Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ARTIKEL ILMIAH
Oleh:
ASRI NURUL AINI
NIM. 2010310263
Asri NurulAini
STIE Perbanas Surabaya
Email: asrinurul92@gmail.com
Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya
ABSTRACT
1
lingkungan. Legitimacy theory laporan keuangan perusahaan. Kinerja
menjelaskan bahwa organisasi secara keuangan salah satunya seperti ROA
kontinu akan beroperasi sesuai dengan (Return on Asset) dapat menjadi
batas-batas dan nilai yang diterima perwakilan yang menunjukkan kinerja
oleh masyarakat di sekitar perusahaan keuangan perusahaan. ROA adalah
dalam usaha untuk mendapat rasio yang menunjukkan kemampuan
legitimasi. Kurangnya perhatian dari modal yang diinvestasikan ke
terhadap lingkungan dapat dalam keseluruhan aktiva untuk
menyebabkan dan juga menimbulkan menghasilkan keuntungan. Dengan
masalah yang serius. Padahal demikian pengukuran profitabilitas
perusahaan yang mendirikan usahanya suatu perusahaan menunjukkan
di sekitar tempat tinggal penduduk keefektifan manajemen secara
memiliki kontrak dengan masyarakat menyeluruh dan secara tidak langsung
untuk melakukan kegiatannya para investor jangka panjang akan
berdasarkan norma dan aturan yang sangat berkepentingan dalam hal ini.
berlaku. Jika hal tersebut dilanggar, Tanggung jawab sosial sendiri
maka perusahaan dapat kehilangan merupakan cerminan dari kinerja
kepercayaan dari masyarakat. Kejadian sosial, yaitu kinerja lingkungan hidup
seperti ini masuk ke dalam tanggung perusahaan. Kinerja lingkungan di
jawab sosial, dimana tanggung jawab Indonesia diukur oleh Kementerian
sosial juga memiliki berbagai Lingkungan Hidup (KLH) sejak tahun
pengaruhnya pada kinerja perusahaan. 2002 melalui Program Penilaian
Sebuah pandangan muncul bahwa Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
tanggung jawab sosial (Corporate Pengelolaan Lingkungan Hidup
Social Responsibility) perusahaan (PROPER). Namun perusahaan kerap
dapat berperan untuk kinerja finansial mengabaikan kaitan antara lingkungan
sebuah perusahaan. Pendekatan ini kegiatan industri yang berdampak
telah diuraikan sebagai ‘enlightened dengan lingkungan sekitarnya. Padahal
shareholder approach’, menyatakan kaitan antara perusahaan maupun
bahwa pembuat keputusan perusahaan lingkungan sekitar bisa membawa
harus mempertimbangkan berbagai hal dampak perubahan.
mengenai sosial dan lingkungan jika Perubahan dapat menimbulkan
mereka memaksimalkan keuntungan dampak pada internal maupun
jangka panjang menurut Brine & eksternal perusahaan. Perusahaan yang
Hackett (2006). menerapkan sistem manajemen
Perusahaan yang baik tidak lingkungan yang baik berpotensi untuk
hanya mencari keuntungan ekonomi membina hubungan baik dan harmonis
saja. Melainkan juga harus memiliki dengan masyarakat sekitarnya, dimana
kepedulian terhadap kelestarian hal ini dapat berdampak pada berbagai
lingkungan dan kesejahteraan pada kemudahan yang dapat diperoleh
masyarakat di sekitarnya. Keuntungan perusahan terkait dengan kegiatan-
yang diperoleh perusahaan dapat kegiatan yang berhubungan dengan
terlihat dari kinerja keuangan dalam masyarakat.
