Você está na página 1de 41

Anak Usia Pra-sekolah

Masa pra sekolah berada pada usia 3 sampai 5 tahun. Anak akan memperhalus penguasaan tubuhnya
dan menanti dimulainya pendidikan formal.Ini merupakan masa yang penting bagi orang tua karena
anak dapat membagi pikirannya dan berinteraksi dengan lebih efektif. Perkembangan fisik terjadi lebih
lambat dibanding kognitif dan psikososial.

Perubahan Fisik

Beberapa aspek perkembangan fisik masih terus berjalan pada masa pra-sekolah. Anak bertambah
berat badan sekitar 2,5 kg per tahun;berat badan rerata pada usia 3 tahun adalah 16 kg, usia 4 tahun
18,5, dan 5 tahun 20 kg. Anak usia pra-sekolah tumbuh sebanyak 2,4 sampai 3 inchi per tahun,
mencapai dua kali berat badan lahir pada usia 4 tahun, dan memiliki tinggi badan 43 inchi pada usia 5
tahun. Pemanjangan kaki menyebabkan tampilan anak yang lebih ramping. Anak laki-laki berukuran
lebih besar denganotot yang lebih banyak dan lemak yang lebih sedikit.Sebagian besar anak telah dapat
buang air sendiri pada usia pra-sekolah (Hockenberry dan Wilson, 2007)

Koordinasi otot besar dan halus akan meningkat.Anak usia pra-sekolah dapat berlari,menaiki dan
menuruni tangga dengan mudah serta belajar melompat. Pada usia 5 tahun mereka dapat melompat
dengan berganti kaki, melakukan lompatan tali, dan mulai berenang. Ketermpilan motoric halus
berperan pada kegiatan sekolah. Anak akan belajar meniru gambar garis dan kotak.Bentuk segitiga dan
belah ketupat dapat digambar pada usia 5 sampai 6 tahun. Latihan menulis dan menggambar
membantu pembentukan keterampilan otot halus dan koordinasi mata-tangan yang dibutuhkan untuk
menulis huruf dan angka.

Anak membutuhkan kesempatan belajar dan latihan ketrampilan fisik baru. Pelayanan keperaatan
mengamati ketersediaan kesempatan ini. Walaupun nakyang menderita penyakit akut sebaiknya
beristirahat dari kegiatan harian, anak dengan penyakit kronik membutuhakan pajanan terus-menerus
terhadap kesempatan perkembangan. Para orang tua dan perawat memberikan kesempatan ini ke
dalam kegiatan harian anak sesuai kemampuan, kebutuhan, dan tenaga anak.

Perubahan Kognitif

Pematangan otak mengalami pertumbuhan tercepat pada area lobus frontalis yang berfungsi dalam
perencanaan dan penyusunan kegiatan baru dan mempertahankan perhatian terhadap tugas. Pada scan
otak telah diperlihatkan adanya perubahan pola otak antara usia 3-15 tahun (Santrock,2007).

Anak usia pra-sekolah dapat berpikir secara lebih kompleks dengan mengategorikan objek berdasarkan
ukuran, warna, atau dengan pertanyaan. Mereka mengalami peningkatan interaksi social, misalnya pada
seorang anak yang berusia lima tahun yang memberikan perban terhadap temannya yang luka. Anak
menjadi sadar terhadap adanyahubungan kausa-dan-efek seperti pada pernyataan,”Matahari tenggelam
karena oran-orang sudah ingin tidur”.Mereka juga dapat berpikir dal konteks waktu dan tempat,
misalnya seorang anak yang dirawat di rumah sakit berpikir, “ Saya semalam menangis, oleh karena itu
saya disuntik oleh perawat”. Pada usia 5 tahun, anak belajar menggunakan aturan tertentu untuk
memahami penyebab. Mereka akan memulai penjelasan dari halumum ke hal khusus . Proses ini akan
membentuk dasar pemikiran logis. Anak akan berpikir, “ Saya disuntik dua kali sehari, oleh karena itu
saya disuntik pada malam sebelumnya “. Pada masa ini anak menganggap benda mati memiliki
kehidupan dan mampu melakukan tindakan, seperti komentar “ Pohon akan menangis jika dahannya
patah”.

Anak usia pra-sekolah memiliki pengetahuan yang berkaitan erat dengan pengalamannya yang konkret.
Begitu juga dengan fantasi yang dimilikinya. Gabungan fantasi dan pengetahuan terbut dapat
menimbulkan rasa takut yang kadang dianggap oleh orang dewasa sebagai kebohongan. Dalam hal ini,
anak hanya akan menyajikan kenyataan berdasarkan perspektifnya. Pada usia ini, anak menganggap
bahwa suatu hukuman merupakan akibat dari suatu perbuatan dan belum menyadari sumber yang
sebenarnya , yaitu masyarakat social.

Rasa takut terbesar terletak pada bahaya terhadap tubuh yang dap dilihat pada ketakutan anak
terhadapkegelapan, hewan , guntur, dan staf medis. Ketakutan ini akan mengganggu kesediaan mereka
untuk menerima intervensi keperawatan seperti pengukuran tekanan darah orang tua mereka atau
mereka diperbolehkan untuk memenipulasi perlengkapan perawat.

