Você está na página 1de 10

EMARA - Indonesian Journal of Architecture

Vol 1 Nomor 1 - Agustus 2015


ISSN 2460-7878

IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS PENATAAN KAWASAN BERBASIS


PENDAPAT MASYARAKAT
Studi Kasus Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan

Arfiani Syariah
Fakultas Sains dan Teknologi UINSA Surabaya
nisya27@yahoo.com

Abstrak
Perubahan paradigma pembangunan dari sistem terpusat ke daerah cukup memberikan porsi penting
bagi masyarakat untuk ikut andil di dalam kegiatan perencanaan pengembangan sebuah kawasan.
Untuk dapat memberikan peran secara efektif, masyarakat dituntut untuk memahami isu-isu strategis
atas potensi dan permasalahan lokal yang ada untuk kemudian diangkat dalam bagian kegiatan
perencanaan pembangunan. Penemuan Isu – isu strategis yang ada akan ditindaklanjuti dengan
perumusan indikasi program penataan bangunan dan lingkungan/ perancangan kawasan. Metode
pengumpulan data yang digunakan yakni dengan wawancara semi terstruktur, observasi lapangan,
penyebaran kuesioner dan kemudian dilakukan Focus Group Discussion (FGD). Analisis yang
digunakan adalah dengan analisis deskriptif kualitatif dengan menampilkan tabel kesepahaman atas
isu strategis penataan kawasan. Lokasi studi yang diambil yakni berada di Kecamatan Panggungrejo
Kota Pasuruan yang memenuhi kriteria sebagai kawasan strategis dari sudut kepentingan aspek
ekonomi. Dari hasil kajian ini, selain bertujuan menemukan isu strategis penataan kawasan studi,
diharapkan juga dapat menambah wacana tentang proses identifikasi isu strategis penataan kawasan
berbasis masyarakat dan sumberdaya lokal.

Keywords: kawasan strategis ekonomi, penataan kawasan, FGD, sumberdaya lokal

1. Pendahuluan dan lingkungan, hal ini terjadi karena secara


Secara ekonomi, Indonesia cukup memiliki geografis barada di area sekitar pelabuhan yang
kota – kota dengan banyak potensi yang belum menjadi awal pusat tumbuhnya perdagangan
dikelola dan dikembangkan secara optimal. kota. Secara ekonomi, di kecamatan ini terdapat
Salah satunya adalah Kota Pasuruan, Jawa beberapa kegiatan penggerak sektor
Timur, dalam hal ini Kecamatan Panggungrejo perekonomian yang ditandai dengan keberadaan
yang merupakan kecamatan baru hasil pasar besar Kota Pasuruan, industri logam skala
pemekaran tahun 2012. makro dan mikro, industri perikanan, mebel, jalur
Kecamatan Panggungrejo mempunyai arteri penghubung antar kota serta stasiun kereta
pengaruh penting terhadap perkembangan Kota api yang secara tidak langsung memberikan
Pasuruan baik secara ekonomi, sosial, budaya andil terhadap peningkatan kesejahteraan
40 Arfiani Syariah:
Identifikasi Isu Strategis Penataan Kawasan Berbasis Pendapat Masyarakat

masyarakat dan tingkat kestrategisan kawasan. bersangkutan;


