Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MATA
DI SUSUN OLEH :
D3 KEPERAWATAN 2B
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Fotoreseptor bisa dibagi menjadi dua jenis yaitu sel batang dan sel konus (
kerucut). Reseptor batang berespons terhadap cahaya remang-remang, dan
reseptor konus berespons dalam keadaan terang dan mampu membedakan warna
merah,hijau, atau biru. Reseptor batang dank onus terdapat di bagian dalam retina,
dan cahaya harus berjalan melalui sejumlah lapisan sel untuk mencapai
fotoreseptor ini. Setiap fotoreseptor memiliki molekul pigmen visual
( batang: rodopsin; konus: eritrolabe(merah), klorolabe (hijau), sianolabe (biru));
pigmen-pigmen ini menyerap cahaya dan memicu potensial reseptor yang, tidak
seperti sistem reseptor lainnya, menyebabkan hiperpolarisasi sel dan bukan
depolarisasi.
Lapisan antara permukaan retina dan sel reseptor berisi sejumlah sel yang
dapat di deteksi, yaitu sel bipolar, sel horizontal, sel amakrin, dan sel ganglion.Sel
ganglion adalah neuron yang bisa mentransmisi impuls ke seluruh sistem saraf
pusat (SSP) melalui akson di saraf optikus.Sel-sel ini tereksitasi oleh interneuron
bipolar vertical yang terletak diantara sel reseptor dengan sel ganglion. Selain itu,
struktur kompleks ini juga memiliki dua kelompok interneuron (sel horizontal dan
sel amakrin) yang berfungsi dengan memberikan pengaruhnya secara horizontal,
dengan menyebabkan inhibisi lateral pada hubungan-hubungan sinaptik
disekitarnya yaitu sel horizontal pada hubungan antara sel resptor dengan sel
bipolar, sementara sel amakrin pada hubungan antara sel bipolar dengan sel
ganglion.
BAB I
PEMBAHASAN
A. Anatomi Mata
Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima
rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan
serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat
penglihatan pada otak, untuk ditafsirkan.
Mata adalah sistem optic yang memfokuskan berkas cahaya pada
fotoreseptor, yang mengubah energy cahaya menjadi impuls saraf. (ethel
Sloane. 1994)
Structural anatomis, bola mata ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya
terbenam dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak
pada bagian luar. Perhatikan gambar di bawah ini:
1. Struktur Mata
a. Lapisan terluar yang keras pada bola mata adalah tunika fibrosa.
Bagian posterior tunika fibrosa adalah sclera opaque yang berisi
jaringan ikat fibrosa putih.
1. Sklera member bentuk pada bola mata dan memberikan tempat
perlekatan untuk otot ekstrinsik.
2. Otot-otot mata adalah otot-otot yang melekat pada mata, terdiri
dari: muskulus rektus superior ( menggerakan mata ke atas )
dan muskulus inferior (menggerakan mata ke bawah).
3. Kornea adalah perpanjangan anterior yang transparan pada
sclera di bagian depan mata. Bagin ini mentransmisi cahaya
dan memfokuskan berkas cahaya.
4. Badan siliaris: menyongkong lensa dan mengandung otot yang
memungkinkan lensa untuk beroakomondasi, kemudian
berfungsi juga untuk mengsekreskan aqueus humor.
5. Iris: Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil,
mengandung pigmen.
6. Lensa: memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk
lensa.
7. Bintik kuning (fovea): bagian retina yang mengandung sel
kerucut.
8. Bintik buta: Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam
bola mata .
9. Vitreous humor: Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola
mata .
10. Aquous humor: Menjaga bentuk kantong bola mata.
Elastisitasnya sangat tiggi, suatu sifat yang akan menurun seiring proses
penuaan.
d. Rongga mata
Lensa memish interior mata menjadi dua rongga yaitu
ronga anterior dan rongga posterior.
1. Rongga anterior terletak di belakang kornea dan di
depan iris.
Ronga posterior terletak di depan lensa dan di belakang
iris.
2. Ruang tersebut berisi aqueous humor, suatu cairan
bening yang diproduksi proseseus siliaris untuk
mencukupi kebutuhan nutrisi lensa dan kornea.
Aqueous humor mengalir ke saluran schlemm dan
masuk ke sirkulasi darah vena.
3. Tekanan intraocular pada aqueous humor penting untuk
mempertahankan bentuk bola mata. Jika aliran aqueous
humor terhambat. Suatu kondisi yang disebut glukoma.
a. Orbita
Adalah lekukan tulang yang berisi bola mata.
