Você está na página 1de 27

UANG, INFLASI, DAN KEGIATAN EKONOMI

DISUSUN OLEH :
ANWAR YA’QUB 12-151144
ILHAM DICARDO 12-151151

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BINADARMA
OKTOBER 2016
2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...........................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................6
1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Uang..........................................................................................7
2.2 Fungsi Uang dalam Kegiatan Ekonomi......................................................9
2.3 Pengertian Inflasi......................................................................................12
2.4 Pengaruh Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi...................................15
2.5 Kegiatan Ekonomi....................................................................................17
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Peranan Uang dalam Kegiatan Ekonomi..................................................20
3.2 Kendala yang ditimbulkan dari Inflasi......................................................21
3.3 Pengendalian dan Solusi dalam Mengatasi Inflasi....................................22
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...............................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
LAMPIRAN...........................................................................................................26
3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era modern saat ini uang memiliki peranan penting dalam menentukan
kegiatan ekonomi masyarakat suatu negara. Sudah sejak lama para ahli ekonomi
sepakat bahwa uang bisa berakibat baik bagi perekonomian, akan tetapi uang
terkadang bisa berakibat buruk bagi perekonomian, dan para ahli ekonomi juga
sepakat bahwa uang yang tersedia dalam perekonomian sangat besar pengaruhnya
dalam menentukan kestabilan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Pembahasan mengenai uang juga terdapat dalam kitab


“Muqaddimah” yang dituis oleh Ibnu Khaldun. Beliau menjelaskan bahwa
kekayaan suatu negara tidak ditentukan oleh banyaknya uang di negara tersebut,
tetapi ditentukan oleh tingkat produksi negara tersebut dan neraca pembayaran yang
positif. Apabila suatu negara mencetak uang sebanyak-banyaknya, tetapi bukan
merefleksi pesatnya pertumbuhan sektor produksi, maka uang yang melimpah
tersebut tidak ada nilainya.

Sektor produksi merupakan motor penggerak pembangunan suatu negara


karena akan menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan pekerja, dan
menimbulkan permintaan (pasar) terhadap produksi lainnya. Dalam kegiatan
perekonomian ada banyak pihak dan hal yang terlibat. Dalam hal ini uang dan
lembaga perbankan memegang peranan yang sangat penting. Karena uang
merupakan alat pembayaran yang berlaku sekarang untuk semua transaksi jual-beli
baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Perekonomian tidak lepas dari yang namanya inflasi. Inflasi di dunia


ekonomi modern sangat memberatkan masyarakat. Hal ini dikarenakan inflasi
dapat mengakibatkan lemahnya efisiensi dan produktifitas ekonomi investasi,
kenaikan biaya modal, dan ketidakjelasan ongkos serta pendapatan di masa yang
akan datang. Keberadaan permasalahan inflasi dan tidak stabilnya sektor riil dari
waktu ke waktu senantiasa menjadi perhatian sebuah rezim pemerintahan yang
4

berkuasa serta otoritas moneter. Lebih dari itu, ada kecenderungan inflasi
dipandang sebagai permasalahan yang senantiasa akan terjadi . Hal ini tercermin
dari kebijakan otoritas moneter dalam menjaga tingkat inflasi. Setiap tahunnya
otoritas moneter senantiasa menargetkan bahwa angka atau tingkat inflasi harus
diturunkan menjadi satu digit atau inflasi moderat.

Inflasi sering kali berbentuk kenaikan harga secara gradual daripada ledakan
kekacauan ekonomi. Semua mata uang negara baik dinar di negara-negara Arab,
mata uang negara Inggris, Amerika, Eropa dan lainnya pasti mengalami inflasi.
Namun inflasi yang terjadi antar negara tidak selalu sama. Banyak faktor yang
menyebabkan terjadinya inflasi, misalnya adanya penurunan produksi pertanian,
industri, pajak berlebihan, depopulasi, manipulasi pasara, high labor cost,
pengangguran, kemewahan yang berlebihan, perang yang berkepanjangan,
embargo, pemogokan kerja, dan lainnya.

Pada saat tingkat harga secara umum naik, pembeli harus mengeluarkan
lebih banyak uang untuk jumlah barang dan jasa yang sama. Jika konsumen tidak
dapat menemukan uang lebih untuk membeli barang demi mempertahankan tingkat
pembelanjaannya, mereka akan membatasi pembelian dengan membeli lebih
sedikit yang kemudian pada akhirnya akan membatasi kemampuan penjual untuk
menaikkan harga. Kaum monetaris berpedapat bahwa revolusi harga tidak akan
terjadi jika tidak dibantu oleh kenaikan penawaran uang yang berasal dari bullion
emas dan perak yang diproduksi oleh ‘New World’ (Amerika , Australia, dan
Afrika Selatan) yang walaupun banyak juga emas dan perak akhirnya ditumpuk
oleh pribadi/ institusi sehingga keluar dari sirkulasi, ataupun jadi perhiasan dan
ornamen-ornamen untuk bangunan istana dan katedral serta banyak juga emas yang
dibawa ke Asia dan tidak pernah kembali. Inflasi dapat terjadi di manapun, terhadap
mata uang apapun dan pada periode kapanpun.

Di Indonesia, perekonomian belum stabil, inflasi tinggi masih sering terjadi.


