Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A201 18 1 005
daerah berunjuk rasa di depan kantor pusat Coca-Cola Amatil Indonesia di Wisma
Pondok Indah Office Tower 2, Jakarta, Senin (8/5). Ketua Serikat Buruh Cola-
Cola, Dwi Haryoto, kepada SP, Senin malam mengatakan, aksi unjuk rasa ini
dilakukan karena pihak manajemen tidak mengindahkan tuntutan buruh yang telah
aksi unjuk rasa yang dilakukan sebelumnya. Para buruh menilai bahwa Bottler
Para buruh yang berunjuk rasa ini merupakan perwakilan dari Serikat
serikat lainnya dari Pabrik Bandung dan Bekasi. Dwi mengatakan, pada Maret
2015, pekerja Coca-Cola di Jakarta dan Cibitung, Jawa Barat mulai mengorganisir
serikat independen, SBCCD, yang secara hukum terdaftar pada bulan Mei 2015.
disipliner terhadap para pemimpin serikat. Ketua SBCCD Atra Narwanto diskors
hubungan kerja (PHK). Pada bulan Desember 2015, pihak Dinas Tenaga Kerja
pertemuan Bipartit yakni serikat buruh dan pihak manajemen, meskipun fakta
bahwa Atra Narwanto tetap ketua serikat buruh terpilih. Dwi mengatakan,
serikat independen, SBMCC, pada bulan November 2016. SBMCC secara hukum
tersebut terpilihlah Lutfi Arifiyanto sebagai ketua. Tiga hari kemudian, Lutfi
Arifiyanto dipindahkan ke tempat kerja 170 kilometer jauhnya. Tiga hari setelah itu,
pertama. Dan pada 16 Maret lalu, ia diberitahu bahwa ia di skorsing menuju PHK
efektif 1 April. Serikat telah berulang kali meminta manajemen Coca-Cola Amatil di
semua tingkatan dan The Coca-Cola Company di Amerika Serikat (AS) untuk
sampai hari ini belum ada respon positif baik dari perusahaan.
Australia, Selandia Baru, Indonesia, Papua Nugini, Fiji dan Samoa. The Coca-
Cola Company yang berkantor pusat di Amerika Serikat memegang saham 29% di
Coca Cola Amatil, lisensi merek untuk Amatil dan memasok konsentrat eksklusif.
The Coca Cola Company memikul tanggung jawab untuk apa yang terjadi di
atas, ada beberapa tuntutan lainnya yang timbul karena permasalahan yang ada
di Coca Cola Amatil Indonesia dan telah disampaikan oleh Serikat berkali kali,
skala upah di Coca Cola Amatil Indonesia, sehingga banyak pekerja yang
merasakan adanya diskriminasi upah, untuk itu serikat meminta transparansi
kepada manajemen terhadap struktur dan skala upah yang digunakan oleh
Kedua, adanya paksaan untuk bekerja di hari Sabtu dan Minggu kepada
buruh untuk berkumpul dan istirahat bersama keluarganya di hari tersebut. Untuk
itu serikat meminta manajemen untuk merundingkan terkait pengaturan shift dan
grup kerja serta hari istirahat yang lebih baik dengan serikat, untuk memberikan
pengaturan yang lebih baik kepada seluruh pekerja dan meminimalisir dampak
negative yang timbul. Namun, sayang unjuk rasa buruh yang dimulai pukul 07.00 -
15.00 WIB tidak ditemui pihak managemen. Karena tidak ditemui pihak
managemen para buruh itu membubarkan diri. Aksi itu dijaga ketat ratusan
anggota Polri.
Sumber :
http://www.beritasatu.com/ekonomi/429589-larang-dirikan-serikat-pekerja-buruh-
kerja (PHK) massal terhadap 200 lebih karyawan. PHK ini dilakukan dengan alasan
bisnis dan perubahan ke era digital yang terjadi pada industri telekomunikasi di
massal. “Transformasi organisasi untuk perbaikan SDM itu perlu, tapi jangan sampai
dilakukan manajemen tidak boleh dilakukan sepihak dan memaksa. Menurut Anwar,
dari 200-an lebih karyawan yang di-PHK, ada yang dari awal sepakat atau
menginginkan PHK, tapi sebagian lagi terpaksa menandatangani surat PHK. Namun,
satu orang yaitu Zulkarnain tetep bersikukuh menolak PHK. “Zulkarnain ini tidak mau
[menerima PHK]. Kebetulan dia adalah pengurus aktif dari serikat pekerja,” kata
pihak perusahaan agar yang bersangkutan tetap bisa bekerja. Namun, perusahaan
tetap mengancam akan mem-PHK Zulkarnain jika tetap menolak. Perusahaan, kata
untuk memfasilitasi upaya tripartit terkait PHK Zulkarnain, setelah upaya bipartit tidak
tercapai. “Selasa tanggal 19 Desember besok pemanggilan pertama dari dinas. Tapi
(16/12/2017), kasus PHK terhadap Zulkarnain tersebut tidak semata karena sudah
tidak ada lagi posisi atau tempat untuknya dalam organisasi baru di XL Axiata.
