Hernia inguinalis indirect atau disebut juga hernia inguinalis lateralis yaitu
hernia yang terjadi melalui cincin inguinal dan mengikuti saluran spermatik
melalui kanalis inguinalis (Lewis,SM, 2003).
2. Hernia inguinalis direct yang disebut juga hernia inguinalis medialis yaitu
hernia yang menonjol melalui dinding inguinal posterior di area yang
mengalami kelemahan otot melalui trigonum hesselbach bukan melalui
kanalis, biasanya terjadi pada lanjut usia (Ignatavicus,dkk 2004).
2.3 ETIOLOGI
Menurut Black,J dkk (2002).Medical Surgical Nursing, edisi 4. Pensylvania: W.B
Saunders, penyebab hernia inguinalis adalah :
1. Kelemahan otot dinding abdomen.
a. Kelemahan jaringan
b. Adanya daerah yang luas diligamen inguinal
c. Trauma

1
2. Peningkatan tekanan intra abdominal.
a. Obesitas
b. Mengangkat benda berat
c. Mengejan à Konstipasi
d. Kehamilan
e. Batuk kronik
f. Hipertropi prostate
3. Faktor resiko: kelainan congenital
2.4 MANIFESTASI KLINIS
1. Penonjolan di daerah inguinal
2. Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi.
3. Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram
dan distensi abdomen.
4. Terdengar bising usus pada benjolan
5. Kembung
6. Perubahan pola eliminasi BAB
7. Gelisah
8. Dehidrasi
9. Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat pasien
berdiri atau mendorong.
2.5 PATOISIOLOGIS
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan
tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat
buang air besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus
kedaerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu
tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding
abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana
kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama,
pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang
sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-
organ selalu selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam
waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan
kerusakan yang sangat parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang

2
terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah
terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan ganggren (Oswari, E. 2000).
Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab yang
didapat. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur karena
meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan
penunjang berkurang kekuatannya. Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut,
bagian yang membatasi anulus internus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan
intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Bila otot
dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus
inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis
inguinalis. Pada orang dewasa kanalis tersebut sudah tertutup, tetapi karena
kelemahan daerah tersebut maka akan sering menimbulkan hernia yang
disebabkan keadaan peningkatan tekanan intra abdomen (Nettina, 2001).

2.6 PATHWAY
Mengejan, batuk kronis, menangis, sering jatuh, sering loncat

Proses vaginalis tidak berobiliterasi Tekanan intraabdomen meningkat

Canalis inguinalis terbuka Fasia abdomen meningkat

Scrotum (timbulnya lubang alami) Hernia inguinalis lateralis akustika

Hernia inguinalis lateralis kongiteral

Anulus internus Anulus anternus

Ketidaksei
Hernia inguinalis canalis inguinalis Lokal General
mbangan
Lateralis incomplete nutrisi
Scrotum sel. Limfe Mual muntah kuragn dari
Terbendung kebutuhan
tuuh
Hernia inguinaliscomplete suplai cairan

3
(hernia scrotalis) suplai darah elektrolit(-)
berhenti sekresi berkurang

Reponibilis peponibilis oedem dehidrasi

Nyeri akut
Iskemik jar. Absorb toksik

Nekrosis iskemik usus

Infeksi paralise

Abses Hambatan
mobilitas fisik

Kekurangan volume
cairan
2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi
usus.
2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah putih
(Leukosit : >10.000– 18.000/mm3) dan ketidak seimbangan elektrolit.
2.8 PENATALAKSANAAN
Pada kasus hernia tindakan bedah adalah tindakan satu-satunya untuk
pengobatan, pembedahan ini disebut herniotomy dan herniografi. Pada hernia
inguinalis lateralis reponbilis maka dilakukan bedah afektif karena terjadi
komplikasi. Pada hernia irreponibilis diusahakan agar penderita istirahat baring
dan dipuasakan/ mendapat diet halus. Dilakukan tekanan yang kontinyu pada
benjolan misal dengan bantal pasir, baik juga dilakukan kompres es untuk
mengurangi pembengkakan lakukan berulang-ulang sehingga isi hernia masuk
untuk kemudian dilakukan pembedahan.
2.9 KOMPLIKASI
1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi
hernia tidak dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis
ireponibilis). Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus.

4
2. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang
masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan
gangguan penyaluran isi usus. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis
incarcerata.
3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan
pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis
lateralis strangulata.
4. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh
darah dan kemudian timbul nekrosis.
5. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung,
muntah dan obstipasi.
6. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
7. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah
8. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
9. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses.

