Você está na página 1de 23

ANALISIS PRAKTIK MANDIRI PERAWAT

RATNA SARI MAULIDIYAH, S.KEP.,NS

Oleh :
Kelompok 2 (3A)

PEMERINTAH KOTA PASURUAN


DINAS KESEHATAN
UPT AKPERPEMKOT PASURUAN
2018
ANALISIS PRAKTIK MANDIRI PERAWAT

RATNA SARI MAULIDIYAH, S.KEP.,NS

Oleh :
Kelompok 3 (3A)

PEMERINTAH KOTA PASURUAN


DINAS KESEHATAN
UPT AKPERPEMKOT PASURUAN
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan karena dengan rahmat dan


hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas menganalisis praktek mandiri,
kepada perawat yang membuka praktek mandiri.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ns. H. Nurul Huda, S.Psi, S.Kep.,M.Si., selaku Direktur Akademi
Keperawatan Pemerintah Kota Pasuruan.
2. Bapak Ns. Dian Rahmadin Akbar, S.Kep., selaku dosen mata kuliah
kewirausahaan.
3. IbuRatna Sari Maulidiyah S.Kep., Ns., selaku sebagai narasumber.
Penulis menyadari bahwa laporananalisis praktek mandiri ini masih
banyak kekurangan sehingga kritik dan saran yang membangun dari pembaca
atau dari semua pihak untuk kesempurnaan proposal.
Harapan penulis semoga laporananalisis praktik mandiri ini dapat
memberikan manfaat dan menambah pengetahuan terutama bagi penulis serta
bermanfaat bagi dunia keperawatan Indonesia.

Pasuruan,22 Oktober 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER LUAR

COVER DALAM .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang .................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kebijakan Praktek Mandiri Keperawatan ............................. 2


2.1.1 UUD 1945 ......................................................................................... 2
2.1.2 Undang – Undang Kesehatan No. 36 tahun 2014 ............................. 4
2.1.3 Undang - Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan ...... 6
2.1.4 Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 17 tahun 2013
tentang perubahan atas peraturan menteri kesehatan nomor
hk.02.02/menkes/148/i/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik
perawat dengan rahmat tuhan yang maha esa menteri kesehatan republik
indonesia........................................................................................... 7
2.1.5 Konsep Praktik Mandiri Keperawatan ................................................ 7
2.1.6 Definisi .............................................................................................. 8
2.2.1 Tujuan Mendirikan Praktik Keperawatan .......................................... 10
2.2.2 Standart Praktik Mandiri Keperawatan ............................................. 13
2.2.3 Peralatan Dasar Mendirikan Praktik Mandiri Keperawatan ................ 13

BAB III ANALISIS PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN ........................... 14

BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Letak Rumah Praktek Mandiri Perawat Ratna

Lampiran 2 Surat Ijin Praktek Perawat

Lampiran 3 Foto Papan Nama Perawat Ratna Sari Maulidiyah Skep,. Ns.

Lampiran 4 Foto Ruang Praktek

Lampiran 5 Foto Ruang Tunggu Pasien

Lampiran 6 Kamar Mandi Pasien

Lampiran 7 Halaman Parkir

Lampiran 8 Foto Proses Wawancara dengan Perawat Ratna

Lampiran 9 Foto Mahasiswa Kelompok 2 dengan Perawat Ratna

iv
1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktik mandiri keperawatan merupakan pemberian layanan kesehatan


terhadap masyarakat sesuai dengan wewenang seorang perawat profesional.
Seorang perawat membuka praktik mandiri dengan tujuan mengembangkan
layanan praktik mandiri keperawatan kepada masyarakat dalam mencari solusi
terhadap masalah keperawatan yang ada. Hal ini sangat berguna untuk
kelangsungan hidup masyarakat dan untuk menciptakan lingkungan yang sehat
bagi kelangsungan hidup mereka. Pelayanan yang di berikan meliputi pelayanan
bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif atau holistik yang ditujukan kepada
individu, keluarga, dan masyarakat baik yang sakit maupun sehat.