Secara sosial budaya, pasuruan dengan 3. Sebagai pertimbangan dalam
panggungrejo di dalamnya, masuk dalam area penyusunan indikasi program utama
tapal kuda dengan karakteristiknya menjadi titik RTRW; dan
pertemuan multi etnis didalamnya. 4. Sebagai dasar penyusunan rencana rinci
Keistimewaan Kecamatan Panggungrejo tata ruang wilayah kota.
dalam skala kota Pasuruan didukung dengan Kawasan Strategis ekonomi di Kecamatan
penyebutannya dalam dokumen RTRW Kota Panggungrejo Kota Pasuruan meliputi:
Pasuruan 2011-2031 yang menyatakan bahwa Kelurahan Mayangan dan Trajeng untuk
Kecamatan Panggungrejo ditetapkan sebagai pengembangan industri logam, Kelurahan
“Kawasan Strategis Ekonomi” dengan segala Tambaan, Panggungrejo dan Ngemplakrejo
keistimewaan yang melekat padanya. untuk pengembangan industri perikanan, dan
Kriteria kawasan strategis dari sudut Kelurahan Panggungrejo untuk pengembangan
kepentingan ekonomi yang dimiliki oleh Wisata Marina. Akan tetapi di lapangan, industri
Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, tersebut menyebar dengan jenis kegiatan yang
yakni: berbeda di permukiman penduduk, tidak
1. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh; mengelompok dalam satu cluster.
2. Memiliki sektor unggulan yang dapat Potensi perkembangan industri Kecamatan
menggerakkan pertumbuhan ekonomi; Panggungrejo dari tahun ke tahun mengalami
3. Memiliki potensi ekspor; peningkatan yang cukup significant, secara garis
4. Didukung jaringan prasarana dan fasilitas besar dapat dilihat dalam Tabel 1. Dari hasil
penunjang kegiatan ekonomi; observasi lapangan dapat dilihat bahwa kondisi
5. Ditetapkan untuk mempercepat perkembangan Industri yang cukup pesat di
pertumbuhan kawasan tertinggal Kecamatan Panggungrejo Kota Pasuruan
Kawasan strategis ekonomi kecamatan tersebut tidak diikuti dengan adanya perbaikan
Panggungrejo ditetapkan dengan fungsi : kualitas lingkungan yang mendukung
1. Mengembangkan, melestarikan, pengembangan kawasan.
melindungi dan / atau mengkoordinasikan
Kegiatan Industri bersanding dengan
keterpaduan pembangunan nilai strategis
kegiatan permukiman yang tidak disadari oleh
kawasan yang bersangkutan dalam
masyarakat bahwa hal ini lambat laun akan
mendukung penataan ruang wilayah kota;
berdampak buruk bagi lingkungan tinggal dan
2. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai
kesehatan. Selain itu, kepadatan permukiman,
kegiatan pertumbuhan ekonomi, social
banjir rob, permukiman kumuh, infrastruktur yang
budaya, serta fungsi dan daya dukung
kurang memadai, dan adanya perubahan fungsi
lingkungan hidup dalam wilayah kota
lahan dari area tambak menjadi permukiman
yang dinilai mempunyai pengaruh sangat
merupakan kondisi lapangan yang mengancam
penting terhadap kota yang
penataan kawasan.
EMARA - Indonesian Journal of Architecture
Vol 1 Nomor 1 - Agustus 2015 41

Tabel 1 Perkembangan Industri Kota Pasuruan Tahun


2003-2013
Tahun Unit Usaha Penyerapan NaKer
Formal Non Formal Formal Non Formal

2003 648 2.384 15.853 8.154

2005 657 2.700 15.943 10.386

2007 701 2.700 16.492 10.492

2009 738 2.735 18.929 11.715

2011 749 2.735 19.062 11.715

2013 773 2.849 20.225 12.965

IKAH 524 1.935 16.033 9.141


ILMEA 231 959 4.192 3.824
Nilai Produksi Nilai Investasi
(*dalam juta) (*dalam juta)
Tahun Formal Non Formal Formal Non Formal

2003 501.217 294.740 96.467 64.564

2005 510.165 295.303 97.414 65.126


Gambar 2. Kegiatan perekonomian sektor industri besar
2007 523.319 296.372 104.205 65.601 dan home industri logam di lokasi studi (Sumber: Survei
Lapangan, 2014)
2009 599.039 333.710 121.826 73.707

2011 604.446 333.710 130.765 73.707


Dari hasil observasi lapangan dapat dilihat
2013 668.340 350.395 154.139 77.392
bahwa kondisi perkembangan Industri yang
IKAH 475.794 229.885 110.933 51.819
cukup pesat di Kecamatan Panggungrejo Kota
ILMEA 192.547 120.511 43.206 25.573
Pasuruan tersebut tidak diikuti dengan adanya
Sumber: Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Pasuruan, 2014

Keterangan: perbaikan kualitas lingkungan yang mendukung


IKAH : Industri Kimia Agro dan Hasil Hutan pengembangan kawasan. Kegiatan Industri
ILMEA: Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka
bersanding dengan kegiatan permukiman yang
tidak disadari oleh masyarakat bahwa hal ini
lambat laun akan berdampak buruk bagi
lingkungan tinggal dan kesehatan.
Selain itu, kepadatan permukiman, banjir
rob, permukiman kumuh, infrastruktur yang
kurang memadai, dan adanya perubahan fungsi
lahan dari area tambak menjadi permukiman
merupakan kondisi lapangan yang mengancam
penataan kawasan.

