Você está na página 1de 8

SISTEM FOTONIKA

ALAT UKUR BERBASIS OPTIK

Oleh :
Aliefa Tasya Azzahra 02311745000025

DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2018
1. Total Station

Total Station (TS) adalah suatu alat ukur sudut dan jarak survey digital elektronik yang
mampu memberikan data yang dibutuhkan di lapangan. Bila dibandingkan dengan alat ukur
manual maka TS secara fisik merupakan gabungan dari alat ukur sudut dan jarak ditambah unit
prosesing dan perekaman.,Sehingga metode penentuan parameter posisi masih mengacu pada
metode konvensional. Total Station memiliki kemampuan untuk merekam dan mengumpulkan
data hasil pengukuran jarak dan sudut pada alat perekam, yang nantinya dapat diproses dengan
menggunakan perangkat lunak komputer di akhir survey. Untuk akurasi yang optimal, maka
digunakan prisma, yaitu suatu alat yang dapat merefleksikan gelombang cahaya yang kembali ke
perangkat pengukuran untuk menentukan pengukuran. Dalam keadaan di mana akurasi tidak
begitu diharuskan secara di maksimum, maka total station dapat digunakan dalam modus
reflectorless dimana alat tersebut dapat memperoleh fitur pengukuran jarak tanpa menggunakan
prisma.
TS tidak hanya digunakan untuk pengukuran dan mengumpulkan data survey, tetapi juga
bisa digunakan untuk menetapkan posisi desain. Dengan menggunakan prisma pada tiang pipa
surveyor dapat menentukan dimana pasak perlu ditempatkan setelah sebelumnya data desain
dimasukan terlebih dahulu ke alat memori total station atau secara manual satu per satu data
desain. Kegiatan ini lebih dikenal dengan sebutan Staking Out yaitu pekerjaan penerapan data
desain pada lokasi yang sebenarnya.
Total Station memiliki fasilitas-fasilitas berikut:
– Mengukur sudut horisontal dan vertikal
– Pengukuran Jarak Elektronik (EDM)
– Perekam data elektronik
– Built-in program / add-ons untuk tugas yang berbeda
– Membantu dalam menetapkan desain
– Membantu dalam melintasi atau menentukan arah
– Membantu dalam menentukan koordinat geometri
– Mengumpulkan data untuk perhitungan luas suatu daerah
– Melakukan dasar / laser scanning lambat operasi
Total station menggunakan sistem prisma dan laser untuk mengembangkan pembacaan
digital dari seluruh pengukuran selama pekerjaan Anda. Semua informasi yang dikumpulkan
dengan total station disimpan dalam sebuah komputer eksternal di mana data dapat dimanipulasi
dan ditambahkan ke program CAD. Robotik total stasiun yang tersedia yang memungkinkan
operator untuk bekerja sendiri dengan menggunakan remote control. (Bernard Ray Barus, 2017)
(Input) (Output)
Dipantulkan Diterima TS
Laser ditembakkan Hasil pemetaan dan
ke prisma lalu diproses
dari TS datapengukuran

Gambar 1. Skema prinsip kerja Total Station

Gambar 2. Bagian – bagian Total Station

2. Lux meter

Gambar 3. Alat Luxmeter

Lux meter juga dikenal sebagai lightmeter, merupakan alat untuk mengukur intensitas
cahaya (selain fotometer). Peralatan ini terdiri dari sebuah sensor cahaya dari bahan foto sel dan
layar. Fungsi dari alat ini untuk mengukur tingkat pencahayaan dalam dalam satuan candela pada
suatu tempat. Intensitas cahaya diukur untuk menentukan tingkat pencahayaan di suatu tempat.
Semaiki jauh dari sumber cahaya maka akan semakin kecil intensitasnya. Lux meter sekarang
sudah ada versi digital. Anda tinggal meletakkan sensornya dan otomatis ia akan menampilkan
besarnya intensitas cahaya pada layar digital yang ada.
Dalam dunia fotografi, luuxmeter sering digunakan untuk menentukan eksposur yang tepat
untuk sebuah foto. Biasanya luxmeter akan mencakup rangkaian elektronik digital atau analog,
yang memungkinkan fotografer menentukan shutter speed dan f-number yang harus dipilih untuk
pemaparan optimal, mengingat situasi pencahayaan dan kecepatan film tertentu.

Bagian-bagian Lux Meter :


Layar panel : Untuk menampilkan hasil pengukuran
Tombol Off/On : Sebagai tombol untuk menyalakan atau mematikan alat
Tombol Range : Tombol kisaran ukuran
Zero Adjust VR : Sebagai pengkalibrasi alat (bila terjadi error)
Sensor cahaya : Alat untuk mengkoreksi/mengukur cahaya.

