Você está na página 1de 10

VOL.

Agustus 2018 ISSN:2301-6213

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA KALA I


PERSALINAN DAN KEJADIAN ROBEKAN PERINEUM PADA
IBU BERSALIN DI KLINIK A MRANAK
DEMAK

ARTIKEL ILMIAH

Oleh :
BAKTI ARI WIDAYATI
NIM. 1704074

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2018
VOL. Agustus 2018 ISSN:2301-6213

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA KALA I PERSALINAN


DAN KEJADIAN ROBEKAN PERINEUM PADA IBU BERSALIN DI KLINIK A
MRANAK DEMAK

Bakti Ari Widayati 1Siti Nur Umariyah Febriyanti 2


1
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang
E-mail : baktiari73@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang : Senam hamil merupakan salah satu persiapan fisik dalam menghadapi persalinan. Senam
ibu hamil yang dilakukan secara rutin sangat membantu kelancaran dalam proses persalinan. Bagi wanita
primipara yang melakukan senam hamil secara teratur, mereka akan merasakan manfaat dari senam hamil yaitu
menguatkan tonus otot dan sistem kardiovaskuler, mendukung stamina fisik, mengurangi ketegangan,
memperbaiki posisi tubuh dan merasa lebih nyaman.1 Tujuan penelitian : Mengetahui hubungan senam hamil
terhadap lamanya kala I persalinan dan kejadian robekan perineum pada ibu bersalin di klinik A Mranak
Demak. Metode penelitian : Rancangan penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode pendekatan
Cross Sectional Study yaitu variabel penelitian diukur dan dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang
bersamaan). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu bersalin dengan HPL Mei sampai Juni
2018 di klinik Anugerah Mranak Demak sebanyak 45 orang. Hasil penelitian : Hasil penelitian dapat diketahui
bahwa ibu bersalin di klinik A Demak yang melakukan senam hamil sebagian besar mempunyai persalinan
lama kala I ≤ 5 jam sebanyak 24 responden (496,0%) dan yang tidak melakukan senam hamil sebagian besar
mempunyai persalinan lama kala I >5 jam sebanyak 10 respondne (66,7%).

Kata kunci : Persalinan lama kala I, robekan perineum dan Senam hamil,

ABSTRACT
Background: Pregnant gymnastics is one of the physical preparations in the face of childbirth. Pregnancy
exercises performed routinely are very helpful in the delivery process. For primiparous women who do
pregnancy exercise regularly, they will feel the benefits of pregnant gymnastics that strengthens muscle tone and
cardiovascular system, supports physical stamina, reduces tension, improves body position and feels more
comfortable.1 Pregnant gymnastics that is routinely carried out can facilitate labor .. Research objective: To find
out the pregnancy gymnastics relation to the length of the first stage of labor and the incidence of perineal tears
in a woman giving birth at A Mranak Demak clinic. Research method: The research design used is using the
method of Cross Sectional Study approach that is the research variable is measured and collected simultaneously
(at the same time). The population used in this study was mothers giving birth in May to Junay 2018 HPL at 45
people at Mranak Demak Award clinic. The results of the study: The results of the study showed that most of the
mothers who gave birth in the A Demak clinic who did pregnancy exercise had a length of I 5 hours of labor at
24 respondents (496.0%) and those who did not do pregnancy exercise mostly had long-term deliveries. > 5
hours as many as 10 respondents (66.7%).