Perkembangan Moral. Perkembangan moral pada anak usia pra-sekolah bertambah dengan pengertian
tingakah laku yang dianggap salah atau benar menurut masyarakat. Anak juga memiliki motivasi untuk
menghindari hukuman atau memperoleh hadiah. Perbedaan utama perkembangan moral pada usia pra-
sekolah dengan balita adalah kemampuan anak usia pra-sekolah untuk mengidentifikasi tingkah laku
yang akan menghasilkan hadiah ataupun hukuman dan mampu membedakannya sebagai benar dan
salah.

Bahasa. Pada usia 6 tahun anak akan memiliki perbendaharaan 8.000-14.000 kata yang mencangkup
kata benda, warna, dan kata-kata untuk mengekspresikan keinginan dan kemarahannya. Bahasa yang
digunakan menjadi lebih social dan pertanyaan merambah kepada “Mengapa?” untuk menambah
informasi. Kata-kata homofon dapat menimbulkan kebingungan bagi mereka. Hindari kata-kata
homofon saat mempersiapkan anak untuk prosedur dan amati kemampuan penjelasan oleh mereka.

Perubahan Psikologi

Dunia pra-sekolah akan mengenalkan anak kepada lingkungan di luar keluarga. Mereka akan bertemu
dengan anak lainnya dan orang dewasa. Rasaa ingin tahu akan menyebabkan mereka menjelajahi
lingkungan dengan aktif membangun ketrampilan baru, dan menjalin persahabatan baru. Anak pra-
sekolah memiliki banyak energi yang memungkinkan mereka melakukan banyak aktivitas. Rasa bersalah
akan timbul jika mereka merasa telah melangkahi batas kemampuannya dan jika merasa telah
bertingkah laku salah. Para anak yang menginginkan saudaranya meninggal saat marah akan merasa
bersalah jika saudaranya tersebut jatuh sakit. Mereka harus mengetahui fakta bahwa rasa “ingin”
tersebut tidak akan membuat keinginannya terjadi. Erickson (1963) menyarankan agar orang tua
membantu anak mencapai keseimbangan antara inisiatif dan rasa bersalah dengan cara mengizinkan
mereka melakukan berbagai kegiatan sendiri sambil menetapkan batasan yang tegas dan memberikan
petunjuk.
Sumber rasa stres pada anak pra-sekolah dapat berupa perubahan pada pengasuhan, memulai sekolah,
kelahiran saudara kandung, masalah pernikahan orang tua, perpindahan ke rumah baru, atau penyakit.
Pada masa ini, mereka dapat melakukan hal seperti mengompol atau menghisap ibu jari dan
menginginkan orangtua untuk memberi makan, memakai baju, dan memeluk mereka. Tingkah laku
ketergantungan ini dapat membingungkan dan menimbulkan rasa malu pada orang tua. Kepastian dari
perawatan bahwa ini merupakan tingkah laku adaptasi yang normal akan membuat orang tua lebih lega.
Sediakan pengalaman dapat dikuasai oleh anak tersebut . Keberhasilan akan membantu mereka kembali
ke tingakat fungsi mandirinya. Seiring perkembangan kemampuan berbahasa, dorong anak untuk
membicarakan perasaannya. Permainan merupakan carayang sangat terbaik bagi anak pra-sekolah
untuk menyalurkan rasa frustasi dan marah.Cara ini dapat diterima secara social.

Permainan. Anak-anak yang bermain bersama akan melakukan aktivitas yang identic. Di sini tidak
terdapat pemisahan ataupun aturan permainan. Sebagian besar anak berusia tiga tahun dapat bermain
bersama secara kooperati dimana mereka membuat sesuatu atau memainkan peran tertentu seperti ibu
dan anak. Pada usia 4 tahun, anak bermain dalam kelompok yang berisikan dua atau tiga orang anak,
dan pada usia 5 tahun kelompok tersebut memiliki pemimpin sementara untuk setiap kegiatannya.

Perminan ‘pura-pura’ membantu anak untuk memahami sudut pandang orang lain, membangun
ketrampilan memecahkan masalah social, dan menjadi lebih kreatif. Mereka dapat memiliki teman
khayalan. Teman khayalan memiliki manfaat, yaitu menemani anak saat ia merasa kesepian. Teman
khayalan merupakan tanda yang sehat dan memungkinkan anak membedakan kenyataan dan fantasi.

Televisi, video, permainan elektronik, dan program komputer juga membantu perkembangan
ketrampilan dasar, namun ini hanyalah merupakan bagian dari keseluruhan aktivitas permainan anak.
American Academy of Pediatrics menyarankan orang tua untuk menjadwalkan waktu terbatas untuk
menonton televise agar anak melakukan kegiatan lai seperti membaca, aktivitas fisik, dan bersosialisasi
dengan orang lain.