Gambar 1. Kegiatan perekonomian sektor perikanan di


lokasi studi (Sumber: Survei Lapangan, 2014)
42 Arfiani Syariah:
Identifikasi Isu Strategis Penataan Kawasan Berbasis Pendapat Masyarakat

dilakukan dialog antar masyarakat dengan


difasilitasi oleh pemerintah untuk menemukan
solusi bersama atas permasalahan penataan
kawasan yang ada

Gambar 3. Kondisi kepadatan bangunan di lokasi studi


(Sumber: Survei Lapangan, 2014)

Gambar 5. Kondisi sanitasi di lokasi studi (Sumber:


Survei Lapangan, 2014)

Gambar 4. Kondisi sampah di lokasi studi 2. Metode


(Sumber: Survei Lapangan, 2014)
Metode pengumpulan data yang digunakan
yakni diawali dengan penyebaran kuesioner
Penataan kawasan dengan menemukan
terbuka dan wawancara semi terstruktur, untuk
permasalahan kawasan oleh perancang tanpa
menggali secara mendalam potensi dan
ada pelibatan masyarakat didalamnya maka
permasalahan yang ada di lokasi studi menurut
tidak akan berjalan efektif. Kunci konsep
persepsi responden, untuk kemudian ditemukan
pembangunan berbasis sumberdaya lokal
kata kunci yang bisa dijadikan isu strategis
berada pada kemampuan dan kemauan aktif
sebagai bahan observasi lapangan. Wawancara
manusia lokal, maka keefektifan konsep tersebut
semi terstruktur dilakukan karena tidak semua
tidak lepas dari kebutuhan pemahaman
responden mengerti bahasa yang ditanyakan
mendalam pada keikutsertaan manusia lokal
dalam kuesioner disamping juga agar tepat
dalam pembangunan. Oleh karena itu
sasaran, sesuai dengan informasi yang
keikutsertaan masyarakat dalam pengembangan
dibutuhkan (Iterasi I). Dari hasil pemahaman
lokal merupakan faktor yang penting untuk
observasi lapangan dan kajian keilmuan,
difahami dalam mendukung konsep dan praktek
kemudian dilakukan penyebaran kuesioner
pembangunan berbasis sumberdaya lokal
dengan mengerucutkan variabel pertanyaan
(Sawitri,2006).
sesuai dengan kebutuhan komponen rancang
Tujuan dari tulisan ini adalah
yang akan diaplikasikan (Iterasi II) kemudian
mengidentifikasi isu strategis penataan kawasan
dilakukan Focus Group Discussion (FGD).
berbasis pendapat masyarakat, untuk kemudian
EMARA - Indonesian Journal of Architecture
Vol 1 Nomor 1 - Agustus 2015 43