Pengendalian inflasi ditentukan berdasarkan target atau sasaran inflasi yang
merupakan tingkat inflasi yang harus dicapai oleh Bank Indonesia, berkoordinasi
dengan pemerintah. Penentuan sasaran inflasi dilakukan dengan memperhatikan
prospek ekonomi makro dan karenanya didasarkan pada perkembangan dari
5

proyeksi arah pergerakan ekonomi kedepan. Hal ini didasrakan pada pertimbangan
bahwa terdapat ketidak sejalanan (trade-off) antara pencapaian inflasi yang rendah
dengan keinginan untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Dalam
kaitan ini, Bank Indonesia tidak ingin menargetkan inflasi yang terlalu rendah
karena dapat menghambat pemulihan ekonomi nasional. Untuk ini dengan
menggunakan model-model makroekonomi yang dikembangkan, Bank Indonesia
menganalisis dan memproyeksi beberapa laju pertumbuhan ekonomi kedepannya,
dengan berbagai komponen-komponennya dan komposisinya yang didorong oleh
sisi permintaan dan dari sisi penawaran. Dengan cara ini, dapat diukur
kecenderungan terjadinya kesengajaan antara besarnya permintaan dengan
penawaran agregat (yang diukur dengan output potensial), atau yang sering disebut
output gap ‘kesenjangan output’. Besarnya output gap inilah yang diperkirakan
akan menentukan besarnya tekanan terhadap inflasi kedepannya.

Banyak hal yang menyebabkan inflasi di Indonesia, misalnya krisis global,


kesalahan manajemen, kurangnya produksi, dan perubahan sistem ekonomi.
Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi pertumbuahan ekonomi yang
berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada
pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak
negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Sebuah proyek besar, yang bernama MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)


tahun ini menyebabkan terjadinya persaingan yang ketat di dunia usaha. Oleh
karena itu perlu adanya pemahaman serta pengetahuan bagi pelaku ekonomi, salah
satunya dengan memberikan pelajaran dalam kegiatan ekonomi terhadap peserta
didik di Indonesia. Pengetahuan kegiatan ekonomi ini telah dijalankan oleh
pemerintah sejak lama. Dalam perkembangannya pengetahuan perekonomian
mencakup berbagai pembahasan-pembahasan, kegiatan ekonomi, valuta asing,
perpajakan, dan sebagainya. Dalam kegiatan ekonomi tersebut menyebabkan
adanya kegiatan permintaan dan penawaran (demand dan supply) dimana
kelancaran kegiatan permintaan dan penawaran sangat ditentukan oleh uang
sebagai alat tukar dan pembayaran. Hal inilah yang membuat penulis membahas
mengenai uang, inflasi, dan kegiatan ekonomi.
6

1.2 Rumusan Masalah

Dalam pembahasan materi mengenai “uang, inflasi, dan kegiatan ekonomi”


kami mengangkat rumusan masalah yaitu :

1. Mengapa uang berpengaruh pada kegiatan ekonomi nasional?

2. Apa kendala yang ditimbulkan dari inflasi?

3. Bagaimana solusi dalam mengatasi inflasi?

1.3 Tujuan

Tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh uang pada kegiatana ekonomi nasional.

2. Untuk mengetahui kendala yang ditimbulkan dari inflasi.

3. Untuk mengetahui solusi yang dapat dilakukan dalam mengatasi inflasi.


7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Uang


Uang adalah suatu benda dengan satuan hitung tertentu yang dapat
digunakan sebagai alat pembayaran yang sah dalam berbagai teransaksi dan berlaku
di dalam wilayah tertentu. Demikian pentingnya fungsi uang, sehingga keberadaan
uang di suatu Negara diatur dengan undang - undang.
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar
yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang
dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang
dan jasa. Sebelum uang diciptakan, masyarakatpada zaman dahulu melakukan
perdagangan dengan cara barter. Barter merupakan pertukaran barang dengan
barang. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang
tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian
barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk
pembayaran utang.
Menurut Suprayitno, “Uang adalah alat untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Sejak peradaban kuno, mata uang logam sudah menjadi alat pembayaran
biasa walaupun belum sesempurna sekarang. Kebutuhan menghendaki adanya alat
pembayaran yang memudahkan pertukaran barang agar pekerjaan lebih mudah”
Definisi uang yang paling universal adalah sesuatu (benda) yang diterima
secara umum dalam pertukaran barang dan jasa. Sebagaimana Puspopranoto
mengatakan bahwa “Uang didefinisikan sebagai barang atau benda yang diterima
secara umum sebagai alat pembayaran untuk barang dan jasa” Sadono dalam
bukunya Makro Ekonomi mengatakan bahwa: “Uang adalah benda-benda yang
disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar menukar
atau perdagangan”. Yang dimaksud dengan kata “disetujui” dalam definisi tersebut
adalah terdapat kata sepakat diantara anggota-anggota masyarakat untuk
menggunakan satu atau beberapa benda sebagai alat perantara dalam kegiatan tukar
menukar.
8

