Você está na página 1de 24

PANDUAN ANALISA DATA

Tujuan Umum
Tujuannya adalah sebagai acuan untuk pelaksanaan analisa data.

Tujuan khusus
1. Mengetahui dan memahami cara melakukan analisa data indikator
2. Mengetahui dan memahami cara melakukan analisa data proses quality improvement
(seven tools)
3. Mengetahui dan memahami cara mengumpulkan data
4. Mengetahui dan memahami cara mengambil sampel
5. Mengeathui dan memahami cara melakukan analisa setiap tools
6. Mampu melakukan validasi data

Ruang Lingkup
1.1.1. Data indikator
1.1.2. Seven tools

0
BATASAN OPERASIONAL

2.1 Analisa Data


2.1.1 Pengertian Analisis data
Kata analysis berasal dari bahasa Greek (Yunani), terdiri dari kata “ana”
dan “lysis“. Ana artinya atas (above), lysis artinya memecahkan atau
menghancurkan. Secara difinitif ialah: ”Analysis is a process of resolving data
into its constituent components to reveal its characteristic elements and structure”
Ian Dey (1995: 30). Agar data bisa dianalis maka data tersebut harus dipecah
dahulu menjadi bagian-bagian kecil (menurut element atau struktur), kemudian
mengaduknya bersama untuk memperoleh pemahaman yang baru.
Menurut Patton, 1980 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan
bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke
dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Taylor,
(1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara
formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang
disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis.
Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan
pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan
tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan
menjadi: Analisis data proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam
pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.

2.1.2 Jenis-jenis Analisis Data


Jenis-jenis analisis data ini terbagi pada dua bagian, yaitu, data kualitatif dan data
kuantitatif.
- Data kualitatif
Analisis kualitatif adalah aktivitas intensive yang memerlukan pengertian yang
mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan konseptual, dan pekerjaan berat.
Analisa kualitatif tidak berproses dalam suatu pertunjukan linier dan lebih sulit
dan kompleks dibanding analisis kuantitatif sebab tidak diformulasi dan
distandardisasi

1
- Data kuantitatif
Munculnya aliran filsafat positivisme ini dipelopori oleh seorang filsuf yang
bernama August Comte (1798 – 1875). Comte jugalah yang menciptakan
istilah ”sosiologi” sebagai disiplin ilmu yang mengkaji masyarakat secara
ilmiah. Mulai abad 20-an sampai dengan saat ini, aliran positivisme mampu
mendominasi wacana ilmu pengetahuan. Aliran ini menetapkan kriteria-
kriteria yang harus dipenuhi oleh ilmu-ilmu manusia maupun alam untuk
dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan yang benar, yaitu berdasarkan
kriteria-kriteria eksplanatoris dan prediktif. Untuk dapat memenuhi kriteria-
kriteria dimaksud, maka semua ilmu harus mempunyai pandangan dunia
positivistik, yaitu :
1) Objektif. Teori-teori tentang semesta haruslah bebas nilai
2) Fenomenalisme. Ilmu pengetahuan hanya bicara tentang semesta yang
teramati. Substansi metafisis yang diandaikan berada di belakang gejala-
gejala penampakan disingkirkan
3) Reduksionisme. Semesta direduksi menjadi fakta-fakta keras yang dapat
diamati
4) Naturalisme. Alam semesta adalah obyek-obyek yang bergerak secara
mekanis seperti bekerjanya jam (Burhan Bungis: 2005; 31-32)

2.2 Pengertian Data


Data merupakan sekumpulan fakta yang diperoleh dan kemudian diperuntukan
menjadi sebuah data untuk diproses atau diolah sehingga menjadi sesuatu yang dapat
dimengerti oleh orang lain.
Data adalah sesuatu yang belum memiliki arti bagi penerimanya dan masih
membutuhkan adanya suatu pengolahan. Data dapat berwujud suatu kondisi/keadaan,
suara, huruf, simbol, gambar, angka, ataupun bahasa lainnya yang dapat digunakan
sebagai bahan untuk melihat objek, lingkungan, kejadian ataupun suatu konsep.
Arti data merupakan suatu pemaparan kejadian yang dialami secara langsung atau
dapat dikatakan sebagai pencapaian suatu keputusan dari kesimpulan yang dihasilkan
berdasarkan fakta-fakta yang didapat. Pengertian Data yang lain dipandang dalam arti
bisnis yakni suatu kejadian baik yang berupa transaksi yang telah dilakukan untuk
diungkapkan atau tertuang dalam deskripsi suatu perusahaan/organisasi. Selain itu,

