Você está na página 1de 22

LABORATORIUM KOROSI

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2017/2018

MODUL : Inhibitor Korosi


DOSEN PEMBIMBING : Ir. Retno Indarti, MT

Tanggal Praktikum : 02 Mei 2018

Tanggal Penyerahan : 15 Mei 2018

(Laporan)

Oleh :
Kelompok :7
Nama : 1. Ririn Fitiana (161411025)
2. Risnawati (161411026)
3. Rizaldy Ramadhan (161411027)
4. Rizka Khairiyyah Azzahra (161411028)
Kelas : 2A - D3 Teknik Kimia

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan
BAB II

DASAR TEORI
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

 Gelas kimia ukuran 1000 mL sebanyak enam buah


 Logam baja ukuran 2x10 cm sebanyak enam buah
 Statip penyangga tiga buah
 Motor yang dilengkapi batang pengaduk sebanyak tiga buah
3.2.2 Bahan

 Kertas ampelas
 Larutan NaCl 3,56 gpl 1000 mL sebanyak enam buah
 Asam nitrit 5% sebanyak 50 mL
 Asam borax 1% sebanyak 50 mL
 Larutan etanol

3.2 Rancangan Percobaan


Persiapan Benda Kerja

Menyiapkan enam buah plat baja dengan ukuran 2x10 cm

Mengamplas semua plat baja dari grade 500 sampai 1000 hingga bersih dari kotoran

Membersihkan lemak yang menempel di permukaan benda kerja dengan mencelupkan dalama
larutan ethanol selama 3 menit

Mencuci dengan air mengalir sampai bersih

Mengeringkan dan menimbang semua plat yang telah disiapkan


Persiapan Larutan

Membuat larutan proses NaCl 3,56 gpl sebanyak enam buah

Membuat larutan asam nitrit 5% sebanyak 50 mL

Membuat larutan borak 1% sebanyak 50mL

Proses Korosi

Merangkai peralatan proses korosi dengan gambar sebagiai berikut

Mengatur kecepatan putaran pengaduk (diatur oleh pembimbing)

Mencelupkan logam yang telah disiapkan ke dalam larutan bawah ini

Mengkorosikan logam selama tujuh hari

Menimbang logam yanh sudah terkorosi dalam keadaan kering dan bebas produk korosi
Tanpa Aerasi

3 buah logam kerja Ampelas

Etanol 90% dan air

Keringka
n

Isolasi dan hitung luas


logam

Menimbang dan mencatat berat dari ketiga logam

Logam 2

Logam 1 Logam 3

Larutan NaCl + larutan


Larutan NaCl kromat Larutan NaCl +
larutan Borax

Diamkan 7 hari

Menimbang (6gr)
Dengan Aerasi

3 buah logam kerja Ampelas

Etanol 90% dan air

Keringka
n

Isolasi dan hitung luas


logam

Menimbang dan mencatat berat dari ketiga logam

Logam 5

Logam 6 Logam 4

Larutan NaCl Larutan NaCl +


Diamkan 7 hari larutan Borax

Pengadukan 180 rpm ±1 jam

Menimbang (6gr)
3.3 Keselamatan Kerja

BAB VI
PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Pengamatan


1.1 Data Pengukuran
a. Tanpa Aerasi
No. Logam Lingkungan Elektrolit Luas Permukaan Berat Logam Berat Logam
(dm2) Awal (amg) Akhir (bmg)
1. NaCl 0,010 10220,2 9771,5
2. NaCl + CaO 0,098 10443,7 9908,4
3. NaCl + Boraks 0,010 11108,8 10835,1
4. NaCl + Kromat 0,096 10269,8 9659,7

b. Dengan Aerasi
No. Logam Lingkungan Elektrolit Luas Permukaan Berat Logam Berat Logam
(dm2) Awal (amg) Akhir (bmg)
1. NaCl 0,091 10405,7 9085,4
2. NaCl + CaO 0,010 9210,5 9110,5
3. NaCl + Boraks 0,093 9073 8298,7
4. NaCl + Kromat 0,010 10052,1 9946,1
No Sebelum Sesudah Lingkungan Keterangan
1 Larutan Karat terbentuk
dan melapisi
Elektrolit : permukaan
NaCl logam dan
larutan menjadi
keruh oleh
produk korosi
berwarna
kecoklatan
(sebelumnya
bening)

2 Larutan Larutan menjadi


sedikit keruh dan
Elektrolit :
produk karat
NaCl + CaO pada permukaan
logam tidak
terlalu banyak.

3 Larutan Larutan berubah


menjadi sedikit
Elektrolit :
keruh, terbentuk
NaCl + Boraks karat yang cukup
banyak pada
permukaan
logam.