Dalam pandangan ilmu ekonomi, uang merupakan barang ekonomi


(economic good). Karena uang merupakan barang langka (scare good). Sedangkan
dalam pandangan ilmu hukum, uang adalah alat pembayaran yang sah. Di dalam
perekonomian modern, pengunaan sesuatu benda sebagai uang dikuatkan
berdasarkan keputusan hukum atau undang-undang.
Uang adalah penganti materi terhadap segala aktivitas ekonomi yaitu media
atau alat yang memberikan kepada pemiliknya daya beli untuk memenuhi
kebutuhanya, juga dari segi peraturan perundangan menjadi alat bagi pemiliknya
untuk memenuhi segala kewajibanya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka
dapat dipahami bahwa uang adalah suatu benda yang dapat diterima secara umum
oleh masyarakat untuk mengukur, menukar, dan melakukan pembayaran atas
pembelian barang dan jasa. Dan untuk melaksanakan kegiatan ekonomi yang
meliputi konsumsi, distribusi, dan produksi, diperlukan suatu benda (alat) yang
berfungsi untuk mengukur, menukarkan dan sekaligus melakukan pembayaran
dalam dalam pembelian barang dan jasa. Benda (alat) yang digunakan tersebut
adalah uang.
Selain itu, dari beberapa definisi di atas, kita bisa membedakan dalam tiga
segi. Pertama, definisi uang dari segi fungsi-fungsi ekonomi sebagai standar ukuran
nilai, media pertukaran, dan alat bayar. Kedua, definisi uang menurut
karakteristiknya, yaitu segala sesuatu yang diterima secara luas oleh tiap-tiap
individu. Ketiga, definisi uang dari segi peraturan perundangan sebagai segala
sesuatu yang memiliki kekuatan hukum dalam menyelesaikan tanggungan
kewajiban. Kemudian berkenaan dengan nilai uang, menurut nilainya, uang
dibedakan menjadi uang penuh (full bodied money) dan uang tanda (token
money). Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di atas
uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain, nilai
nominal yang tercantum sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang
tersebut. Jika uang itu terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai
emas yang dikandungnya. Sedangkan yang dimaksud dengan uang tanda adalah
apabila nilai yang tertera diatas uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan
untuk membuat uang atau dengan kata lain nilai nominal lebih besar dari nilai
9

intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk membuat uang Rp1.000,00 pemerintah


mengeluarkan biaya Rp750,00.
Berkenaan dengan nilai uang, ada beberapa teori nilai uang yang membahas
masalah-masalah keuangan yang berkaitan dengan nilai uang. Nilai uang menjadi
perhatian para ekonom, karena tinggi atau rendahnya nilai uang sangat berpengaruh
terhadap kegiatan ekonomi. Hal ini terbukti dengan banyaknya teori uang yang
disampaikan oleh beberapa ahli.

2.2 Fungsi Uang dalam Kegiatan Ekonomi


Adapun mengenai fungsi uang, agar masyarakat menyetujui penggunaan
sesuatu benda sebagai uang, haruslah benda itu memenuhi syarat. Dengan kata lain
syarat-syarat suatu benda berfungsi sebagai uang yaitu: nilainya tidak mengalami
perubahan dari waktu ke waktu, mudah dibawa-bawa, mudah disimpan tanpa
mengurangi nilainya, tahan lama, jumlahnya terbatas (tidak berlebihan), dan
bendanya mempunyai mutu yang sama.
Berdasarkan keterangan di atas, Muchdarsah Sinungan mengatakan bahwa
Fungsi uang yaitu: “Sebagai alat tukar menukar (medium of exchange), sebagai
satuan hitung (unit of account), sebagai penimbun kekayaan, dan sebagai standar
pencicilan uang”. Hal yang sama dikemukakan oleh Winardi bahwa fungsi uang
adalah Sebagai standar nilai: sebagai alat tukar, sebagai alat penghimpun kekayaan,
dan sebagai alat pembayaran yang ditangguhkan. Pada awal pengunaanya, fungsi
uang yang paling utama adalah sebagai alat tukar (medium of exchange). Tetapi
dengan seiring semakin berkembangnya kehidupan masyarakat, fungsi uang pun
mengalami perkembangan. Dewasa ini fungsi uang tidak hanya sebagai alat tukar
tetapi juga sebagai penyimpan nilai (store of value), standar nilai (unit of account
atau standard of value), dan standar pembayaran dimasa mendatang (standard of
differed payment).
Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran
barang dengan barang, juga untuk menghindarkan perdagangan dengan cara barter.
Secara lebih rinci, fungsi uang dibedakan menjadi tiga yaitu fungsi primer, fungsi
sekunder, dan fungsi dinamis.
10

1. Fungsi Asli atau Fungsi Primer

Fungsi asli atau fungsi primer uang ada beberapa, yaitu:


a. Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat
mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran
tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan
uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan
cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.
b. Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang
dapat digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam barang atau
jasa yang diperjual belikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan
menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk
menentukan harga barang/jasa (alat penunjuk harga). Sebagai alat
satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran.
c. Uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat
digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa
mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang
sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat
menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di
masa mendatang.

2. Fungsi Turunan atau Fungsi Sekunder

Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut
sebagai fungsi turunan atau fungsi sekunder. Fungsi turunan atau fungsi
sekunder itu antara lain:

a. Uang sebagai alat pembayaran yang sah


Kebutuhan manusia akan barang dan jasa yang semakin bertambah
dan beragam tidak dapat dipenuhi melalui cara tukar-menukar
atau barter. Guna mempermudah dalam mendapatkan barang dan
jasa yang diperlukan, manusia memerlukan alat pembayaran yang
dapat diterima semua orang, yaitu uang.
b. Uang sebagai alat pembayaran utang
11

Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran pada masa


yang akan datang.
c. Uang sebagai alat penimbun kekayaan
Sebagian orang biasanya tidak menghabiskan semua uang yang
dimilikinya untuk keperluan konsumsi. Ada sebagian uang yang
disisihkan dan ditabung untuk keperluan di masa datang.
d. Uang sebagai alat pemindah kekayaan
Seseorang yang hendak pindah dari suatu tempat ke tempat lain
dapat memindahkan kekayaannya yang berupa tanah dan bangunan
rumah ke dalam bentuk uang dengan cara menjualnya. Di tempat
yang baru dia dapat membeli rumah yang baru dengan menggunakan
uang hasil penjualan rumah yang lama.
e. Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
Apabila nilai uang stabil orang lebih bergairah dalam melakukan
investasi. Dengan adanya kegiatan investasi, kegiatan ekonomi akan
semakin meningkat.

