Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
Kelompok :5
Muhammad Rizal A 161411017
Muhammad Ainuddin 161411018
Muhammad Fikri Haikal 161411019
Muhammad Muhlis Rifa’i 161411020
Kelas : 2A
2018
BAB I
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
Anodisasi adalah proses pembentukan lapisan tipis (film) oksidasi pada permukaan benda
kerja dengan metode elektrolisis. Lapisan ini memberikan perlindungan terhadap logam
aluminium dari reaksi korosi. Proses anodisasi ini merupakan benda kerja (aluminium sebagai
benda kerja) ditempatkan sebagai anoda dan elektro lain (katoda) adalah logam Al, Pb atau
elektroda inert. Produk proses anodisasi ini mempunyai peranan yang penting dalam industry
manufaktur, seperti industry pesawat terbang, industry mesin, dan masih banyak bagi industry
yang memanfaatkan hasil proses anodisasi.
Mekanisme pembentukan lapisan oksida di permukaan benda kerja belum diketahui dengan
pasti, tetapi reaksi oksidasi alumunium adalah sebagai berikut :
4Al + 3O2 Al2O3
Kemungkinana tahapan proses anodisasi untuk pembuatan oksida adalah sebagai berikut:
Tahap reaksi oksidasi elektrolitik yang mengubah logam aluminium menjadi ion
Tahap reaksi ion dengan oksigen yang dibawah dalam bentuk ino (OH- atau O2) pada antar muka
sehingga membentuk aluminium oksida yang menempel pada permukaan anoda.
Tahapan terakhir merupakan periatiwa pelarutan kembali sebagai oksida tersebut oleh asam
sehingga membentuk lapisan akhir yang terlapisi
2H2O O2 + 4e + 4H+
Reaksi total
Proses anodisasi aluminium digunakan elektrolit yang melarutkan oksida logam, maka
akan terbentuk suatu lapisan oksida yang hamper tidak berpori dan sangat tipis. Lapisan oksida
semacam ini disebut lapisan penghalang arus. Apabila lapisan penghalang ini terbentuk, maka
lapisan ini akan semakin menebal dan mengakibatkan aliran arus listrik terbentuk, tetapi bila
lapisan oksida banyak porinya, ketebalan hanya beberapa perpuluhan micrometer, yaitu dapat
mencapai 0,17 mm.
Larutan elektrolit untuk proses anodisasi dapat menggunakan larutan berikut ini :
Larutan kromat (banyak dipakai untuk menganodisai alat pesawat terbang dan lapisan oksidanya
lebih tahan korosi dibandingkan dengan proses asam sulfat).
Larutan kromat – sulfat : CrO3 (50,25 – 100,50 gpl), NaCl (0,20 gpl), asam sulfat (0,50 gpl).
Kondisi operasi : T (35o C), rapat arus (0,1 – 0,54 A/dm2), t (30 menit), V (40 volt)
Larutan asam kromat : CrO3 (100 gpl). Kondisi operasi : T (35o C), rapat arus (0,1 – 1,8 A/dm2),
t (30 menit), V (40 volt), agitasi (udara)
Larutan asam sulfat : asam sulfat (15-18%). Kondisi operasi : T (20-28o C), rapat arus (1,2 – 1,4
A/dm2), t (10-30 menit), V (14-24 volt), agitasi (udara). Produk oksidanya lebih transparan dank
keras.
Asam Fosfat : asam orthopospat (108,7 gpl), kondisi proses : T (20-28o C), rapat arus (1,2 – 1,5
A/dm2), t (10-40 menit).
Pengerasan lapisan oksida pada aluminium yang telah mengalami proses anodisasi dilakukan air
panas. Aluminium oksida akan bereaksi dengan air membentuk bochmat
Pengerasan lapisan oksida dapat juga dilakukan dengan uap air panas. Dengan cara ini terbentuk
selaput bochmat pada lapisan oksidanya. Cara pengerasan lapisan oksida dengan menggunakan
uap air panas dapat menghindari terlarutnya kembali sebagai zat pewarna
Pengerasan lapisan oksida dapat juga dilakukan dengan larutan elektrolit seperti natrium asetat,
bikromat, silikat dan sebagainya
Pengerasan hasil proses anodisasi bertujuan untuk dekoratif, sehingga permukaan logam
menjadi lebih indah dan menarik. Zat waran dapat diserap dan tidak mudah hilang akibat sinar
matahari. Zat warna yang digunakan dapat berupa zat warna organic maupun anorganik.
Setelah proses anodisasi dan dicuci dengan air, lapisan oksidasi pada permukaan aluminium
dapat diberi warna dengan mencelupkan ke dalam larutan zat warna organic pada temperature
±65oC. Pelarut zat warna ini tidak harus air tetapi dapat juga pelarut organic seperti alcohol,
benzene dst. Kadar zat warna dan pH larutan disesuaikan dengan jenis zat yang diinginkan.
Beberapa zat warna anorganik dapat dierap ke dalam pori-pori oleh larutan lainnya. Karena itu
ada dua tahap dalam proses pewarna ini
Tahap 1 : menyerapkan zat warna anorganik dala pori-pori lapisan oksida
Tahap 2 : mengendapkan zat anorganik dalam pori-pori dengan larutan pengendapan.
Pewarnaan dapat juga dilakukan dengan menggunakan garam logam. Garam-garam ini
diserapkan ke dalam pori-pori lapisan oksida. Logam garam tersebut diendapkan secara
elektrolit. Logam aluminium yang dikerjakan secara ini akan lebih tahan terhadap panas dan
keadaan cuaca.