4 Larutan Kondisi
terkorosi cukup
Elektrolit : parah, banyak
NaCl + Kromat sekali produk
karat pada
permukaan dan
daerah sekitar
logam. Larutan
menjadi coklat
keruh yang
semula kuning
jernih.
No Sebelum Sesudah Lingkungan Keterangan
1 Larutan Logam membentuk
Elektrolit : NaCl produk karat cukup
banyak sehingga
larutan menjadi
berwarna kuning dan
keruh oleh produk
korosi

2 Larutan Larutan menjadi


Elektrolit : NaCl sedikit keruh dan
+ CaO terlihat adanya
endappan pada dasar
gelas dan produk
karat terbentuk pada
permukaan logam.

3 Larutan Larutan berubah


Elektrolit : NaCl menjadi berwarna
+ Boraks kuning namun tidak
terlalu keruh dan
karat pada
permukaan logam
tidak terlalu banyak.

4 Larutan Logam terkorosi


Elektrolit : NaCl cukup parah, warna
+ Kromat permukaan logam
sangat coklat karena
tertutupi produk
karat. Larutan
menjadi berwarna
coklat dan sangat
keruh (pekat).
4.2 Pengolahan Data

Laju Korosi Logam Tanpa Aerasi

1. Perhitungan Logam 1 larutan NaCl


(𝑎 − 𝑏)
𝑟=
𝐴. 𝑡
(10220,2 − 9771,5)
𝑟=
0.01 𝑥 7

r = 6410 mdd

2. Perhitungan Logam 2 larutan NaCl + CaO


(𝑎 − 𝑏)
𝑟=
𝐴. 𝑡
(10443,7 − 9908,4)
𝑟=
0.098 𝑥 7

r = 780,32 mdd

3. Perhitungan Logam 2 larutan NaCl + Boraks


(𝑎 − 𝑏)
𝑟=
𝐴. 𝑡
(11108,8 − 10835,1)
𝑟=
0.01 𝑥 7

r = 3910 mdd

4. Perhitungan Logam 2 larutan NaCl + Kromat


(𝑎 − 𝑏)
𝑟=
𝐴. 𝑡
(10269,8 − 9659,7)
𝑟=
0.096 𝑥 7

r = 907,88 mdd
Laju Korosi Logam dengan Aerasi

1. Perhitungan Logam 1 larutan NaCl


(𝑎 − 𝑏)
𝑟=
𝐴. 𝑡
(10405,7 − 9085,4)
𝑟=
0.091 𝑥 7

r = 2072,68 mdd

2. Perhitungan Logam 2 larutan NaCl + CaO


(𝑎 − 𝑏)
𝑟=
𝐴. 𝑡
(9210,5 − 9110,5)
𝑟=
0.01 𝑥 7

r = 1428,57 mdd

3. Perhitungan Logam 2 larutan NaCl + Boraks


(𝑎 − 𝑏)
𝑟=
𝐴. 𝑡
(9073 − 8298,7)
𝑟=
0.093 𝑥 7

r = 1189,4 mdd

4. Perhitungan Logam 2 larutan NaCl + Kromat


(𝑎 − 𝑏)
𝑟=
𝐴. 𝑡
(10052,1 − 9946,1)
𝑟=
0.01 𝑥 7

r = 1514,28 mdd
Effisiensi Logam Tanpa Aerasi

1. Perhitungan Logam 1 larutan NaCl

(𝑟 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟 − 𝑟 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟)


𝜼= 𝑥 100%
𝑟 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟
(6410 − 6410)
𝜼= 𝑥 100%
6410
𝜼=0%

2. Perhitungan Logam 2 larutan NaCl + CaO

(𝑟 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟 − 𝑟 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟)


𝜼= 𝑥 100%
𝑟 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟
(6410 − 780,32)
𝜼= 𝑥 100%
6410
𝜼 = 87,8 %

3. Perhitungan Logam 2 larutan NaCl + Boraks

(𝑟 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟 − 𝑟 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟)


𝜼= 𝑥 100%
𝑟 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟
(6410 − 3910)
𝜼= 𝑥 100%
6410
𝜼 = 39 %

4. Perhitungan Logam 2 larutan NaCl + Kromat

(𝑟 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟 − 𝑟 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟)


𝜼= 𝑥 100%
𝑟 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟
(6410 − 907,88)
𝜼= 𝑥 100%
6410
𝜼 = 85,8 %
Effisiensi Logam dengan Aerasi

1. Perhitungan Logam 1 larutan NaCl

(𝑟 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟 − 𝑟 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟)


𝜼= 𝑥 100%
𝑟 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟
(2072,68 − 2072,68)
𝜼= 𝑥 100%
2072,68
𝜼=0%

2. Perhitungan Logam 2 larutan NaCl + CaO

(𝑟 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟 − 𝑟 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟)