3. Fungsi Dinamis

Uang dapat menentukan kegiatan perekonomian terutama dalam


kegiatan moneter dan fiskal dimana kebijakan yang dapat ditempuh oleh
suatu negara maupun oleh seseorang kadang-kadang dipengaruhi oleh
beredarnya uang di masyarakat, sehingga pada gilirannya akan timbul
kecenderungan- kecenderungan terhadap pengaruh naiknya barang-barang
atau sebaliknya mungkin akan berakibat turunnya harga barang-barang
tersebut, fungsi nilai uang antara lainnya yaitu
a. Nilai nominal
Nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata
uang. Misalnya, seribu rupiah (Rp1.000,00), atau lima ratus rupiah
(Rp500,00).
b. Nilai intrinsik
Nilai intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa
nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang.
12

c. Nilai riil/nilai tukar uang


Nilai uang yang diukur dengan daya beli atau kemampuan uang tersebut
untuk membeli berbagai barang dan jasa sesuai dengan harga yang berlaku
d. Nilai internal
Nilai uang untuk dapat ditukar dengan suatu barang. Misalnya uang
Rp500,00 hanya dapat ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan uang
Rp10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk bakso.
e. Nilai eksternal disebut juga kurs mata uang
Nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain.
Contohnya, kurs mata uang dolar Amerika Serikat terhadap rupiah adalah
US$1 = Rp9.205,00
f. Nilai riil / Nilai tukar
Nilai riil/nilai tukar uang adalah nilai uang yang diukur dengan daya beli
atau kemampuan uang tersebut untuk membeli berbagai barang dan jasa
sesuai dengan harga yang berlaku. Daya beli tergantung pada tingkat harga
yang berlaku. Contoh: pada musim panen harga gabah Rp 250,00/kg. Bila
kita mempunyai uang Rp 10.000,00; maka kita dapat membeli 40 kg gabah.
Tetapi pada musim paceklik harga gabah Rp 400,00/kg, sehingga kita hanya
mampu membeli 25 kg gabah. Jadi, nilai tukar Rp 10.000,00 sama dengan
40 kg gabah pada musim panen dan 25 kg gabah pada musim paceklik.

2.3 Pengertian Inflasi


Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara
terus menerus selama satu periode tertentu. Kenaikan harga ini diukur dengan
menggunakan index harga. Beberapa index harga yang sering digunakan untuk
mengkur inflasi antara lain:
a. Indeks biaya hidup (consumer price index): indeks biaya hidup
mengukur biaya pengeluaran untuk membeli sejumlah barang dan jasa
yang dibeli oleh rumah tangga untuk keperluan hidup. Angka
penimbangan biasanya didasarkan atas besarnya persentase pengeluaran
untuk barang tertentu terhadap pengeluaran secara keseluruhan.
Besarnya persentase ini dapat berubah dari tahun ke tahun. Oleh karena
13

itu perlu direvisi apabila ternyata terdapat perubahan. Misalnya dengan


adanya listrik masuk desa, maka persentase pengeluaran untuk minyak
tanah terhadap pengeluaran total menjadi semakin kecil. Dengan
perubahan angka penimbangan ini maka indeks harganya pun akan
berubah. Laju inflasi dapat dihitung dengan cara menghitung persentase
kenaikan atau penurunan indek harga ini dari tahun ke tahun atau bulan
ke bulan.
b. Indeks harga perdagangan besar (wholesale price index): indeks
perdagangan besar menitikberatkan pada sejumlah barang pada tingkat
perdagangan besar. Ini berarti harga bahan mentah, bahan baku atau
setengah jadi masuk dalam perhitungan indeks harga. Biasanya
perubahan indeks harga ini sejalan atau searah dengan indeks biaya
hidup.
c. GNP deflator: adalah jenis indeks yang lain. Berbeda dengan dua indeks
diatas, dalam cakupan barangnya. GNP deflator mencakup jumlah
barang dan jasa yang masuk dalam perhitungan GNP, jadi lebih banyak
jumlahnya bila dibanding dengan dua indeks diatas. GNP deflator
diperoleh dengan membagi GNP nominal (atas dasar harga berlaku)
dengan GNP rill (atas dasar harga konstan).