2
Tidak hanya itu perusahaan keunggulan kompetitif sedangkan
seringkali pula mengabaikan biaya penelitian Barnett & Salomon (2006)
lingkungan yang terjadi dalam serta Babalola (2012) menemukan
perusahaan. Dikarenakan mereka biaya lingkungan berpengaruh negatif
menganggap biaya-biaya yang terjadi terhadap kinerja keuangan.
hanya merupakan pendukung kegiatan Penelitian mengenai hubungan
operasional perusahaan dan bukan antara kinerja lingkungan dan kinerja
berkaitan langsung dengan proses ekonomi dilakukan oleh Titisari &
produksi. Ikhsan (2008) berpendapat Alviana (2014) juga Rakhiemah &
bahwa biaya lingkungan yang terjadi Agustia (2009). Hasil penelitian dari
dalam perusahaan merupakan salah Titisari & Alviana (2014) mengatakan
satu biaya overhead pabrik yang sulit bahwa environmental performance
sekali untuk diidentifikasi secara mempunyai pengaruh yaitu positif
langsung dikarenakan biaya-biaya signifikan terhadap economic
tersebut seringkali tersembunyi dalam performance. Sedangkan Rakhiemah
pusat biaya dan tidak ada bukti & Agustia (2009) menguji pengaruh
pencatatan ataupun pelaporan yang kinerja lingkungan terhadap Corporate
sangat jelas terkait dengan biaya-biaya Social Responsibility (CSR) Diclosure
lingkungan. dan kinerja finansial perusahaan.
Ikhsan (2008) juga mengatakan Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat
bahwa biaya lingkungan itu sendiri hubungan yang signifikan antara
adalah dampak yang timbul dari sisi kinerja lingkungan dengan Corporate
keuangan maupun non keuangan yang Social Responsibility Disclosure. Hasil
harus dipikul sebagai akibat dari lain menunjukkan bahwa tidak ada
kegiatan yang mempengaruhi kualitas hubungan signifikan antara kinerja
lingkungan sedangkan Hansen & lingkungan dengan kinerja finansial
Mowen (2006) mengemukakan pula perusahaan dan mengenai tidak ada
biaya-biaya tersebut terdiri dari biaya hubungan signifikan antara Corporate
pencegahan, biaya deteksi, biaya Social Responsibility (CSR) Disclosure
kegagalan internal dan biaya terhadap kinerja finansial perusahaan.
kegagalan eksternal, dimana biaya-
biaya tersebut timbul karena adanya LANDASAN TEORITIS DAN
kualitas lingkungan yang buruk atau PENGEMBANGAN HIPOTESIS
karena kualitas lingkungan yang buruk
mungkin dapat terjadi. Penilaian Kinerja Lingkungan
Beberapa penelitian sebelumnya Melalui PROPER
mengungkapkan bahwa penelitian Menurut Suratno dkk.(2006)
yang dilakukan oleh Hadi (2011) kinerja lingkungan pada perusahaan
menemukan biaya sosial (social cost) (environmental performance) adalah
tidak berpengaruh terhadap kinerja
kinerja perusahaan dalam menciptakan
keuangan. Penelitian Al Sharairi lingkungan yang baik (green). Kinerja
(2005), menemukan biaya lingkungan lingkungan dapat diukur dari prestasi
berpengaruh positif terhadap
3
perusahaan yang mengikuti program Lima peringkat warna yang
PROPER (Program Penilaian digunakan mencakup peringkat Hitam,
Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Merah, Biru, Hijau, dan Emas.
Pengelolaan Lingkungan Hidup). Peringkat Emas dan Hijau untuk
PROPER merupakan bentuk kebijakan perusahaan yang telah melakukan
pemerintah meningkatkan kinerja upaya lebih dari taat dan patut menjadi
pengelolaan lingkungan perusahaan contoh, peringkat Biru bagi
sesuai dengan yang telah ditetapkan perusahaan yang telah taat, dan
dalam peraturan perundang-undangan. peringkat Merah dan Hitam bagi
PROPER juga merupakan perwujudan perusahaan yang belum taat. Sistem
transparansi, demokratisasi dalam peringkat kinerja PROPER mencakup
pengelolaan lingkungan di Indonesia. pemeringkatan perusahaan dalam lima
Sistem peringkat PROPER mencakup (5) warna seperti pada tabel berikut
peringkat perusahaan yang ada di ini:
Indonesia dalam 5 (lima) warna.