A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA INGUINALIS LATERALIS


I. PENGKAJIAN
A. Identitas
HN terjadi pada umur pertengahaan, kebanyakan pada jenis kelamin pria dan
pekerjaan atau aktifitas berat
B. Keluhan utama
P :Trauma (mengangkat atau mendorong benda berat)
Q :Sifat nyeri seperti ditusuk-tusuk atau seperti disayat, mendenyut, seperti
kenak api, nyeri timbul atau kemeng yang terus menerus
R :Letak atau lokasi nyeri menunjukkan nyeri dengan setepat-tepatnya
sehingga letak nyeri dapat diketahui dengan cermat
S :Pengaruh posisi tubuh atau anggota tubuh berkaitan dengan aktivitas
tubuh, posisi yang bagaimana yang dapat meredakan rasa nyeri da
memperberat nyeri seperti berjalan, turun tangga, menyapu, gerakan yang
mendesak. Obat-obatan yang sedang diminum seperti analgetik
T :Sifatnya akut, subakut, perlahan-lahan atau bertahap, bersifat menetap,
hilang timbul, makin lama makin nyeri

5
C. Riwayat keperawatan
1. Apakah klien pernah menderita TB tulang, osteomilitis, keganasan
(mieloma multipleks), metabolik (osteoporosis)
2. Riwayat mensturasi, adneksitis dupleks kronis, bisa menimbulkan nyeri
punggung bawah.
D. Riwayat bio-psiko-sosio-spiritual
1. Aktifitas
Pembatasan aktifitas yang dapat meningkatkan tekanan intra abdomen seperti
bersin, mengangkat benda berat, batuk mengejan.
2. Istirahat
Ansietas, nyeri sebagai manifestasi obstruksi usus, pembatasan aktifitas kerja
sehubungan dengan peningkatan tekanan intra abdomen.
3. Integritas ego
Ansietas, takut, emosi (kesal), perasaan tidak berdaya
4. Sirkulasi
Takikardi (akibat dari nyeri, infeksi, dehidrasi), hipotensi, kulit atau membran
mukosa pecah, sianosis, takipnea, asidosis berhubungan dengan hilangnya
cairan dan Na mengakibatkan syock hipovolemik.
5. Eliminasi
Pada awalnya feses dapat keluar, fase lanjut terjadi konstipasi, obstipasi,
terjadi inkontinensia uri, kebiasaan mengejan pada waktu BAB.
6. Makanan dan Cairan
Mual, muntah, anoreksia, obesitas merupakan salah satu predisposisi hernia.
Muntah peroral mengandung makanan tak dicerna selanjutnya muntah air dan
empedu hitam dan fekal.
7. Higiene
Tidak mampu melakukan perawatan diri, bau badan berhubungan dengan
keterbataan aktifitas akibat nyeri.
8. Nyeri /kenyamanan
Nyeri pada lokasi, pada selakangan dan daerah sekitarnya.
II. DIAGNOSA
a. Analisa data
1. Pre operasi

6
NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
1 DS: Anulus anternus Nyeri akut
a. Biasanya klien
mengeluh sel. Limfe
Terbendung
terdapat benjolan
b. Biasanya klien
suplai darah
mengeluh nyeri
berhenti
dibenjolan
DO:
oedem
a. Biasanya tampak
ada benjolan Iskemik jaringan
b. Biasanya klien
tampak meringis
menahan sakit
2 DS: Kurangnya informasi Ansietas
a. Biasanya klien
mengeluh cemas Muncul perasaan takut
b. Biasanya klien
mengeluh takut Gelisah
DO:
a. Biasanya klien
tampak gelisah
b. Biasanya klien
tampak terdiam

2. Post operasi

NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM


1 DS: Hernia usus pada Nyeri akut
a. Biasanya klien scrotum
mengeluh nyeri
pada luka Proses perubahan
DO: herniasi keposisi semula

7
a. Biasanya tampak
ada luka Terputusnya kontinuitas
b. Biasanya klien jaringan abdomen
tampak meringis
menahan sakit Proses inflamasi

Peningkatan
nouceptor/rangsang
nyeri

b. Dignosa keperawatan
1. Pre operasi
a. Nyeri akut bd.kondisi hermia antara intervensi pembedahan
b. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi
kesehatan, proses inflamasi
2. Post operasi
a. Nyeri berhubungan dengan luka insisi bedah

III. INTERVENSI
1. Pre operasi
NO. TUJUAN&KRITERIA INTERVENSI
DX HASIL INTERVENSI RASIONAL
1 NOC : NIC :
Kontrol Nyeri 1. Kaji secara 1. Agar mengetahui
Tujuan : Setelah komprehensif tingkat nyeri yang
dilakukan tidakan tentang nyeri (lokasi dirasakan
keperawatan Pain karateristik, durasi,
management selama frekuensi, kualitas)
proses keperawatan 2. observasi isyarat 2. Untuk mengetahui
nyeri dapat non verbal dari tingkat kenyamanan
berkurang/hilang ketidak nyamanan.
KH : 3. kaji pengalaman 3. Untuk mengetahui
a. Mengenali faktor individu terhadap apakah pernah