Analisis yang digunakan adalah dengan analisis 3.2. Iterasi I


deskriptif kualitatif dengan menampilkan tabel Hasil dari wawancara semi terstruktur
kesepahaman atas isu strategis penataan dengan para stakeholder menemukan kata kunci
kawasan. isu strategis yang dapat digunakan sebagai
bahan observasi lapangan dengan tingkat variasi
3. Pembahasan jawaban yang cukup lebar antara responden
3.1. Analisis Stakeholder
satu dengan yang lain. Jawaban dari responden
Setelah melalui langkah–langkah: identifikasi
rata-rata merupakan jawaban dari permasalahan
stakeholder kunci, dan melakukan assessment
kawasan dalam lingkup kecil mencakup ruang
terhadap kepentingan, pengaruh dan dampak
aktifitas mereka sendiri, belum berbicara
para stakeholder, akhirnya ditemukanlah
keruangan secara makro. Akan tetapi hal ini
beberapa instansi pemerintah daerah,
tidak menjadi masalah, karena data yang didapat
perusahaan swasta serta komunitas masyarakat
menjadi lebih detil dan bervariasi. Informasi
lokal yang akan berpengaruh dan terpengaruhi
potensi, permasalahan yang bisa dijadikan isu
oleh adanya kegiatan perencanaan kawasan,
strategis penataan kawasan yang di dapat dari
yakni :
masyarakat kemudian di iterasi untuk menjadi
1. Kepala Kantor Camat Panggungrejo bahan observasi, crosschek lapangan dan alat
2. Bappeda Kota Pasuruan untuk melakukan analisis di tahap selanjutnya.
3. Dinas Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan
3.3. Iterasi II
Perikanan
Untuk mengerucutkan variabel diskusi, perlu
4. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
sebuah patokan teori yang akan digunakan
Perijinan Terpadu
sebagai dasar dan tolak ukur penyelesaian
5. Bagian Pembangunan
permasalahan penataan kawasan. Kajian ini
6. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
mengerucutkan pada lingkup penataan
Informatika
bangunan dan lingkungan. Sesuai dengan
7. Kepala Kelurahan Panggungrejo
peraturan menteri pekerjaan umum
8. Kepala Kelurahan Mayangan
No.06/PRT/M/2007 disebutkan bahwa komponen
9. Kepala Kelurahan Ngemplakrejo
rancang yang dapat digunakan untuk penataan
10. Kepala Kelurahan Tambaan
kawasan terdiri atas:
11. Pelaku kegiatan perekonomian di kawasan
1. Struktur peruntukan lahan
rencana (Perikanan, Pergudangan, Wisata,
2. Intensitas pemanfaatan lahan
Pertokoan, Industri, Home Industri, dll)
3. Tata Bangunan
12. Lembaga Swadaya masyarakat yang pernah
4. Sistem Sirkulasi dan jalur penghubung
aktif menangani kegiatan perencanaan di
5. Sistem ruang terbuka dan tata hijau
lolasi studi
6. Tata kualitas lingkungan
13. Pelindo III
7. Sistem prasarana dan utilitas lingkungan
14. Organisasi / Himpunan nelayan
8. Pelestarian bangunan dan lingkungan
15. Tokoh masyarakat
Komponen rancang yang tersebut digunakan
44 Arfiani Syariah:
Identifikasi Isu Strategis Penataan Kawasan Berbasis Pendapat Masyarakat

sebagai variabel dalam kuesioner yang Discussion merupakan suatu proses


dibagikan kepada stakeholder untuk menemukan pengumpulan informasi mengenai suatu
isu strategis yang lebih mengerucut dalam masalah tertentu yang sangat spesifik (Irwanto,
penataan kawasan untuk kemudian dibawa 2007). FGD ini dilakukan dengan menampilkan
dalam forum Focus Group Discussion (FGD) tabel isu – isu strategis penataan kawasan yang
yang melibatkan seluruh stakeholder inti. disarikan dari tahapan iterasi I dan II, untuk
kemudian dilakukan proses diskusi, sanggahan
3.4. Analisa Isu Strategis maupun tambahan dari peserta. Berikut pada
Melakukan tahapan analisa penentuan isu tabel 2 rincian kesepakatan hasil diskusi
strategis yang akan dibawa pada tahapan Focus mengenai Isu strategis penataan kawasan
Group Discussion merupakan bagian yang strategis ekonomi Kecamatan Panggungrejo,
penting dan sangat menentukan dalam proses Kota Pasuruan
penyusunan rencana penataan kawasan dalam Tabel2. Hasil kesepakatan diskusi FGD
hal ini penataan bangunan dan lingkungan untuk Aspek Issue

melengkapi tahapan – tahapan yang telah Peruntukan 1. Permukiman masyarakat nelayan di lahan
dilakukan sebelumnya. Isu strategis merupakan Lahan milik Pelindo

hal yang harus diperhatikan dan dikedepankan 2. Lahan berupa tanah bengkok desa di barat

dalam perencanaan pembangunan karena pelabuhan


3. Reklamasi lahan tambak untuk permukiman
apabila tidak diperhitungkan dalam jangka
dan usaha
panjang akan berdampak pada kawasan. Isu
4. Bangunan tidak terpakai milik daerah bisa
strategis juga diartikan sebagai suatu kondisi / digunakan untuk penunjang aktifitas
keadaan yang apabila diantisipasi akan ekonomi kawasan
menimbulkan permasalahan atau hilangnya 5. Kawasan wisata marina/bahari

peluang. Pada kajian ini penentuan sebuah 6. Kepemilikan lahan potensial sebagian besar
ada di Pelabuhan (Pelindo III)
kondisi untuk ditentukan atau diangkat menjadi
7. Status lahan pasar ikan
isu strategis ditentukan dengan dua cara yakni
8. Pembangunan sekolah perikanan
berdasar pada frekuensi sebuah kondisi disebut
9. Rencana Pembangunan RPH (Rumah
oleh stakeholder dalam sesi wawancara Potong Hewan
sebelumnya dan studi literatur dalam
mengangkat sebuah kondisi lapangan untuk Intensitas 1. Kepadatan tinggi, kerawanan, di

dilontarkan dan didiskusikan dalam forum FGD. Pemanfaatan permukiman nelayan, satu rumah untuk
Lahan beberapa KK --- kumuh