Ancaman PHK sepihak terhadap Zulkarnain diduga sebagai bagian upaya
Mirah Sumirat, mengatakan salah satu indikasi praktik union busting adalah
Axiata sebagai target PHK sepihak. Mirah Sumirat mengatakan, Zulkarnain masih
menolak untuk di-PHK sepihak. Untuk itu, kata Mirah Sumirat, Serikat Pekerja
beserta Aspek Indonesia saat ini masih melakukan advokasi terhadap kasus
dugaan union busting. Berdasar informasi yang dihimpun Aspek Indonesia, jika
Zulkarnain tetap menolak, maka perusahaan akan melakukan PHK sepihak per 31
Desember 2017. Karena itu, Mirah Sumirat mengingatkan agar Direktur Utama dan
kemungkinan melakukan unjuk rasa ke kantor pusat XL Axiata dan Bursa Efek
dan tanggapan terhadap keterangan yang diberikan Anwar Faruq maupun Mirah
Sumirat. Namun hingga berita ini ditulis sama sekali tidak ada respons. Direktur
Utama XL Axiata, Dian Siswarini telah dihubungi melalui telepon dan pesan
WhatsApp, pada Minggu (17/12/2017), tetapi tidak ada respons. Tirto juga berusaha
“Untuk tanggapan mengenai hal tersebut, coba ke Ibu Ayu [Tri Wahyuningsih]
Sayangnya hingga tulisan ini dibuat Tri Wahyuningsih juga tidak merespons.
Sumber :
https://tirto.id/xl-axiata-phk-massal-hingga-dugaan-pelemahan-serikat-buruh-cBTX
Pekerja
Serikat Pekerja KEP KSPSI menuding PT Vale Indonesia 'main mata' dengan
salah satu serikat pekerja dalam perundingan yang melibatkan PT Vale Indonesia,
Serikat Pekerja KEP KSPSI, Serikat Pekerja SPSI serta Serikat Pekerja KSBSI, di
yang belum terbayarkan tersebut, Serikat Pekerja KEP KSPSI memilih walk out.
Serikat Pekerja KEP.KSPSI Walk Out karena menilai perundingan yang dilakukan ini
telah dikondisikan dan bakal berujung pada kesepakatan yang merugikan karyawan.
diwakili Kasubdit PPHI, Dr. Reytman Aruan, dihujani interupsi sejak awal dimulainya
perundingan.
Perwakilan Serikat Pekerja, Iznaini yang mendampingi PUK FSP KEP KSPSI
PT. Vale Indonesia tidak dizinkan memasuki ruangan. Namun ketika ditanyakan oleh
pihak KEP KSPSI terkait dasar pelarangan tersebut, pihak mediator dan manajemen
PT. Vale Indonesia tidak memiliki alasan yang jelas. Sehingga Iznaini akhirnya
Sekretaris PD FSP KEP KSPSI Sulawesi Selatan, Muhammad Takbir Akbar dan
Ketua DPD KSPSI Sulawesi Selatan, Basri Abbas mendukung langkah yang
dilakukan oleh PUK FSP KEP KSPSI yang memilih meninggalkan ruangan
perundingan.
"Ada permainan antara manajemen dengan salah satu Serikat Pekerja yang
ada di PT. Vale Indonesia. Indikasinya jelas sekali, mereka mengkhianati para
Pihak PD FSP KEP KSPSI bahkan telah menelusuri bahwa ada dua kali pertemuan
yang dilaksanakan oleh Manajemen dengan salah satu serikat pekerja tanpa
melibatkan dua serikat pekerja yang lain, Padahal sebelumnya yang terlibat
Kemudian di pertemuan hari ini kedua, serikat pekerja seakan dipaksakan mengakui
pertemuan tersebut. Atas dasar itu maka, Serikat Pekerja KSPSI menolak dan tidak
"Ada apa ini, pihak kita tidak diundang dan menghadiri perundingan pertama
dan kedua, kemudian dipaksakan untuk mengakui kesepakatan yang telah terjadi
diperundingan pertama dan kedua," sambung Basri Abbas, Ketua DPD KSPSI.
Diketahui, masalah yang terjadi di PT. Vale Indonesia ini sudah berlarut-larut dalam
penyelesaiaannya. Masalah ini telah bergulir sejak November 2017, namun tidak
Sumber :
https://kabar.news/pt-vale-indonesia-dituding-main-mata-dengan-salah-satu-serikat-