Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh:
021600476
021600478
021600461
021600485
The Fx2424 PLC adalah generasi terbaru dari PLC seri F yang didesain
untuk menggantikan model F2424. Secara elektronik, FX2424 identik dengan
F2424 dengan perbedaan yang mencolok FX2424 mendukung tipe besaran floating
point. Layout super PLC Fx2424 ditunjukkan pada Gambar 2.1. Perintah TBASIC
tersedia pada perangkat lunak I-TRiLOGI versi 7 (TL7), yang versi sebelumnya
(TL6) hanya mendukung untuk besaran integer. Fx2424 didesain 100%
2
mendukung dan kompatibel dengan F2424 dan dapat juga deprogram
menggunakan TL6 maupun TL7. Hal ini berarti semua permasalahan user yang ada
pada F2424 dan mentransfer file .PC6 menjadi FX2424 yang tidak termodifikasi.
Fx2424 secara default terdiri dari 8 input analog (12-bit, 0-5VDC), 4 output
analog (12-bit, 0-5V DC), 24 Input digital, dan 24 output digital. Selain itu memiliki
satu port RS232 dan dua port RS485; semuanya dapat dikumunikasikan
menggunakan protokol MODBUS. Port LCD internal memungkinkan untuk
antarmuka yang sederhana ke modul LCD standar industri dari 8 karakter hingga
3
80 karakter. Fx2424 dapat diperluas hingga total 128 input digital dan 128 output
digital menggunakan modul ekspansi opsional EXP1616R dan EXP4040.
2. Port I / O Analog
8 saluran input analog dan 4 saluran output analog terpisah tersedia melalui
DB15 konektor pada bagian kiri PLC Fx2424. PLC Fx2424 juga menyediakan
analog + 5V referensi-tegangan output dan ground analog pada konektor DB15
female, seperti yang ditunjukkan Gambar 3.
4
Perhatikan bahwa CPU hanya mengakses input analog #n ketika fungsi
TBASIC ADC (n) dipanggil. Karenanya, untuk memantau input analog, Anda
harus menjalankan fungsi ADC secara berkala. Frekuensi itu fungsi ADC disebut
dikenal sebagai "laju sampling" dan itu tergantung pada seberapa cepat data
analog perubahan.
5
Gambar 4.2 Internet TriLogy Server Version 3.1
3 Buka device manager pada komputer untuk mengetahui Port yang digunakan
untuk komunikasi dengan Fx2424 dan atur baudrate menjadi 38300 bps.
4 Fx2424 siap digunakan.
b. Pelaksanaan
Buka program Trilogy
1. Buat program menggunakan ladder diagram seperti pada Gambar 4.3.
6
2. Pada bagian custom function Read ADC buatlah listing menggunakan bahasa
basic dengan cara klik 2x dan tuliskan seperti yang ditunjukkan pada Gambar
4.4.
Gambar 4.4 Penulisan listing program custom function baca analog input
3 Lakukan online monitoring dan amati hasil pembacaan analog input pada DM1.
4 Aturlah nilai tegangan input pada ADC8 dari 0-5 volt dengan variasi setiap 0,5
volt. Catatlah nilai pembacaannya pada lembar data.
5 Lakukan analisis hubungan tegangan input pada ADC8 terhadap data hasil
pembacaan pada DM1 dan tuliskan hubungannya!
7 Buat program untuk membaca tegangan analog output DAC1 pada ADC1.
7
2. Hubungkan pin DAC1 dengan kutub positif multimeter dan kutub negative
multimeter dengan ground.
3. Buatlah program ladder dan custom fuction seperti pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Ladder diagram dan custom function untuk analog output
8
V. DATA PERCOBAAN
9
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum PLC kali ini, kami menggunakan modul Super PLC sebagai alat
peraga praktikum. Pada percobaan pertama, kami melakukan percobaan untuk
membaca besaran nilai input analog pada super PLC. Sensor yang kami gunakan
sebagai input besaran analog adalah potentiometer. Hal pertama yang dilakukan pada
percobaan pertama adalah memasang potentiometer sebagai sensor input analog.
Masing masing kaki potentiometer dipasang pada socket DB15 pada modul super
PLC yaitu :
Kaki nomor 1 sebagai ground yaitu port nomor 9 pada socket DB15
Kaki nomor 2 sebagai variabel input yaitu port A/D #1 yaitu port nomor 8
pada socket DB15
Kaki nomor 3 sebagai input tegangan 5 V yaitu port nomor 9 pada socket
DB15
10
Gambar 6.2 Program list bahasa basic
Program tersebut berfungsi untuk membaca besaran nilai Analog yang masuk ke
PLC ke dalam nilai besaran digital dan masuk ke Data Memory [1]. Nilai atau
besaran dari potentiometer yang berupa sudut putaran dirubah menjadi dalam
bentuk bit dalam PLC dimana bit maksimumnya apabila sesuai teori adalah 4096
atau 212. Untuk putaran maksimum atau input sebesar 5 V.