Tabel 2.1
Kriteria Peringkat PROPER
Indikator
Penjelasan Warna
Warna
Telah secara konsisten menunjukan keunggulan lingkungan
(environmental exellency) dalam proses produksi dan/atau jasa,
EMAS
melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap
masyarakat
Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang
dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui upaya
HIJAU
4R (Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery), dan melakukan upaya
tanggung jawab sosial (CSR/Comdev)
Telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan
BIRU
sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dilakukan tidak sesuai dengan
MERAH
persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang
sengaja melakukan perbuatan atau kelalaian yang mengakibatkan
HITAM pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak melaksanakan
sanksi administrasi
Sumber: Laporan PROPER tahun 2011
4
Keterangan Sistem peringkat PROPER perusahaan untuk memperoleh
dalam peringkat nilai: keuntungan. Dengan demikian
- Emas : Sangat sangat baik skor = 5 pengukuran profitabilitas suatu
- Hijau : Sangat baik skor =4 perusahaan menunjukkan keefektifan
- Biru : Baik skor =3 manajemen secara menyeluruh dan
- Merah: Buruk skor =2 secara tidak langsung para investor
- Hitam: Sangat buruk skor =1 jangka panjang akan sangat
berkepentingan dalam hal ini.
Biaya Lingkungan Profitabilitas dapat diukur
dengan menggunakan Return on Assset
Biaya lingkungan adalah biaya
(ROA) yang merupakan salah satu
yang dikeluarkan oleh perusahaan
yang berhubungan dengan kerusakan rasio keuangan yang sering digunakan.
Return on Asset adalah rasio keuangan
lingkungan yang ditimbulkan dan
yang digunakan untuk mengukur
perlindungan yang dilakukan. Fitriani
kemampuan perusahaan dalam
(2013) mengatakan biaya lingkungan
menghasilkan laba setiap tahunnya
pada perusahaan BUMN dapat dilihat
dengan cara menghitung keuntungan
pada alokasi dana untuk program bina
atau kerugian yang dihasilkan oleh
lingkungan.
perusahaan dibagi dengan jumlah
Program bina lingkungan
seluruh aset yang dimiliki oleh
meliputi alokasi dana untuk bantuan
perusahaan.
bencana alam, pendidikan dan atau
pelatihan, kesehatan, sarana atau
prasarana umum, sarana ibadah, dan Pengaruh Antara Kinerja
pelestarian alam selain itu program Lingkungan Terhadap Kinerja
bina lingkungan ini berfokus pada Keuangan
pelaksanaan tanggung jawab bidang Menurut Suratno dkk. (2006)
sosial dan lingkungan. kinerja lingkungan yang dilakukan
Babalola (2012) dan Hadi (2011) oleh perusahaan (environmental
menghitung dengan membandingkan performance) adalah kinerja yang
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk dilakukan oleh perusahaan dalam
kegiatan CSR dengan laba bersih, menciptakan lingkungan yang baik
sehingga dalam penelitian ini biaya (green). Kinerja lingkungan dapat
lingkungan dihitung dengan diukur dari prestasi perusahaan yang
membandingkan dana program bina mengikuti program PROPER
lingkungan sebagai bagian dari CSR- (Program Penilaian Peringkat Kinerja
nya BUMN dengan laba bersih. Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup). PROPER
Return on Asset (ROA) merupakan bentuk kebijakan
pemerintah dalam meningkatkan
Profitabilitas merupakan hasil
kinerja pengelolaan lingkungan
akhir bersih dari berbagai kebijakan
perusahaan sesuai dengan yang telah
keputusan, dimana rasio ini digunakan
ditetapkan dalam peraturan perundang-
sebagai alat pengukur atas kemampuan
5
undangan. PROPER juga merupakan H1: Kinerja lingkungan berpengaruh
perwujudan dari transparansi dan terhadap kinerja keuangan perusahaan
demokratisasi dalam pengelolaan BUMN.