Risiko Kesehatan

Pada usia pra-sekolah, risiko kecelakaan jatuh menjadi lebih kecil dengan semakin tingginya
kemampuanmotorik anak.Pedoman pencegahan cedera pada batita juga diterapkan pada anak pra-
sekolah. Anak harus mempelajari keamanan di rumahnya dan orang tua harus memonitor ketat kegiatan
anak. Edukasi anak dan keluarganya akan memfasilitasi tujuan Health People 2010. Anak pada usia ini
merupakan peniru yang baik sehingga dibutuhkan penyajian contohyang baik oleh orang tua.
Penggunaan helm saat bersepeda akan menjadi contoh bagi anak pra-sekolah.

Masalah Kesehatan

Mesih sedikit penelitian yang mengamati persepsi anak usia pra-sekolah tentang kesehatan dirinya.
Kepercayaan orang tua tentang kesehatan, sensai tubuh anak, dan kmapuan mereka melakukan
kegiatan harian. Anak usia pra- sekolah umumnya dapat melakukan sendiri kegiatan mencuci,
berpakaian, dan makan. Perubahan terhadap kemandirian ini akan memengaruhi perasaan mereka
tentang kesehatannya.
Nutrisi. Nutrisi yang dibutuhkan anak usia pra-sekolah hamper sama dengan anak usia bawah tiga
tahun(batita). Masukan harian berkisar 1.800 kalori. Orang tua sering mengkhawatirkan jumlah
makanan yang dikonsumsi anak, padahal kualitas makanan lebih berperan disbanding kuantitas. Anak
usia pra-sekolah mengkonsumsi sekitar setengah kuantitas konsumsi individu dewasa. Anak berusia 4
tahun biasanya suka memilih makanan, sedangkan pada anak usia 5 tahun lebih tertarik mencoba
makanan baru. Sarankan orang tua untuk menggunakan My Pyramid for Children dan mencatat
masukan makanan harian dalam satu minggu sehingga orang tua dapat menilai diet sang anak.

Tidur. Anak usia pra-sekolah tidur sekitar 12 jam padamalam hari dan jarang melakukan tidur siang hari.
Pada masa ini sering terjadi gangguan tidur. Gangguan ini dapat berupa sulit tidur, mimpi buruk, dan
melakukan ritual yang panjang sebelum tidur. Umumnya anak memiliki kegiatan dan stimulasi yang
berlebihan. Membiasakan mereka untuk lebih tenang sebelum tidur akan menghasilkan kebiasaan tidur
yang lebih baik.

Penglihatan. Skrining penglihatan biasanya dimulai pada usia pra-sekolah dan harus dilakukan dengan
interval yang teratur. Pemeriksaan yang terpenting adalah mendeteksi adanya penglihatan yang tidak
binocular atau strabismus. Deteksi dan terapi dini pada strabismus sangat penting pada usia 4 sampai 6
tahun untuk mencegah amblyopia.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Hari/Tanggal : Selasa,03-11-2018

Mahasiswa : Kelompok

A. Data Umum

1. Nama KK : Tn.P

2. Umur : 38 tahun

3. Alamat : Doko

4. Pekerjaan KK : PNS

5. Pendidikan : SMA

6. Komposisi keluarga

a) Istri

1) Nama : Ny. R

2) Umur : 27 tahun

3) Pendidikan : S1

4) Pekerjaan : PNS
b) Anak

No
NamNama Jenis Hubunga Umur Pendidi Status imunisasi Ket
Kela n dgn kan BCG Polio DPT Hepat Camp
min KK itis ak
1. An.R Lk Anak 20 thn SMK      Saat
kandung ini/saat
pengkaji
an anak
dalam
keadaan
sehat

2. An. I Lk Anak 19 thn SMK      Saat


kandung ini/saat
pengkaji
an anak
dalam
keadaan
sehat
    
3. An. Pr Anak 5 thn - Saat
RM kandung ini/saat
pengkaji
an anak
dalam
keadaan
sehat

Genogram
keterangan:

: Laki-laki X : Meniggal : Garis keturunan


: Perempuan : klien : Garis perkawinan

7. Tipe keluarga : Tradisional Nuclear, yaitu terdiri dari bapak, ibu, dan anak (3 orang),

keluarga termasuk dalam keluarga sejahtera tahap 2.

8. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

9. Agama : Islam

10. Status Sosial Ekonomi

a. Penghasilan Keluarga

penghasilan keluarga ± Rp.7.000.000,- perbulan yang didapat dari gaji PNS oleh

Tn.P dan Ny. R.

b. Pemanfaatan Dana Keluarga

Penghasilan keluarga selain untuk membiayai hidup sehari-hari juga untuk

ditabung untuk kebutuhan yang akan datang.

c. Sosial keluarga

Dengan penghasilan yang didapat,kebutuhan keluarga terpenuhi.

11. Aktifitas rekreasi keluarga


Keluarga menjadikan hari minggu sebagai hari santai dan pergi ke kampung nenek

dari Ny.R.

B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini

Keluarga dengan anak prasekolah

2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi

Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.