Menurut data Depkes tahun 2017 jumlah perawat yang membuka praktik
diseluruh Indonesia ada 384.946 orang (perawat yang telah terregistrasi di PPNI
secara online/memiliki NIRA). Di daerah Jawa Timur merupakan provinsi paling
banyak perawat yang sudah memiliki NIRA PPNI sebanyak 56.906 orang.
Sedangkan di Kabupaten Pasuruan sendiri jumlah perawat yang membuka
praktik keperawatan sebanyak 30 orang.

Landasan peraturan yang mendasari praktik mandiri keperawatan adalah


UU No 38/2014 tentang keperawatan, UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
di dalam terdapat beberapa bab dan pasal diantaranya, bab 1 ketentuan umum,
pasal 1 ayat 3, pasal 1 ayat 4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 1239/MENKES/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan
(sebagai revisi dri SK No. 647/MENKES/SK/IV/2000). Membuka praktik mendiri
keperawatan mempunyai banyak manfaat bukan hanya untuk perawat melainkan
juga untuk masyarakat. Manfaat utama bagi seorng perawat adalah untuk
meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan yang luas hingga ke
plosok tanah air. Sehingga pendekatan pelayanan kesehatan dapat dijadikan
sebagai pintu masuk untuk memberikan pendidikan kesehatan melalui kontak
social dan budaya untuk merubah perilaku masyarakat dalam menerapkan pola
hidup sehat. Dan penyakit-penyakit akibat kurangnya pengetahuan dan perilaku
budaya yang tidak sehat seperti gizi buruk, penyakit infeksi, kematian ibu dan

2
bayi dapat lebih ditekankan. Sedangkan manfaat bagi masyarakat adalah dapat
memiliki kehidupan yang lebih baik dan bisa mencari solusi bagi setiap masalah
kesehatan yang ada sehingga kesehatan mereka lebih terjaga dari pelayanan-
pelayanan kesehatan yang ada.

Praktik mandiri keperawatan merupakan salah satu cara perawat untuk


mendapatkan penghasilan tambahan dari pekerjaan utamanya yaitu bekerja di
rumah sakit, klinik, ataupun puskesmas karena gaji yang minimal sedangkan
tuntutan kerja yang berat. Dengan cara membuka praktik mandiri tersebut dapat
menambah omset penghasilan minimal 2x lipat/bulan dari gaji yang utamanya.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kebijakan Praktek Mandiri Keperawatan

2.1.1 UUD 1945

1. UUD 1945 Pasal 28 H :(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

2. Pasal 34 : (3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas


pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

2.1.2 Undang – Undang Kesehatan No. 36 tahun 2014

Pada pasal 11 ayat (1) dijelaskan bahwa Tenaga Kesehatan


dikelompokan kedalam: tenaga medis, tenaga psikologi klinis, KEPERAWATAN,
kebidanan, kefarmasian, kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan,
keterapian fisik, keteknisian medis, teknik biomedika, kesehatan tradisional dan
kesehatan lain. Penjelasan Pasal 11 ayat (4) Jenis perawat antara lain perawat
kesehatan masyarakat, perawat kesehatan anak, perawat maternitas, perawat
medikal bedah, perawat geriatri, dan perawat kesehatan jiwa.

Pasal 62 ayat (1) tenaga kesehatan dalam menjalanakn praktik harus


dilakukan sesuai dengan kewenangan yang didasarkan pada kompetensi yang
dimilikinya. Penjelasan pasal 62 ayat (1) yakni perawat memiliki kewenangan
untuk melakukan asuhan keperawatan secara mandiri dan komprehensif serta
tindakan kolaborasi keperawatan dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan
kualifikasinya.