2
pengertian data dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari suatu kejadian atau peristiwa
terjadi secara nyata di dunia ini.
Satu hal lagi mengenai pengertian data merupakan keterangan atau kenyataan
yang memaparkan suatu peristiwa yang dikumpulkan dan disatukan untuk dipergunakan
sebagai bahan informasi.
Ada juga yang menyatakan bahwa Pengertian Data merupakan suatu fakta yang
mentah dan belum terorganisir dan mengalami pengolahan. Dalam Pengertian Data
tersebut sangat jelas bahwa fakta tersebut berupa sesuatu yang hanya berdiri sendiri.
Kemudian Pengertian Data yang lain adalah kumpulan berupa suatu fakta,
gambar, simbol, angka, huruf, grafik, tabel dan kata-kata yang terdiri dari
ungkapan sebuah pemikiran, situasi/kondisi dan sebagainya. Begitupula untuk Pengertian
Data berikut ini yang menyatakan bahwa data adalah hasil yang diperoleh dari sebuah
pengamatan yang dikumpulkan dalam sebuah informasi baik berupa angka maupun
simbol.

2.3 Pengumpulan data


2.3.1 Sumber Data
Sumber data adalah tempat didapatkannya data yang diinginkan. Pengetahuan
tentang sumber data merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui agar
tidak terjadi kesalahan dalam memilih sumber data yang sesuaidengan tujuan
penelitian. Misalnya suatu penelitian tentang beberapa
jenis penyakit yang sedang diderita oleh masyarakat di suatu daerah untuk itu
dilakukan survei didaerah tersebut. Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data
primer dan datasekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara
langsung(dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang
diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Data primer contohnya adalah data
yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel,atau
juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber. Data sekunder misalnya
catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporankeuangan
publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh darimajalah, dan
lain sebagainya.
2.3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode atau teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan seorang peneliti
untuk mendapatkan data yang diperlukan. Dengan

3
metode pengumpulan data yang tepat dalam suatu penelitian akan memungkinkan
pencapaian masalah secara valid dan terpercaya yang akhirnya akan
memungkinkan generalisasi yang obyektif. Setelah ditemukan
sumber data yang digunakan kemudian dilakukan pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai metode:
- Mengumpulkan data dari catatan medik di sarana kesehatan atau instansi yang
berhubungan dengan kesehatan, cara ini mempunyai keuntungan, yaitu mudah
dilakukan, membutuhkan waktu dan biayayang relatif kecil. Kelemahannya
sering ditemukan data yang tidak lengkap.
- Pengumpulan data dilakukan dengan survey. Pengumpulan data dengan cara
survei data yang dikumpulkan adalah data primer dan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan. Akan tetapi membutuhkan tenaga, waktu dan biaya yang
cukup besar. Sebelum melakukan
survey perlu dipertimbangkan dahulu masalah waktu, biaya dan tenaga yang
tersedia. Keuntungan pengumpulan data dengan metode survey adalah data
yang didapatkan data primer yang dipercaya, sedangkan kekurangannya
adalah membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang cukup besar.

2.3.3 Teknik
Teknik pengumpulan data yang diperlukan adalah teknik pengumpulan data
yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliabel.
Jangan semua teknik pengumpulan data dicantumkan jika sekiranya tidak dapat
dilaksanakan. Selain itu konsekuensi darimencantumkan ketiga teknik
pengumpulan data itu adalah setiap teknik pengumpulan data yang dicantumkan
harus ada datanya, untuk mendapatkandata yang lengkap dan objektif penggunaan
berbagai teknik sangatdiperlukan. Jika satu teknik dipandang mencukupi, maka
teknik lain tidak perlu digunakan dan tidak efisien. Secara garis besar, teknik
yang dapat digunakan untuk pengumpulan data adalah wawancara, angket,
observasi, pemeriksaan.

