Você está na página 1de 13

AUDITING 2

BAB 4
AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN:
PENGUJIAN PENGENDALIAN

OLEH :

1. KOMANG DANDY ANDRIADI NIM. 1617051050


2. GUSTI MADE INDRA SATRIAWAN NIM. 1617051100
3. KOMANG TRIANA ARIADI NIM. 1517051362

KELAS 5F

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM S1


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2018
BAB 4

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN: PENGUJIAN


PENGENDALIAN

A. Deskripsi Siklus Pengeluaran


Siklus pengeluaran terdiri dari transaksi pemerolehan barang atau jasa.
Barang yang diperoleh perusahaan dapat berupa aktiva tetap dan surat berharga
yang akan digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu lebih
dari satu tahun atau sediaan dan surat berharga yang akan dikonsumsi atau
digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu satu tahun atau
kurang.
Umumnya, transaksi besar yang membentuk siklus pengeluaran dalam
perusahaan terdiri dari: (1) transaksi pembelian dan (2) transaksi pengeluaran kas.
Meskipun transaksi penggajian dan pengupahan dan transaksi pembelian surat
berharga merupakan transaksi pemerolehan barang dan jasa, namun untuk
kepentingan pembahasan metodologi auditing ini, kedua transaksi tersebut akan
dibahas terpisah dari pembahasan audit terhadap siklus pengeluaran.
Siklus pengeluaran terdiri dari berbaagai sistem informasi akuntansi berikut:
1. Sistem pembelian, yang terdiri berbagai prosedur berikut ini.
a. Prosedur permintaan pembelian.
b. Prosedur order pembelian.
c. Prosedur penerimaan barang.
d. Prosedur penyimpanan barang.
e. Prosedur pembuatan bukti kas keluar.
f. Prosedur pencatatan utang.
2. Sistem pengeluaran kas, yang terdiri dari jaringan prosedur berikut ini.
a. Prosedur pembayaran bukti kas keluar.
b. Prosedur pencatatan pengeluaran kas.

B. Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian Terhadap


Siklus Pengeluaran
Oleh karena siklus pengeluaran terdiri dari dua sistem informasi akuntansi
untuk menyelenggarakan berbagai transaksi yang berkaitan dengan pengeluaran

1
perusahaan, pembahasan perancangan program audit untuk pengujian
pengendalian terhadap siklus pengeluaran ini dibagi menjadi dua kelompok
berikut ini:
1. Perancangan program audit untuk pengujian pengendalian-transaksi
pembelian.
2. Perancangan program audit untuk pengujian pengendalian-transaksi
pengeluaran kas.
Uraian tentang perancangan program audit untuk pengujian pengendalian
terhadap berbagai transaksi yang membentuk siklus pengeluaran dibagi menjadi
beberapa tahap berikut ini:
1. Fungsi terkait.
2. Dokumen.
3. Catatan akuntansi.
4. Bagan alir sistem informasi akuntansi.
5. Salah saji potensial, aktivitas pengendalian yang diperlukan, dan prosedur
audit untuk pengujian pengendalian yang dapat digunakan oleh auditor.
6. Penjelasan aktivitas pengendalian yang diperlukan.
7. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi
yang bersangkutan.
8. Penjelasan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi
yang bersangkutan.

C. Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian-Transaksi


Pembelian
Fungsi yang Terkait
Berbagai fungsi yang terkait dalam transaksi pembelian berada di tangan unit
organisasi berikut ini.

No Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang Fungsi


1 Fungsi gudang Bagian Gudang
2 Fungsi pembelian Bagian Pembelian
3 Fungsi penerimaan barang Bagian Penerimaan Barang

2
4 Fungsi pencatatan utang Bagian Utang
5 Fungsi akuntansi biaya Bagian Akuntansi Biaya
6 Fungsi akuntansi umum Bagian Akuntansi Umum
7 Fungsi penerimaan kas Bagian Kasa

Tanggung jawab setiap fungsi yang terkait dalam transaksi pembelian tersebut
diuraikan berikut ini.
1. Fungsi gudang. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang
bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan
posisi sediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah
diterima oleh fungsi penerimaan.
2. Fungsi pembelian. Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh
informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam
pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang
dipilih.
3. Fungsi penerimaan barang. Dalam sistem informasi akuntansi pembelian,
fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis,
mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan
dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan.
4. Fungsi pencatat utang. Dalam memperoleh barang dan jasa, fungsi pencatat
utang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian ke dalam
register bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber
(bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan utang atau
menyelenggarakan buku pembantu utang sebagai buku pembantu utang.
5. Fungsi akuntansi biaya. Dalam transaksi pembelian, fungsi akuntansi biaya
bertanggung jawab untuk mencatat sediaan dan aktiva tetap.

Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam transaksi pembelian dibagi menjadi dua
golongan: dokumen sumber (source document), yaitu dokumen yang dipakai
sebagai dasar pencatatan ke dalam catatan akuntansi, dan dokumen pendukung
(corroborating document atau dokumen penguat), yaitu dokumen yang

3
membuktikan validitas terjadinya transaksi. Berbagai dokumen yang digunakan
dalam transaksi pembelian dapat dilihat berikut ini.

Transaksi Dokumen Sumber Dokumen Pendukung


Pembelian Bukti kas keluar Surat permintaan pembelian
Surat permintaan otorisasi investasi
Surat permintaan otorisasi reparasi
Surat permintaan penawaran harga
Surat order pembelian
Laporan penerimaan barang
Surat perubahan order
Faktur dari pemasok

1. Surat permintaan pembelian. Dokumen ini merupakan formulir yang diisi


oleh fungsi gudang atau fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi
pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu
seperti yang tersebut dalam surat tersebut.
2. Surat permintaan otorisasi investasi (expenditure authorization request atau
authorization for expenditure). Dokumen yang digunakan untuk meminta
persetujuan pelaksanaan investasi dalam aktiva tetap disebut surat permintaan
otorisasi investasi. Dokumen ini diisi oleh fungsi yang mengusulkan
pemerolehan aktiva tetap dan setelah diotorisasi oleh direktur fungsi yang
bersangkutan dimintakan persetujuan dari direktur utama.
3. Surat permintaan otorisasi reparasi (authorization for repair). Dokumen ini
berfungsi sebagai perintah dilakukannya reparasi yang merupakan
pengeluaran modal (capital expenditure).
4. Surat permintaan penawaran harga. Dokumen ini digunakan untuk meminta
penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali
(tidak repetitif), yang menyangkut jumlah moneter pembelian yang besar.
5. Surat order pembelian. Dokumen ini digunakan untuk memesan barang
kepada pemasok yang telah dipilih.
6. Laporan penerimaan barang. Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan
untuk menunjukkan bahwa yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis,

4
spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order
pembelian.
7. Surat perubahan order pembelian. Dokumen ini dibuat apabila diperlukan
perubahan terhadap isi surat order pembelian yang sebelumnya telah
diterbitkan.
8. Bukti kas keluar. Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi yang berfungsi
sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok
dan yang sekaligus berfungsi sebagai surat pemberitahuan kepada kreditur
mengenai maksud pembayaran (berfungsi sebagai remittance advice).
9. Faktur dari pemasok. Dokumen ini merupakan tagihan dari pemasok, yang
berisi jenis, kuantitas, dan harga barang yang menjadi kewajiban perusahaan
kepada pemasok.

Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian
adalah:
1. Register bukti kas keluar (voucher register). Jika dalam pencatatan utang,
perusahaan menggunakn voucher payable procedure, jurnal yang digunakan
untuk mencatat transaksi pembelian adalah register bukti kas keluar.
2. Jurnal pembelian. Jika dalam pencatatan utang, perusahaan menggunakan
account payable procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi
pembelian adalah jurnal pembelian.
3. Buku pembantu utang. Jika dalam pencatatan utang, perusahaan
menggunakan account payable procedure, buku pembantu yang digunakan
untuk mencatat utang kepada pemasok adalah buku pembantu utang. Jika
dalam pencatatan utang, perusahaan menggunakan voucher payable
procedure, yang berfungsi sebagai catatan utang adalah arsip bukti kas keluar
yang belum dibayar (unpaid voucher file).
4. Buku pembantu sediaan. Dalam sistem akuntansi pembelian, buku pembantu
sediaan ini digunakan untuk mencatat kos sediaan yang dibeli.

5
Aktivitas Pengendalian dalam Sistem Informasi Pembelian
Berdasarkan salah saji yang diperkirakan akan terjadi dalam transaksi
pembelian, aktivitas yang dapat mencegah dan mendeteksi salah saji tersebut
mencakup:
1. Otorisasi umum dan khusus untuk setiap pembelian.
2. Setiap surat order pembelian harus didasarkan pada surat permintaan
pembelian yang telah diotorisasi.
3. Setiap penerimaan barang harus didasarkan pada surat order pembelian yang
telah diotorisasi.
4. Fungsi penerimaan barang menghitung, menginspeksi, dan membandingkan
barang yang diterima dengan data barang yang tercantum dalam surat order
pembelian.
5. Penyerahan barang dari fungsi penerimaan barang ke fungsi gudang harus
didokumentasikan.
6. Bukti kas keluar harus dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap
dan sah.
7. Setiap pencatatan ke register bukti kas keluar harus didukung dengan bukti
kas keluar yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.
8. Pengecekan secara independen posting ke dalam buku pembantu utang usaha,
sediaan, aktiva tetap, dengan akun kontrol yang bersangkutan dalam buku
besar.
9. Pertanggungjawaban secara periodik semua formulir bernomor urut tercetak.
10. Panduan akun dan review terhadap pemberian kode akun.
11. Riview kinerja secara periodik.

Penjelasan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap


Transaksi Pembelian
1. Lakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan atas permintaan
pembelian, penerimaan barang, pembuatan bukti kas keluar. Pengamatan ini
ditujukan untuk membuktikan: (1) adanya pemisahan tiga fungsi pokok:
fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi dalam penanganan
sistem pembelian, (2) setiap transaksi pembelian dilaksanakan oleh lebih dari

6
unit organisasi sehingga tercipta adanya pengecekan intern dalam setiap
pelaksanaan transaksi tersebut.
2. Ambil sampel transaksi pembelian dari register bukti kas keluar dan lakukan
pemeriksaan terhadap dokumen pendukung. Auditor mengambil sampel bukti
kas keluar yang belum dibayar (unpaid voucher) dari arsip dokumen tersebut
yang diselenggarakan oleh fungsi utang dan bukti keluar yang telah dibayar
(paid voucher) dari arsip dokumen tersebut yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi biaya.
3. Periksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan
pertanggungjawaban pemakaian formulir tersebut. Penggunaan nomor urut
tercetak menjamin kelengkapan transaksi pembelian yang dicatat dalam
catatan akuntansi. Dalam transaksi pembelian, formulir bukti kas keluar,
laporan penerimaan barang, dan surat order pembelian harus bernomor urut
tercetak dan pemakaian formulir tersebut dipertanggungjawabkan melalui
pemakaian nomor urut tercetak tersebut.
4. Ambil sampel bukti kas keluar yang disetujui dan lakukan pengusutan ke
dokumen pendukung dan catatan akuntansi yang bersangkutan. Untuk
membuktikan bahwa setiap transaksi pembelian didahului dengan adanya
otorisasi pembelian barang atau jasa, auditor mengambil sampel bukti kas
keluar dari arsip dokumen tersebut yang disimpan oleh fungsi utang (unpaid
voucher file) dan yang disimpan oleh fungsi akuntansi biaya (paid voucher
file).
5. Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu
dan jurnal. Untuk menguji keandaan prosedur pencatatan transaksi
pembelian, auditor menguji ketelitian posting ringkasan register bukti kas
keluar ke dalam akun yang bersangkutan dalam buku besar (misalnya akun
Sediaan, Biaya, Aktiva Tetap).

D. Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian-Transaksi


Pengeluaran Kas
Fungsi yang Terkait
Berbagai fungsi yang terkait dalam transaksi pengeluaran kas yaitu:

7
No Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang Fungsi
Fungsi yang memerlukan Bagian Pemasaran atau bagian-
1
pengeluaran kas bagian lain
2 Fungsi pencatatan utang Bagian Utang
3 Fungsi keuangan Bagian Kasa
4 Fungsi akuntansi biaya Bagian Akuntansi Biaya
5 Fungsi akuntansi umum Bagian Akuntansi Umum
6 Fungsi audit intern Bagian Audit Intern
7 Fungsi penerima kas Bagian Kasa

Fungsi setiap unit organisasi yang terkait dalam transaksi pengeluaran kas
tersebut diuraikan sebagai berikut.
1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas. Jika suatu fungsi memerlukan
pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian jasa dan untuk biaya perjalanan
dinas), fungsi yang bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi
pencatat utang. Permintaan cek ini harus mendapatkan persetujuan dari
kepala fungsi yang bersangkutan.
2. Fungsi pencatat utang. Fungsi ini bertanggung jawab atas pembuatan bukti
kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi keuangan dalam
mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.
3. Fungsi keuangan. Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggung
jawab untuk mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek, dan mengirimkan
cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur.
4. Fungsi akuntansi biaya. Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi akuntansi
bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya
dan sediaan.
5. Fungsi akuntansi umum. Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas, fungsi
akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam
jurnal pengeluaran kas atau register cek.
6. Fungsi audit intern. Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggung
jawab untuk melakukan penghitungan kas (cash count) secara periodik dan
mencocokkan hasil penghitungannya dengan saldo kas menurut catatan
akuntansi (akun Kas dalam buku besar).

8
Dokumen
Dua dokumen yang digunakan dalam transaksi pengeluaran kas dapat dilihat
sebagai berikut.

Transaksi Dokumen Sumber Dokumen Pendukung


Pengeluaran Bukti kas keluar Penerimaan cek
kas Kuitansi
Cek

1. Permintaan cek (check request). Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan


dari fungsi yang memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi pencatat utang
untuk membuat bukti kas keluar.
2. Bukti kas keluar. Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas
kepada fungsi keuangan sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.
3. Cek. Dari sudut sistem informasi akuntansi, cek merupakan dokumen yang
digunakan untuk memerintahkan bank melakukan pembayaran sejumlah uang
kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum pada cek.
4. Kuitansi. Dokumen ini merupakan bukti tanda terima cek dari penerima cek
pembayaran.

Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
adalah:
1. Register cek (check register). Register cek digunakan untuk mencatat cek-cek
perusahaan yang dikeluarkan untuk pembayaran para kreditur perusahaan
atau pihak lain.
2. Buku besar (general ledger). Akun buku besar yang terkait dalam transaksi
pengeluaran kas adalah: Utang Usaha dan Kas.

Aktivitas Pengendalian dalam Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas


Berdasarkan salah saji yang diperkirakan akan terjadi dalam transaksi
pengeluaran kas, aktivitas pengendalian yang dapat mencegah dan mendeteksi
salah saji tersebut mencakup:

9
1. Penandatangan cek harus me-riview bukti kas keluar dan dokumen
pendukungnya.
2. Pembubuhan cap lunas terhadap bukti kas keluar yang telah dibayar beserta
dokumen pendukungnya.
3. Pengecekan secara independen antara cek dengan bukti kas keluar.
4. Pertanggungjawaban semua nomor urut cek.
5. Pengecekan secara independen posting ke dalam catatan akuntansi.
6. Rekonsiliasi bank secara periodik oleh pihak ketiga yang independen.
7. Pengecekan secara independen terhadap tanggal yang tercantum dalam
bonggol cek (check stub) dan tanggal pencatatannya.

