Você está na página 1de 5

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 01.04.

04
RUMAH SAKIT TK IV 01.07.05

KEBIJAKAN
PENERAPAN PENGELOLAAN OBAT-OBAT
YANG PERLU KEWASPADAAN TINGGI
(HIGH ALERT MEDICATION)

RUMAH SAKIT TK. IV 01.07.05


Jln. Sudirman Nomor : 37 Bukittinggi
TELP / FAX : 0752 22887 Email : rsttkivbkt@yahoo.co.id
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 01.04.04
RUMAH SAKIT TK.IV 01.07.05

KEPUTUSAN
KEPALA RUMAH SAKIT TK. IV 01.07.05 BUKITTINGGI
NOMOR : KEP/03/II/2016

TENTANG

KEBIJAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN OBAT-OBAT YANG PERLU


KEWASPADAAN TINGGI (HIGH ALERT MEDICATION) DI RUMAH SAKIT
TK. IV 01.07.05 BUKITTINGGI

Menimbang :
1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Tk. IV
01.07.05 Bukittinggi, maka diperlukan landasan kebijakan penerapan sasaran
keselamatan pasien yang menjadi prioritas utama;
2. Bahwa agar pelayanan keselamatan pasien di Rumah Sakit Tk. IV 01.07.05
Bukittinggi dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Kepala Rumah
Sakit Tk. IV 01.07.05 Bukittinggi sebagai landasan bagi peneraparan
pengelolaan obat-obat yang perlu kewaspadaan tinggi di Rumah Sakit Tk. IV
01.07.05 Bukittinggi.
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam 1 dan 2, perlu
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk. IV 01.07.05 Bukittinggi.

Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
2. Undang-Undang Praktek Kedokteran Nomor 29 pasal 45 ayat (3) tahun 2008
tentang panduan pemberian informasi dalam rangka persetujuan tindakan
kedokteran.
3. Peraturan Menteri kesehatan No : 269/Menkes/Per/III/2008 tentang keselamatan
dan kesehatan kerja.
4. Permenkes No : 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.
5. Permenkes No : 290/Menkes/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran.
2
6. Permenkes RI Nomor 755 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medis
di Rumah Sakit
7. Permenkes RI Nomor 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit.
8. Permenkes No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Farmasi.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

Pertama : KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK. IV 01.07.05


BUKITTINGGI TENTANG KEBIJAKAN PENERAPAN
PENGELOLAAN OBAT-OBAT YANG PERLU
KEWASPADAAN TINGGI (HIGH ALERT MEDICATION).
Kedua : Kebijakan pelayanan keselamatan pasien Rumah Sakit Tk.
IV 01.07.05 Bukittinggi sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan
keselamatan pasien dilaksanakan Rumah Sakit Tk. IV
01.07.05 Bukittinggi oleh Tim Keselamatan Pasien Rumah
Sakit Tk. IV 01.07.05 Bukittinggi.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan
apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan : Bukittinggi
Pada tanggal : 09 Februari 2016

Kepala Rumah Sakit Tk. IV 01.07.05 Bukittinggi

dr. Syahrial, Sp.B


Mayor Ckm NRP 11990006861171
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 01.04.04
RUMAH SAKIT TK. IV 01.07.05

Lampiran :
Keputusan Kepala Rumah Sakit
Nomor : KEP/03/II/2016
Tanggal : 09 Februari 2016

KEBIJAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN OBAT-OBAT YANG PERLU


KEWASPADAAN TINGGI (HIGH ALERT MEDICATION) DI RUMAH SAKIT
TK. IV 01.07.05 BUKITTINGGI

Kebijakan Umum
1. Undang-Undang Praktek Kedokteran Nomor 29 pasal 45 ayat (3) tahun 2008
tentang panduan pemberian informasi dalam rangka persetujuan tindakan
kedokteran.
2. Permenkes No : 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.
3. Permenkes No : 290/Menkes/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran.
4. Permenkes Nomor 269 tahun 2008 tentang Standar Keselamatan dan
Kesehatan kerja di Rumah Sakit
5. Permenkes RI Nomor 755 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik
di Rumah Sakit
6. KepMenKes RI No : 772/MENKES/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan
Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws).
7. Pedoman Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety),
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, edisi 2, 2008.
8. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai dengan cara
pemberian label pada obat high alert dengan warna merah, obat LASA warna
kuning, serta penyimpanan Elektrolit pekat hanya di Farmasi.
9. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, dan etika profesi serta menghormati hak pasien.
10. Setiap bulan wajib membuat laporan kegiatan pelayanan keselamatan pasien.
Kebijakan Khusus
1. Setiap depo farmasi, ruang rawat inap, rawat jalan (poliklinik), harus memiliki
daftar obat High Alert.
2. Obat-obat High Alert ( elektrolit pekat: Natrium Bicarbonat, KCL 7,46 %, Nacl
0,3%, MgSO4 40%, Detrose 40% ) disimpan di Instalasi Farmasi.
3. Obat- obat High Alert dan LASA disimpan district area, label khusus, label merah
untuk obat High Alert, label kuning untuk obat LASA.
4. Obat-obat jenis Narkotik, psikotropik dan sitostatika disimpan di farmasi serta
terpisah dari obat High Alert lainnya.
5. Apoteker / asisten apoteker memverifikasi Resep obat Higt Alert sesuai
ketentuan.
6. Sebelum diserahkan kepada perawat harus diperiksa ulang oleh petugas farmasi
yang berbeda, disertai informasi yang memadai.
7. Pemberian obat High Alert tetap dengan mengingat prinsip 7 benar pemberian
obat.
8. Setiap kali pasien pindah rawat, perawat pengantar menjelaskan kepada
perawat penerima pasien bahwa pasien mendapat obat High Allert dan harus
terdokumentasi di lembar serah terima pasien.
9. Instruksi lisan terkait obat High Alert hanya diperbolehkan dalam keadaan
emergensi dan tetap harus diverifikasi stempel konfirmasi.

Ditetapkan : Bukittinggi
Pada tanggal : 09 Februari 2016

Kepala Rumah Sakit Tk.IV 01.07.05 Bukittinggi

dr. Syahrial, Sp.B


Mayor Ckm NRP 11990006861171

Você também pode gostar