3.5. Focus Group Discussion (FGD) 2. Prosentase KDB cukup besar ---- area

Untuk menyatukan persepsi, pandangan dan resapan air? (min 10% dari luasan kavling)

kesepakatan terhadap isu strategis penataan


PKL 1. PKL difasilitasi oleh walikota dengan
kawasan, maka diperlukan sebuah diskusi
mengadakan event dua mingguan di
kelompok yang melibatkan seluruh stakeholder.
sepanjang pesisir pelabuhan (Pasar Pesisir)
Diskusi Kelompok Terarah atau Focus Group
EMARA - Indonesian Journal of Architecture
Vol 1 Nomor 1 - Agustus 2015 45

Tabel2. Hasil kesepakatan diskusi FGD (lanjutan1) Tabel2. Hasil kesepakatan diskusi FGD (lanjutan2)
Aspek Issue Aspek Issue

Tata 1. Bangunan Pergudangan terbengkalai, RTH 1. Ada peraturan pemunduran bangunan

Bangunan kegiatan pelabuhan terbatas --- Perlu dengan jarak tertentu dari sungai - dapat

peningkatan fungsi pelabuhan digunakan sebagai RTH

2. AMDAL : home industri logam & perikanan 2. Tidak ada ruang public / RTH yang

berdampak pada pencemaran udara, air & memadai

kebisingan 3. Jalur hijau sepanjang bantaran sungai dan

3. Genangan Rob / Banjir Rob rel kereta dapat diolah

4. Polusi udara (bau) oleh industri Mitigasi 1. Berkurangnya luasan mangrove dan tambak

pengasapan ikan dan logam Bencana --- berubah menjadi hunian

5. Penataan Kawasan Pelabuhan 2. Perlindungan, penanaman mangrove

6. Rencana Revitalisasi Pasar Besar dengan peran serta masyarakat untuk

Sirkulasi dan 1. Jalan akses permukiman nelayan perlindungan pantai

Jalur Panggungrejo ke pelabuhan Sumber : Analisis 2014

Penghubung 2. Pendanaan perbaikan jalan di area Pelindo


3. Jalan yang relative sempit di permukiman 3.5.1. Peruntukan Lahan
nelayan, tidak mudah di akses oleh Isu strategis yang perlu untuk mendapatkan
pengangkutan sampah perhatian terkait penggunaan lahan di kawasan
4. Pembangunan Jalan Lingkar Utara
penataan menurut persepsi masyarakat antara
5. Kegiatan parkir dan pedagang yang berada
lain terdiri dari: Keberadaan permukiman
di utara pasar besar mengganggu sirkulasi
masyarakat nelayan yang berada di lahan milik
dan view ke arah stasiun
Tata Kualitas 1. Lokasi penataan tidak mempunyai landmark
Pelindo, jika tidak diberikan solusi penanganan,
Lingkungan atau tetenger yang bisa dijadikan image ke depan dapat berdampak buruk bagi
positif kawasan keamanan dan kenyamanan kawasan.
Masyarakat mengusulkan perencanaan
Prasarana 1. Rencanan penambahan Toilet umum
dan Utilitas 2. Jaringan air bersih sangat minim
penambahan pembangunan rusunawa di pesisir
Lingkungan 3. Pengelolaan sampah melalui bank sampah utara Kota Pasuruan. Lahan tambak di pesisir
--- dikelola oleh ibu2 PKK utara lokasi penataan sedikit banyak telah
4. Rencana Pembangunan TPI yang higienis berubah menjadi lahan dengan fungsi
5. Penentuan lokasi TPS
pemanfaatan sebagai permukiman dan kegiatan
6. Pendangkalan sungai
usaha. Jika dibiarkan terus berlanjut hal ini akan
7. Tidak ada lokasi Display pemasaran industri
berdampak mengkhawatirkan pada keberadaan
logam untuk memperkuat identitas kawasan
8. Pelabuhan Pendaratan Ikan hutang mangrove di pesisir pantai. Kegiatan
9. Kebutuhan Pusat Pemasaran Industri masyarakat di lokasi penataan sebagain besar
logam berorientasi di sekitar pelabuhan. Apabila tidak
10. Sanitasi di kawasan rawan genangan Rob ada inisiatif Pelindo III untuk mengembangkan
dengan menggunakan system polder
pelabuhan, maka kegiatan didalamnya akan
11. Pengolahan perikanan dengan
bersifat stagnan, Pelindo menjadi penentu
menggunakan teknologi --- variasi produk
perkembangan kawasan sekitar pelabuhan
46 Arfiani Syariah:
Identifikasi Isu Strategis Penataan Kawasan Berbasis Pendapat Masyarakat

