Você está na página 1de 8

Analisis Iodin dalam Urin untuk Deteksi Gangguan Tiroid

Fitrah Syafira Putri1(260110150130), Linda Febriani1(260110150131), Ra.Rr


Dasty Aji Riya Pasyha1(260110150132), Kenny Dwi Sidharta1(260110150133),
Kelvin Cantonna1(260110150134)

Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Sumedang, Bandung

Abstrak

Iodium merupakan unsur vital pada sintesis hormon tiroid yang kemudian akan
menghasilkan hormon T3 dan T4. Bila asupan iodium tidak terpenuhi, kelenjar
tiroid tidak akan mampu mensintesis hormon tiroid dalam jumlah yang cukup
sehingga menyebabkan kadarnya dalam darah menjadi rendah (hipotiroid) yang
berpengaruh pada gangguan perkembangan otak dan efek berbahaya lainnya.
Kecukupan asupan iodium dapat diukur berdasarkan ekskresi iodium urin (EIU).
Pengujian secara kuantitatif ini didasarkan pada reaksi Sandell – Kolthoff, dengan
menggabungkan reaksi tersebut dan proses digesti dalam format microplate.
Metode yang dilakukan pada praktikum ini dengan meletakkan sampel dan standar
iodium pada well microplate, kemudian dilakukan digesti pada suhu 110 oC selama
60 menit dengan penambahan ammonium persulfat. Setelah itu, reaksi Sandell –
Kolthoff terjadi pada suhu 25 oC selama 30 menit. Iodin dalam urin terukur oleh
microplate reader pada panjang gelombang 405 nm.
Kata Kunci: Iodium, Urin, Sandell – Kolthoff, Digesti, Microplate.
Abstract

Iodine is a vital element in the synthesis of thyroid hormone, which then produces
the hormones T3 and T4. When the intake of iodine is not met, the thyroid gland
will not be able to synthesize the thyroid hormone in an amount sufficient to cause
the levels in the blood is low (hypothyroid) that affect the brain development
disorder and other harmful effects. Adequate intake of iodine can be measured by
urinary iodine excretion (UIE). Quantitative testing is based on the reaction Sandell
- Kolthoff, by combining the reaction and the process of digestion in a microplate
format. The method used in this lab by putting iodine in the sample and standard
microplate well, then do digestion at a temperature of 90 ° C for 90 minutes with
the addition of ammonium persulfate. After that, reaction Sandell - Kolthoff occurs
at a temperature of 25 ° C for 30 minutes. Iodine in urine measured by microplate
reader at 405 nm.
Keywords: Iodine, Urine, Sandell– Kolthoff, Digestion, Microplate.
PENDAHULUAN folikel dan muncul sebagai penyakit
yang biasa dikenal dengan nama
Iodium merupakan mineral yang
gondok (Pal, 2007).
penting bagi tubuh. Iodium
merupakan komponen pembentuk Kekurangan ini tidak hanya mengarah
hormon tiroksin yang berfungsi untuk pada pembentukan gondok tetapi juga
pertumbuhan dan perkembangan. untuk retardasi parah pertumbuhan,
Sehingga apabila terjadi kekurangan perkembangan dan pematangan
iodium, maka akan berdampak pada hampir semua jaringan tubuh,
pertumbuhan dan perkembangan terutama jaringan yang sedang
(Zimmermann,2012). Senyawa berkembang cepat. Ada variasi yang
iodium biasanya didapatkan dalam besar antara sensitivitas organ yang
makanan dan minuman yang sedang cepat berkembang untuk
dikonsumsi, kemudian di dalam usus kekurangan hormon tiroid Otak
senyawa iodium tersebut diubah adalah organ yang paling sensitive
menjadi iodida (Patrick,2008) (Ahad dan Ganie, 2010)