3. Riwayat Keluarga inti

Dalam keluarga, tidak ada riwayat penyakit menular, menahun dan menurun. Riwayat

kesehatan masing – masing anggota keluarga adalah sebagai berikut:

a) Kepala keluarga

Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan untuk dirawat inap di rumah sakit.

b) Istri

Orang tua ( ibu ) mempunyai riwayat penyakit malaria, tetapi tidak pernah

dirawat di rumah sakit, hanya berobat di puskesmas.

c) Anak R (anak ke I)

Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat dan rawat inap di

Rumah Sakit.

d) Anak I (anak ke 2)

Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat dan rawat inap di

Rumah Sakit.

e) Anak RM (anak ke 3)
Anak R pernah sakit perut dan hanya dirujuk di puskesmas dan dirawat di rumah.

Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat dan rawat inap di

Rumah Sakit.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya

Tn. P mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan . Saat dikaji Tn.P dalam

keadaan sehat.Begitupun dengan Ny.R saat didata dalam keadaan sehat.

An.R saat dilakukan pengkajian dalam keadaan sehat. An I saat dilakukan pengkajian

dalam keadaan sehat. An RM saat dilakukan pengkajian dalam keadaan sehat.

C. Lingkungan

1. Karakteristik rumah

Luas rumah yang ditempati ±30 meter/kubik (lebar , panjang ) terdiri dari ruang tamu,

ruang tengah, ruang keluarga, 4 kamar tidur,dapur, kamar mandi dan WC. Tipe

bangunan adalah permanen. Keadaan lantai terbuat dari plaster, penerangan/cahaya

cukup, sinar matahari masuk melalui jendela dan ventilasi. Sumber air minum yang

digunakan dari sumur. Air yang digunakan untuk air minum juga dari sumur.

Terdapat WC. Status rumah adalah milik pribadi. Ventilasi rumah cukup, atap rumah

terbuat dari genting. Penerangan pada malam hari menggunakan listrik, cara

memasak makanan dan air minum menggunakan kompor. Tempat pembuangan

sampah dikelola oleh desa.


9 7 4 3

8 1

10
6 2 5

erangan Denah :

1. Ruang tamu

2. Ruang tengah

3. Kamar 1

4. Kamar 2

5. Kamar 3

6. Ruang makan

7. Kamar 4 ( ruang shalat keluarga )

8. Dapur

9. Kamar mandi

10. WC

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Tetangga depan dan samping kanan hubungannya baik dengan keluarga Tn.P dan

juga warga dari lingkungan Tn.P akrab kepada tetangga sebelah kanan dan kiri.
3. Mobilitas geografis Keluarga

Keluarga ini tidak pernah berpindah tempat tinggal sejak menikah.Tn.P bekerja dari

pagi sampai jam 16.00 wit sebagai PNS.Sedangkan Ny.R bekerja sebagai PNS dari

jam 08.00 sampai 16.00 wit.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga ini rajin melakukan ibadah sholat, ibu sering mengikuti pengajian. Anaknya

juga rajin mengaji.

5. Sistem pendukung keluarga

Saudara dan khususnya orang tua merupakan pendukung dalam pembentukan

keluarga dan dalam pemecahan masalah.

D. Struktur Keluarga

1. Pola Komunikasi Keluarga

Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan secara diskusi untuk menyelesaikan

masalah anaknya.Namun terkadang Ny.R menegur dengan keras apabila anak R tidak

mau sekolah dan bermain sepeda dijalan.

Bahasa yang digunakan orang tua dalam berkomunikasi kepada anak memakai bahasa

Jawa.

2. Struktur Kekuatan Keluarga

Tn.P bertanggung jawab berperan sebagai kepala keluarga yang harus bertanggung

jawab terhadap keluarga.Ny.R berperan sebagai ibu rumah tangga yang juga

mengurus anak-anaknya.
3. Struktur Peran ( formal/informal)

a) Tn. P

1) Formal

Menjadi kepala keluarga, suami, dan ayah.

2) Informal

Sebagai anggota masyarakat, mencari nafkah dengan pekerjaan menjadi

PNS.

b) Ny. R

1) Formal

Sebagai ibu rumah tangga, istri, dan anak.

2) Informal

Masih aktif menjadi anggota masyarakat dan membantu suami mencari

nafkah sebagai PNS .

c) An. R

1) Formal

Sebagai anak, kakak, dan cucu

2) Informal

Sebagai pekerja lepas.

d) An. I

1) Formal
Sebagai anak, adik, dan cucu.

2) Informal

Sebagai pekerja lepas.

e) An. RM

1) Formal

Sebagai anak,adik,cucu.

2) Informal

Belum ada

4. Nilai dan Norma Keluarga

Nilai dan norma yang berlaku dukeluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang di

anut dan norma yang berlaku dilingkungannya.

E. Fungsi Keluarga

1. Fungsi afektif

Tn.P dan Ny.R selalu memberikan teguran apabila anaknya melakukan kesalahan.

2. Fungsi sosial

Keluarga selalu mengajarkan pada anak cara menghargai orang yang lebih tua dari

dia,seperti cara memanggil kakak, paman, bibi, tante, dan teman sebayanya. Baik di

lingkungan tempat tinggal maupun di sekolah.

3. Fungsi perawatan kesehatan

Orang tua / keluarga selalu membawa anak ke pelayanan kesehatan atau

puskesmas,apabila menderita sakit.