Selanjutnya pada pasal 63 ayat (1) “Dalam keadaan terentu tenaga


kesehatan dapat memberikan pelayanan diluar kewenangannya. Pada
penejelasannya Keadaan Tertentu adalah suatu kondisi tida adanya tenaga
kesehatan yang memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan serta tidak dimungkinkan untuk dirujuk. Tenaga
kesehatan yang dapat memberikan pelayanan diluar

3
kewenangannya adalah PERAWAT atau bidan yang memberikan pelayanan
kedokteran dan/atau kefarmasian dalam batas tertentu.

Pasal 65 ayat (1) “dalam melakukan pelayanan kesehatan, tenaga


kesehatan dapat menerima pelimpahan tindakan medis dari tenaga medis.
Tenaga Kesehatan dalam ketentuan ini, antara lain adalah PERAWAT, bidan,
penata anastesi, tenaga keterapian fisik dan keteknisian medis.

2.1.3 Undang - Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan

Pada ketentuan umum (Pasal 1), dijelaskan beberapa hal diantaranya :

1. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu,


keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun
sehat.
2. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi
Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
3. Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.
4. Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh
Perawat dalam bentuk Asuhan Keperawatan.
5. Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien
dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan
kemandirian Klien dalam merawat dirinya.
6. Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku peserta didik pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan
program studi Keperawatan.
7. Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi
Perawat yang telah lulus Uji Kompetensi untuk melakukan Praktik
Keperawatan.
8. Sertifikat Profesi adalah surat tanda pengakuan untuk melakukan praktik
Keperawatan yang diperoleh lulusan pendidikan profesi.
9. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Perawat yang telah memiliki
Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah mempunyai

4
kualifikasi tertentu lainnya serta telah diakui secara hukum untuk
menjalankan Praktik Keperawatan.
10. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh Konsil Keperawatan kepada Perawat yang
telah diregistrasi.
11. Surat Izin Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepada
Perawat sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan Praktik
Keperawatan.
12. Perawat Warga Negara Asing adalah Perawat yang bukan berstatus
Warga Negara Indonesia.
13. Klien adalah perseorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang
menggunakan jasa Pelayanan Keperawatan.
14. Organisasi Profesi Perawat adalah wadah yang menghimpun Perawat
secara nasional dan berbadan hukum sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
15. Kolegium Keperawatan adalah badan yang dibentuk oleh Organisasi
Profesi Perawat untuk setiap cabang disiplin ilmu Keperawatan yang
bertugas mengampu dan meningkatkan mutu pendidikan cabang disiplin
ilmu tersebut.
16. Konsil Keperawatan adalah lembaga yang melakukan tugas secara
independen.
Pada Pasal 2, dijelaskan azas Praktik Keperawatan, seperti
perikemanusiaan; nilai ilmiah; etika dan profesionalitas; manfaat; keadilan;
pelindungan; dan kesehatan dan keselamatan Klien. Pada Bab III, diatur tentang
pendidikan tinggi keperawatan. Pada bab IV, diatur tentang Registrasi, Izin
Praktik, dan Registrasi Ulang. Pada bab ini antara lain diatur (sebagaimana
tercantum pada Bagian Kedua Registrasi) pada Pasal 18, disebutkan antara lain:

1. Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan wajib memiliki STR.


2. STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Konsil
Keperawatan setelah memenuhi persyaratan.
3. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat meliputi :
a. Memiliki ijazah pendidikan tinggi Keperawatan
b. Memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
c. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental

5
d. Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi
e. Membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.
2.1.4 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
Hk.02.02/Menkes/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan
Praktik Perawat Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri
Kesehatan Republik Indonesia

Menimbang :
a. Bahwa beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat perlu disesuaikan dengan perkembangan hukum dan kebutuhan
pelayanan kesehatan
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/148/ I/2010 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat

Mengingat :
a. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 443 1)
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
c. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
d. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

6
e. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637)
f. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737)
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/148/I/2010
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585)
i. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/Menkes/Per/VIII/2011 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 603)