Keywords : long-term labor, perineal tears and Pregnant gymnastics,


VOL. Agustus 2018 ISSN:2301-6213

Pendahuluan
Di Asia masalah robekan perineum cukup banyak dalam masyarakat, 50% dari
kejadian robekan perineum di dunia terjadi di Asia. Ruptur perineum dialami oleh 85%
wanita yang melahirkan pervaginam. Prevalensi ibu bersalin yang mengalami robekan
perineum di Indonesia pada golongan umur 25-30 tahun yaitu 24%, dan pada ibu umur 32-39
tahun sebesar 62%. Ruptur perineum perlu mendapatkan perhatian karena dapat
menyebabkan disfungsi organ reproduksi wanita, sebagai sumber perdarahan, dan sumber
atau jalan keluar masuknya infeksi, yang kemudian dapat menyebabkan kematian karena
perdarahan atau sepsis. (Sekartini, Rini. 2009)
Di Indonesia sekitar 85% wanita yang melahirkan spontan pervaginam mengalami
trauma perineum berupa 32-33% karena tindakan episiotomi dan 52% merupakan robekan
spontan (rupture). Sekitar 70% diantaranya memerlukan penjahitan perineum untuk
membantu penyembuhan jaringan. Kejadian akan meningkat apabila dilakukan manipulasi
persalinan buatan dengan menggunkan forcep, vakum, dan juga persalinan sungsang. Untuk
membantu proses penyembuhan luka maka penjahitan perineum sebagai tindakan utama
yang harus dilakukan sesuai kondisi yang terjadi. Bagian luka harus diperhatikan dengan
seksama karena dilaporkan bahwa proporsi wanita yang mengalami nyeri perineum
pascasalin cukup tinggi. (Pearce, Evelyn C. 2009)
Persentase ibu hamil risiko ditangani di Kabupaten Demak tahun 2015 sebesar
82,92%, lebih tinggi bila dibandingkan dengan target Ibu hamil risiko yang ditangani di
Kabupaten Demak tahun 2014 sebesar 40%. Artinya kejadian kehamilan risiko mengalami
peningkatan dari tahun 2014 ke tahun 2015. (Manuaba, I Bagus Gde. 2010)
Kala I persalinan ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks
mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar
kanalis servikalis karena pergeseran-pergeseran, ketika serviks mendatar dan membuka. Kala
I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks, hingga
mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase
laten dan fase aktif. Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai
sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai
pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam. Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm),
berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalam 3 subfase (Mochtar, Rustam. 2011)
Pada sebuah serial penelitian atas 876 pasien hamil di New York yang melakukan
olahraga, Persalinan lebih mudah dikalangan yang melakukan latihan secara teratur
dibandingkan dengan yang hanya latihan sedikit atau yang tidak melakukan latihan sama
VOL. Agustus 2018 ISSN:2301-6213

sekali. Juga dijumpai penurunan resiko persalinan terlalu cepat atau terlalu lama. Disamping
itu didapatkan penurunan resiko persalinan preterm secara umum. (Sekartini, Rini. 2007)
Pengaruh senam keggel terhadap laserasi perineum diperoleh hasil bahwa kelompok
kontrol menunjukkan ibu bersalin yang mengalami laserasi derajat II 80%, laserasi derajat III
13,3%, laserasi derajat IV 6,7%, laserasi perineum derajat I. Sedangkan kelompok
perlakuan menunjukkan ibu bersalin yang mengalami laserasi perineum derajat I 66,7%,
laserasi perineum derajat II 13,3%, tidak mengalami laserasi perineum. (Sumarah. 2009)
Klinik A Mranak Demak merupakan salah satu klinik di wilayah Kecamatan Demak,
hasil studi pendahuluan dari 252 ibu bersalin spontan yang mengalami ruptur perineum
sebanyak 169 orang (67,1%) dan yang tidak mengalami ruptur perineum sebanyak 83 orang
(32,9 %). dari 169 ibu bersalin normal didapatkan yang mengalami ruptur perineum (67,1%),
ruptur derajat I (24,8%), derajat II (33,9%), derajat III (6,6%), derajat IV (2,5%).
Mengetahui hubungan senam hamil terhadap lamanya kala I persalinan dan kejadian
robekan perineum pada ibu bersalin di klinik A Mranak Demak.