4
2.4 Sampel
Pengertian sampel adalah sebagian, atau subset (himpunan bagian), dari suatu populasi.
Populasi dapat berisi data yang besar sekali jumlahnya, yang mengakibatkan tidak
mungkin atau sulit untuk dilakukan pengkajian terhadap seluruh data tersebut, sehingga
pengkajian dilakukan terhadap sampelnya saja. Jadi, sampel merupakan bagian dari
populasi, data yang diperoleh tidaklah lengkap. Namun jika pengambilan sampel
dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah, maka biasanya sangat mungkin
diperoleh hasil-hasil dari sampel cukup akurat untuk menggambarkan populasi yang
diperlukan dalam kajian yang dilakukan.

2.5 Alat Statistik


Sudjana (2004, dalam Riduwan dan Sunarto, 2007) mendefinisikan statistika sebagai
pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan fakta, pengolahan serta
pembuatan keputusan yang cukup beralasan berdasarkan fakta dan analisa yang
dilakukan. Sementara statistic dipakai untuk menyatakan kumpulan fakta, umumnya
berbentuk angka yang disusun dalam tabel atau diagram yang melukiskan atau
menggambarkan suatu persoalan.
Lebih lanjut Sudjana (2004, dalam Riduwan dan Sunarto, 2007) menyatakan statistika
adalah ilmu terdiri dari teori dan metode yang merupakan cabang dari matematika terapan
dan membicarakan tentang : bagaimana mengumpulkan data, bagaimana meringkas data,
mengolah dan menyajikan data, bagaimana menarik kesimpulan dari hasil analisis,
bagaimana menentukan keputusan dalam batas-batas resiko tertentu berdasarkan strategi
yang ada.

2.6 Validasi Data


Validasi diartikan sebagai suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap
bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan
dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.

Dari definisi-definisi tersebut tersebut di atas membawa pengertian, bahwa :


1. Validasi adalah suatu tindakan pembuktian, artinya validasi merupakan suatu
pekerjaan “dokumentasi”.

5
2. Tata cara atau metode pembuktian tersebut harus dengan “cara yang sesuai”, artinya
proses pembuktian tersebut ada tata cara atau metodenya, sesuai dengan prosedur
yang tercantum dalam CPOB.
3. “Obyek” pembuktian adalah tiap-tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem,
perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan mutu
(ruang lingkup).
4. Sasaran/target dari pelaksanaan validasi ini adalah bahwa seluruh obyek pengujian
tersebut akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan secara terus menerus
(konsisten).
Jenis-jenis Validasi
1. Kualifikasi Mesin, Peralatan dan Sarana Penunjang, terdiri dari :
 Design Qualification (DQ)/Kualifikasi Disain (KD)
 Installation Qualification (IQ)/Kualifikasi Instalasi (KI)
 Operational Qualification (OQ)/Kualifikasi Operasional (KO)
 Performance Qualification (PQ)/Kualifikasi Kinerja (KK)
2. Validasi Metode Analisa
3. Validasi Proses Produksi
4. Validasi Proses Pengemasan
5. Validasi Pembersihan (Cleaning Validation)

6
JENIS-JENIS ALAT STATISTIK YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISA DATA
PADA MANAJEMEN MUTU

3.1 Rate Based


Merupakan salah satu bentuk perbandingan yang mengukur kemungkinan terjadinya
peristiwa/ kejadian tertentu
Rate memenuhi unsur-unsur sbb:
X : Pembilang adalah jumlah kasus penyakit yang terdapat di
dalam populasi atau dalam suatu kelompok suatu populasi
Y : Penyebut adalah populasi atau kelompok di dalam populasi yang mempunyai
resiko untuk mendapatkan penyakit yang bersangkutan.

Waktu, misalnya 1 hari , 1 bulan , 1 tahun dll.