2.2 Konsep Praktik Mandiri Keperawatan

2.2.1 Definisi

Menurut konsorsium ilmu-ilmu kesehatan (1992) praktek keperawatan


adalah tindakan mandiri perawat profesional atau ners melalui kerjasama yang
bersifat kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan lain dalam
upaya memberikan asuhan keperawatan yang holistic sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan, termasuk praktik keperawatan
individu dan berkelompok. Sementara pengetahuan teoritik yang mantap dan
tindakan mandiri perawat profesional dengan menggunakan pengetahuan teoritik
yang mantap dan kokoh mencakup ilmu dasar dan ilmu keperawatan sebagai
landasan dan menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan dalam
melakukan asuhan keperawatan (pojok keperawatan CHS, 2002).

Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang


merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-soiso-spiritual yang
komprehensif, di tujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit

7
maupun sehat yang mencakup selursuh proses kehidupan manusia. Pelayanan
keperawatan yang di berikan berupa bantuan karena adaya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan dan kurangnya kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.

Menurut Undang-Undang Keperawatan nomor 38 tahun 2014 bahwa


yang dimaksud dengan Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang
diselenggarakan oleh Perawat dalam bentuk Asuhan Keperawatan dimana
Asuhan Keperawatan merupakan rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan
lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian
Klien dalam merawat dirinya

2.2.2 Tujuan Mendirikan Praktik Keperawatan


Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) haru
diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga
dan masyarakat, perawatan diri, dan peningkatan kepercayaan diri.

Praktik keperawatan meliputi empat area yang terkait dengan kesehatan


(kozier & Erb, 1999), yaitu :

1. Peningkatan kesehatan (Health Promotion)


Kegiatan keperawatan dalam pemeliharaan kesehatan adalah
kegiatan yang membantu klien memelihara status kesehatan mereka.
Perawat melakukan aktivitas untuk membantu masyarakat
mempertahankan status kesehatannya. Tiga perkembangan
pemeliharaan kesehatan :

a. Mencoba mengidentifikasi gejala penyakit kronis sebelum penderita


mengidapnya, misalnya melakukan pemeriksaan fisik secara teratur,
untuk usia di atas 35 tahun.
b. Meningkatkan ketertarikan terhadap masalah kesehatan sehubungan
dengan perubahan struktur sosial masyarakat.
c. Ketertarikan pada faktor lingkungan sehubungan dengan penyebab
penyakit karena stres.

8
2. Pencegahan penyakit
Aktivitas pencegahan penyakit secara objektif untuk mengurangi
risiko penyakit, untuk meningkatkan kebiasaan kesehatan yang baik dan
untuk mempertahankan fungsi individu secara optimal.

Aktivitas atau kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain


sebagai berikut :

a. Melakukan program pendidikan di rumah sakit, misalnya perawat ibu


hamil, program melarang atau menghindari rokok, seminar
”mengurangi atau mencegah stres” dll.
b. Program umum dan dasar yang dapat meningkatkan gaya hidup
sehat, misalnya melakukan senam aerobik, berenang atau program
kebugaran.
c. Memberikan informasi tentang kesehatan, makanan yang sehat, olah
raga dan lingkungan yang sehat melalui liflet, media massa atau
media elektronik.
d. Menyediakan pelayanan keperawatan yang dapat menjamin
kesehatan ibu hamil dan kelahiran bayinya dengan sehat.
e. Memantau tumbuh kembang bayi dan balita.
f. Memberikan imunisasi.
g. Melakukan pemeriksaan untuk medeteksi tekanan darah tinggi, kadar
kolesterol, dan kanker.
h. Melakukan konseling mengenai pencegahan akibat kekurangan
nutrisi dan penghentian rokok.
3. Pemeliharaan Kesehatan (Health Maintenance)
Kegiatan keperawatan dalam pemeliharaan kesehatan adalah
kegiatan yang membantu klien memelihara status kesehatan mereka.
Perawat melakukan aktivitas untuk membantu masyarakat
mempertahankan status kesehatannya. Tiga perkembangan
pemeliharaan kesehatan :

a. Mencoba mengidentifikasi gejala penyakit kronis sebelum penderita


mengidapnya, misalnya melakukan pemeriksaan fisik secara teratur,
untuk usia di atas 35 tahun.
b. Meningkatkan ketertarikan terhadap masalah kesehatan sehubungan
dengan perubahan struktur sosial masyarakat.