lingkungan di Indonesia. Sistem
peringkat PROPER mencakup Pengaruh Antara Biaya Lingkungan
peringkat perusahaan yang ada di Terhadap Kinerja Keuangan
Indonesia dalam 5 (lima) warna. Fitriani (2013) mengatakan biaya
Beberapa penelitian yang ada
lingkungan pada perusahaan BUMN
menunjukkan bahwa kinerja dapat dilihat pada alokasi dana untuk
lingkungan akan berpengaruh terhadap program bina lingkungan. Biaya
kinerja finansial perusahaan. Penelitian lingkungan adalah biaya yang
yang dilakukan oleh Almilia & dikeluarkan oleh perusahaan yang
Wijayanto (2007) menemukan bahwa berhubungan dengan kerusakan
terdapat pengaruh yang signifikan lingkungan yang ditimbulkan dan
antara kinerja lingkungan dengan perlindungan yang dilakukan. Menurut
kinerja ekonomi (finansial). penelitian Hadi (2011) biaya sosial
Hasil penelitian Djuitaningsih & (social cost) tidak berpengaruh
Ristiawati (2011) juga menyatakan terhadap kinerja keuangan karena
bahwa kinerja lingkungan berpengaruh tanggung jawab sosial perusahaan
positif dan signifikan terhadap kinerja lewat berbagai dimensi biaya sosial
keuangan karena perusahaan dengan kurang memiliki konsekuensi ekonomi
kinerja lingkungan baik akan (economic consequences) karena
mendapat respon yang baik pula dari bentuk, tipe, dan strategi social cost
stakeholder dan berdampak pada yang dilakukan perusahaan lebih
peningkatan pendapatan perusahaan bersifat indirect effect.Berdasarkan
dalam jangka panjang. Hal ini uraian tersebut hipotesis yang dapat
memberikan penjelasan bahwa kinerja diambil adalah sebagai berikut:
lingkungan perusahaan memberikan H2: Biaya lingkungan berpengaruh
akibat terhadap kinerja finansial
terhadap kinerja keuangan perusahaan
perusahaan yang tercermin pada BUMN.
tingkat return tahunan perusahaan
dibandingkan dengan return industri. Kerangka pemikiran yang mendasari
Berdasarkan pada uraian di atas, maka penelitian ini dapat digambarkan
dapat dirumuskan sebagai berikut: sebagai berikut:
6
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Kinerja
Lingkungan H1
ROA
Biaya H2
Lingkungan
7
diperoleh dari database Kementrian patut menjadi contoh, peringkat Biru
Lingkungan Hidup (KLH). bagi perusahaan yang telah taat, dan
Metode pengumpulan data yang peringkat Merah dan Hitam bagi
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang belum taat.Sistem
metode dokumenter, karena data yang peringkat kinerja PROPER mencakup
dikumpulkan berupa data sekunder pemeringkatan perusahaan dalam lima
dalam bentuk laporan keuangan (5) warna yaitu: Keterangan Sistem
perusahaan yang dijadikan sebagai peringkat PROPER dalam peringkat
subyek penelitian. nilai:
- Emas : Sangat sangat baik skor = 5
Variabel Penelitian - Hijau : Sangat baik skor =4
Variabel yang digunakan dalam - Biru : Baik skor =3
- Merah: Buruk skor =2
penelitian yaitu variabel independen
- Hitam: Sangat buruk skor =1
meliputi kinerja lingkungan dan biaya
lingkungan sedangkan untuk variabel
dependen yang digunakan yaitu kinerja Biaya Lingkungan
keuangan perusahaan BUMN. Biaya lingkungan adalah biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan
Definisi Operasional dan yang berhubungan dengan kerusakan
Pengukuran Variabel lingkungan yang ditimbulkan dan
perlindungan yang dilakukan.Biaya
Kinerja Lingkungan lingkungan ini berhubungan erat
dengan lingkungan karena dana yang
Kinerja lingkungan diukur dari
dikeluarkan juga ditujukan untuk
keikutsertaan perusahaan mengikuti
lingkungan bila mengalami kerusakan
program PROPER. Program PROPER
atau kemungkinan kerusakan akan
ini merupakan salah satu upaya yang
terjadi. Fitriani (2013) mengatakan
dilakukan oleh Kementrian
biaya lingkungan pada perusahaan
Lingkungan Hidup (KLH) untuk
BUMN dapat dilihat pada alokasi dana
mendorong penataan perusahaan
untuk program bina lingkungan. Untuk
dalam pengelolaan lingkungan hidup
menghitung biaya lingkungan caranya
melalui instrumen informasi. Data
dengan membandingkan biaya-biaya
PROPER dapat diperoleh dari database
yang dikeluarkan untuk kegiatan CSR
Kementrian Lingkungan Hidup
dengan laba bersih, sehingga dalam
(KLH).