𝜼= 𝑥 100%
𝑟 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟
(2072,68 − 1428,57)
𝜼= 𝑥 100%
2072,68
𝜼 = 31 %

3. Perhitungan Logam 2 larutan NaCl + Boraks

(𝑟 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟 − 𝑟 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟)


𝜼= 𝑥 100%
𝑟 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟
(2072,68 − 1189,4)
𝜼= 𝑥 100%
2072,68
𝜼 = 42,6%

4. Perhitungan Logam 2 larutan NaCl + Kromat

(𝑟 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟 − 𝑟 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟)


𝜼= 𝑥 100%
𝑟 𝑛𝑜𝑛 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑡𝑜𝑟
(2072,68 − 1614,28)
𝜼= 𝑥 100%
2072,68
𝜼 = 22,1 %
1. Tabel Hasil Perhitungan Tanpa Aerasi

No. Lingkungan Elektrolit Laju Korosi (mdd) Effisiensi (%)


Logam
1. NaCl 6410 0
2. NaCl + CaO 780,32 87,8
3. NaCl + Boraks 3910 39
4. NaCl + Kromat 907,88 85,8

2. Tabel Hasil Perhitungan dengan Aerasi

No. Lingkungan Elektrolit Laju Korosi (mdd) Effisiensi (%)


Logam
1. NaCl 2072,68 0
2. NaCl + CaO 1428,57 31
3. NaCl + Boraks 1189,4 42,6
4. NaCl + Kromat 1514,28 22,1

Grafik Harga Laju Korosi pada Berbagai Lingkungan tanpa aerasi dan dengan aerasi.

Laju Korosi terhadap Lingkungan


7000

6000

5000
Laju Korosi (mdd)

4000

3000 Tanpa Aerasi


Aerasi
2000

1000

0
NaCl NaCl + CaO NaCl + Boraks NaCl + Kromat
Lingkungan
BAB V
PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan oleh Ririn Fitiana (161411025)


Pada praktikum ini dilakukan proses pengkorosian specimen logam baja karbon
didalam larutan Natrium Klorida dengan konsentrasi 3,56 g/L dengan menambahkan 3
jenis larutan sebagai inhibitor korosi yaitu CaO, boraks dan kromat. Penambahan
inhibitor dalam larutan NaCl berdasarkan teori akan menghambat proses pengkorosian
logam sehingga dapat memperlambat laju korosinya. Maka seharusnya logam yang
berada di dalam larutan NaCl tanpa penambahan inhibitor memiliki laju korosi yang
paling besar.
Kromat termasuk ke dalam jenis inhibitor anodik oksidator sedangkan boraks
termasuk kedalam inhibitor anodik non-oksidator, mekanisme kerjanya yaitu inhibitor
anodik akan membentuk selaput tipis pada permukaan anoda sehingga dapat menghambat
laju korosi. Sedangkan CaO merupakan golongan inhibitor katodik yang akan
menghambat terjadinya reaksi di katoda karena pada daerah katodik terbentuk logam
hidroksida yang sukar larut dan menempel kuat pada permukaan logam sehingga
menghambat laju korosi.
Percobaan pertama dilakukan tanpa aerasi dan percobaan kedua dengan aerasi
(pengaduk). Dengan adanya pengadukan, suplai oksigen ke dalam larutan juga lebih
besar dari larutan tanpa pengadukan. Sehingga laju korosinya pun harusnya lebih tinggi
karena semakin banyak oksigen yang akan bereaksi dengan logam. Dari data hasil
percobaan, dapat dihitung harga laju korosi dan nilai effisiensi inhibitor yang digunakan
pada setiap larutan baik tanpa aerasi maupun dengan aerasi.
Pada percobaan tanpa aerasi maupun dengan aerasi (pengadukan selama 20 menit
awal logam dimasukkan ke dalam larutan), laju korosi yang paling besar yaitu pada
logam dalam larutan NaCl tanpa inhibitor, hal ini telah sesuai dengan teori. Sedangkan
untuk laju korosi logam yang paling kecil (effisiensi inhibitor paling besar) pada
percobaan tanpa aerasi dan dengan aerasi berbeda, pada percobaan tanpa aerasi laju
korosi logam yang paling kecil yaitu pada larutan NaCl+CaO sedangkan pada percobaan
dengan aerasi laju korosi logam yang paling kecil yaitu pada larutan NaCl+boraks.
Sedangkan menurut teori, seharusnya inhibitor anodik (kromat dan boraks) lebih efisien
daripada inhibitor katodik (CaO). Sedangkan apabila dibandingkan, laju korosi pada
percobaan tanpa aerasi justru lebih besar daripada dengan aerasi, hal ini tidak sesuai
dengan teori yang telah dijelakan sebelumnya. Ketidaksesuaian ini dapat diakibatkan oleh
beberapa factor.