9
c. Ketertarikan pada faktor lingkungan sehubungan dengan penyebab
penyakit karena stres.
4. Pemulihan kesehatan (Health Restoration)
Pemulihan kesehatan berarti perawat membantu pasien
meningkatkan kesehatan setelah pasien memiliki masalah kesehatan
atau penyakit.

Kegiatan yang dilakukan dalam perbaikan kesehatan meliputi hal-


hal berikut :

a. Memberikan perawatan secara langsung pada individu yang sedang


sakit, misalnya dengan memberikan perawatan fisik.
b. Memberikan perawatan pada pasien yang mengalami gangguan
kesehatan mental.
c. Melakukan diagnostik dan pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit.
d. Merencanakan pengajaran dan rehabilitasi pada pasien-pasien
tertentu, misalnya pda pasien stroke, serangan jantung, artritis.
5. Perawatan pasien menjelang ajal.
Area praktik keperawatan ini mencakup perawat memberikan rasa
nyaman dan merawat orang dalam keadaan menjelang ajal. Kegiatan
dapat dilakukan di rumah sakit, rumah, dan fasilitas kesehatan lainnya.

Peningkatan Kesehatan adalah kerangka aktivitas keperawatan.


Kesadaran diri klien, kesadaran kesehatan, keterampilan kesehatan dan
penggunaan semua sumber yang dipertimbangkan sebagai perawatan
yang di berikan oleh perawat. Peningkatan kesehatan membantu
masyarakat dalam mengembangkan sumber untuk memelihara atau
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Tujuan kesehatan
yang ingin diwujudkan adalah mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Fokus peningkatan kesehatan diarahkan untuk memelihara atau
meningkatkan kesehatan umum individu keluarga dan komunitas.

2.2.3 Standart Praktik Mandiri Keperawatan


Standar praktik keperawatan acuan untuk praktik keperawatan yang
harus dicapai oleh seseorang perawat dan dikembangkan untuk membantu
perawat melakukan validasi mutu dan mengembangkan keperawatan.

10
Tujuan Utama:

1. Untuk meningkatkan asuhan atau pelayanan keperawatan dg cara


memfokuskan kegiatan atau proses pd usaha pelayanan untuk memenuhi
kriteria yg diharapkan.
2. Penyusunan standar praktek keperawatan berguna bagi perawat,
RS/institusi, klien, profesi keperawatan dan tenaga kesehatan lain.
Standar praktek keperawatan klinis antara lain :

a. Standar I : Pengkajian
Perawat mengidentifikasi dan pengumpulan data ttg status kes.
Klien . Pengkajian ini hrs lengkap ,sistimatis dan berkelanjutan .

Kriteria pengukuran :

1) Prioritas pengumpulan data ditentukan o/ kondisi atau kebutuhan


klien saat ini
2) Data tetap dikumpulkan dg tehnik-tehnik pengkajian yg sesuai
3) Pengumpulan data melibatkan klien ,orang-orang terdekat klien
dan petugas kesehatan .
4) Proses pengumpulan data bersifat sistimatis dan
berkesinambungan
5) Data yg berkesinambungan dlm bentuk yg muda didapatkan
kembali
b. Standar II : Diagnosa Keperawatan
1) Perawat menganalisa data yg dikaji untuk disahkan dg klien ,
menentukan diagnosa.
2) Kriteria pengukuran :
3) Diagnosa ditetapkan dr data hasil pengkajian
4) Diagnosa disahkan dg klien, orang-orang terdekat klien, tenaga
kesehatan bila memungkinkan
5) Diagnosa didokumentasikan dg cara yg memudahkan
perencanaan perawatan
c. Standar III: Identifikasi hasil
Perawat mengidentifikasi hasil yg diharapkan secara individual
pada klien