4. Fungsi reproduksi
Keluarga sudah memiliki 3 orang anak. Anak pertama laki-laki berusia 20 tahun,

sedangkan anak kedua laki-laki berusia 19 tahun anak ketiga perempuan berusia 5

tahun. Ny.R mengatakan menggunakan KB,yang awalnya menggunakan KB jenis pil

namun karena tidak cocok diganti dengan KB jenis implant sampai saat ini.

5. Fungsi ekonomi

Menurut pengakuan keluarga, penghasilan saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan

keluarga. Keluarga juga belajar menghemat keuangan karena mempunyai keinginan

untuk bisa memasukkan anaknya les privat.

F. Stress dan Koping Keluarga

1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang

a) Jangka pendek

Orang tua selalu waspada terhadap anaknya yang ketiga karena waktunya

terlalu banyak untuk bermain dan jajan sembarangan.

b) Jangka panjang

Keluarga ingin memasukkan anaknya An RM ke les, tetapi keluarga masih

mengumpulkan biaya.

2. Kemampuan berespon terhadap situasi/stressor

Keluarga selalu berantisipasi khususnya pada kesehatan anaknya, karena takut

penyakit akibat makan makanan sembarangan.

3. Strategi koping yang digunakan

Jika anaknya sakit, orang tua selalu membawa anaknya ke puskesmas. Dan jika ada

masalah dalam keluarga suami dan istri selalu mendiskusikan masalah tanpa

melibatkan anak-anak.
4. Strategi adaptasi disfungsional

Ny. A sering menegur dan melarang anaknya karena anaknya selalu ingin bermain

sepeda di jalan raya.

G. Pemeriksaan Fisik

1 Vital sign

a) Tn. P

TD : 120/70

ND : 89x/m

RR : 20x/m

SB : 37,1

b) Ny. R

TD :120/80

ND :72x/m

RR :20x/m

SB :37,0

c) An. R

TD : 127/80

ND : 85x/m

SB : 36,5

RR : 22x/m

d) An. I
TD : 127/80

ND : 87x/m

SB : 36,5

RR : 22x/m

e) An R

ND : 95x/m

SB : 36,5

RR : 24x/m

2 Head to toe

a) Tn.P (kepala keluarga)

1) Kepala

- Rambut dan kulit kepala

Inspeksi:rambut ikal,kulit bersih

- Mata

Inspeksi:kudua mata simetris,konjungtiva tidak pucat,sclera tidak

icterik.

Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tekanan bola mata tidak tinggi.

- Hidung

Inspeksi:hidung simetris,tidak ada secret,tidak ada korpal,tidak ada

pembesaran polip.

Palpasi:tidak ada nyeri tekan

- Mulut dan faring


Inspeksi:tidak ada stomatis,tidak ada karies gigi,tidak ada gigi

palsu,tidak ada faringitis,lidah tidak kotor.

Palpasi:lidah teraba lunak,tidak ada nyeri tekan.

- Telinga

Inspeksi:kedua telinga simetris,tidak ada korpal.

Palpasi:tidak ada nyeri tekan.

2) Leher

Inspeksi:tidak ada sikatrik,tidak ada nodul

Palpasi:tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.

3) Dada

Inspeksi:bentuk normochest,tidak ada nodul tidak ada sikatrik.

Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tidak ada fraktur pada tilang iga

Perkusi:terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung.

Auskultasi:terdengar vesikuler

4) Abdomen

Inspeksi tidak ada nodul,tidak acites.

Auskultasi:suara peristaltic terdengar

Perkusi:terdengar timpani pada usus,dan redup pada hati dan ginjal.

Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembesaran hati dan limpa.

5) Ekstermitas

Inspeksi:anggota gerak lengkap,tidak ada luka,bekas jahitan,tidak ada

kelainan pada jari tangan dan kaki.

Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tidak ada fraktur.


b) Ny R

1) Kepala

- Rambut dan kulit kepala

Inspeksi:Rambut lurus,tidak ada uban,kulit bersih.

- Mata

- Inspeksi:kedua mata simetris,konjungtiva tidak pucat,sclera tidak

icterik.

Palpasi:tidak ada nyeri tekan,tekanan bola mata tidak tinggi.

- Hidung

Inspeksi : hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidak

ada pembesaran polip.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

- Mulut dan Faring

Inspeksi : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi

palsu, tidak ada faringitis, lidah tidak kotor.

Palpasi : lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.

- Telinga

Inspeksi : kedua telinga simetris, tidak ada korpal.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

2) Leher

Inspeksi : tidak ada sikartrik, tidak ada nodul.

Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.


3) Dada

Inspeksi : bentuk normochest, tidak ada nodul,tidak ada sikatrik.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga.

Perkusi : terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung.

Auskultasi : terdengar vesikuler.

4) Abdomen

Inspeksi : tidak ada nodul, tidak acites.

Auskultasi : suara peristaltic terdengar 25x/menit

Perkusi : terdengar tympani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan ginjal.

Genetalia

Tidak ada keluhan.

5) Ekstremitas

Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak

ada kelainan pada jari tangan dan kaki.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.

c) An. R

1) Kepala

- Rambut dan Kulit kepala

Inspeksi : rambut lurus, kulit bersih.

- Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera

tidak ikterik.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak tinggi.