Formula (X : Y) x 100% = …… %

Cara pengumpulan datanya yaitu:

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Pembilang
Penyebut
Hasil

Grafik

3.2 Me
an

Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa buah data. Nilai mean dapat ditentukan
dengan membagi jumlah data dengan banyaknya data.
Formula (X+Y+Z)/3= ......

3.3 Standar Deviasi


Dalam ilmu statistika, standar deviasi sering disebut dengan simpangan baku (yang
biasanya dilambangkan dengan huruf s) yaitu suatu ukuran yang menggambarkan

7
tingkat penyebaran data dari nilai rata-rata. Formula yang digunakan untuk
menghitung standar deviasi tersebut adalah
Rumus standar deviasi

3.4 Histogram
Kata histogram berasal dari bahasa Yunani: histos, dan gramma. Pada bidang statistik,
pengertian histogram adalah tampilan grafis dari tabulasi frekuensi yang digambarkan
dengan grafis batangan sebagai manifestasi data binning. Tiap tampilan batang
menunjukkan proporsi frekuensi pada masing-masing deret kategori yang
berdampingan dengan interval yang tidak tumpang tindih. Dalam konteks manajemen
kualitas, histogram adalah perangkat grafis yang menunjukkan distribusi, sebaran, dan
bentuk pola data dari proses. Jika data yang terkumpul menunjukkan bahwa proses
tersebut stabil dan dapat diprediksi, kemudian histogram dapat pula digunakan untuk
menunjukkan kemampuan batasan proses. Dikenal juga sebagai grafik distribusi
frekuensi, salah satu jenis grafik batang yang digunakan untuk menganalisa mutu dari
sekelompok data (hasil produksi), dengan menampilkan nilai tengah sebagai standar
mutu produk dan distribusi atau penyebaran datanya. Meski sekelompok data
memiliki standar mutu yang sama, tetapi bila penyebaran data semakin melebar ke
kiri atau ke kanan, maka dapat dikatakan bahwa mutu hasil produksi pada kelompok
tersebut kurang bermutu, sebaliknya, semakin sempit sebaran data pada kiri dan
kanan nilai tengah, maka hasil produksi dapat dikatakan lebih bermutu, karena
mendekati spesifikasi yang telah ditetapkan.

8
Grafik

3.5 Bar Chart

9
Bar chart adalah diagram alur pelaksanaan pekerjaan yang dibuat untuk menentukan
waktu penyelesaian pekerjaan yang dibutuhkan.

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Frekuensi
(N)

Contoh Bar Chart

3.6 Pie Chart


Pie chart atau diagram pie merupakan diagram yang berbentuk bulat dan bisa di
potong-potong kedalam beberapa bagian. sesuai dengan namanya. diagram ini sangat
berguna untuk mendiskripsikan kontribusi sesuatu dibandingkan yang lainnya.
Contoh:
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Frekuensi
(N)

10
3.7 Grafik
Grafik adalah suatu visualisasi table, yang dimana table tersebut berupa angka–angka
yang dapat disajikan ataupun dapat ditampilkan ke dalam bentuk gambar. Atau
definisi grafik yang lainnya yaitu sebagai suatu kombinasi antara angka, huruf,
simbol, gambar, lambang, perkataan, lukisan, yang disajikan satu media untuk
memberi konsep maupun ide dari pengirim kepada sasarannya dalam proses
menyampaikan maklumat.
Contoh pengumpulan data:
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Frekuensi
(N)