Kriteria pengukuran :

11
1) Hasil diambil dari Diagnosa
2) Hasil-hasil didokumentasikan sebagai tujuan yg dpt diukur
3) Hasil-hasil dirumuskan satu sama lain sama klien,orang-orang
terdekat klien dan petugas kesehatan
4) Hasil hrs nyata (realitis) sesuai dg kemampuan /kapasitas klien
saat ini dan kemampuan potensial
5) Hasil yg diharapkan dapat dicapai sesui dg sumber-sumber yg
tersedia bagi klien
6) Hasil yg diharapkan meliputi perkiraan waktu pencapaian
7) Hasil yg diharapkan memberi arah bagi kelanjutan perawatan
d. Standar IV : perencanaan
Perawat menetapkan suatu rencana keperawatan yg
menggambarkan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yg
diharapkan

Kriteria pengukuran :

1) Rencana bersifat individual sesuai dg kebutuhan-kebutuhan dan


kondisi klien
2) Rencana tersebut dikembangkan bersama klien ,orang-orang
terdekat klien dan petugas kesehatan
3) Rencana tersebut menggambarkan praktek keperawatan
sekarang
4) Rencana tersebut didokumentasikan
5) Rencana tersebut hrs menunjukkan kelanjutan keperawatan
e. Standar V : Implementasi
Perawat mengimplementasi kan intervensi yg diidentifikasi dari
rencana keperawatan

Kriteria pengukuran :

1) Intervensi bersifat konsisten dg rencana keperawatan yg dibuat


2) Intervensi diimplemetasikan dg cara yg aman dan tepat
3) Intervensi didokumentasikan
f. Standar VI : Evaluasi
Perawat meengevaluasi kemajuan klien terhadap hasil yg telah
dicapai.

12
Kriteria pengukuran

1) Evaluasi bersifat sistimatis dan berkesinambungan


2) Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan
3) Keefektifan intervensi dievalusi dalam kaitannya dengan hasil
4) Pengkajian thdp data yg bersifat berkesinambungan digunakan
untuk merevisi diagnosa, hasil-hasil dan rencana keperawatan
untuk selanjutnya
5) Revisi Diagnosa, hasil dan rencana keperawatan
didokumentasikan
6) Klien,orang-orang terdekat klien dan petugas kes. Dilbatkan
dalam proses evaluasi.
2.2.4 Peralatan Dasar Mendirikan Praktik Mandiri Keperawatan
Peralatan dasar yang disiapkan sebenarnya tergantung dari kekhususan
dari masing – masing klinik sesuai dengan bidang keahlian, misalnya perawat
mempunyai sertifikat wound care dan memilki pengalaman sebagai perawat luka,
bisa membuka keperawatan klinik luka atau mungkin ada yang sudah
mendapatkan pelatihan keperawatan paliatif.

Fasilitas dasar yang harus ada antara lain :

1. Perlengkapan untuk asuhan keperawatan dan kunjungan rumah antara


lain : alat untuk mengukur tanda – tanda vital, timbangan, meteran badan,
alat untuk mengukur gula darah, asam urat dan kolesterol tergantung
kemampuan finansial.
2. Obat – obatan (obat bebas dan terbatas atau generik).
3. Perlengkapan administrasi meliputi : formulir catatan tindakan asuhan
keperawatan serta formulir rujukan dan formulir persetujuan tindakan
keperawatan atau inform consent.

