Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DISUSUN OLEH :
ANWAR YA’QUB 12-151144
ILHAM DICARDO 12-151151
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...........................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................6
1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Uang..........................................................................................7
2.2 Fungsi Uang dalam Kegiatan Ekonomi......................................................9
2.3 Pengertian Inflasi......................................................................................12
2.4 Pengaruh Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi...................................15
2.5 Kegiatan Ekonomi....................................................................................17
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Peranan Uang dalam Kegiatan Ekonomi..................................................20
3.2 Kendala yang ditimbulkan dari Inflasi......................................................21
3.3 Pengendalian dan Solusi dalam Mengatasi Inflasi....................................22
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...............................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
LAMPIRAN...........................................................................................................26
3
BAB I
PENDAHULUAN
berkuasa serta otoritas moneter. Lebih dari itu, ada kecenderungan inflasi
dipandang sebagai permasalahan yang senantiasa akan terjadi . Hal ini tercermin
dari kebijakan otoritas moneter dalam menjaga tingkat inflasi. Setiap tahunnya
otoritas moneter senantiasa menargetkan bahwa angka atau tingkat inflasi harus
diturunkan menjadi satu digit atau inflasi moderat.
Inflasi sering kali berbentuk kenaikan harga secara gradual daripada ledakan
kekacauan ekonomi. Semua mata uang negara baik dinar di negara-negara Arab,
mata uang negara Inggris, Amerika, Eropa dan lainnya pasti mengalami inflasi.
Namun inflasi yang terjadi antar negara tidak selalu sama. Banyak faktor yang
menyebabkan terjadinya inflasi, misalnya adanya penurunan produksi pertanian,
industri, pajak berlebihan, depopulasi, manipulasi pasara, high labor cost,
pengangguran, kemewahan yang berlebihan, perang yang berkepanjangan,
embargo, pemogokan kerja, dan lainnya.
Pada saat tingkat harga secara umum naik, pembeli harus mengeluarkan
lebih banyak uang untuk jumlah barang dan jasa yang sama. Jika konsumen tidak
dapat menemukan uang lebih untuk membeli barang demi mempertahankan tingkat
pembelanjaannya, mereka akan membatasi pembelian dengan membeli lebih
sedikit yang kemudian pada akhirnya akan membatasi kemampuan penjual untuk
menaikkan harga. Kaum monetaris berpedapat bahwa revolusi harga tidak akan
terjadi jika tidak dibantu oleh kenaikan penawaran uang yang berasal dari bullion
emas dan perak yang diproduksi oleh ‘New World’ (Amerika , Australia, dan
Afrika Selatan) yang walaupun banyak juga emas dan perak akhirnya ditumpuk
oleh pribadi/ institusi sehingga keluar dari sirkulasi, ataupun jadi perhiasan dan
ornamen-ornamen untuk bangunan istana dan katedral serta banyak juga emas yang
dibawa ke Asia dan tidak pernah kembali. Inflasi dapat terjadi di manapun, terhadap
mata uang apapun dan pada periode kapanpun.
proyeksi arah pergerakan ekonomi kedepan. Hal ini didasrakan pada pertimbangan
bahwa terdapat ketidak sejalanan (trade-off) antara pencapaian inflasi yang rendah
dengan keinginan untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Dalam
kaitan ini, Bank Indonesia tidak ingin menargetkan inflasi yang terlalu rendah
karena dapat menghambat pemulihan ekonomi nasional. Untuk ini dengan
menggunakan model-model makroekonomi yang dikembangkan, Bank Indonesia
menganalisis dan memproyeksi beberapa laju pertumbuhan ekonomi kedepannya,
dengan berbagai komponen-komponennya dan komposisinya yang didorong oleh
sisi permintaan dan dari sisi penawaran. Dengan cara ini, dapat diukur
kecenderungan terjadinya kesengajaan antara besarnya permintaan dengan
penawaran agregat (yang diukur dengan output potensial), atau yang sering disebut
output gap ‘kesenjangan output’. Besarnya output gap inilah yang diperkirakan
akan menentukan besarnya tekanan terhadap inflasi kedepannya.
1.3 Tujuan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut
sebagai fungsi turunan atau fungsi sekunder. Fungsi turunan atau fungsi
sekunder itu antara lain:
3. Fungsi Dinamis
1. Jenis-Jenis Inflasi
a. Jenis Inflasi menurut Sifatnya
Inflasi dibagi kedalam tiga kategori, yakni: merayap (creeping
inflation), inflasi menengah (galloping inflation), dan inflasi tinggi (hyper
inflation). Sebenarnya pembagian kedalam tiga kategori tidak ada standar
yang pasti. Biasanya creeping inflation ditandai dengan laju inflasi yang
rendah (kurang dari 10% per tahun). Inflasi menengah (galloping inflation)
ditandai dengan harga yang cukup besar (biasanya double digit atau bahkan
triple digit). Dan kadang kala berjalan dalam waktu yang relatif pendek
serta mempunyai sifat akselerasi. Inflasi tinggi (hyper inflation) merupakan
inflasi yang paling parah akibatnya. Harga-harga naik sampai lima atau
enam kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang.
14
Nilai uang merosot dengan tajam sehingga ingin ditukarkan dengan barang.
Perputaran uang semakin cepat, harga naik secara akselerasi. Biasaya
keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja
(misalnya ditimbulkan oleh adanya perang) yang dibelanjai atau ditutup
dengan mencetak uang.