penelitian ini biaya lingkungan
Sistem peringkat PROPER
dihitung dengan membandingkan dana
mencakup peringkat perusahaan yang
program bina lingkungan sebagai
ada di Indonesia dalam 5 (lima) warna.
bagian dari CSR-nya BUMN dengan
Lima peringkat warna yang digunakan
laba bersih.
mencakup peringkat Hitam, Merah,
Program Bina Lingkungan
Biru, Hijau, dan Emas. Peringkat Emas
BL =
dan Hijau untuk perusahaan yang telah
Laba Bersih
melakukan upaya lebih dari taat dan
8
Return on Asset normalitas saja. Disamping itu,
diperlukan statistik deskriptif untuk
Variabel dependen yang
memberikan gambaran analisis
digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif. Persamaan regresi yang
kinerja keuangan perusahaan BUMN
digunakan dalam penelitian ini untuk
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
pengujian hipotesis adalah sebagai
Kinerja keuangan perusahaan diukur
berikut:
dengan menghitung ROA (Return on
ROA = b0 + b1 PROPER + b2 BL +
Asset).
e
Profitabilitas dapat diukur yaitu
dengan menggunakan Return on Assset
Keterangan:
(ROA) yang merupakan salah satu
rasio keuangan yang sering digunakan. b0 : Konstanta
b1 : Koefisien Regresi PROPER
Return on Asset adalah rasio keuangan
b2 : Koefisien Regresi Biaya
yang digunakan untuk mengukur
Lingkungan
kemampuan perusahaan dalam
e : Standard Error
menghasilkan laba setiap tahunnya
dengan cara menghitung keuntungan
atau kerugian yang dihasilkan oleh HASIL PENELITIAN DAN
perusahaan dibagi dengan jumlah PEMBAHASAN
seluruh aset yang dimiliki oleh
perusahaan. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif ini bertujuan
Laba Bersih Setelah Pajak untuk menjelaskan terkait variabel
ROA = independen dan variabel dependen
Total Aktiva yang digunakan selama periode
penelitian, dimana variabel penelitian
Teknik Analisis Data yang digunakan adalah kinerja
lingkungan, biaya lingkungan dan
Teknik analisis data yang
kinerja keuangan. Analisis deskriptif
digunakan dalam penelitian ini adalah
masing-masing variabel dalam
regresi linier berganda. Dalam analisis
penelitian ini dapat dijelaskan sebagai
regresi berganda, data yang akan
berikut:
diolah terlebih dahulu harus bebas dari
uji asumsi klasik. Pengujian asumsi
klasik dilakukan agar nilai parameter
model penduga yang digunakan
dinyatakan valid. Terdapat beberapa
pengujian asumsi klasik antara lain uji
asumsi normalitas, autokorelasi,
multikoliniearitas dan juga terdapat
heterokedastisitas.
Namun dalam penelitian ini
peneliti hanya menggunakan uji
9
Tabel 1
Hasil statistik deskriptif PROPER
PROPER
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
10
mendapat warna hijau di tahun 2008 Dari tabel dan penjelasan yang
sampai 2011 dan berubah menjadi telah diuraikan di atas dapat
warna emas di tahun 2012. digambarkan melalui bar charts
dibawah ini.
Gambar 2
Frekuensi Perolehan PROPER
Biaya lingkungan
Berikut hasil yang diperoleh dari hasil olah data yang dilakukan.