3.8 Scater Diagram

11
Scatter Diagram atau Diagram Pencar adalah diagram yang menunjukkan tingkat
hubungan (korelasi) di antara 2 faktor, faktor yang independen dan yang dependen.
Cara untuk membuat scatter diagram adalah sebagai berikut :
1. Kumpulkan pasangan data (x,y) yang akan dipelajari hubungannya serta susunlah
data itu dalam tabel. Diperlukan untuk mempunyai paling sedikit 30 pasangan
data.
2. Tentukan nilai-nilai maksimum dan minimum untuk kedua variabel x dan y.
Buatlah skala pada sumbu horizontal dan vertikal dengan ukuran yang sesuai agar
diagram akan menjadi lebih mudah untuk dibaca. Apabila kedua variabel yang
akan dipelajari itu adalah karakteristik kualitas dan faktor yang
mempengaruhinya, gunakan sumbu horizontal, x, untuk faktor yang
mempengaruhi karakteristik kualitas dan sumbu vertikal, y, untuk karakteristik
kualitas.
3. Tebarkan (plot) data pada selembar kertas. Apabila dijumpai data bernilai sama
dari pengamatan yang berbeda, gambarkan titik-titik itu seperti lingkaran
konsentris (.), atau plot titik kedua yang bernilai sama itu disekitar titik pertama.
4. Berikan informasi secukupnya agar orang lain dapat memahami diagram tebar itu.
Informasi yang biasa diberikan adalah :Interval waktuBanyaknya pasangan data
(n), Judul dan unit pengukuran dari setiap variabel pada garis horizontal dan
vertikal, Judul dari grafik itu, Apabila dipandang perlu dapat mencantumkan nama
dari orang yang membuat diagram tebar itu.
Contoh diagram Scater:

12
3.9 Run Chart
Run Chart menggunakan dua buah variable yang menunjukan dinamika proses yang
berlangsung, dimana variasi yang terjasi dimonitor sedemikian rupa sehingga nampak
jelas perubahan hasil yang diamati. Biasanya digunakan variable waktu sebagai
sumbu horizontal (berdasarkan periodesasi) sebagai acuan terjadinya perubahan.
Dalam diagram ini titk-titik data dihubungkan dengan garis, dan bilamana perlu
dilengkapi dengan garis nilai rata-rata dari data tersebut.
Tujuan Run Chart untuk memonitor aktivitas tertentu yang sedang berlangsung dalam
organisasi dengan harapan aktivitas tersebut dapat berlangsung dengan baik dan
berkesinambungan. Manfaat Run Chart yaitu untuk mengumpulkan, menganalisa da,
memberikan gambaran situasi yang sedang terjadi, dan untuk membandingkan data
berdasarkan periode tertentu guna melakukan pemeriksaan dan pengendalian.
Contoh:

3.10 Pareto Diagram


a. Pengertian

13
Diagram Pareto adalah sebuah proses stratifikasi dan penentuan tingkatan
berdasarkan data yang ada. Diagram Pareto pertama kali diperkenalkan oleh
seorang ahli ekonomi dari Italia yang bernama Vilfredo Frederigo Samoso pada
tahun 1897 merupakan pendekatan logis dari tahap awal pada proses perbaikan
suatu situasi yang digambarkan dalam bentuk histogram yang dikenal sebagai
konsep vital few and the trivial many untuk mendapatkan menyebab utamanya.
Kemudian digunakan oleh Dr. M. Juran secara luas dalam kegiatan kendali mutu
untuk menangani kerangka proyek, proses program, kombinasi pelatihan, proyek
dan proses, sehingga sangat membantu dan memberikan kemudahan bagi para
pekerja dalam meningkatkan mutu pekerjaan
b. Fungsi Diagram Pareto
Fungsi dari penggunaan Diagram Pareto dalam 7 tools, yaitu sebagai berikut:
1. Menunjukkan persoalan utama
2. Menyatakan perbandingan masing masing persoalan terhadap keseluruhan
3. Menunjukkan tingkat perbaikan setelah adanya tindakan perbaikan
4. Menunjukkan perbandingan masing masing persoalan sebelum dan setelah
perbaikan.
c. Langkah-Langkah Pembuatan Diagram Pareto
Langkah-langkah pembuatan diagram pareto, yaitu sebagai berikut.
- Stratifikasi permasalahan dan nyatakan dalam angka.
- Tentukan jangka waktu pengumpulan data.
Untuk memudahkan melihat perbandingan hasil sebelum dan sesudah
perbaikan, jangka waktu pengumpulan data sebelum dan sesudah perbaikan
dibuat sama.
- Atur masing masing penyebab secara berurutan sesuai dengan besarnya nilai
dalam grafik kolom.
Penyebab dengan nilai lebih besar terletak di sisi paling kiri dan seterusnya.
- Gambarkan grafik garis yang menunjukkan jumlah persentase (total = 100%)
pada bagian atas grafik kolom
Dimulai dengan nilai yang terbesar dan di bagian bawah masing masing
kolom dituliskan keterangan kolom tersebut.
- Pada bagian atas berikan keterangan atau nama diagram dan jumlah unit
seluruhnya.