8
penyebab. nyeri. mengalami nyeri
b. Menggunakan hebat
metode 4. ajarkan penggunaan
4. Untuk membatu
pencegahan non teknik non
mengurangi nyeri
analgesik untuk farmakologi (ex.
mengurangi nyeri. Relaksasi, terapi
c. Menggunakan musik, masase, dan
analgesik sesuai lain-lain).
5. Untuk membatu
kebutuhan. 5. berikan analgesik
mengurangi nyeri
d. Melaporkan gejala sesuai anjuran.
pada tenaga 6. anjurkan pasien
6. Untuk membatu
kesehatan. untuk berdiskusi
mengurangi nyeri
e. Mengenali gejala- tentang pengalaman
gejala nyeri. nyeri secara tepat.
f. Mencatat
pengalaman
tentang nyeri
sebelumnya.
Keterangan skala :
1. Tidak dilakukan
sama sekali.
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. selalu dilakukan.
2 NOC : NIC :
Kontrol Cemas Penurunan Kecemasan 1. Untuk mengurangi
Tujuan : Setelah 1. Jelaskan seluruh kecemasan klien
dilakukan tidakan prosedur tidakan
keperawatan penurunan kepada klien dan
kecemasan selama perasaan yang
proses keperawatan mungkin muncul
cemas dapat pada saat melakukan

9
hilang/berkurang tindakan.
KH : 2. Kaji tingkat 2. Indicator derajat
a. Monitor intensitas kecemasan dan ansietas
kecemasan. reaksi fisik pada
b. Mencari informasi tingkat kecemasan
untuk menurunkan (takikardi, takipnea,
cemas. ekspresi cemas non
c. Menurunkan verbal).
stimulasi 3. Temani pasien untuk 3. Agar klien tidak
lingkungan ketika mendukung keaman merasa diperhatikan
cemas. dan menurunkan rasa
d. Menyingkirkan takut.
tanda kecemasan. 4. Instruksikan pasien 4. membantu pasien
Keterangan skala : untuk menggunakan merasa tenang
1. Tidak dilakukan teknik relaksasi.
sama sekali.
2. Jarang dilakukan.
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan.
5. Selalu dilakukan

2. Post operasi
NO. TUJUAN&KRITERIA INTERVENSI
DX HASIL INTERVENSI RASIONAL
1 NOC : NIC
a. Mengenali faktor 1. Lakukan pengkajian 1. Agar mengetahui
penyebab nyeri secara tingkat nyeri yang
b. Mengenali komprehensif dirasakan
lamanya onset termasuk lokasi,
sakit karakteristik, durasi,
c. Mengunakan frekuensi, kualitas
metode dan faktor presipitasi.
pencegahan non 2. Observasi reaksi non 2. Untuk mengetahui

10
analgesik untuk verbal dan tingkat
mengatasi nyeri ketidaknyamanan. kenyamanan
d. Menggunakan 3. Gunakan tehnik
analgetik sesuai komunikasi terapeutik 3. Untuk mengetahui
kebutuhan untuk mengetahui apakah pernah
e. Mencari bantuan pengalaman nyeeri mengalami nyeri
tenaga kesehatan pasien. hebat
f. Melaporkan gejala 4. Kaji kultur yang 4. Untuk mengetahui
kepada petugas mempengaruhi respon yang mempengarui
kesehatan nyeri. nyeri
g. Menggunakan 5. Evaluasi pengalaman 5. Untuk mengetahui
sumber – sumber nyeri masa lampau. apakah pernah
yang tersedia mengalami nyeri
h. Mengenali gejala – hebat
gejala nyeri 6. Bantu pasien dan 6. Untuk mengurangi
i. Mencatat keluarga untuk kecemasan klien
pengalaman mencari dan
tentang nyeri menemukan
sebelumnya dukungan.
j. Melaporkan nyeri 7. Kontrol lingkungan 7. Untuk mengurangi
yang sudah yang dapat nyeri klien
terkontrol menpengaruhi nyeri
Keterangan penilaian seperti suhu ruangan,
NOC : pencahayaan dan
a. Tidak dilakukan kebisingan.
sama sekali 8. Berikan analgetik 8. Untuk mengurangi
b. Jarang dilakukan untuk mengurangi nyeri klien
c. Kadang dilakukan nyeri.
d. Sering dilakukan
e. Selalu dilakukan

11
DAFTAR PUSTAKA

Bararah. T dan Jauhar. M, 2013 .Asuhan Keperawatan Jilid 2. Jakarta, pustakaraya

Lemone and Burke,M.K. 2000 .Medical Surgical Nursing:Critical Thinking in Client


Care. Second Edition.New Jersey: Prentie-Hall,Inc.

Ignatavicius, Donna, et.All.2000.Medical Surgical Nursing.Philadelphia: W.B Saunders


Company.

Dongoes, E Marylin. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC. 1992

Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius. 2000

Martini. H. Frederic. 2001. Anatomi and Physiologi, Fifth edition. Philadelphia.

Brunner dan Suddarth, 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. EGC.

Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah I. Jakarta . EGC. 1992

12

Você também pode gostar