Beberapa teknik yang digunakan oleh lightmeter, yaitu Spot Metering, Avarage Metering,
Center-weighted Metering dan Matrix Metering. Kini lux meter sudah tersedia versi digitalnya
sehingga lebih mudah dalam penggunaannya karena setelah anda meletakkan sensornya, maka
otomatis lux meter akan menampilkan besarnya intensitas cahaya pada layar digital yang ada.

Input Sensor (Output)


(Cahaya) (Sel Foto Dioda) Arus Listrik

Gambar 4. Diagram prinsip kerja Luxmeter

Prinsip kerja dari Lux Meter mengubah energi dari foton cahaya menjadi elektron. Cahaya
yang mengenai sel foto dioda akan ditangkap sebagai energi yang diubah sel foto arus listrik.
Semakin besar intensitas cahaya yang ditangkap akan semakin besar arus listrik yang dihasilkan.
Sebagai alat ukur intensitas cahaya, luxmeter juga digunakan di bidang sinematografi,
untuk mengetahui tingkat cahaya optimal untuk sebuah adegan. Luxmeter digunakan di bidang
umum desain pencahayaan arsitektural untuk memverifikasi pemasangan dan kinerja sistem
pencahayaan bangunan yang tepat dan dalam menilai tingkat cahaya untuk menanam tanaman. (I
Made Satrya Wibawa, 2018)
3. Spektrofotometer

Gambar 5. Alat spektrofotometer

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur jumlah cahaya pada panjang gelombang
tertentu yang melewati sebuah materi. Alat ini mengukur jumlah cahaya berdasarkan interaksi
antara materi dengan cahaya yang ditembakkan. Cahaya tersebut bisa berupa inframerah, ultra
violet, dan cahaya tampak sedangkan materi berupa atom atau molekul (biasanya dari bahan kaca
atau kuarsa). Alat ukur cahaya ini terdiri dari spektrometer yang tujuannya menghasilkan cahaya
dari gelombang yang diinginkan. Ada dua jenis spektrofotometer, beam tunggal dan beam ganda.
Seperti terlihat pada bagan alat susunan Spektrofometer Ultra-violet dan Sinar Tampak,
suatu sumber cahaya; dipancarkan melalui monokromator (B). Monokromator menguraikan sinar
yang masuk dari sumber cahaya tersebut menjadi pita-pita panjang gelombang yang diinginkan
untuk pengukuran suatu zat tertentu seperti yang tertera pada Tabel 3, yang menunjukkan bahwa
setiap gugus kromofor mempunyai panjang gelombang maksimum yang berbeda. Dari
monokromator tadi cahaya/energi radiasi diteruskan dan diserap oleh suatu larutan yang akan
diperiksa di dalam kuvet. Kemudian jumlah cahaya yang diserap oleh larutan akan menghasilkan
signal elektrik pada detektor, yang mana signal elektrik ini sebanding dengan cahaya yang
diserap oleh larutan tersebut. Besarnya signal elektrik yang dialirkan ke pencatat dapat dilihat
sebagai angka. (Triyati, 1985)

Gambar 6. Skema prinsip kerja spektrofotometer


4. OTDR (Optical Time Domain Reflectometer)

OTDR (Optical Time Domain Reflectometer) adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan
gambar secara visual karakteristik dari redaman sebuah fiber dalam suatu jaringan. Selain itu,
OTDR merupakan alat untuk menentukan lokasi dari fiber optik yang terputus dan juga dapat
digunakan untuk menentukan rugi-rugi (loss) pada tiap sambungan atau konektor. Pada intinya
OTDR memiliki 4 fungsi utama, yaitu :
1. Dapat menentukan jarak lokasi pada jaringan yang patah.
2. Dapat mengukur loss dari setiap splice atau total end to end loss.
3. Dapat mengukur redaman serat sepanjang link.
4. Dapat melihat refleksi dari sebuah event seperti sebuah konektor

Prinsip kerja OTDR adalah dengan mengirimkan pulsa cahaya ke serat optik berupa sinar
laser sampai ke ujung core yang kita ukur. Cahaya yang dikirimkan sebagian dipantulkan
kembali ke OTDR, hal tersebut terjadi karena ketidakmurnian dan ketidaksempurnaan serat optik
sehingga menyebabkan refleksi sepanjang serat