Contoh diagram Pareto:

14
3.11 Check Sheet
Check sheet atau lembar periksa adalah suatu alat bantu untuk memudahkan proses
pengumpulan data. Biasanya berbentuk formulir dimana item-item yang akan
diperiksa telah dicetak dalam formulir tersebut.
Contoh Check Sheet:

3.12 Fish Bone Diagram


Diagram tulang ikan atau fishbone adalah salah satu metode / tool di dalam
meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram Sebab-Akibat
atau cause effect diagram. Penemunya adalah seorang ilmuwan jepang pada tahun 60-
an. Bernama Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan kelahiran 1915 di Tikyo Jepang yang juga
alumni teknik kimia Universitas Tokyo. Sehingga sering juga disebut dengan diagram
ishikawa. Metode tersebut awalnya lebih banyak digunakan untuk manajemen

15
kualitas. Yang menggunakan data verbal (non-numerical) atau data kualitatif. Dr.
Ishikawa juga ditengarai sebagai orang pertama yang memperkenalkan 7 alat atau
metode pengendalian kualitas (7 tools). Yakni fishbone diagram, control chart, run
chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, dan flowchart.
Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan) karena memang berbentuk mirip
dengan tulang ikan yang moncong kepalanya menghadap ke kanan. Diagram ini akan
menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai
penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang
ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan
diagram Cause and Effect (Sebab dan Akibat) karena diagram tersebut menunjukkan
hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal,
diagram sebab-akibat dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab
(sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor
penyebab itu. Pembuatan fishbone dengan cara brainstorming menggunakan
pertanyaan 5 WHY. Why terluar adalah kemungkinan penyebab utama.
Contoh Fishbone:

3.13 Control Chart


1. Pengertian
Pengertian Control Chart atau dalam bahasa Indonesia disebut peta kendali, yang
diberikan oleh Eugene adalah grafik dengan mencantumkan batas maksimum dan
batas minimum yang merupakan batas daerah pengendalian ( Leavenworth, R.S.,
Pengendalian Kualitas Statis). Control Chart ialah suatu Quality Tool yang dapat
digunakan untuk mendeteksi apakah sebuah proses tersebut dalam kondisi
terkontrol secara statistik (statistically stable) ataukah tidak. Proses yang tidak

16
dalam kondisi terkontrol secara statistik akan menunjukan suatu variasi yang
berlebih sebanding dengan perubahan waktu.
2. Tujuan Control Chart
Tujuan menggambarkan Control Chart adalah untuk menetapkan apakah setiap
titik pada grafik normal atau tidak normal dan dapat mengetahui perubahan dalam
proses dari mana data dikumpulkan, sehingga setiap titik pada grafik harus
mengindikasikan dengan cepat dari proses mana data diambil.
3. Manfaat Control Chart
a. Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi selama satu periode produksi.
b. Memberikan informasi proses secara kronologis, yakni menunjukkan
bagaimana pengaruh berbagai faktor, misalnya : material, manusia, metode,
dll. terhadap proses produksi.
c. Mengidentifikasi gejala penyimpangan suatu proses yakni dengan
memperhatikan pola atas pergerakan titik-titik sehingga dapat dihindari Over
Control yaitu pengontrolan terlalu ketat sehingga dapat menurunkan efisiensi
maupun Under Control yaitu pengontrolan terlalu longgar sehingga dapat
menurunkan mutu.
4. Cara Membuat Control Chart
Sebuah Control Chart terdiri dari garis pusat (Central Line), sepasang batas
kendali masing-masing diletakkan di atas (Upper Control Limit) dan di bawah
(Lower Control Limit) dan nilai karakteristik. Bila semua nilai digambarkan
didalam batas kendali tanpa kecenderungan khusus, maka proses dipandang
sebagai keadaan terkendali. Sedangkan bila mereka jatuh di luar batas kendali atau
menunjukkan bentuk lain, maka proses ditetapkan berada di luar kendali.
Contoh control chart (peta kendali)

