Você está na página 1de 3

Analisis Komponen Natur-e

Tiap kapsul lunak Natur-e mengandung:

Natural Vitamin E…………….. 100 IU

Astaxanthin……………………... 2 mg

Lycopene……………………… 1,8 mg

1. Vitamin E

Vitamin E yang berfungsi sebagai antioksidan dipercaya mampu


memperlambat proses penuaan dini, melindungi fungsi imunitas kulit,
menurunkan risiko terjadinya kanker kulit, dan menjaga kesehatan tubuh secara
menyeluruh dari berbagai penyakit akibat radikal bebas seperti kanker, katarak,
gangguan saluran pencernaan, dan sebagainya.

Vitamin E pada produk Natur-e berasal dari minyak biji-bijian seperti


minyak kecambah, minyak biji bunga matahari dan minyak kacang kedelai.
Ketiganya merupakan sumber alami terbaik penghasil vitamin E.

2. Astaxanthin

Astaxanthin merupakan zat karotenoid (zat pigmen) yang berasal dari


ganggang merah di laut, terbukti bermanfaat memproduksi kolagen sehingga kulit
menjadi lebih kencang serta membantu mengatasi flek hitam. Di samping itu,
astaxanthin juga memberikan manfaat anti kanker, kesegaran badan, melancarkan
sirkulasi darah dan memperbaiki siklus hormonal

3. Lycopene

Lycopene atau yang sering disebut sebagai α-carotene adalah suatu


karotenoid pigmen merah terang, suatu fitokimia yang banyak ditemukan dalam
buah tomat dan buah-buahan lain yang berwarna merah. Pada penelitian makanan
dan phytonutrien yang terbaru, lycopene merupakan objek paling populer.
Karotenoid ini telah dipelajari secara ekstensif dan ternyata merupakan sebuah
antioksidan yang sangat kuat dan memiliki kemampuan anti-kanker. Nama
lycopene diambil dari penggolongan buah tomat, yaitu Lycopersicon esculantum
(Di Mascio P, Kaiser, dan Sies,1989).

Lycopene merupakan suatu antioksidan yangt sangat kuat. Kemampuannya


mengendalikan singlet oxygen (oksigen dalam bentuk radikal bebas) 100 kali lebih
efisien daripada vitamin E atau 12500 kali dari pada gluthation. Singlet oxygen
merupakan prooksidan yang terbentuk akibat radiasi sinar ultra violet dan dapat
menyebabkan penuaan dan kerusakan kulit. Oleh karena itu, lycopene bermanfaat
sebagai tabir surya untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet A dan B (Di
Mascio P, Kaiser, dan Sies,1989).

Berdasarkan keterangan analisis dari ketiga bahan tersebut dapat disimpulkan bahwa
bahan-bahan diatas bersumber dari bahan nabati sehingga titik kritis nya dapat
diketahui melalui bagan berikut.

Dari bagan identifikasi titik kritis bahan diatas dapat dipahami bahwa pada
dasarnya produk tanaman/nabati adalah telah jelas status kehalaannya. Penelaahan
pertama adalah dari ada atau tidaknya proses pengolahan. Jika tidak terdapat
pengolahan, maka statusnya sudah jelas halal (tidak kritis). Jika terdapat pengolahan,
maka hal yang perlu diselidiki lebih lanjut adalah ada tidaknya kultivasi mikrobial.
Jika memang terdapat kultivasi mikrobial dan terkategori fermentasi untuk
menghasilkan minuman beralkohol (khamr) maka jelas haram dan tidak dapat
digunakan untuk menjadi bahan pada proses produksi produk halal. Jika jenis
fermentasi yang terjadi bukan untuk menghasilkan khamr, maka dikatakan sebagai
Titik Kritis, artinya perlu diperjelas proses fermentasi yang terjadi dan bahan-bahan
yang digunakan dalam proses fermentasi. Jika tidak terdapat kultivasi mikrobial maka
proses pengolahan kemungkinan merupakan proses lainnya seperti: proses
pengeringan, pembekuan, penggilingan, pengadukan atau cara-cara lainnya. Maka
penelaahan selanjutnya adalah dengan melihat apakah terdapat bahan tambahan yang
digunakan selama proses.

Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa Vitamin E, Astaxanthin dan Lycopene
ialah bahan yang Non TK atau bahan yang tidak mengandung titik kritis. Hal ini dapat
disimpulkan dari pengolahan bahan nabati sumber komponen-komponen tersebut
yang diambil secara alami/tradisional sehingga tidak melalui proses pengolahan yang
macam-macam. Ketiga bahan tersebut juga tidak mengalami kultivasi mikrobial dan
juga melalui proses fermentasi.

DAFTAR PUSTAKA

https://natur-e.co.id/archive/beauty-knowledge/astaxanthin-dan-manfaatnya-untuk-ata
si-penuaan

Di Mascio, P ., Kaiser, S., Sies, H., Lycopene as The Most Efficient Biological
Carotenoid Singlet Oxygen Quencher. Archives of Biochemistry and Biophysics.
1989.

Você também pode gostar