- Hidung

Inspeksi : hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada pembesaran

polip.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

- Mulut dan Faring

Inspeksi : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi

palsu, tidak ada faringitis, lidah tidak kotor.

Palpasi : lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.

- Telinga

Inspeksi : kedua telinga simetris, tidak ada korpal.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

2) Leher

Inspeksi : tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.

Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.

3) Dada

Inspeksi : bentuk normochest, tidak ad nodul, tidak sikatrik.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga.

Perkusi : terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung


Auskultasi : terdengar vesikuler.

4) Abdomen

Inspeksi : tidak ada nodul, tidak acites.

Auskultasi : suara peristaltic terdengar 25x/menit

Perkusi : terdengar tympani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan ginjal.

Genetalia

Tidak ada keluhan.

5) Ekstremitas

Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak

ada kelainan pada jari tangan dan kaki.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.

d) An. I

6) Kepala

- Rambut dan Kulit kepala

Inspeksi : rambut lurus, kulit bersih.

- Mata

Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera

tidak ikterik.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak tinggi.

- Hidung
Inspeksi : hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada pembesaran

polip.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

- Mulut dan Faring

Inspeksi : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi

palsu, tidak ada faringitis, lidah tidak kotor.

Palpasi : lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.

- Telinga

Inspeksi : kedua telinga simetris, tidak ada korpal.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

7) Leher

Inspeksi : tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.

Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.

8) Dada

Inspeksi : bentuk normochest, tidak ad nodul, tidak sikatrik.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga.

Perkusi : terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung

Auskultasi : terdengar vesikuler.

9) Abdomen

Inspeksi : tidak ada nodul, tidak acites.

Auskultasi : suara peristaltic terdengar 25x/menit

Perkusi : terdengar tympani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan ginjal.
Genetalia

Tidak ada keluhan.

10) Ekstremitas

Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak

ada kelainan pada jari tangan dan kaki.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur.

e) An. RM

1) Kepala

- Rambut dan Kulit kepala

Inspeksi : rambut lurus, kulit bersih.

- Mata

Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera

tidak ikterik.

- Hidung

Inspeksi : hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidak

ada pembesaran polip.

- Mulut dan Faring

Inspeksi : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada gigi

palsu, tidak ada faringitis, lidah tidak kotor.

- Telinga

Inspeksi : kedua telinga simetris, tidak ada korpal.

2) Leher
Inspeksi : tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.

Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.

3) Dada

Inspeksi : bentuk normochest, tidak ada nodul.

4) Abdomen

Inspeksi : tidak ada nodul, tidak acites.

Auskultasi : suara peristaltic terdengar 5x/menit

Perkusi : terdengar tympani pada usus, dan redup pada hati dan ginjal.

5) Ekstremitas

Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak

ada kelainan pada jari tangan dan kaki.

H. Harapan Keluarga

1. Persepsi Terhadap Masalah

Keluarga memandang masalah sebagai sesuatu yang wajar dalam sebuah rumah

tangga, namun dalam kesehatan anak, keluarga sangat memperhatikan hal tersebut.

Keluarga mengerti perubahan kesehatan anak misalnya anak sakit perut karena

menurut keluarga anaknya sering jajan sembarangan. Jadi keluarga selalu waspada.

2. Harapan Terhadap Masalah

Tn. P dan Ny. R menginginkan agar kesehatan anaknya tetap terjaga dan sehingga

anaknya tidak kambuh dengan penyakit yang pernah diderita, dan anaknya dapat

tumbuh kembang dengan yang diharapkan.


I. Pengkajian Fokus

1 Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga terhadap anak

Ny.R memberikan stimulus pada An.RM dengan memperingatkan waktu sesuai

jam dan kegiatan yang telah diberikan agar bisa dibiasakan dalam kebiasaan

sehari-hari. Orang tua memberikan gambar-gambar, angka dan huruf – huruf yang

ditempel di dinding untuk belajar anak, serta di belikan sepeda, anak sudah dapat

mengendarai.

2 Sudahkan anak mengikuti Play Group

An.RM tidak mengikuti play group dan langsung dimasukkan di taman kanak-

kanak (TK). Karena orang tua beralasan tempat play group jaraknya jauh dari

tempat tinggal, sedangkan orang tua harus bekerja.

3 Berapa lama waktu dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak

Ny. R dan Tn P tidak selalu memiliki waktu dengan anaknya/selalu bersama

dengan anaknya, hanya memiliki waktu setelah pulang dari kerja jam 16.00

hingga pagi sampai anaknya berangkat ke sekolah. Kemudian An RM diasuh oleh

kedua kakaknya sampai orangtuanya pulang

4 Siapakah orang yang setiap hari bersama anak

Yang setiap hari mendampingi anak yaitu orang tua dan walaupun pernah

menitipkan anak pada orang lain ataupun memiliki pengasuh selain orang tua.

Akibat kakaknya tidak bisa mangasuh karena bekerja.