17
18
BAB IV
PENGUMPULAN DATA

4.1 Pengorganisasian Pengumpulan Data


4.1.1 Struktur Organisasi

4.1.2 Kegiatan Program


1. Menyusun format pemantauan dan penilaian indikator
2. Menerima perubahan-perubahan/ revisi dokumen mutu
3. Monitoring sasaran mutu/ indikator
4. Pengumpulan/ rekapitulasi data indikator
5. Verifikasi analisa data dan validasi data
6. Melakukan pemantauan pencapaian indikator
7. Mengkoordinasi pelaksanaan Internal audit

19
8. Melakukan evaluasi dan pelaporan hasil audit internal
9. Melakukan pengendalian layanan tidak sesuai
10. Mendokumentasikan manajemen review
11. Mengkoordinasi pelaksanaan eksternal audit melalui Badan Sertifikasi
12. Pengkoordinasian penyusunan dokumentasi mutu
13. Mengendalikan dokumen dalam bentuk hard copy, softcopy, dan display
14. Distribusi dokumen ke unit-unit
15. Manajemen Resiko : Laporan insiden, identifikasi resiko, investigasi kejadian
16. Perbaikan proses : PDSA, RTL, RCA, FMEA
17. Mempersiapkan proses penilaian akreditasi dan sertifikasi
18. Menindaklanjuti temuan assessor
19. Memfasilitasi tim kerja untuk implementasi quality improvement
20. Mengkoordinasi penilaian Complience Rate (CR) terhadap standard
21. Pelatihan peningkatan mutu
22. Pelaksanaan survey kepuasan pelanggan
23. Evaluasi feed back pelanggan  Pengelolaan complain pelanggan
Rapat koordinasi peningkatan mutu

4.2 Pengambilan Sampel


Cara Pengambilan Sampel dengan Probabilitas Sampling Ada empat macam teknik
pengambilan sampel yang termasuk dalam teknik pengambilan sampel dengan
probabilitas sampling. Keempat teknik tersebut, yaitu cara acak, stratifikasi, klaster, dan
sistematis.
1. Sampling Acak Ada beberapa nama untuk menyebutkan teknik pemilihan sampling
ini. Nama tersebut termasuk di antaranya: random sampling atau teknik acak. Apa pun
namanya teknik ini sangat populer dan banyak dianjurkan penggunaannya dalam
proses penelitian. Pada teknik acak ini, secara teoretis, semua anggota dalam populasi
mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
Untuk mendapat responden yang hendak dijadikan sampel, satu hal penting yang
harus diketahui oleh para peneliti adalah bahwa perlunya bagi peneliti untuk
mengetahui jumlah responden yang ada dalam populasi.
2. Teknik Stratifikasi Dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial lainnya,
sering kali ditemui kondisi populasi yang ada terdiri dari beberapa lapisan atau
kelompok individual dengan karakteristik berbeda. Di sekolah, misalnya ada kelas
satu, kelas dua, dan kelas tiga. Mereka juga dapat dibedakan menurut jenis kelamin

20
responden menjadi kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Di masyarakat,
populasi dapat berupa kelompok masyarakat, misalnya petani, pedagang, pegawai
negeri, pegawai swasta, dan sebagainya. Keadaan populasi yang demikian akan tidak
tepat dan tidak terwakili; jika digunakan teknik acak. Karena hasilnya mungkin satu
kelompok terlalu banyak yang terpilih sebagai sampel, sebaliknya kelompok lain
tidak terwakili karena tidak muncul dalam proses pemilihan.
3. Teknik Klaster, Teknik klaster merupakan teknik memilih sampel lainnya dengan
menggunakan prinsip probabilitas. Teknik ini mempunyai sedikit perbedaan jika
dibandingkan dengan kedua teknik yang telah dibahas di atas. Teknik klaster atau
Cluster Sampling ini memilih sampel bukan didasarkan pada individual, tetapi lebih
didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara alami
berkumpul bersama. Teknik klaster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan
yang wilayahnya mungkin luas. Dengan menggunakan teknik klaster ini, mereka lebih
dapat menghemat biaya dan tenaga dalam menemui responden yang menjadi subjek
atau objek penelitian.
4. Teknik Secara Sistematis Teknik memilih sampel yang keempat adalah teknik
sistematis atau systematic sampling. Teknik pemilihan ini menggunakan prinsip
proporsional. Caranya ialah dengan menentukan pilihan sampel pada setiap 1/k, di
mana k adalah suatu angka pembagi yang telah ditentukan misalnya 5,6 atau 10.
Syarat yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah adanya daftar atau list semua
anggota populasi.
Menghitung Besar Sampel:
- Rumus Slovin
- Penghitungan Sampel menggunakan Rumus Solvin :