Iodium menjadi komponen yang tak .Sebagian besar metode analisis untuk
terpisahkan dari hormom T3 dan T4, penentuan konsentrasi iodium urin
kekurangan iodium mengganggu didasarkan pada pengukuran
secara serius sintesis hormon ini. spektrofotometri dari reaksi Sandell-
Ketika kadar iodium menurun dalam Kolthoff. Prosedur ini, yang
darah ,T4 mulai menurun, hipofisis mengukur jumlah iodium, bergantung
mengintervensi dengan pada iodium yang dikatalisasi reaksi
meningkatkan TSH yang merangsang reduksi cerium (IV) tetra-amonium
tiroid untuk meningkatkan sulfat kuning ke bentuk cerous tidak
penyerapan iodida dan memastikan berwarna oleh arsenit.(Haap et al,
pelepasan hormon tiroid. Namun, di 2017). Oleh karena itu tujuan
bagian tertentu kekurangan serapan praktikum kali ini Menentukan kadar
iodida dari tiroid terhambat, TSH iodin dalam urin untuk mendeteksi
gagal untuk melepas T4 dan hanya gangguan tiroid dengan
berakhir dengan hiperplasia sel menggunakan metode mikroplate.
METODE Larutkan tetraammonium cerium
(IV) dihidrat dengan menggunakan
Alat
1.75 mol/L asam sulfat tambahkan
Polypropylene (PP) plate, sealing dengan asam yang sama hingga
cassette, microplate reader, tanda batas 500 mL.
mikropipet, dan tip mikropipet.
4. Iodine calibrators.
Bahan
Larutkan 168,6 mg KIO3dengan
Asam klorida, amonium persulfat,
menggunakan air dalam labu ukur
asam arsenik, seri amonium sulfat,
100 mL untuk membuat larutan stok
dan kalium iodat.
7.88mmol/L atau setara dengan 1000
Prosedur Pembuatan larutan mg/L iodin), kemudian larutan stok
diencerkan 100 dan 10000 kali
1. Larutan amonium persulfat (1.31
lipatnya sehingga dihasilkan larutan
mol/L)
stok 0.0394.73 µL atau setara dengan
Larutkan amonium persulfat 5-600 µg/L iodin.
sebanyak 30 g dalam aquades 100 ml.
Metode Amonium Persulfat Digest
Larutan ini dibuat dalam keadaan
Microplate (APDM)
segar ketika akan digunakan.
Kalibrator dan sampel urin masing-
2. Larutan asam arsenic (0.05
masing dipipet sebanyak 50 µL ke
mol/L)
dalam well pada plat polipropilen
Larutkan arsen trioksida sebanyak 5 g (PP). Ditambahkan amonium
ke dalam 0.875 mol/L NaOH. persulfat sebanyak 100 µL dan
Pekatkan dengan menggunakan asam dimasukkan plat polipropilen
sulfat sebanyak 16 mL, dinginkan. kedalam sealing cassette. Tutup kaset
Tambahkan 12.5 g NaCl Encerkan dengan rapat dan masukan kedalam
dengan 500 mL akuades, dan saring. oven selama 60 menit selama 110oC.
Dinginkan bagian bawah kaset
3. Amonium seri sulfat (0.019
dengan menggunakan air untuk
mol/L).
menghidari kondensasi dari uap pada
bagian atas well dari plat dan untuk Data tersebut kemudian diplot ke
menghentikan reaksi. Pindahkan 50 dalam suatu kurva baku dengan absis
µL dari well tersebut ke dalam plat berupa konsentrasi baku dan ordinat
mikropipet polistiren 96-well. 50 µL berupa nilai log (absorbansi). Kurva
larutan asam arsenik kemudian baku yang didapatkan adalah sebagai
ditambahkan ke dalam well. Setela itu berikut:
ditambahkan seri aminum sulfat
Kurva Baku y = -0,0006x - 0,8824
sebanyak 50 µL dalam waktu 1 menit. R² = 0,3994
0
Diamkan selama 30 menit pada suhu
0 200 400 600 800
25oC. Hitung absorbansi pada -0,5

panjang gelombang 405 nm dengan -1


microplate reader.
-1,5

Gambar 1 Kurva Baku Iodine


HASIL
Dari kurva baku tersebut didapatkan
Hasil pembacaan microplate
persamaan garis berupa:
setelah inkubasi selamat 30 menit
pada panjang gelombang 𝑦 = −0,0006𝑥 − 0,8824
menghasilkan data absorbansi baku
Konsentrasi iodine sampel kemudian
sebagai berikut:
dihitung dengan rumus:
Konsentrasi Absorbansi Log 𝑦 + 0,8824
𝑥=
Baku (ppb) (A) −0,0006
5 0,279 -0,554
Dari persamaan tersebut maka
50 0,063 -1,204
didapatkan konsentrasi iodine sampel
100 0,120 -0,920
sebagai berikut:
300 0,062 -1,208
Absor Rata-Rata Log Konsent
500 0,065 -1,187 Kode
̅)
bansi Absorbansi (A rasi
Sampel
700 0,058 -1,240 (A) ̅)
(A (ppb)