13
BAB III

ANALISIS PRAKTEK MANDIRI KEPERAWATAN

3.1 Identitas diri


1. Nama : Ratna Sari Maulidiyah
2. Tempat, tanggal lahir : Pasuruan, 25 februari 1978
3 Jenis kelamin : Perempuan
4. Riwayat pendidikan : S1 Keperawatan
kesehatan
5. No. HP : 081334777159
6. Pekerjaan utama : Perawat di RS Grati
7. Usaha lain : -

3.2 Data Demografi


1. Alamat praktek mandiri : Ds. Sumberdawehsari 01/06. Grati –
keperawatan Pasuruan
2. Batas wilayah lokasi : U : Rumah warga, S : Kebun tebu, B: K
ebun tebu, T : Rumah warga
3 Radius / jarak praktek : 500 meter
mandiri dengan tempat
pelayanan kesehatan yang
lainnya
Gambar denah
- Luas Rumah :
- Luas halaman rumah : 5 m x 11 m
- Lokasi wilayah

3.3 Analisis Usaha


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛
1. Jam kunjungan pasien perhari ( 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 ) = 15
2. Jam praktek
 Pagi : 05.30 – 06.30
 Sore : 16.00 – 21.00
3. Lama praktek keperawatan mandiri : mulai 2009
4. Kegiatan masyarakat yang sering di ikuti : –
5. Melayani Home Care/ tidak : terkadang
Jika iya melayani Home Careapa ? menyuntik
6. 10 penyakit / keluhan yang sering ditangani
 ISPA  Hipertermi
 Hipertensi  Herpes
 Diare  Diabetes melitus
 Hiperlipid  Varisela
 Gastritis  Konsiluitis
7. Tarif rata-rata pasien perhari : Rp. 25.000 min
8. Tarif rata-rata pasien perhari : Rp. 60.000 max
9. Bentuk dokumentasi : buku kunjungan

14
10. Cara promosi usaha : dari mulut ke mulut.

3.4 Analisa SWOT


1. S : (Kekuatan) : Akses jalan mudah, mempunyai lahan
yang strategis
2. W : (kelemahan) : Ruangan sempit
3. O : (Kesempatan) : Tidak Mempunyai Brosur
4. T : (Ancaman) : Banyak pesaing

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Praktik Keperawatan Mandiri merupakan salah satu peluang, tetap iharus
dicermati dengan diundangkannya undang – undang perlindungan konsumen
dan undang-undang praktik keperawatan, pelaksanaan praktik keperawatan
harus melaksanakan praktiknya dengan bertanggung jawab dan berkualitas,
sehingga dapat melindungi keselamatan klien, dan akan terhindar dari tuntutan.

Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang


merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-soiso-spiritual yang
komprehensif, di tujukankepadaindividu, keluarga, dan masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Menurut Undang-Undang Keperawatan nomor 38 tahun 2014 bahwa


yang dimaksud dengan Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang
diselenggarakan oleh Perawat dalam bentuk Asuhan Keperawatan dimana
Asuhan Keperawatan merupakan rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan
lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian
Klien dalam merawat dirinya.

4.2 Saran
Setiap perawat yang akan melakukan praktik keperawatan mandiri, harus
memenuhi kriteria dibawah ini:
4.2.1 Meningkatkan kompetensinya melalui pendidikan dan pelatihan
keperawatan berkelanjutan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi
dan lembaga lain yang diakreditasi oleh organisasi profesi. (sesuai RUU
tentang praktik keperawatan pasal 26).
4.2.2 Mempunyai keterampilan intelektual, keterampilan teknikal, dan
ketrampilan interpersonal yang dapat memberikan kesehatan secara
efektif dan terjangkau.
4.2.3 Dapat menjalankan perannya secara professional dalam praktik
keperawatan yaitu sebagai pemberiasuhan keperawatan, komunikasi,

16
kolaborasi, pendidik, advokat, konselor, pembawa perubahan, pemimpin,
manajemen dan peneliti.

17

Você também pode gostar