Gambar 7. Skema prinsip kerja OTDR

Berdasarkan gambar dapat dijelaskan prinsip kerja dari OTDR. Pulsa generator
membangkitkan sebuah pulsa elektrik yang diubah menjadi pulsa optik oleh laser diode. Pulsa
tersebut diteruskan ke kabel optik melalui sebuah optical directional coupler. Pulsa tersebut akan
dipantulkan kembali dan jika terjadi perubahan pada kabel (EVENT), yang disebabkan oleh
adanya splicing (sambungan) pada kabel, konektor, microbending (kabel putus). Pulsa balik
tersebut diterima kembali oleh optical directional coupler dan diteruskan ke photodiode yang
mengubah kembali menjadi pulsa listrik. Pulsa tersebut diukur besarnya dan ditampilkan di layar
display. Lamanya waktu antara pulsa yang dibangkitkan dan pulsa yang diterima akan diukur dan
dapat dikonversikan menjadi jarak antara pesawat OTDR dengan EVENT tersebut (splicing,
konektor, ujung kabel dan lain – lain). (Girsang, 2016)
OTDR dapat digunakan untuk pengukuran kembali kerugian, meskipun dikutip ketepatan
tinggi terutama. Hal ini sangat berguna untuk mengukur kehilangan poin pada sistem terinstal
mana ia digunakan untuk menemukan kesalahan dan mengukur titik kerugian sebagai akibat
penyambungan. Namun, untuk melakukan hal ini secara akurat adalah lebih rumit dan memakan
waktu daripada yang selalu diandaikan. Karena pengukuran harus diambil dari kedua ujung
sistem dan kemudian rata-rata.

· OTDR akan berguna untuk pengujian kabel serat optik. Ini dapat memverifikasi sambatan
kerugian, mengukur panjang dan menemukan kesalahan. Ini hanya menunjukkan Anda mana
kabel dihentikan dan mengkonfirmasi kualitas serat, koneksi dan splices. What's lebih, OTDR
jejak dapat juga digunakan untuk pemecahan masalah, karena ini dapat menunjukkan tempat
istirahat serat ketika jejak dibandingkan dengan instalasi dokumentasi.

· OTDR juga banyak digunakan untuk kabel optik pemeliharaan dan konstruksi. Karena itu dapat
mengevaluasi panjang kabel serat, mengukur transmisi optik dan koneksi redaman, serta
mendeteksi lokasi rusak link fiber.

· Selain serat karakterisasi, OTDR juga dapat digunakan untuk merasakan bahan kimia dan gas.
Karena zat tertentu menyebabkan perubahan cahaya penuntun properti serat dan mereka dapat
diamati sebagai perubahan dalam kurva pengukuran.

5. Optical Power Meter (OPM)


Merupakan alat yang dipakai untuk mengukur total loss dalam sebuah link optik baik saat
instalasi (uji akhir) atau pemeliharaan. OPM adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kekuatan sinyal optik. Sebutan ini biasa merujuk ke perangkat untuk menguji daya rata-rata
dalam sistem serat optik. Perangkat pengukur kekuatan cahaya besar tujuan biasanya disebut
radiometers, fotometer, laser power meter, serat optik meter atau lux meter.
Khas OPM terdiri dari sensor dikalibrasi, mengukur penguat dan tampilan. Sensor terutama
terdiri dari fotodioda dipilih untuk tepat range panjang gelombang dan tingkat daya. Pada
tampilan unit, kekuatan optik diukur dan diatur wavelength ditampilkan. Daya meter dikalibrasi
dengan menggunakan standar kalibrasi dilacak seperti standar NIST.
Prinsip dasar power meter iterletak pada konversi cahaya datang menjadi arus oleh
fotodioda serta rangkaian pengubah arus menjadi tegangan. OPM memiliki rangkaian dasar yang
terdiri dari fotodioda dan rangkaian pegubah tegangan. (D. Hanto, 2016)

Sensor
Input (Sel Fotodioda dan (Output)
(berkas cahaya dari rangkaian pengubah Arus Listrik
serat optik) tegangan)

Gambar 8. Skema prinsip kerja OPM


DAFTAR PUSTAKA

Bernard Ray Barus, Y. P. (2017). Analisis Akurasi Pemodelan 3D Menggunakan CRP, UAV dan TLS.
Jurnal Geodesi Undip Vol. 6 No. 4, 169-197.

D. Hanto, M. S. (2016). Perancangan Optical Power Meter Multi-Wavelength menggunakan Raspberry


PI. Jurnal Instrumentasi LIPI Vol. 40, 21-27.

Girsang, A. (2016). Optical Time Domain Reflectometer. Batam: Universitas Internasional Batam.

I Made Satrya Wibawa, I. P. (2018). Perancangan dan Pembuatan Lux Meter Digital Sensor Cahaya
EL7900. Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer Universitas Udayana Vo. XI No. 1, 45-58.

Triyati, E. (1985). Spektrofotometri UV-Vis dan Aplikasinya dalam Oseanologi. Oseana Volume X, 39-
47.

Você também pode gostar