karena kepemilikan lahan potensial sebagian penduduk tanpa dilengkapi dengan dokumen
besar ada pada Pelindo III. Panggungrejo AMDAL tanpa disadari oleh masyarakat akan
dengan karakter khas permukiman nelayan dan menyebabkan pencemaran udara, air dan
kegiatan perikanan sudah selayaknya didukung kebisingan dan menimbulkan dampak buruk bagi
dengan fasilitas yang memadai. Akan tetapi kesehatan.
kondisi saat ini cukup memprihatinkan, pasar Banjir rob dialami oleh permukiman yang
ikan sebagai tempat distribusi produk perikanan berada tepat di bibir pantai utara Kelurahan
tidak berdiri secara legal, pasar memanfaatkan Panggungrejo. Hal ini disebabkan karena
sempadan sungai untuk kegiatannya. nelayan yang memaksakan diri tinggal
Isu peruntukan lahan yang lain membangun rumah menempati area yang
menitikberatkan pada potensi lokasi studi yang secara perencanaan digunakan sebagai
bisa dimanfaatkan untuk atau mendukung dermaga tambatan perahu nelayan, bukan
penataan kawasan, yakni keberadaan lahan hunian. Oleh sebab itu hasil diskusi menyatakan
berupa tanah bengkok desa yang dapat perlu diadakan relokasi permukiman warga dan
dimanfaatkan sebagai area RTH di tengah mengembalikan fungsi dermaga sebagaimana
keberadaan hunian padat di sekitarnya. Selain yang direncanakan sejak awal. Adanya rencana
itu terdapat rencana pembangunan sekolah masterplan penataan kawasan pelabuhan dan
perikanan, Rencana pembangunan Rumah revitalisasi pasar besar merupakan isu positif
Potong Hewan yang perlu diperhitungkan bagi perkembangan kawasan khususnya
keberadaannya terhadap rencana penataan penataan kualitas tata bangunan dan lingkungan.
sekitar. 3.5.4. Sirkulasi dan Jalur penghubung
3.5.2. Intensitas Pemanfaatan Lahan Isu positif yang dapat diangkat untuk
Kepadatan tingkat hunian di permukiman penataan kawasan terkait sirkulasi dan jalur
penduduk dengan prosentase KDB yang cukup penghubung di dalam lokasi studi yakni adanya
besar merupakan sebuah permasalahan yang rencana pembangunan Jalan Lingkar Utara yang
apabila tidak ditangani dan ditindaklanjuti dengan melewati lokasi studi, yang secara mutlak akan
peraturan daerah akan berdampak buruk pada berdampak besar bagi pengembangaan
keamanan, kenyamanan dan kesehatan kawasan, sehingga perlu diperhitungkan dalam
lingkungan. rencana penataan.

3.5.3. Tata Bangunan Isu strategis yang dihasilkan terkait sirkulasi

Buruknya kualitas tata bangunan di lokasi dan jalur penghubung yakni adanya

studi disebabkan oleh keberadaan bangunan pembangunan jalan tembus dari permukiman

pergudangan yang terbengkalai disebabkan nelayan Kelurahan Panggungrejo menuju

matinya beberapa industri dan perdagangan Pelabuhan yang dibangun dan dibiayai oleh

yang pernah eksis di sekitar pelabuhan. masyarakat secara swadaya. Hasil diskusi

Keberadaan home industry logam, mebel dan merekomendasikan adanya kejelasan

perikanan yang menyatu dengan permukiman perencanaan pelabuhan dan waktu pelaksanaan
EMARA - Indonesian Journal of Architecture
Vol 1 Nomor 1 - Agustus 2015 47