1. Jenis-Jenis Inflasi
a. Jenis Inflasi menurut Sifatnya
Inflasi dibagi kedalam tiga kategori, yakni: merayap (creeping
inflation), inflasi menengah (galloping inflation), dan inflasi tinggi (hyper
inflation). Sebenarnya pembagian kedalam tiga kategori tidak ada standar
yang pasti. Biasanya creeping inflation ditandai dengan laju inflasi yang
rendah (kurang dari 10% per tahun). Inflasi menengah (galloping inflation)
ditandai dengan harga yang cukup besar (biasanya double digit atau bahkan
triple digit). Dan kadang kala berjalan dalam waktu yang relatif pendek
serta mempunyai sifat akselerasi. Inflasi tinggi (hyper inflation) merupakan
inflasi yang paling parah akibatnya. Harga-harga naik sampai lima atau
enam kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang.
14

Nilai uang merosot dengan tajam sehingga ingin ditukarkan dengan barang.
Perputaran uang semakin cepat, harga naik secara akselerasi. Biasaya
keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja
(misalnya ditimbulkan oleh adanya perang) yang dibelanjai atau ditutup
dengan mencetak uang.

b. Jenis Inflasi menurut Sebabnya


1. Demand Full Inflation
Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (agregate
demand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja
penuh atau hampir mendekati kesempatan kerja penuh. Dalam inflasi ini,
kenaikan permintaan total dapat menaikkan harga dan dapat juga menaikkan
hasil produksi (output). Apabila kesempatan kerja penuh (full-employment)
telah tercapai; penambahan permintaan selanjutnya hanyalah akan
menaikkan harga saja (sering disebut dengan inflasi murni). Apabila
kenaikan permintaan ini menyebabkan keseimbangan GNP berada diatas
atau melebihi GNP pada kesempatan kerja penuh maka akan terdapat
adanya “inflationary gap”. Inflationary gap inilah yang dapat menimbulkan
inflasi.
2. Cost Push Inflation
Berbeda dengan demand full inflation, cost push inflation biasanya
ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadi, inflasi yang
dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul dimulai dengan adanya
penurunan dalam penawaran total (aggregate supply) sebagai akibat
kenaikannya biaya produksi. Kenaikan biasa produksi ini dapat timbul
karena beberapa faktor diantaranya:
a. Buruh yang menuntut kenaikan upah
b. Industri yang sifatnya monopolistis, manager dapat menggunakan
kekuasaannya dipasar untuk menentukan harga (yang lebih tinggi).
c. Kenaikan harga barang baku industri.Kenaikan biaya produksi pada
gilirannya akan menaikkan harga dan turunnya produksi.
15

c. Berdasarkan Asal Inflasi


1. Domestic Inflation atau inflasi yang berasal dari dalam negeri.
Inflasi yang berasaldari dalam negeri yang timbul misalnya karena
defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, panen
yang gagal dan sebagainya.
2. Imported Inflation atau inflasi yang tertular dari luar negeri.
Inflasi initimbul karena kenaikan harga-harga di luar negeri atau
negara-negara langganan berdagang kita. Kenaikan harga barang-barang
yang kita impor mengakibatkan:
a. Secara langsung menaikkan indeks biaya hidup karena sebagian dari
barang-barang yang tercakup di dalamnya berasal dari impor.
b. Secara tidak langsung menaikan indeks harga melalui kenaikan
ongkos produksi (dan kemudian, harga jual) dari berbagai barang
yang menggunakan bahan mentah atau mesin-mesin yang harus di
impor (cost inflation).
c. Secara tidak langsung menimbulkan kenaikan harga di dalam negeri
karena ada kemungkinan (tetapi ini tidak harus demikian) kenaikan
harga barang-barang impor mengakibatkan kenaikan pengelauaran
pemerintah atau swasta yang berusaha mengimbangi kenaikan harga
impor tersebut (demand pull inflation).

2.4 Pengaruh Inflasi terhadap Perekonomian


Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merujuk kepada perkembangan
kegiatan perekonomian suatu negara yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat
dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi merupakan salah satu
indikator yang digunakan untuk menilaikeberhasilanpembangunan.Dalamkegiatan
ekonomi yang sebenarnya, pertumbuhan ekonomi menunjukkan perkembangan
ekonomi secara fisik yang terjadi di suatu negara, seperti pertambahan jumlah dan
produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah fasilitas
umum seperti sekolah, rumah sakit, jalan, perkembangan barang manufaktur, dan
sebagainya.
16

Pada prinsipnya tidak semua inflasi berdampak negatif padaperekonomian.


Terutama jika terjadi inflasi ringan yaitu inflasi di bawah sepuluh persen. Inflasi
ringan justru dapat mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena
inflasi mampu memberi semangat pada pengusaha, untuk lebih meningkatkan
produksinya. Pengusaha bersemangat memperluas produksinya, karena dengan
kenaikan harga yang terjadi para pengusaha mendapat lebih banyak keuntungan.
Selain itu, peningkatan produksi memberi dampak positif lain, yaitu tersedianya
lapangan kerja baru. Inflasi akan berdampak negatif jika nilainya melebihi sepuluh
persen.
1. Pengaruh Inflasi Terhadap Hasil Produksi (Output)
a. Hasil produksi akan meningkat jika kenaikan harga barang-barang lebih cepat
daripada kenaikan gaji atau upah pekerja. Hal ini akan memberikan keuntungan
pengusaha menjadi lebih tinggi. Peningkatan keuntungan yang diperoleh oleh
pengusaha akan mendorong pengusaha memproduksi lebih banyak sehingga
hasil produksi pun meningkat.
b. Hasil produksi akan menurun jika inflasi sudah terlalu tinggi (hiperinflasi).
Ketika terjadi hiperinflasi, masyarakat tidak suka memiliki uang tunai, karena
nilai uang riil yang dipegang menjadi semakin rendah. Daya beli uang menjadi
rendah. Karena sebagian masyarakat tidak memegang uang tunai, sebagian
pertukaran cenderung dilakukan dengan cara barter. Hal ini membuat produsen
tidak bersemangat memproduksi sebab hasil produksi akan kurang laku, dan
akibat selanjutnya hasil produksi pun turun. Inflasi berpengaruh terhadap
bentuk penanaman modal, investasi. Pada masa inflasi terjadi, para pemilik
modal atau investor lebih suka menanamkan modalnya dalam bentuk
pembelian harta-harta tetap seperti tanah dan rumah serta benda-benda
berharga lain seperti emas dan mutiara. Pada masa inflasi ini, nilai barang akan
terus naik atau semakin mahal, sedangkan nilai uang atau daya beli uang akan
semakin turun. Oleh karena itu, pada masa inflasi para pemilik modal akan
berusaha menyelamatkan uang merekadengan cara membeli harta-harta tetap
dan benda-benda berharga lainnya.
17