Tabel 4.4
Hasil statistik deskriptif biaya lingkungan
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 51
Sumber: Hasil Output SPSS, lampiran 8, data diolah
11
Steel di tahun 2012, sedangkan nilai pada PT. Perkebunan Nusantara VII
maksimum atau nilai terbesar (Persero) di tahun 2009 lebih besar
berdasarkan hasil output diatas adalah dibandingkan dengan tahun 2010,
1,206. Nilai ini dimiliki oleh PT. 2011 maupun 2012. Dan untuk rata-
Perkebunan Nusantara VII pada tahun rata dari keseluruhan biaya lingkungan
2009.Besarnya nilai yang di dapat oleh tahun 2008 sampai 2012 di peroleh
PT. Perkebunan Nusantara VII 0,03544 dengan standar deviasinya
(Persero) karena biaya lingkungan yaitu 0,183462.
Kinerja Keuangan
Tabel 4.5
Hasil statistik deskriptif ROA
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 51
Sumber: Hasil Output SPSS, lampiran 8, data diolah
Tabel 4.7
Regresi Liniear Berganda
Variabel Koefisien Sig.
Constant -0.133 0.049
PROPER 0.068 0.001
BL -0.031 0.595
R Square 0.230
Adjusted R² 0.198
F Hitung 7.154
Sig F 0.002
12
Berdasarkan analisis yang telah Mutmainah (2007), Fitriani (2013),
dilakukan maka dilihat dari koefisien dan juga Titisari & Alviana (2014)
regresi untuk PROPER sebesar 0,068 mereka menyatakan bahwa kinerja
menunjukkan bahwa apabila PROPER lingkungan berpengaruh positif
meningkat satu satuan maka ROA terhadap kinerja keuangan yang berarti
akan meningkat 0,068. Dan untuk bahwa perusahaan dengan kinerja
koefisien regresi untuk biaya lingkungan yang baik akan
lingkungan sebesar -0,031 mendapatkan respon yang baik pula
menunjukkan bahwa apabila biaya dari para stakeholder dan hal ini dapat
lingkungan meningkat satu satuan berdampak pada peningkatan
maka ROA akan menurun sebesar - pendapatan perusahaan dalam jangka
0,031. Koefisien determinasi dapat panjang.
dilihat pada nilai R Square.Pada tabel Hadi (2010) mengatakan bahwa
diatas nilai R Square adalah 0,230. Hal perusahaan tidak hanya bertanggung
ini menunjukkan bahwa sebesar 23% jawab terhadap para pemilik
variabel ROA dapat dijelaskan oleh (shareholder) sebagaimana yang
variabel PROPER dan biaya terjadi, namun bergeser menjadi lebih
lingkungan, sedangkan untuk sisanya luas yaitu sampai pada ranah sosial
dijelaskan oleh variabel-variabel lain. kemasyarakatan (stakeholder),yang
Untuk nilai Adjusted R Square yaitu selanjutnya disebut dengan tanggung
0,198 dapat diartikan bahwa variabel jawab sosial (social responsibility).
PROPER dan biaya lingkungan Dimana hal ini mengindikasikan
mampu menjelaskan variabel bahwa perusahaan bukanlah entitas
dependen sebesar 19,8%. yang hanya beroperasi untuk
Tabel 4.9 juga menunjukkan kepentingannya sendiri namun harus
bahwa nilai F hitung sebesar 7,154 memberikan manfaat bagi para
dengan nilai signifikansi kurang dari stakeholder-nya, seperti masyarakat
0,05 yaitu sebesar 0,002. Hal ini yang tinggal di daerah sekitar
berarti model penelitian yang perusahaan.