realisasi oleh Pelindo III sehingga masyarakat 3.5.8. Mitigasi Bencana


nelayan dan pemerintah daerah tahu di posisi Berkurangnya luasan mangrove dan tambak
mana mereka dan sebatas mana pelibatan yang selama ini ada di lokasi studi menjadikan
mereka dalam kegiatan pelabuhan ke depan. isu ini penting untuk diangkat sebagai upaya
mitigasi terhadap bencana. Disepakati perlu
3.5.5. Prasarana dan Utilitas Lingkungan akan adanya peraturan daerah terkait tata ruang
Lokasi studi membutuhkan banyak sekali yang detail dan menangani penataan bangunan
prasarana pendukung penataan bangunan dan dan lingkungan pesisir pantai utara Kota
lingkungan yang akan mendukung Pasuruan. Dalam diskusi disepakati perlu
pengembangan kawasan dan menjadikan adanya perlindungan hutan mangrove yang
potensi yang selama ini dimiliki dapat selama ini ada dengan pelibatan masyarakat
berkembang lebih optimal. Hasil dari diskusi nelayan didalamnya.
disamping menghasilkan isu – isu strategis 3.5.9. Tata kualitas lingkungan
tentang rencana pembangunan prasarana dan Kawasan studi mempunyai nilai strategis
utilitas lingkungan juga menghasilkan ekonomi yang cukup tinggi, dalam industri dan
kesepakatan – kesepakatan rencana penetapan home industri logam dan perikanan dengan
titik lokasi pembangunan prasarana yang selama tingkat produksi yang terus meningkat dari tahun
ini belum tersedia di dalam lokasi studi. ke tahun. Akan tetapi keberadaannya hanya
diketahui oleh jaringan tertentu saja, sehingga
3.5.6. Ruang Terbuka Hijau
dirasa perlu untuk mengenalkan potensi
Kota Pasuruan sebenarnya telah memiliki
kawasan ke masyarakat yang lebih luas, salah
masterplan ruang terbuka hijau kota, dimana
satunya dengan menempatkan landmark, atau
seharusnya juga mengadopsi penataan lokasi
desain ruang luar yang menonjolkan ikon
studi. Hasil diskusi menyepakati untuk
kawasan, berbeda dari kota lain.
mengembalikan ruang – ruang luar yang
berpotensi untuk dijadikan sebagai RTH kota,
4. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan
antara lain yakni sempadan sungai, sempadan
bahwa:
pantai dan sempadan rel kereta api di sepanjang
1. Terdapat beberapa kesepakatan isu strategis
lokasi studi.
dan solusi pemecahan masalah penataan
3.5.7. Pedagang Kaki Lima (PKL) yang diperoleh dari hasil diskusi dengan
Pedagang kaki lima disepakati bersama para stakeholder yang bisa diangkat
dalam diskusi bahwa keberadaannya harus menjadi alat penataan untuk pengembangan
didukung dengan penyediaan ruang baginya. Isu kawasan
strategis yang dapat ditampung sebagai bahan 2. Focus Group Discussion dengan tahapan
penataan kawasan yakni adanya isu bahwa PKL yang menyertainya sangat cocok digunakan
difasilitasi oleh walikota dengan mengadakan sebagai alat untuk penelitian kualitatif,
event dua mingguan di sepanjang pesisir sehingga permasalahan lapangan di dalam
pelabuhan (Pasar Pesisir) penataan dapat segera ditemukan solusi
48 Arfiani Syariah:
Identifikasi Isu Strategis Penataan Kawasan Berbasis Pendapat Masyarakat

penyelesaiannya.
3. Penemuan Isu – isu strategis yang ada
sudah selayaknya untuk segera
ditindaklanjuti dengan perumusan indikasi
program penataan bangunan dan
lingkungan/ perancangan kawasan.

5. Daftar Pustaka
Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan
Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen
Pekerjaan Umum, Pedoman Umum Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan, Jakarta
Irwanto (2007) Focus Group Discussion; Sebuah
Pengantar Praktis. Jakarta ; yayasan Obor
Indonesia
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pasuruan 2011-2031
Sawitri, Dewi (2006) Keikutsertaan Masyarakat
Dalam Pengembangan Lokal; Studi Kasus :
Pengembangan Desa di Jawa Barat, Jurnal
Perencanaan Wiayah dan Kota, Vol.17/No. 1,
April 2006

Você também pode gostar