2. Pengaruh Inflasi terhadap Perdagangan Internasional

Jika di dalam negeri terjadi inflasi, harga produk dalam negeri akan lebih
mahal dibandingkan produk dari luar negeri. Keadaan ini akan
menyebabkanproduk domestik akan lebih sulit bersaing dengan produk-produk

impor. Akibatnya, nilai ekspor akan lebih kecil daripada nilai impor, sehingga
neraca perdagangan mengalami defisit, dan defisit ini dapat menghabiskan
cadangan devisa negara.

3. Pengaruh Inflasi terhadap Pendapatan Masyarakat


Untuk masyarakat yang berpendapatan tetap, terjadinya inflasi sangat
merugikan karena pendapatan riil menurun. Sedangkan bagi masyarakat yang
berpendapatan tidak tetap, inflasi bisa sangat merugikan atau bisa juga tidak
merugikan. Untuk masyarakat yang berpendapatan rendah dan tidak tetap, inflasi
jelas sangat merugikan mereka.Sedangkan untuk masyarakat yang berpendapatan
cukup tinggi dan tidak tetap seperti para pengusaha besar, inflasi dianggap tidak
terlalu merugikan. Terutama jika pendapatan pada masa inflasi mengalami
kenaikan yang persentasenya lebih besar dibandingkan persentase kenaikan inflasi.

2.5 Kegiatan Ekonomi


Kegiatan ekonomi meliputi tiga macam yaitu produksi, distribusi, dan
konsumsi.
1. Produksi
Produksi merupakan kegiatan menghasilkan alat pemuas sehingga lebih
bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Alat pemuas yang dimaksud dapat berupa
barang ataupun jasa
a. Produksi barang
Produksi barang terbagi menjadi dua jenis yakni pertama, produksi barang
konsumsi. Produksi ini adalah sebuah kegiatan menciptakan barang yang siap untuk
dikonsumsi. Kedua, produksi barang modal. Produksi yang digunakan untuk
menghasilkan barang berikutnya.
18

b. Produksi jasa
Produksi jasa juga dibagi menjadi dua jenis yakni pertama, produksi jasa
langsung. Produksi jasa langsung merupakan produksi yang dapat memenuhi
kebutuhan dan jasa secara langsung. Kedua, produksi jasa tidak langsung. Produksi
ini merupakan produksi jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan jasa secara tidak
langsung.
2. Distribusi
Distribusi adalah kegiatan penyaluran barang dari produsen ke tangan
konsumen. Adapun tujuan manusia menjalankan kegiatan distribusi, antara lain (1)
berguna untuk pemerataan pemenuhan kebutuhan masyarakat seluruh daerah, (2)
menjaga kesinambungan kegiatan produksi, (3) menjaga keeksistensian perusahan
itu sendiri.
Setiap perusahaan memiliki cara tersendiri dalam memasarkan/
mendistribusikan barang/ jasa kepada konsumen, ada perusahan yang
menggunakan distribusi secara langsung dan terdapat juga yang menjalankan secara
tidak langsung.
3. Konsumsi
Konsumsi adalah kegiatan memakai/menggunakan alat pemuas untuk
memenuhi kebutuhan.Masyarakat yang melakukan produksi disebut produsen,
pelaku distribusi disebut distributor, dan yang melakukan kegiatan konsumsi
disebut konsumen. Produsen maupun distributor melakukan kegiatannya atas
dorongan oleh keinginnannya untuk memperoleh penghasilan/keuntungan,
keinginan untuk mengembangkan kemampuan melakukan kegiatan tersebut.
Konsumen melakukan kegiatan konsumsi di dorong oleh keinginannya untuk
memuaskan kebutuhannya.
Kebutuhan manusia terus menunjukkan perkembangan, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Perkembangan konsumsi masyarakat ini tentunya
juga harus diimbangi dengan perkembangan di bidang produksi maupun distribusi.
Perkembangan di bidang produksi dapat dilihat dengan semakin majunya
teknologi di bidang industri, pertambangan, maupun pertanian. Kemajuan
teknologi di bidang produksi dapat menghasilkan alat pemuas (barang atau jasa)
yang sesuai dengan tuntutan perkembangan konsumsi masyarakat. Perkembangan
19

di bidang industri terlihat dengan semakin banyaknya lembaga-lembaga distribusi


yang menjamin barang sampai ke tangan konsumsen dengan cepat dan selamat
sehingga memperlancar kegiatan ekonomi masyarakat.
Kemajuan dalam kegiatan ekonomi dapat membantu memecahkan masalah
ekonomi yaitu, masalah pemenuhan kebutuhan manusia.
20