5 Kemampuan apa yang telah dimiliki anak RM saat ini

a) Personal / sosial

1) Anak sering meniru meniru gaya seperti ibunya seperti berdandan,

2) Sering ikut – ikut ibunya saat mencuci piring atau baju,

3) Selalu mengikuti perintah yang diberikan oleh ayah dan ibunya,

4) Mudah akrab dengan semua orang, baik yang sudah dikenal

maupun yang baru dikenalnya.

b) Motorik

1) Motorik kasar

(a) Anak sudah dapat mengendarai sepeda roda dua

(b) Dapat melompati benda yang agak tinggi

(c) Anak dapat melempar bola

2) Motorik halus

(a) Anak bisa menggambar bentuk orang,

(b) Dapat memakai baju dan celana sendiri

(c) Anak dapat menulis angka 1-10

(d) Anak dapat mengenal dan menghafal abjad

c) Bahasa dan Kognitif

1) Ketrampilan bahasa sudah bagus

2) Sering bertanya pada ibunya khususnya saat melihat ibu sedang

memasak,
3) Anak lebih sering berteriak jika dia tidak bisa melakukan sesuatu,

4) Anak sudah bisa mengenal warna,

d) Ketakutan

Anak trauma atau menangis jika melihat orang jatuh atau kecelakaan,

karena anak pernah mengalami hal tersebut.

6 Bagaimana harapan keluarga saat ini

Orang tua menginginkan anaknya bisa masuk ke les, tetapi keluarga masih

mengumpulkan biaya.

7 Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

Keluarga menginginkan jumlah anaknya cukup tiga, dalam pembagian tugas

keluarga antara ayah dan ibu serta kedua kakaknya saling bekerja sama saat salah

satu membutuhkan untuk menjaga anak RM.


J. Analisa Data

Simptom Masalah Penyebab


DS: kecemasan Ketidakmampuan
 Pasien (orang tua)
orang tua keluarga memberi
mengatakan
(keluarga) perawatan pada
mencemaskan
perubahan yang
kekambuhan
akan terjadi pada
penyakit anaknya.
status kesehatan
Jika anak sakit perut,
anaknya
ibu mengatakan

langsung membawa

anaknya ke

puskesmas.

DO :

 Pasien (orang tua)

nampak berantusias

dalam menanggapi

keadaan kesehatan

anaknya.
DS : Resiko ketidakmampuan

 Ny. R mengatakan terjadinya keluarga mengenal

kalau An. RM nafsu gangguan masalah nutrisi

makannya kadang kebutuhan yang dibutuhkan

menjadi berkurang nutrisi kurang pada anak

 Ny. R mengatakan dari kebutuhan prasekolah

An. D suka jajan tubuh pada An.

makanan ringan di RM

pinggir jalan (coklat,

roti, cilok, permen

dan lain-lain)

 Ny. R mengatakan

nutrisi adalah

makanan yang kita

makan sehari-hari

DO

 Anak berumur 5
tahun
 BB : 18 kg, TB : 110
cm
 Anak makan nasi +
lauk, habis ½ porsi
jika nafsu makannya
sedang menurun.
DS Resiko cedera Ketidakmampuan
 Ny R mengatakan
fisik pada anak keluarga
anaknya suka
memodifikasi
bermain sepeda
lingkungan yang
 Ny R mengatakan
aman untuk anak
anak susah dilarang
prasekolah
jika ingin bersepeda

di jalanan

 Ny R mengatakan

anak suka mengikuti

ibu saat memasak,

dan anak suka

menggunakan alat

dapur

DO

 An RM sudah dapat
mengendarai sepeda
sendiri
K. Skoring

1. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kitidakmampuan keluarga memberi

perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Keluarga

Skala: mencemaskan tentang

Krisis kekambuhan penyakit

anak namun tidak

menjadi masalah

keluarga

2. Kemungkinan masalah 2/2 x 2 = 2 2 Kecemasan klien

dapat diubah dapat menghilang jika

Skala : tidak terlalu

Mudah memfokuskan

masalah, keluarga

akan membawa

anaknya ke puskesmas

jika terjadi perubahan

kesehatan pada

anaknya(sakit perut)
3. Potensial masalah 2/3 x 1= 2/3 2/3 Masalah yang dialami

dapat dicegah dapat dicegah atau

Skala : diatasi oleh klien, dan

Cukup keluarga Nampak

antusias dalam

menanggapi kesehatan

anaknya.

4. Menonjolnya masalah 1/2 x 1 = 1/2 1/2 Kebiasaan dalam

Skala : mengatasi masalah,

Masalah ada tetapi menyebabkan masalah

tidak perlu ditangani tidak dianggap serius.

Keluarga

mencemaskan

kekambuhan anaknya.

∑=3
5/6
2. Resiko terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An.

D b/d ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi yang dibutuhkan pada

anak prasekolah.

No. Perhitungan Kriteria Skor Pembenaran


1. Sifat Masalah 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Sifat masalah

Skala : merupakan ancaman

Ancaman kesehatan karena kadang nafsu

makan An. RM

menjadi berkurang dan

jika itu tidak

ditanggulangi akan

menjadi aktual dan

dapat menyebabkan

penurunan pada status

kesehatannya yaitu

gangguan nutrisi.