Tinjauan Teori
Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu hamil. Oleh
karena itu senam hamil memiliki prinsip gerakan khusus yang disesuaikan dengan kondisi ibu
hamil. Latihan pada senam hamil dirancang khusus untuk menyehatkan dan membugarkan
ibu hamil, mengurangi keluhan yang timbul selama kehamilan serta mempersiapkan fisik dan
psikis ibu dalam menghadapi persalinan. Tujuan dari program senam hamil adalah membantu
ibu hamil agar nyaman, aman dari sejak bayi dalam kandungan hingga lahir. Senam hamil
merupakan latihan relaksasi yang dilakukan oleh ibu yang mengalami kehamilan sejak 23
minggu sampai dengan masa kelahiran dan senam hamil ini merupakan salah satu kegiatan
dalam pelayanan selama kehamilan (prenatal care). (Cunningham, F. Gary. 2009)
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviks membuka dari 0 sampai 10 cm.
Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, oleh
karena kekuatan his dan kekuatan mengedan, janin di dorong keluar sampai lahir. Dalam kala
III atau disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV
mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian. Dalam kala tersebut diobservasi apakah
terjadi perdarahan post partum.(Vivian. 2011)
Robekan perineum seperti yang telah diuraikan diatas terjadi pada saat pengeluaran
bayi / kala II persalinan yaitu bagian terdepan anak telah berada di dasar panggul, sehingga
untuk memberi tempat bagian terdepan dari anak maka perineum harus mengembang/
VOL. Agustus 2018 ISSN:2301-6213

merengang. Peregangan perineum tersebut harus ditahan dengan tangan penolong persalinan
untuk menghindari terjadinya robekan perineum. Selain menahan perineum yang meregang,
untuk mencegah robekan perineum bidan dapat menahan bagian subocciput janin agar tidak
terlalu cepat melakukan defleksi (Notoatmodjo, 2012).

Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang adalah kuantitatif. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode pendekatan Cross Sectional Study.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu bersalin dengan HPL April 2018 di
klinik Anugerah Mranak Demak sebanyak 45 orang. Dalam penelitian ini teknik sampling
yang digunakan adalah dengan cara teknik accidental sampling.

Hasil
Hasil Penelitian
1. Hubungan senam hamil dengan lama Kala I
Tabel. 4.4.
Tabel silang antara senam hamil dengan lamanya kala I persalinan pada ibu bersalin
di klinik A Demak

Lama kala I Jumlah P value OR


Senam hamil ≤5 jam >5 jam
F % F % F %
Melakukan 24 96,0 1 4,0 25 100 0,000 48.000
Tidak melakukan 5 33,3 10 66,7 15 100
Jumlah 29 72,5 11 27,5 40 100

Hasil penelitian pada tabel 4.4 di atas maka dapat diketahui bahwa 25 ibu
bersalin di klinik A Demak yang melakukan senam hamil sebagian besar mempunyai
persalinan lama kala I ≤ 5 jam sebanyak 24 responden (96,0%) dan sebagian kecil >5
jam sebanyak 1 responden (4,0%). Sedangkan 15 responden yang tidak melakukan
senam hamil sebagian besar mempunyai persalinan lama kala I >5 jam sebanyak 10
respondne (66,7%) dan sebagian kecil < 5 jam sebanyak 5 responden (33,3%).
Dari hasil olah data dengan chi square, maka didapatkan hasil terdapat 0 sel
(0%) yang mempunyai nilai harapan kurang dari 5 didapatkan nilai p-value 0,000 <
0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara senam hamil dengan lamanya kala
I persalinan pada ibu bersalin di klinik A Demak
VOL. Agustus 2018 ISSN:2301-6213

2. Hubungan senam Hamil dengan kejadian robekan perineum


Tabel. 4.4.
Tabel silang antara senam hamil dengan robekan perineum pada ibu bersalin di klinik
A Demak

kejadian robekan
Jumlah P value OR
perineum
Senam hamil Tidak Terjadi
terjadi
F % F % F %
161.000
Melakukan 23 92,0 2 8,0 25 100 0,000
Tidak melakukan 1 6,7 14 93,3 15 100
Jumlah 24 60,0 16 40,0 40 100

Hasil penelitian pada tabel 4.4 di atas maka dapat diketahui bahwa dari 25 ibu
bersalin di klinik A Demak yang melakukan senam hamil sebagian besar tidak terjadi
robekan perineum sebanyak 23 responden (92,0%) dan sebagian kecil terjadi robekan
perineum sebanyak 2 responden (8,0%). Sedangkan 15 responden yang tidak
melakukan senam hamil sebagian besar terjadi robekan perineum sebanyak 14
responden (93,3%) dan sebagian kecil tidak terjadi robekan perineum sebanyak 1
responden (6,7%). Dari hasil olah data dengan chi square, maka didapatkan hasil
terdapat 0 sel (0%) yang mempunyai nilai harapan kurang dari 5 maka didapatkan
nilai p-value 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara senam hamil
dengan kejadian robekan perineum pada ibu bersalin di klinik A Demak.