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Peranan Uang Dalam Kegiatan Ekonomi


Sejak ratusan tahun yang lalu, masyarakat telah menyadari bahwa uang
sangat penting peranannya dalam melancarkan kegiatan perdagangan. Tanpa uang
kegiatan perdagangan menjadi sangat terbatas dan pengkhususan tidak dapat
berkembang. Keadaan seperti ini akan membatasi perkembangan ekonomi yang
dapat dicapai. Peranan uang yang sangat penting ini dapat dengan nyata dilihat
dengan memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi pada saat perdagangan
dijalankan secara barter. Dari kesulitan-kesulitan yang timbul sebagai akibat dari
barter maka uang diciptakan dalam perekonomian dengan tujuan untuk
melancarkan kegiatan tukar menukar dan perdagangan. Oleh karena itu uang selalu
didefinisikan sebagai: benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat
perantaraan untuk mengadakan tukar menukar atau perdagangan. Yang
dimaksudkan dengan kata "disetujui" dalam definisi ini adalah terdapat kata sepakat
di antara anggota-anggota masyarakat.Pertukaran berarti penyerahan suatu
komoditi sebagai alat penukar komoditi lain. Bisa juga berarti pertukaran dari satu
komoditi dengan komoditi lainnya, atau satu komoditi ditukar dengan uang, ada juga
perdagangan secara komersial yang mencakup penyerahan satu barang untuk
memperoleh barang lain, yang disebut saling tukar menukar. Jadi terjadi tawar
menawar dua barang dimana yang satu diberikan sebagai bahan penukar untuk
barang lain.
Peranan dan keterkaitan yang erat antara uang dengan kegiatan suatu
perekonomian dapat dianggap sebagai suatu hal yang bersifat alami karena semua
kegiatan perekonomian modern, misalnya produksi, investasi, dan konsumsi, selalu
melibatkan uang. Bahkan dalam perkembangannya uang tidak hanya digunakan
untuk mempermudah transaksi perdagangan di pasar barang namun
uang itusendirijuga menjadi suatu komoditas yang dapat diperdagangkan di
pasar uang. Dengan kondisi tersebut,sangatlah sulit dibayangkan apabila tidak
ada benda yang namanya uang.
21

Perkembangan kegiatan suatu perekonomian pada dasarnya dapat dilihat


dari dua sektor yang saling berkaitan, yaitu sektor riil (barang dan jasa) dan sektor
moneter (uang). Sektor riil dan sektor moneter tidak hanya berkaitan erat, kedua
sektor tersebut seperti dua sisi mata uang yang sisi yang satu tidak dapat
dipisahkan dengan sisi yang lain.
Selain itu, peranan uang memungkinkan terlaksananya pembagian kerja
yang lebih sempurna seperti yang kita temui sekarang ini. Dalam masyarakat maju,
hampir tidak ada seseorang yang menghasilkan suatu barang sejak proses produksi
yang pertama hingga menjadi barang jadi. Tiap tahap proses produksi dikerjakan
oleh orang atau bagian khusus. Pembagian kerja seperti itu akan mempermudah
pekerjaan dan melipat gandakan hasil produksi. Adanya uang, yang berfungsi
sebagai alat perantaraan untuk tukar menukar mempermudah terselenggaranya
pembagian kerja. Terbukti, uang sangat berperan dalam proses terciptanya
spesialisasi pekerjaan. Jadi, peranan uang dalam perekonomian terutama dalam
produksi dan pertukaran atau konsumsi masyarakat.

3.2 Kendala yang ditimbulkan dari Inflasi


1. Efek terhadap Pendapatan (Equity Effect)
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi
ada pula yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Seseorang yang memperoleh
pendapatan tetap akan dirugikan oleh adanya inflasi, demikian juga orang yang
menumpuk kekayaannya dalam bentuk uang kas. Sebaliknya pihak-pihak yang
mendapat keuntungan dengan adanya inflasi adalah mereka yang memperoleh
kenaikan pendapatan dengan persentasi yang lebih besar dari laju inflasi, atau
mereka yang mempunyai kekayaan bukan uang dimana nilainya naik dengan
persentasi lebih besar dari pada laju inflasi. Dengan demikian inflasi dapat
menyebabkan terjadinya perubahan dalam pola pembagian pendapatan dan
kekayaan masyarakat.
2. Efek terhadap Efisiensi (Efficiency Effects)
Inflasi dapat juga merubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan
ini dapa terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang
22

kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang


tertentu. Sehingga megakibatkan alokasi faktor produksi menjadi tidak efisien.
3. Efek terhadap Output (Output Effects)
Dalam menganalisis kedua efek diatas (equity dan eficiency effects)
digunakan suatu anggapan bahwa output tetap. Hal ini dilakukan supaya dapat
diketahui effek inflasi terhadap distribusi pendapatan dan efisiensi dari jumlah
output tertentu tersebut.