n = N/(1 + Ne^2)

- n = Number of Sampel (jumlah sampel)

- N = Total Population (jumlah seluruh anggota populasi)

- e = Error tolerance (toleransi terjadinya halat; taraf signifikasi)

4.3 Validasi Data


4.3.1 Pengertian
Validasi diartikan sebagai suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai
bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau

21
mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa
mencapai hasil yang diinginkan.
Data divalidasi jika:
1. Indikator baru diimplementasikan (khususnya, pengukuran klinis yang
bermaksud untuk membantu rumah sakit mengevaluasi dan meningkatkan
proses atau hasil klinis yang penting).
2. Data akan dipublikasikan pada website rumah sakit atau dengan cara lainnya
3. Terdapat perubahan cara pengumpulan data indikator
4. Capaian data berubah tanpa dapat dijelaskan
5. Sumber data berubah, seperti ketika sebagian dari rekam medis pasien telah
diubah menjadi format elektronik, sehingga sumber data sekarang elektronik
dan rekam medik.
6. Subjek pengumpulan data berubah, seperti perubahan rata-rata umur pasien,
komorbiditas, perubahan protokol penelitian, implementasi panduan praktik
terbaru, atau pengenalan teknologi dan metodologi perawatan terbaru
4.3.2 Tujuan
5. Menjaga kualitas data indikator kinerja yang dikumpulkan agar hasilnya bisa
dipercaya sebagai data yang riil ada di lapangan
6. Menjamin akuntabilitas atas validitas dari data mutu dan hasil yang
disampaikan ke publik
4.3.3 Prosedur Validasi Data
1. Pengumpul Data I yang merupakan Pengumpul Data Unit Kerja
mengumpulkan data dengan panduan kamus, form, dan Instruksi Kerja (IK)
pengumpulan data yang telah disiapkan oleh korporat/unit kerja.
2. Pengumpul Data II yang juga Pengumpul Data Unit Kerja melakukan
validasi data dengan mengumpulkan data dari seluruh atau sampel sumber
data yang sama yang digunakan oleh Pengumpul Data I, dengan panduan
kamus, instruksi kerja dan form pengumpulan data yang sama dengan
yang digunakan oleh Pengumpul Data I.
3. Pengumpul Data II melakukan validasi data dengan terlebih dahulu mengkaji
data yang telah dikumpulkan oleh Pengumpul Data I.
4. Cara menentukan jumlah sumber data yang dinilai oleh Pengumpul Data
II adalah dengan menggunakan metode sampel (tidak seluruh sumber data
yang dinilai oleh Pengumpul Data I), menggunakan rumus:
- Jika sumber data yang dinilai ≥ 180, sampel minimal untuk validasi data
adalah 5% atau maksimal hingga 50 sampel
- Jika sumber data < 180, minimal diambil 9 sampel atau,
- Jika sumber data < 9, semuanya dinilai.
5. Pengumpul Data I dan Pengumpul Data II menghitung akurasi atau persentase
kesesuaian data dengan cara:

22
- Seluruh data yang dinilai oleh Pengumpul Data II dibandingkan dengan
data yang sama yang dikumpulkan oleh Pengumpul Data I.
- Elemen data yang dinilai kesesuaiannya adalah Numerator (N),
Denominator (D), dan Kriteria Eksklusi (E).
- Untuk setiap data, bandingkan apakah data yang dikumpulkan Pengumpul
Data I dan Pengumpul Data II sama-sama menjadi E atau N dan atau D

23

Você também pode gostar