Dari data yang kami dapatkan, secara teori dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut
𝑉
Data DM1 = 𝑉 𝑖𝑛 𝑥𝑏𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑟𝑒𝑓
Karena bit maksimumnya adalah 212 dan Vref nya sebesar 5 V atau 5000 mV maka
rumus untuk mencari data digital DM1 secara teori adalah sebagai berikut :
𝑉
𝑖𝑛
Data DM1 = 5000 𝑥4096
Pada praktikum yang kami lakukan, bit maksimum yang kami dapatkan
adalah sebesar 4005 dan besar input maksimumnya adalah 4,96 V. Hal tersebut
tidak sesuai dengan teori. Hal tersebut dapat disebabkan beberapa hal diantaranya
adalah adanya tahanan pada perangkat pendukung praktikum seperti kabel,
potensio, dsb.
11
Hubungan ADC 8 dengan hasil pembacaan DM1 adalah dimana ADC 8
merupakan nilai besaran input dalam bentuk analog, yang selanjutnya diproses dan
dikonversi menjadi besaran digital dalam bentuk bit dengan bit maksimum 4005
untuk nilai masukan 4,96 V oleh modul PLC yang telah diprogram.
12
Gambar 6.3 Diagram ladder DAC
13
Kemudian kami menulis delay selama 1000 ms pada program agar terdapat
waktu jeda ketika kami melakukan trigger ke board SuperPLC sehingga
interval bit dapat bertambah secara runtut (+200) tidak melompat secara
langsung ke interval bit bit selanjutnya. Pemberian delay tersebut bertujuan
untuk memudahkan kami dalam mengambil data agar kami mempunyai
waktu untuk melakukan trigger tanpa takut interval bitnya melompat ke
interval selanjutnya.
Pada percobaan kedua ini hubungan antara I analog output dengan
tegangan analog yang terukur pada DAC1 adalah dimana pada I analog output
nilainya masih berbentuk digital atau dalam satuan bit, kemudian pada DAC1
besaran nilai keluarannya dalam bentuk tegangan dengan rentan 0-5000 mV.
Untuk perhitungan nilai DAC1 hasil dari konversi nilai bit dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
𝑏𝑖𝑡 (𝐼 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑜𝑔)
Voutput = 𝑥5000 𝑚𝑉
4096
Namun pada percobaan yang kami lakukan seperti pada data terlampir, untuk
nilai bit minimal yaitu pada nilai 0, tegangan keluaran yang terukur adalah
sebesar 8,9 mV. Dan untuk bit 4000 nilai tegangan keluaran yang terukur
adalah sebesar 4860 mV.
Pada percobaan ketiga, kami melakukan percobaan bagaimanakah
cara mengubah suatu besaran input dalam bentuk analog kemudian
dikonversi menjadi besaran digital dalam bentuk bit untuk kemudian
dikonversi lagi menjadi bentuk analog.. Secara ringkas pada percobaan yang
ketiga ini kami melakukan percobaan ADC sebagai input dan DAC sekaligus
sebagai output.
Pada input ADC kami menggunakan potentiometer sebagai sensor
besaran analog dan pada otput DAC kami menggunakan multimeter untuk
mengetahui nilai besaran output sesuai dengan besar nilai input yang kita
berikan.
14
Gambar 6.5 Diagram ladder ADC DAC
15
Gambar 6.7 Program bahasa basic DAC sebagai output DM[1]
Pada program ladder tersebut untuk custom function yang pertama
yaitu sebagai pembaca ADC dimana pada list program bahasa basic kita
tuliskan program untuk Data Memori 1 membaca nilai dari port A/D #1.
Dan pada custom function kedua yaitu sebagai converter besaran digital
(bit) dari Data Memori 1 menjadi besaran analog.
Dari data yang kami dapatkan besar nilai input dari ADC sama
dengan hasil output DAC. Seperti pada gambar di bawah ini :
16
Flowchart percobaan 3
START
INPUT
ADC
Digital
OUTPUT
ADC
STOP
17
VII. KESIMPULAN
1. Hubungan ADC 8 dengan hasil pembacaan DM1 adalah dimana ADC 8
merupakan nilai besaran input dalam bentuk analog, yang selanjutnya diproses
dan dikonversi menjadi besaran digital dalam bentuk bit
2. Hubungan antara I analog output dengan tegangan analog yang terukur pada
DAC1 adalah dimana pada I analog output nilainya masih berbentuk digital atau
dalam satuan bit, kemudian pada DAC1 besaran nilai keluarannya dalam bentuk
tegangan
3. Besar nilai input dari ADC sama dengan hasil output DAC
Dosen/Asisten Praktikan
18