3.3 Pengendalian dan Solusi dalam Mengatasi Inflasi


Untuk mengatasi terjadinya Inflasi, bisa dilakukan kebijakan uang ketat
meliputi :
1. Peningkatan tingkat suku bunga
2. Penjualan surat berharga
3. Peningkatan cadangan Kas
4. Pengetatan pemberian kredit
Dalam pemulihan makro ekonomi, tim ekonomi pemerintah harus mampu
menciptakan kestabilan makro ekonomi, dengan menekan inflation rate menjadi
single digit, sekitar 8%. Makro ekonomi yang menyangkut tiga komponen yaitu
interest rate, inflation rate, dan exchange rate, yang semuanya saling tergantung
dan saling mempengaruhi satu sama lain. Di sisi lain, dengan diturunkannya BI rate,
hal tersebut berpengaruh pada turunnya suku bunga perbankan dan akan
mendorong investor menanamkan investasi lebih banyak. Aktivitas perekonomian
terus berputar. Dengan demikian akan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah
yang besar secara bertahap, sehingga pendapatan masyarakat akan ikut naik. Dalam
rangka menungkatkan iklim investasi secara nasional guna menanggulangi dan
meningkatkan di sektor riil.
Kebijakan yang dapat dilakukan dalam mengendalikan dan mengatasi
inflasi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan ini adalah kebijakan yang berasal dari bank sentral dalam
mengatur jumlah uang yang beredar melalui instrumen-instrumen moneter yang
dimiliki oleh bank sentral. Melalui instrumen ini diharapkan peredaran uang dapat
23

diatur dan inflasi dapat di kendalikan sesuai dengan yang telah ditargetkan
sebelumnya. Kebijakan moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut ini.
a. Politik Diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk
memengaruhperedaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat
bunga. Dengan menaikkan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di
masyarakat akan berkurang karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya
di bank daripada menjalankan investasi.
b. Politik Pasar Terbuka (open market policy) dijalankan dengan membeli dan
menjual surat-surat berharga. Dengan menjual surat-surat berharga diharapkan
uang akan tersedot dari masyarakat.
c. Politik Persediaan Kas (cash ratio policy) adalah politik Bank Sentral untuk
memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan persentase
persediaan kas dari bank. Dengan dinaikkannya persentase persediaan kas,
diharapkan jumlah kredit akan berkurang.
d. Pengawasan kredit secara selektif adalah kebijakan Bank sentral untuk
memberikan kredit secara selektif untuk membatasi uang yang beredar di
masyarakat.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berhubungan dengan finansial
pemerintah. Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui instrumen berikut ini:
a. Pengaturan Pengeluaran Pemerintah (APBN) sehingga pengeluaran keseluruhan
dalam perekonomian bisa dikendalikan. Pemerintah tidak akan menambah
pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.
b. Menaikkan Pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah
konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak, dan juga
akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh
pada daya beli masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang
dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang.
24

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Pengaruh uang pada kegiatan ekonomi tentu sangat besar karena uang adalah
sesuatu benda yang diterima dan digunakan secara umum sebagai alat yang
memudahkan proses transaksi dalam memenuhi kebutuhan manusia berupa barang
dan jasa.Sehingga secara tidak langsung juga dapat dikatakan bahwa kebutuhan
yang paling mendasar dalam kegiatan ekonomi adalah uang. Jadi, pengaruh dan
fungsi uang ialah dapat memperlancar proses produksi, distribusi, dan konsumsi.

2. Defisit APBN; peningkatan cadangan devisa; pembenahan sektor pertanian


khususnya pada sub sektor pangan; pembenahan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi posisi penawaran agregat merupakan hal-hal yang perlu
mendapatkan penanganan yang serius untuk dapat menekan inflasi ke tingkat yang
serendah mungkin di Indonesia, disamping tentunya pengelolaan tepat dan
pembenahan di sektor moneter.

3. Cara Mengatasi Inflasi; untuk mengatasi terjadinya Inflasi, bisa dilakukan


kebijakan uang ketat meliputi peningkatan tingkat suku bunga, penjualan surat
berharga, peningkatan cadangan kas, dan pengetatan pemberian kredit.
25

DAFTAR PUSTAKA

https://sumiyem2012.files.wordpress.com/2015/05/teori-inflasi.pdf

http://chudnaa.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-peranan-dan-fungsi-uang.html

www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx

http://heranoviyanth.blogspot.co.id/2012/09/makalah-inflasi.html

http://www.pusatmakalah.com/2015/02/makalah-inflasi-di-indonesia.html

http://makalahmakrogw.blogspot.co.id/2011/06/pengaruh-inflasi-terhadap-
perekonomian.html

https://raahmaad.wordpress.com/2015/03/10/siklus-perputaran-uang-dalam-suatu-
negara/
26

LAMPIRAN

1. Lampiran I

LAPORAN INFLASI (Indeks Harga Konsumen)


Berdasarkan perhitungan inflasi tahunan

Bulan Tahun Tingkat Inflasi


Agustus 2016 2.79 %
Juli 2016 3.21 %
Juni 2016 3.45 %
Mei 2016 3.33 %
April 2016 3.60 %
Maret 2016 4.45 %
Februari 2016 4.42 %
Januari 2016 4.14 %
Desember 2015 3.35 %
Nopember 2015 4.89 %
Oktober 2015 6.25 %
September 2015 6.83 %
Agustus 2015 7.18 %
Juli 2015 7.26 %
Juni 2015 7.26 %
Mei 2015 7.15 %
April 2015 6.79 %
Maret 2015 6.38 %
Februari 2015 6.29 %
Januari 2015 6.96 %
27

2. Lampiran 2

Siklus Arus Uang dan Arus Barang dalam Kegiatan Ekonomi

Você também pode gostar