Tabel 1 Data Absorbansi Baku 0,065


125 0,062 -1,208 542,0
0,059
Kalium Iodat
126 0,072 0,068 -1,171 480,5
0,063 0,069
153 0,065 -1,190 513,4
0,075 0,06
127 0,079 -1,102 366,6
0,083 0,688
154 0,553 -0,257 -1041,9
0,081 0,418
128 0,070 -1,155 454,2
0,059 0,064
155 0,067 -1,177 491,3
0,059 0,069
129 0,059 -1,229 577,9
0,059 0,13
158 0,207 -0,685 -328,9
0,071 0,283
131 0,133 -0,878 -7,7
0,194 0,076
162 0,099 -1,004 203,3
0,104 0,122
132 0,082 -1,086 339,6
0,06 0,072
163 0,067 -1,177 491,3
0,302 0,061
133 0,229 -0,641 -402,1
0,155 0,089
164 0,083 -1,084 335,2
0,114 0,076
134 0,107 -0,971 147,0
0,1 0,198
165 0,370 -0,432 -750,0
0,079 0,541
135 0,076 -1,119 394,6
0,073 Tabel 2 Konsentrasi Iodine Sampel
0,114
139 0,091 -1,043 268,3
0,067
0,066
140 0,065 -1,190 513,4 PEMBAHASAN
0,063
0,229 Iodium adalah suatu unsur
141 0,155 -0,811 -118,9
0,08 mineral yang berfungsi untuk proses
0,316
142 0,477 -0,322 -934,1 pertumbuhan, perkembangan, dan
0,637
0,708 perkembangan fungsi otak, serta
144 0,393 -0,406 -793,7
0,077 sintesis hormon tiroksi,
0,094
145 0,151 -0,822 -99,9 tetraiodotironin (T4) dan
0,207
0,072 triiodotironin (T3) yang dibutuhkan
146 0,139 -0,857 -42,4
0,206 tubuh dalam jumlah kecil.
0,378
147 0,281 -0,552 -550,6 Sumber iodin biasanya dari
0,183
0,507 makanan ataupun minuman. Selain
148 0,293 -0,533 -582,1
0,079 itu iodin dapat sebagai katalisator
0,103
149 0,116 -0,937 91,7 untuk reduksi Ce4+ menjadi Ce3+
0,128
0,057 karena adanya arsenit (medium asam).
150 0,070 -1,155 454,2
0,083 Jumlah iodin yang dibutuhkan adalah
0,447
151 0,257 -0,591 -485,8 sekitar 90-200 µg (Pujinatri, 2007).
0,066
Pengujian iodin dalam urin dilakukan pembuatan reagen yaitu
dilakukan untuk mendeteksi seberapa amonium persulfat, asam arsenit,
banyak kandungan iodium pada tubuh. amonium serium sulfat, dan kalibrator
Dalam analisis iodin dilakukan iodin.
dengan metode APDM (Ammonium Dalam pembuatan amonium
Persulfate Digestion Methode) persulfat dilarutkan dengan aquadest
dengan microplate. dan dibuat segar. Sifat dari amonium
Metode APDM didasarkan persulfat itu sangat larut air sehingga
pada prinsip reaksi Sandell-Kolthoff dilarutkan dalam H2O dan dibuat
yaitu reaksi yang berfungsi untuk segar karena amonium persulfat
mengeliminasi zat-zat yang tidak merupakan zat oksidator yang kuat
diinginkan, dimana terdapat beberapa sehingga untuk mencegah terjadinya
variasi proses digesti yang biasanya oksidasi maka dibuat segar.
menggunakan asam klorat yang Pembuatan asam arsenit
memiliki efektifitas tinggi namun (senyawa anorganik) ditambahkan
menimbulkan gas toksik sehingga larutan NaOH karena arsen trioksida
direkayasa kembali dengan zat yang lebih larut dalam alkali hidroksida,
memiliki efektifitas tinggi namun lalu ditambahkan asam sulfat pekat
aman, yaitu amonium persulfat, dengan tujuan memberi suasana
dimana lebih murah dan aman. asam ,melarut sempurna, dan
Metode APDM memiliki membuat asam arsenit. Kemudian
kelebihan yaitu efektif dan sensitifitas penambahan NaCl sebagai buffer.
baik, namun memilki banyak Pembuatan amonium serium sulfat
pengotor sehingga untuk tetraamonium serium (IV) sulfat
menanggulangi hal tersebut dihidrat dilarutkan dalam asam sulfat.
digunakan microplate untuk APDM dilakukan dengan
mempercepat reaksi Sandell-Kolthoff adanya penambahan amonium
dan meminimalisir jumlah sisa zat persulfat pada kalibrator dan urin di
toksik yang ada. plat PP yang sebagai oksidator
Dilakukan pengumpulan sehingga terjadi reaksi perubahan