digunakan baik (Model Fit) dan secara Hasil uji BL atau Biaya
simultan variabel independen Lingkungan memiliki nilai signifikansi
merupakan penjelas yang signifikan yang lebih besar yaitu 0,595 atau 0,595
terhadap variabel dependen sehingga ≥ 0,05 yang dapat disimpulkan H02
H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil uji diterima dan H12 ditolak yang berarti
PROPER memiliki nilai signifikansi bahwa biaya lingkungan tidak
yaitu 0,001 atau 0,001 < 0,05 berpengaruh terhadap kinerja
disimpulkan H01 ditolak dan H11 keuangan perusahaan BUMN yang
diterima yang berarti bahwa PROPER diukur dengan ROA. Hasil penelitian
berpengaruh terhadap kinerja ini mendukung penelitian yang
keuangan perusahaan BUMN yang dilakukan oleh Fitriani (2013) juga
diukur dengan ROA. Hasil yang penelitian Hadi (2011) yang
diperoleh ini didukung dengan hasil menyatakan bahwa biaya sosial (social
dari penelitian Suratno, Darsono, & cost) tidak berpengaruh terhadap
13
kinerja keuangan, karena tanggung data, (2) Perusahaan BUMN yang
jawab sosial yang dilakukan oleh digunakan sebagai sampel menjadikan
perusahaan lewat berbagai dimensi penelitian kurang luas karena data
biaya sosial kurang memiliki tidak seluruhnya tersedia sesuai
konsekuensi ekonomi (economic dengan rencana awal penelitian.
consequences) karena bentuk, tipe, dan Berdasarkan hasil penelitian, analisis
strategi social cost yang dilakukan dan pembahasan, serta kesimpulan
perusahaan lebih bersifat indirect yang diambil dan keterbatasan
effect. penelitian. Maka saran yang dapat
Hal ini karena kinerja keuangan diajukan oleh peneliti adalah
yang diukur dengan ROA itu lebih sebaiknya peneliti yang akan datang
dekat dengan strategi efisiensi dan menambahkan kriteria penentuan
efektifitas investasi yang merupakan sampel yaitu menggunakan perusahaan
strategi internal manajemen sedangkan BUMN yang mendapatkan laba dan
untuk biaya sosial cenderung lebih menggunakan mata uang rupiah serta
berorientasi kepada stakeholder Perusahaan yang digunakan tidak
eksternal, sehingga kedua hal tersebut hanya BUMN saja tetapi keseluruhan
kurang memiliki pengaruh secara perusahaan yang ada di dalam laporan
langsung. PROPER.
14
Djuitaningsih, Tita dan Erista Eka Ikhsan, Arfan. (2008). Akuntansi
Ristiawati.2011. Pengaruh Lingkungan dan
Kinerja Lingkungan dan Pengungkapannya.
Kepemilikan Asing Terhadap
Kinerja Finansial Kementrian Lingkungan Hidup,
Perusahaan.ISSN: 1693-2420 Program Penilaian Peringkat
Volume 9 No. 2 Desember Kinerja Perusahaan dalam
2011 Pengelolaan Lingkungan
Hidup, (online),
Fitriani, A. (2013). Pengaruh Kinerja (http://www.menlh.go.id/prope
Lingkungan dan Biaya r/html/item-1-2.htm, diakses
Lingkungan terhadap Kinerja pada 15 Dec 2013).
Keuangan Pada BUMN. Jurnal
Ilmu Manajemen (JIM), 1(1), Titisari, K. H., &Alviana, K.
137-148. (2014).Pengaruh
Environmental Performance
Hadi, N. (2011). Interaksi Tanggung Terhadap
Jawab Sosial, Kinerja Sosial, EeconomicPerformance.Jurnal
Kinerja Keuangan Dan Luas Akuntansi dan Keuangan
Pengungkapan Sosial (Uji Indonesia, 9(1), 56-67.
Motif di Balik Social
Responsibility Perusahaan Go Suratno, I. B., Darsono, D., &
publik di Mutmainah, S. (2007).
Indonesia).Maksimum, 1(2) Pengaruh Environmental
Performance Terhadap
Haniffa, R. M., & Cooke, T. E. Environmental Disclosure Dan
(2005).The impact of culture Economic Performance (Studi
and governance on corporate Empiris Pada Perusahaan
social reporting.Journal of Manufaktur yang Terdaftar di
Accounting and Public Policy, Bursa Efek Jakarta Periode
24(5), 391-430 2001-2004).Simposium
Nasional Akuntansi IX. Padang,
(23-26 Agustus).
15