Pembahasan
1. Hubungan senam hamil dengan lama Kala I
Berdasarkan tabel silang maka dapat diketahui bahwa 25 ibu bersalin di klinik
A Demak yang melakukan senam hamil sebagian besar mempunyai persalinan lama
kala I ≤ 5 jam sebanyak 24 responden (96,0%) dan sebagian kecil >5 jam sebanyak 1
responden (4,0%). Sedangkan 15 responden yang tidak melakukan senam hamil
sebagian besar mempunyai persalinan lama kala I >5 jam sebanyak 10 respondne
(66,7%) dan sebagian kecil < 5 jam sebanyak 5 responden (33,3%).
Angka tersebut dapat memberikan gambaran kepada kita bahwa enam hamil
dapat memberikan manfaat yaitu mampu memperpendek lama persalinan,
terutama saat memasuki kala I atau saat ibu mengalami pembukaan lengkap saat
persalinan. Gerakan senam hamil disesuaikan dengan banyaknya perubahan fisik
seperti pada organ genital, perut tambah membesar, dan lain lain. Dengan mengikuti
VOL. Agustus 2018 ISSN:2301-6213

senam hamil secara teratur dan intensif, ibu hamil dapat mengikuti dapat menjaga
kesehatan tubuh dan janin yang dikandung secara optimal. Aktif berolahraga senam
kehamilan, jalan pagi atau sore selama kehamilan akan membantuseorang wanita
hamil merasa lebih mudah melalui masa–masa 9 bulan kehamilannya dan membantu
melancarkan saat proses persalinan.(Rukiyah, Ai Yeyeh. 2010).
Dari hasil olah data didapatkan nilai p-value 0,000 < 0,05 maka dapat
disimpulkan ada hubungan antara senam hamil dengan lamanya kala I persalinan
pada ibu bersalin di klinik A Demak.
Teori lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah dari Siswosuharjo
yang menjelaskan bahwa senam hamil dapat melatih ibu menguasai tehnik
pernapasan saat kehamilan dan persalinan sehingga memberikan kecukupan
oksigen pada janin dan relaksasi ibu terpenuhi. Adanya senam hamil yang
melatih relaksasi dan menghindari kesulitan dapat membantu persalinan serta
menjaga ibu dan bayi sehat setelah melahirkan (Sumarah, 2008)
Hasil penelitian dari Widyawati & Syahrul tahun 2012 menunjukkan
pengaruh senam hamil terhadap lama persalinan, yaitu ibu yang melakukan
senam hamil memiliki kemungkinan lama persalinan lebih cepat dibanding ibu
hamil yang tidak melakukan senam hamil21. Hal ini serupa dengan penelitian
Martini pada tahun 2008 menunjukkan bahwa senam hamil berpengaruh terhadap
lama persalinan lama kala I. (Sumarah, 2008)
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian dari Widyawati & Syahrul
tahun 2012 dengan judul “Pegaruh Senam Hamil Terhadap Proses Persalinan dan
Status Kesehatan Neonatus” yang menyatakan bahwa senam hamil berpengaruh
terhadap lama persalinan. Selain itu hasil hasil penelitian dari May tahun 2016
dengan judul “Effect of Excercise During Pregnancy on Maternal Heart Rate
and Heart Rate Variability” juga mendukung hasil penelitian ini dengan
menyebutkan bahwa senam hamil memberikan efek positif pada persalinan
dengan memperpendek lama persalinan terutama saat ibu meengalami pembukaan
lengkap. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan seorang ibu yang melakukan
senam hamil memiliki kemungkinan lama persalinan lebih cepat dibanding ibu
hamil yang tidak melakukan senam hamil serta mencegah terjadinya komplikasi
saat persalinan. Saat melakukan senam hamil ibu hamil melatih pernapasannya
sehingga saat bersalin suplai oksigen dari ibu ke janin tercukupi yang
menyebabkan proses persalinan berlangsung lebih cepat (Sumantri, 2011)
VOL. Agustus 2018 ISSN:2301-6213