Penjelasan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap


Transaksi Pengeluaran Kas
1. Lakukan pengamatan terhadap prosedur pembuatan cek dan pencatatan cek
ke dalam register cek. Pengamatan ini ditujukan untuk membuktikan: (1)
adanya pemisahan dua fungsi pokok: fungsi penyimpanan dan fungsi
akuntansi dalam transaksi pengeluaran kas, (2) setiap transaksi pengeluaran
kas dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi sehingga terciptanya adanya
pengecekan intern dalam setiap pelaksanaan transaksi tersebut, (3) setiap
pengeluaran kas segera dicatat ke dalam catatan akuntansi yang bersangkutan.
2. Ambil sampel transaksi pengeluaran kas dari register cek dan lakukan
pemeriksaan terhadap dokumen pendukung. Auditor mengambil sampel bukti
kas keluar yang telah dibayar dari arsip dokumen tersebut yang
diselenggarakan oleh fungsi akuntansi umum.
3. Periksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan
pertanggungjawaban pemakaian formulir tersebut. Auditor memeriksa apakah
klien menggunakan formulir bernomor urut tercetak pada waktu auditor
mengambil sampel bukti kas keluar dan pada waktu melakukan inspeksi
terhadap formulir cek yang belum dipakai.
4. Ambil sampel bukti kas keluar yang telah dibayar dan lakukan pengusutan ke
dokumen dan catatan akuntansi yang bersangkutan. Dalam pemeriksaan
terhadap bukti kas keluar tersebut, auditor melakukan pemeriksaan terhadap

10
penggunaan nomor urut tercetak pada bukti kas keluar dan
pertanggungjawaban penggunaan dokumen bernomor urut tercetak tersebut.
Di samping itu, auditor juga melakukan pemeriksaan terhadap tanda tangan
otorisasi yang tercantum dalam bukti kas keluar. Auditor juga mengusut
posting data dalam bukti kas keluar yang telah dibayar bonggol cek, buku
pembantu utangm dan register cek.
5. Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu
dan jurnal. Auditor mengambil sampel rekapitulasi bulanan register cek dan
membandingkannya dengan jumlah yang di-posting dalam akun yang
bersangkutan dalam buku besar.

E. Evaluasi Hasil Pengujian Pengendalian


Berbagai tahap penaksiran risiko pengendalian terhadap berbagai sistem
informasi akuntansi yang membentuk siklus pengeluaran merupakan proses audit
yang dilaksanakan oleh auditor dalam rangka memperoleh pemahaman tentang
pengendalian intern terhadap siklus pengeluaran. Setelah memperoleh
pemahaman atas kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang relevan dengan
pelaporan keuangan siklus pengeluaran dan setelah menaksir risiko pengendalian
untuk berbagai asersi akun yang terkait dengan siklus pengeluaran (sediaan,
biaya, aktiva tetap, dan utang usaha), auditor harus membandingkan tingkat risiko
pengendalian yang sesungguhnya atau final dengan tingkat risiko pengendalian
yang direncanakan untuk asersi tersebut. Jika tingkat risiko pengendalian final
sama dengan yang direncanakan, auditor dapat melanjutkan untuk mendesain
pengujian substantif khusus berdasarkan tingkat pengujian substantif yang
direncanakan. Jika tingkat risiko pengendalian final tidak sama dengan yang
direncanakan, auditor harus mengubah tingkat pengujian substantif sebelum
auditor mendesain pengujian substantif khusus untuk menampung tingkat risiko
deteksi yang dapat diterima.

11
DAFTAR PUSTAKA

Elder, et al. 2011. Jasa Audit dan Assurance:Pendekatan Terpadu (Adaptasi


Indonesia) Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. 2016. Auditing Edisi 6-Buku2. Jakarta: Salemba Empat.

12

Você também pode gostar