sampel sebelum APDM. Setelah itu iodat menjadi iodin.
Kalibrator iodium ditambahkan terjadi perubahan reaksi
menggunakan kalium iodat untuk yaitu :
menyamakan senyawa iodida organik As3+ + I2  As5+ + 2I-
pada urin sehingga membentuk 2Ce4+ + 2I- (kuning)  2Ce3+
iodium yang kemudian akan berubah + I2 (tidak berwarna)
menjadi ion iodida dalam kondisi Setelah ditambahkan asam
asam. arsenit, terjadi reaksi perubahan dari
Iodium yang terbentuk ion ceric yang berwarna kuning
merupakan gas sehingga perlu ditutup menjadi ion cerous yang berwarna
rapat agar iodium yang ingin diukur kuning muda sampai tidak berwarna.
tetap ada dalam wadah sampel. Reaksi tersebut merupakan
Setelah itu, dipanaskan 60 menit, reaksi Sandell Kolthoff. Reaksi
110°C dalam oven. Proses ini adalah Sandell Kolthoff merupakan reaksi
proses digesti dimana terjadinya kinetik dimana reaksi berlangsung
pemutusan ikatan organik antara saat itu juga (sekitar 30 detik – 1
iodium dengan senyawa organik pada menit) sehingga penambahan
sampel urin. Waktu dan suhu yang amonium serium sulfat sesegera
digunakan agar hasil optimum dan mungkin setelah penambahan asam
recovery iodium yang lebih besar arsenit karena waktu merupakan
berdasarkan percobaan yang faktor penting yang mempengaruhi
dilakukan Ohashi, et al (Ohashi, et al, nilai absorbansi pada akhirnya.
2000) Kemudian didiamkan selama 30
Setelah itu dialirkan air agar menit dalam suhu ruang agar reaksi
tidak terjadi kondensasi dari berjalan sempurna.
penguapan. Kemudian diambil 50 µl Setelah itu diukur pada
aliquot, dimasukkan ke microplate. panjang gelombang 409 nm. Diukur
Setelah itu ditambah 100 µl asam 409 nm karena pada panjang
arsenit yang sebagai reduktor, gelombang tersebut terjadi perubahan
kemudian ditambah 50 µl amonium warna kuning pudar menjadi tidak
serium sulfat sebagai oksidator. Saat berwarna.
Berdasarkan hasil yang metabolism and Iodine
didapatkan, semakin rendah log deficiency disorders revisited.
absorbansi maka semakin tinggi Indian J Endocrinol Metab.
konsentrasi iodium pada sampel. Hal 2010 Jan-Mar; 14(1): 13–17.
ini berbanding lurus dengan warna
Haap, Michael et al. 2017. Urinary
larutan. Semakin tinggi absorbansi
iodine: comparison of a simple
maka warna larutan semakin pekat.
method for its determination in
Semakin pekat larutan maka
microplates with measurement
semakin banyak serium yang tidak
by inductively-coupled plasma
tereduksi sehingga konsentrasi
mass spectrometry. Scientific
iodium pada urin semakin kecil.
Reports 7, Article number:
Hasil yang didapatkan kurang
39835
optimal dikarenakan linearitas kurva
baku yang jauh dari 1. Kurva baku Pal GK. 2007. Textbook of Medical

yang kurang bagus disebabkan karena Physiology. India: Ahuja

sampel dan baku didigesti pada waktu Publishing House. Endocrine

yang berbeda. Untuk sampel didigesti Physiology; hal 346.

selama 60 menit sedangkan baku Patrick L. 2008. Iodine: Deficiency


didigesti selama 30 menit. Hal ini and therapeutic considerations. Altern
sangat mempengaruhi iodium yang MedRev. 2008;13:116–127
terbentuk dari baku.
Pujinarti, S. A., 2007. Gizi dan
Kesehatan. Jakarta : PT. Raja
KESIMPULAN
Grafindon Persada
Dapat menentukan kadar iodium
Zimmermann, Michael B. 2012. The
dalam urin dengan hasil rata rata lebih
Effects of Iodine Deficiency in
daripada seharusnya yaitu sekitar
Pregnancy and Infancy.
100-199
Paediatric and Perinatal
Epidemiology 2012, 26 (Suppl.
DAFTAR PUSTAKA
1), 108–117
Ahad, Farhana dan Shaiq A. Ganie.
2010. Iodine, Iodine

Você também pode gostar