Você está na página 1de 3

1.

Analisis Situasi
2. Distribusi penyakit polio berdasarkan variable epidemiologi:

v Man(Orang)

 Umur

Umur yang paling rentan terinveksi virus polio adalah kelompok umur kurang dari 5 tahun

 Jenis kelamin

Laki-laki lebih banyak memnderita daripada wanita.

 Fisiologis

Anak dengan kekebalan yang rendah masih berisiko terhadap polio, sekalipun tidak menderita
kelumpuhan namun dapat terinveksi dan menjadi sumber penularan polio.

 Pendidikan

Pendidikan masyarakat yang rendah mempengaruhi terhadap tingkat pengetahuan dan


pemahaman akan pentingnya imunisasi. Sehingga anak-anak yang terinveksi disinyalir akibat
ketidakpahaman orang tua akan pentingnya imunisasi.

v Place(Tempat)

Di Indonesia sebelum PD II, penyakit polio merupakan penyakit yang sporadic endemic,
epidemic pernah terjadi di pelbagai daerah seperti Biliton (1948) sampai ke Banda, Balikpapan.
Bandung (1951), Surabaya (1952), semarang (1954), Medan (1957), dan endemic yang terakhir
terjadi di tahun 1977 di bali selatan.

Pada tahun 2005, polio kembali mewabah. Secara nasional tercatat kasus polio sudah
mencapai 295 kasus di 41 kabupaten/kota di 10 provinsi yakni Banten, Jawa barat, Lampung,
Jawa tengah, Sumatera Utara, Jawa timur, Sumatera selatan, DKI Jakarta, Riau dan Aceh.

Dalam tahun yang sama yakni 2005, kasus polio terjadi di Sukabumi (Jawa barat) dan
dinyatakan sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa).

v Time (Waktu)

 Kejadian kasus polio terjadi dalam rentang waktu yang lama (tahun)
 Di daerah bermusim dingin sering terjadi enndemi di bulan Mei-Oktober, tetapi kaksus
sporadic tetap terjadi setiap saat.

2. Frekuensi penyakit polio di Indonensia

a) Berdasarkan data hasil surveilens

 Tahun 2005 tercatat 303 kasus polio liar. Di Jawa kasus ditemukan di Kec. Cidahu, Kab.
Sukabumi, kemudian menyebar cepat ke 4 provinsi lain yaitu Banten (147 kasus), Jawa
Tengah (2 kasus), DKI Jakarta (3 kasus), Lampung (10 kasus), dan Jawa barat sendiri (57
kasus).
 Tahun 2006 tercatat 2 kasus polio liar. Kaksus terkhir terjadi di Bondiwoso (Jawa Timur)
tercatat 1 kasus. Dan Kab. Aceh tenggara tercatat 1 kasus.

b) 1 dari 200 orang yang terjangkiti polio mengalami kelumpuhan permanent. Diantara yang
lumpuh ini, 5-10 % meninggal dunia ketika otot-otot pernafasannya dilumpuhkan virus polio.

c) Insiden polio berkisar 4-8/100.000 penduduk.

d) Paralytic rate pada golongan 0-14 tahun : 2-3/1.000 penduduk.

3. Determinan (factor penyebab/risiko) terjadinya penyakit polio

a) Agent

Disebabkan oleh virus polio(RNA) dengan serotype I (Brunhilde), II (Lansing), III (Leon).

b) Host

 Penderita yang tidak mempunyai daya tahan tubuh


 Laki-laki lebih banyak menderita daripada wanita
 Stress akibat kelelahan otot (olahraga yang berlebihan) dan kedinginan
o Penderita yang sebelumnya menderita penyakit seperti peprtusis, campak dan
enteritis.

c) Environment

 Sanitasi yang buruk


 Padatnya jumlah penduduk
 Tingginya pencemaran lingkungan oleh tinja
 Pengadaan air bersih yang kurang.

4. Media penularan

a) Inhalasi
b) Makanan/minuman yang terkontaminasi

c) Serangga (lipas, lalat, dsb).

5. Cara/proses penularan

a) Portal Of Entry

Virus polio masuk kedalam tubuh manusia melalui mulut dan berkembang biak di tenggorokan
dan usus selama 4-35 hari.

b) Portal Of Exit

Virus akan dikeluarkan melalui tinja selama beberapa minggu kemudian.

6.Kader posyandu dan pelaksana imunisasi belum terlatih.

7.Pelaksanaan imunisasi di Posyandu terkadang tidak sesuai jadwal.

8.Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menimunisasikan anaknya.

Você também pode gostar