4.2 Pembahasan oleh Risnawati (161411026)


4.3 Pembahasan oleh Rizaldy Ramadhan (161411027)
4.4 Pembahasan oleh Rizka Khairiyyah Azzahra (161411028)

Praktikum Inhibitor Korosi bertujuan untuk memahami proses korosi logam baja dalam
larutan NaCl, memahami pengaruh Inhibitor kromat, borax dan CaO serta menghitung laju
korosi. Inhibitor korosi adalah penambahan suatu zat kimia ke dalam suatu lingkungan untuk
menurunkan laju penyerangan korosi lingkungan itu terhadap suatu logam.

Pada praktikum ini digunakan 3 jenis zat inhibitor yang berbeda yaitu larutan boraks 1%
sebagai inhibitor anodik nonoksidator, larutan Kromat 5% sebagai inhibitor anodik oksidator dan
larutan CaO 5% sebagai inhibitor katodik. Terdapat dua variasi yang dilakukan dalam percobaan
ini yaitu korosi tanpa aerasi dan korosi dengan aerasi selama 20 menit. Larutan yang menjadi
media korosi adalah larutan NaCl 3,56 gpl.

Adapun mekanisme korosi dalam larutan NaCl sebagai berikut:

Anoda : Fe Fe2+ + 2e-

Katoda :2H2O + 2e- 2OH- +H2

Kemudian ion Fe2+ akan berikatan dengan ion OH- yang akan membentuk logam hidroksida dan
kemudian membentuk endapan berupa karat (Fe2O3. xH2O)dengan reaksi

Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2

Fe(OH)2 + H2O Fe2O3. xH2O

Inhibitor CaO berperan sebagai inhibitor katodik berperan membentuk lapisan hidroksida
yang sukar larut. Sehingga mengubah CO2 yang agresif diubah menjadi garam bikarbonat yang
tidak agresif. CaO dengan air dapat membentuk Ca(OH)2. Inhibitor katodik ini akan langsung
membawa logam Fe ke daerah imun. Dari hasil perhitungan, Laju korosi dengan penambahan
inhibitor CaO dengan aerasi lebih besar dari pada inhibitor CaO tanpa aerasi dengan laju korosi
berturut-turut sebesar 1428,57 mdd dan 780,32 mdd.

Inhibitor kromat berperan sebagai inhibitor anodik oksidator. Berdasarkan perhitungan


didapat laju korosi logam Fe dengan penambahan inhibitor kromat dengan aerasi lebih besar dari
pada inhibitor kromat tanpa aerasi. Dengan laju korosi berturut-turut sebesar 907,88 mdd dan
1514,28 mdd.

Inhibitor boraks berperan sebagai inhibitor anodik nonoksidator. Berdasarkan


perhitungan didapat laju korosi logam Fe dengan penambahan inhibitor boraks dengan aerasi <
inhibitor boraks tanpa aerasi. Dengan laju korosi berturut-turut sebesar 1189,4 mdd dan 3910
mdd.

Pada proses korosi tanpa aerasi, laju korosi paling besar terjadi pada logam yang
dicelupkan dalam larutan NaCl tanpa inhibitor yaitu sebesar 6410 mdd sedangkan laju korosi
paling kecil terjadi pada logam yang dicelupkan dalam larutan NaCl yang ditambahkan CaO
yaitu sebesar 780,32 mdd. Pada proses korosi dengan aerasi, laju korosi paling besar terjadi pada
logam yang dicelupkan dalam larutan NaCl tanpa inhibitor yaitu sebesar 2072,68 mdd dan laju
korosi paling kecil terjadi pada logam yang dicelupkan dalam larutan NaCl yang ditambahkan
lar. Boraks yaitu sebesar 1189,4 mdd.

Berdasarkan grafik yang telah dibuat, dapat terlihat bahwa laju korosi dari setiap logam
berbeda-beda namun relatifnya, logam yang larutannya ditambah dengan inhibitor memiliki laju
korosi lebih kecil dari logam yang larutannya tidak ditambah inhibitor dan logam-logam yang
dikorosikan dengan proses aerasi memiliki laju korosi lebih besar daripada logam yang
dikorosikan tanpa proses aerasi. Hal ini dikarenakan kandungan Oksigen yang terlarut akan
memperparah proses korosi.

Selain itu, dilakukan pula perhitungan effisiensi untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh dari masing-masing inhibitor dan hasilnya, effisiensi paling tinggi dimiliki oleh boraks
pada proses korosi dengan aerasi dan CaO pada korosi tanpa aerasi. Effisiensinya berturut-turut
sebesar 42,6 dan 87,8. Hal ini berarti pada praktikum ini larutan boraks dan CaO merupakan
larutan yang paling baik untuk menghambat laju korosi logam baja pada larutan NaCl.

BAB VI
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Você também pode gostar