Jika di dalam negeri terjadi inflasi, harga produk dalam negeri akan lebih
mahal dibandingkan produk dari luar negeri. Keadaan ini akan
menyebabkanproduk domestik akan lebih sulit bersaing dengan produk-produk
impor. Akibatnya, nilai ekspor akan lebih kecil daripada nilai impor, sehingga
neraca perdagangan mengalami defisit, dan defisit ini dapat menghabiskan
cadangan devisa negara.
b. Produksi jasa
Produksi jasa juga dibagi menjadi dua jenis yakni pertama, produksi jasa
langsung. Produksi jasa langsung merupakan produksi yang dapat memenuhi
kebutuhan dan jasa secara langsung. Kedua, produksi jasa tidak langsung. Produksi
ini merupakan produksi jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan jasa secara tidak
langsung.
2. Distribusi
Distribusi adalah kegiatan penyaluran barang dari produsen ke tangan
konsumen. Adapun tujuan manusia menjalankan kegiatan distribusi, antara lain (1)
berguna untuk pemerataan pemenuhan kebutuhan masyarakat seluruh daerah, (2)
menjaga kesinambungan kegiatan produksi, (3) menjaga keeksistensian perusahan
itu sendiri.
Setiap perusahaan memiliki cara tersendiri dalam memasarkan/
mendistribusikan barang/ jasa kepada konsumen, ada perusahan yang
menggunakan distribusi secara langsung dan terdapat juga yang menjalankan secara
tidak langsung.
3. Konsumsi
Konsumsi adalah kegiatan memakai/menggunakan alat pemuas untuk
memenuhi kebutuhan.Masyarakat yang melakukan produksi disebut produsen,
pelaku distribusi disebut distributor, dan yang melakukan kegiatan konsumsi
disebut konsumen. Produsen maupun distributor melakukan kegiatannya atas
dorongan oleh keinginnannya untuk memperoleh penghasilan/keuntungan,
keinginan untuk mengembangkan kemampuan melakukan kegiatan tersebut.
Konsumen melakukan kegiatan konsumsi di dorong oleh keinginannya untuk
memuaskan kebutuhannya.
Kebutuhan manusia terus menunjukkan perkembangan, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Perkembangan konsumsi masyarakat ini tentunya
juga harus diimbangi dengan perkembangan di bidang produksi maupun distribusi.
Perkembangan di bidang produksi dapat dilihat dengan semakin majunya
teknologi di bidang industri, pertambangan, maupun pertanian. Kemajuan
teknologi di bidang produksi dapat menghasilkan alat pemuas (barang atau jasa)
yang sesuai dengan tuntutan perkembangan konsumsi masyarakat. Perkembangan
19
BAB III
PEMBAHASAN
diatur dan inflasi dapat di kendalikan sesuai dengan yang telah ditargetkan
sebelumnya. Kebijakan moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut ini.
a. Politik Diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk
memengaruhperedaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat
bunga. Dengan menaikkan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di
masyarakat akan berkurang karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya
di bank daripada menjalankan investasi.
b. Politik Pasar Terbuka (open market policy) dijalankan dengan membeli dan
menjual surat-surat berharga. Dengan menjual surat-surat berharga diharapkan
uang akan tersedot dari masyarakat.
c. Politik Persediaan Kas (cash ratio policy) adalah politik Bank Sentral untuk
memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan persentase
persediaan kas dari bank. Dengan dinaikkannya persentase persediaan kas,
diharapkan jumlah kredit akan berkurang.
d. Pengawasan kredit secara selektif adalah kebijakan Bank sentral untuk
memberikan kredit secara selektif untuk membatasi uang yang beredar di
masyarakat.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berhubungan dengan finansial
pemerintah. Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui instrumen berikut ini:
a. Pengaturan Pengeluaran Pemerintah (APBN) sehingga pengeluaran keseluruhan
dalam perekonomian bisa dikendalikan. Pemerintah tidak akan menambah
pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.
b. Menaikkan Pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah
konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak, dan juga
akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh
pada daya beli masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang
dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang.
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pengaruh uang pada kegiatan ekonomi tentu sangat besar karena uang adalah
sesuatu benda yang diterima dan digunakan secara umum sebagai alat yang
memudahkan proses transaksi dalam memenuhi kebutuhan manusia berupa barang
dan jasa.Sehingga secara tidak langsung juga dapat dikatakan bahwa kebutuhan
yang paling mendasar dalam kegiatan ekonomi adalah uang. Jadi, pengaruh dan
fungsi uang ialah dapat memperlancar proses produksi, distribusi, dan konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
https://sumiyem2012.files.wordpress.com/2015/05/teori-inflasi.pdf
http://chudnaa.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-peranan-dan-fungsi-uang.html
www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx
http://heranoviyanth.blogspot.co.id/2012/09/makalah-inflasi.html
http://www.pusatmakalah.com/2015/02/makalah-inflasi-di-indonesia.html
http://makalahmakrogw.blogspot.co.id/2011/06/pengaruh-inflasi-terhadap-
perekonomian.html
https://raahmaad.wordpress.com/2015/03/10/siklus-perputaran-uang-dalam-suatu-
negara/
26
LAMPIRAN
1. Lampiran I
2. Lampiran 2