1. Hanya seperlima rongga orbita yang terisi bola mata,
sisa rongga berisi jaringan ikat dan adipose, serta otot
mata ekstrinsik, yang berasal dari orbita dan
menginsersi bola mata.
2. Ada dua lubang pada orbit yaitu foramen optic yang
berfungsi untuk lintasan optic dan arteri optalmik, dan
fisura orbital superior berfungsi untuk lintasan saraf dan
arteri yang berkaitan dengan otot mata.
b. Tiga pasang otot mata ( dua pasang otot rektus dan satu pasang
otot oblik ) memungkinkan mata untuk bergerak bebas kea rah
vertical, horizontal, dan menyilang.
c. Alis mata
Merupakan pelindung mata dari keringat, serta melindungi
kelopak mata ( palpebrae ) atas dan bawah melindungi mata
dari kekeringan dan debu.
d. Fisura palbebral atau ruang antara kelopak mata atas dan
bawah, ukurannya bervariasi diantara individu dan menentukan
penampakan mata.
e. Kantus medial adalah bentukkan dari sambungan ( junction )
medial kelopak mata atas dan bawah, serta kantus lateral
terbentuk dari sambungan lateral kelopak mata atas dan bawah.
f. Karunkel adalah lapisan pelindung tipis epithelium yang
melapisi setiap kelopak ( konjungtiva palpebral ) dan terlipat
kembali di atas permukaan anterior bola mata( bulbar, atau
ocular, konjungtiva ).
g. Konjungtiva adalah lapisan pelindung tipis epithelium yang
melapisi setiap kelopak ( konjungtiva palpebral ) dan terlipat
kembali di atas permkaan anterior bola mata ( bulbar, atau
ocular, konjungtiva ).
h. Lempeng tarsal pada setiap kelopak mata adalah hubungan
jaringan ikat yang rapat. Kelenjar Meibomian, yang merupakan
pembesaran kelenjar sebasea pada lempeng tarsal, mensekresi
barier berminyak untuk mencegah air mata yang berlebihan
pada kelopak mata bagian bawah.
i. Aparatus lakrimal berfungsi untuk produksi dan pengaliran air
mata
1. Air mata mengandung garam,mukosa, dan lisozim, suatu
bakteriosida. Cairan ini membasahi permukaan mata dan
mempertahankan kelembabannya
2. Berkedip menekan kelenjer lakrimal dan menyebabkan
produksi air mata.
3. Air mata keluar melalui pungtum papila lakrimal, yang
menyambung kantong lakrimal. Kantong membuka ke
dalam duktus nasolakrimal, yang pada gilirannya akan
masuk ke rongga nasal.
B. Fisiologi Mata
(Khurana, 2007)
3. Kelelahan mata
Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata disebabkan oleh penggunaan indera
penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan untuk melihat dalam jangka
waktu yang lama yang biasanya disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman
(pheasant, 1991).
Menurut Suma’mur (1996) kelelahan mata timbul sebagai strees intesif pada fungsi-
fungsi mata seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan
secara teliti atau terhadap retina sebagai akibat ketidaktepatan kontras.
a. Gejala kelelahan mata
Gejala-gejala seorang menalami kelelahan mata adalah sebai berikut
(pheasant,1991) :
Nyeri atau terasa berdenyut di sekitar mata dan di belakang mata.
Pandangan kabur, pandangan ganda dan susah dalam memfokuskan
penglihatan.
Pandangan mata dan pelupuk mata terasa perih, kemerahan, sakit, dan
mata berair yang merupakan cirri khas terjadinya peradangan pada
mata
Sakit kepala (bagian frontal/depan), kadang-kadang disertai dengan
pusing dan mual serta terasa pegal-pegal atau terasa cape dan mudah
emosi.
Gejala-gejala mata tersebut penyebab utamanya adalah penggunaan otot-
otot disekitar mata yang berlebihan. Kelelahan mata dapat dikurangi
dengan memberikan tingkat pencahayaan yang baik ditempat kerja.
Sedangkan menurut suma’mur( 1991) menyebutkan gejala-gejala
kelelahan mata. Antar lain :
Rangsangan, berair dan memerahnya konjungtiva
Melihat rangkap
Pusing
Berkurangnya kemampuan akomodasi
Menurunnya ketajaman penglihatan, kepekaan, kontras,dan