2. Kemungkinan Skala 1/2 x 2 = 1 1 Masalah sebagian


Dapat Diubah
dapat diubah karena
Skala :
Ny. R dapat
Sebagian
memberikan makanan-

makanan lain kepada

An. RM
3. Potensial Masalah 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Potensial masalah
Untuk Dicegah
untuk dicegah cukup
Skala :
karena dapat
Cukup
dilakukan dengan

mengajarkan cara

pengolahan makanan

yang menarik untuk

An. RM dengan

penurunan pemasukan

nutrisi.

4. Menonjolnya Masalah 1/2 x 1 = 1/2 1/2 Keluarga menyadari

Skala : ada masalah tapi tidak

Ada masalah tapi tidak perlu ditangani dengan


perlu ditangani
segera.

∑=2
5/6
3. Resiko cedera fisik pada anak b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi

lingkungan yang aman untuk anak prasekolah

No Perhitungan Kriteria skor pembenaran

1 Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Bahaya fisik mungkin


Skala: dapat terjadi, Ny R
Ancaman kesehatan mengatakan anak
susah dilarang jika
ingin bersepeda di
jalanan

2 Kemungkinan masalah ½ x 2 = 1 1 Ny R menegur dan


memberikan contoh
dapat diubah
pada anak
Skala:

sebagian

3 Potensial masalah 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Pemberian lingkungan


dan tempat bermain
dapat dicegah
yang aman untuk anak
Skala:

cukup

4 Mononjolnya masalah 2/2 x 1 = 1 1 An RM sering


Skala: mengendarai sepeda di
Masalah harus segera jalan dan bermain alat-
ditangani alat dapur, oramg tua
sulit untuk
memberitahu
∑= 3 1/3
L. Prioritas Masalah
1. Kecemasan orang tua berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberi

perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya.

2. Resiko cedera fisik pada anak b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi

lingkungan yang aman untuk anak prasekolah.

3. Resiko terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An.

RM b/d ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi yang dibutuhkan pada

anak prasekolah

M. Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga

No Tgl Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi


. keperawatan

1. 03-11-
2018 Kecemasan orang Tujuan umum: 1. Anjurkan 1. Dengan

tua berhubungan Setelah dilakukan keluarga untuk pengungkapan

dengan pengkajian mengungkapkan apa yang

ketidakmampuan kecemasan kecemasannya dirasakan

keluarga keluarga dapat kepada

memberikan berkurang perawat, dapat

perawatan pada Tujuan khusus: mengurangi

perubahan yang a. Keluarga beban yang

akan terjadi pada mampu dirasakan.

status kesehatan mengenali

anaknya. masalah 2. Anjurkan 2. Mekanisme


b. Keluarga keluarga untuk koping

mampu tetap keluarga yang

memutuskan mempertahanka adekuat dapat

tindakan yang n mekanisme mencegah

tepat untuk koping keluarga trauma yang

mengatasi dalam berlebih

kecemasan. menghadapi

masalah

3. Anjurkan 3. Dengan cara

keluarga untuk mencegah dan

mengurangi tidak selalu

stresor yang memikirkan

menyebabkan masalah

kecemasan

4. Anjurkan 4. Pelayanan

keluarga untuk kesehatan

meminta merupakan

bantuan dari salah

tenaga satubentuk

kesehatan dalam sumber daya

upaya yang ada di


mengurangi masyarakat.

masalah

kesehatan

2. 03-11-
2018 Resiko cedera Keluarga dapat 1. Anjurkan orang

fisik pada anak mengetahui tua atau

b/d berbagai resiko keluarga untuk

ketidakmampuan yang berhubungan selalu

keluarga dengan anak mengawasi

memodifikasi prasekolah kegiatan anak

lingkungan yang khususnya

aman untuk anak bermain yang

prasekolah dapat

membahayakan

fisik.

2. Anjurkan

keluarga untuk

memberikan

tempat

tersendiri untuk

bermain anak.

3. Anjurkan

keluarga
menjauhkan

atau menyimpan

peralatan yang

dapat

membahayakan

anak

4. Anjurkan

keluarga

membuat

pembatas atau

pagar depan

rumah agar anak

lebih leluasa

dalam bermain.

3. 03-11-
2018 Resiko terjadinya Kebutuhan nutrisi 1. Anjurkan 1. Makanan

gangguan nutrisi anak terpenuhi keluarga tidak

dan kebutuhan dengan kriteria menyediakan merupakan

tubuh pada An. khususnya terjadi makanan yang focus anak

RM b/d peningkatan berat menarik namun melainkan

ketidakmampuan badan memiliki bermain.

keluarga kandungan gizi

mengenali yang baik pada


masalah nutrisi anak.

yang dibutuhkan 2. Berikan 2. Agar anak

anak lingkungan lebih

yang nyaman meningkat

dan menarik nafsu

pada saat anak makannya dan

makan. tidak terfokus

pada bermain.

3. Anjurkan untuk 3. Biasanya anak

perhatikan lebih asyik

waktu makan bermain

anak hingga lupa

makan.

4. Anjurkan 4. Anak

keluarga agar cenderung

anak mencoba bosan dengan

makanan yang makanan yang

baru dan masih biasa ia

memenuhi gizi makan.

seimbang

Você também pode gostar