Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TENTANG
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
DI RUMAH SAKIT PRIMA TERNATE
M E M U T U S K AN
Ditetapkan di : Ternate
Pada tanggal : 2018
Direktur
Rumah Sakit Prima
Lampiran
Surat Keputusan Rumah Sakit Prima Ternate
Nomor :
Tanggal :
1. Rumah Sakit Prima bertanggung jawab untuk melindungi dan mengedepankan hak
pasien dan keluarga sesui UU RI No 44 Tahun 2009.yaitu :
a. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik di dalam maupun di
luar Rumah Sakit.
b. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan.
c. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
2. Rumah Sakit menetapkan bahwa setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
yang yang akan dilakukan oleh dokter, dokter gigi terhadap pasien harus mendapat
persetujuan setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap sekurang-kurangnya
mencakup :
a. Diagnosa dan tatacara tindakan medis
b. Tujuan tindakan medis yang dilakukan
c. Alternatif tindakan lain dan resikonya
d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan
e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
3. Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan
4. Pemberian edukasi terhadap pasien yang akan dilakukan tindakan kedokteran atau
tindakan yang beresiko tinggi dilakukan oleh dokter umum, spesialis yang telah
mempunya SIP dan berdasarkan kewenanagan klinis mereka
5. Dalam hal dokter atau dokter gigi yang merawat berhalangan untuk
memeberikan penjelasan secara lansung, maka pemberian penjelasan
dapat didelegasikan kepada dokter atau dokter gigi lain yang kompeten
(PMK 290/Menkes/Per/III/2008 Pada Bagian II Penjelasan : Pasal 10
ayat 2)
6. Penjelasan yang akan disampaikan kepada pasien dan atau keluarga oleh Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) dengan cara dan bahasa yang mudah di
mengerti yang meliputi :
1) Penjelasan tentang kondisi medis pasien, diagnosis pasti, rencana pelayanan dan
pengobatan dan bagaimana mereka dapat berpartisispasi dalam memberikan
keputusan pelayanan
2) Penjelasan waktu/ kapan informasi tentang rencana pelayanan dan rencana
pengobatan serta bagaimana proses untuk mendapatkan persetujuan/informed
consent
3) Penjelasan tentang siapa yang akan menjelaskan
6. Jenis tindakan medis yang memerlukan informed consent adalah sebagai berikut:
a. Semua tindakan operasi yang direncanakan dan dilakukan di kamar bedah
b. Semua tindakan operasi yang memerlukan pembiusan umum maupun
pembiusan regional
c. Semua pembiusan umum dan regional blok anesthesia
d. Semua tindakan lumbal pungksi dan pungsi asites
e. Tindakan invasive radiology
f. Semua tindakan radiology dengan kontras ( CT Scan, MRI, IVP)
g. Kuretase oleh dokter kandungan
h. Kanulase vena dalam (Vena seksi)
i. Tindakan Intubasi
j. Transfusi darah/komponenya
k. Hemodialisa
l. Kemoterapi
m. Immunisasi
n. Pemasangan NGT
o. Pemasangan WSD
p. Pemasangan Katether
q. Pemasangan Implant
r. Pemasangan IUD
s. Pemasangan Infus
t. Pemasangan Restrain
u. Pemasangan Ventilator
v. Semua tindakan endoskopi
7. Selain tindakan tersebut diatas mulai poin 1 s/d 22, pasien tetap harus diberikan
penjelasan tanpa harus mengisi informed consent yaitu dengan persetujuan lesan
(PMK 290/Menkes/Per/III/2008 pada Bab II Persetujuan Dan Penjelasan Pasal 3
ayat 2)
8. Tanda tangan saksi dari fihak keluarga boleh diisi pada saat sebelum tindakan
operasi, sewaktu operasi atau sesudah tindakan operasi dan diusahakan oleh wali
pasien tersebut
9. Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan jiwa pasien dan/atau
mencegah kecacatan tidak diperlukan persetujuan tindakan kedokteran (Pasal 4)
PERMENKES RI Nomer 290/Menkes/Per/IV/2008 Tentang persetujuan Tindakan
Kedokteran
10. Dalam hal indikasi kemungkinan perluasan tindakan kedokteran, dokter yang akan
melakukan tindakan juga harus memberikan penjelasan (pasal 11 ayat (1),
PERMENKES RI Nomer 290/Menkes/Per/IV/2008 Tentang persetujuan Tindakan
Kedokteran
11. Pengecualian untuk pasien tertentu tanpa menggunakan informed consent seperti
pasien emergensi yang membutuhkan tindakan life saving dan pasien tidak sadar
tidak didampingi oleh keluarga
12. Semua persetujuan informed consent pasien dicatat dan dimasukkan dalam RM
pasien
Ditetapkan di : TERNATE
Pada tanggal : 2018
Direktur
Rumah Sakit Prima
A. PENGERTIAN
Persetujuan tindakan medik atau yang sering di sebut informed consent
sangat penting dalam setiap pelaksanaan tindakan medic di rumah sakit baik
untuk kepentingandokter maupun pasien.
B. TUJUAN
Keberadaan informed consent sangat penting, karena mengandung ide
moral, seperti tanggung jawab (autonomi tidak terlepas dari tanggung jawab).
Jika individu memilih untuk melakukan sesuatu, ia hanya bertanggung jawab
terhadap pilihannya dan tidak bisa menyalahkan konsekuensi yang akan terjadi.
Ide moral lain adalah pembaruan. Tanpa autonomi, tidak ada pembaruan dan
jika tidak ada pembaruan, masyarakat tidak akan maju.
Syarat syah informed consent menurut The Medical Denfence Union dalam
bukunya Medicolegal Issues in Clinical Practice yaitu:
PENGERTIAN Informed Consent Tindakan Medis adalah suatu penjelasan kepada pasien
dan keluarganya yang akan dilakukan tindakan medis, dimana penjelasan
diberikan oleh petugas Rumah Sakit
KEBIJAKAN Resume medis dikeluarkan/ difotocopy hanya untuk permintaan asuransi atau
perusahaan yang telah kerjasama dengan RSU Citra BMC
PROSEDUR 1. Setelah pasien diperiksa status kesehatannya oleh dokter, bila diperlukan
suatu tindakan medis maka dokter yang memeriksa harus memberikan
informasi selengkap-lengkapnya kecuali bila dokter menilai bahwa informasi
tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien.
2. Pada saat dokter memberikan penjelasan kepada pasien maka dokter harus
menjelaskan mengenai :
a. Diagnosis penyakitnya
b. Sifat dan luasnya tindakan medis yang akan dilakukan
c. Manfaat dan urgensinya dilakukan tindakan medis tersebut.
d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
e. Alternatif prosedur atau cara lain tindakan medis yang dapat dilakukan
f. Konsekuensinya apabila tidak dilakukan tindakan medis tersebut
g. Prognosis penyakit apabila tindakan medis tersebut dilakukan atau
tidak dilakukan
h. Hari depan dari akibat penyakit tindakan medis tersebut
i. Keberhasilan/ketidakberhasilan tindakan medis tersebut
3. Pelaksanaan Informed Consent tersebut dianggap benar bila persetujuan
atau penolakan tindakan medis :
a. Diberikan tanpa paksaan.