2. Hubungan senam Hamil dengan robekan perineum


Berdasarkan tabel silang dapat diketahui bahwa dari 25 ibu bersalin di klinik A
Demak yang melakukan senam hamil sebagian besar tidak terjadi robekan perineum
sebanyak 23 responden (92,0%) dan sebagian kecil terjadi robekan perineum sebanyak
2 responden (8,0%). Sedangkan 15 responden yang tidak melakukan senam hamil
sebagian besar terjadi robekan perineum sebanyak 14 responden (93,3%) dan sebagian
kecil tidak terjadi robekan perineum sebanyak 1 responden (6,7%).
Dari hasil olah data didapatkan nilai p-value 0,000 < 0,05 maka dapat
disimpulkan ada hubungan antara senam hamil dengan robekan perineum pada ibu
bersalin di klinik A Demak.
Responden yang aktif mengikuti senam hamil tidak mengalami robekan
perineum dikarenakan senam hamil yang dilakukan secara teratur sehinggan
dapat membantu elastisitas otot dasar panggul dan akan memperoleh hasil yang
efektif. Hal ini sesuai dengan teori bahwa dengan mengikuti senam hamil dapat
bermanfaat dalam proses persalinan yaitu ibu dapat melatih ketenangan
menghadapi proses persalinan, memperkuat dan mempertahankan elastisitas pada
saat mengejan otot- otot dasar panggul dan otot paha bagian dalam mengendur
secara aktif sehingga otot dasar panggul yang lemas tidak akan mudah robek
saat melahirakan.(Hulliana, 2012)
Penelitian ini sejalan dengan penelitian tentang hubungan senam hamil
dengan terjadinya robekan perineum diperoleh hasil ibu bersalin spontan yang
tidak mengikuti senam hamil sebagian besar (62,5%) mengalami robekan
perineum dan hampir sebagian (37,5%) tidak mengalami robekan perineum. Hal
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendasari ibu bersalin yang mengikuti
senam hamil dan tidak mengalami robekan perineum spontan yaitu pengalaman
dimana ibu bersalin spontan saat hamil sering melakukan latihan-latihan relaksasi
yang dapat membuat perineum menjadi lentur. Latihan senam hamil pada
umumnya dan khususnya pada senam kebugaran panggul22. Selain itu penelitian
yang dilakukan oleh Riswati tahun 2015 menunjukkan sebagian besar responden
tidak aktif senam hamil (62,8%), dan sebagian besar responden mengalami
robekan perineum (55,8%). Ada hubungan yang signifikan antara senam hamil
terhadap robekan perineum pada ibu bersalin primigravida di Puskesmas
Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. (p-value 0,029 < α (0,05)6.
VOL. Agustus 2018 ISSN:2301-6213

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan judul “Hubungan Senam Hamil Terhadap
Lamanya Kala I Persalinan Dan Kejadian Robekan Perineum Pada Ibu Bersalin Di Klinik A
Mranak Demak” dapat diambil kesimpulan bahwa Ibu bersalin di klinik A Mranak Demak
sebagian besar melakukan senam hamil. Ibu bersalin di klinik A Mranak Demak sebagian
besar mempunyai persalinan lama kalai 1 ≤ 5 jam. Ibu bersalin di klinik A Mranak Demak
sebagian besar mempunyai robekan perineum tidak terjadi robekan. Ada hubungan antara
senam hamil dengan lamanya kala I persalinan pada ibu bersalin di klinik A Demak Ada
hubungan antara senam hamil dengan robekan perineum pada ibu bersalin di klinik A Demak
Saran

Sebaiknya senam hamil dimulai sejak umur kemailan 32 minggu. Ibu hamil harus
mengikuti instruksi dari bidan secara komprehansip dalam melakukan senam hamil
mengantisipasi terjadinya ruptur perineum karena senam hamil yang benar dapat
melenturkan otot-otot jalan lahir sehingga dapat meminimalisrkan terjadinya robekan
jalan lahir pada saat persalinan. Supaya lebih pro aktif mendatangi ibu hamil terutama
primigravida dan melakukan konseling pentingnya senam hamil. Perlu dibentuk kelompok-
kelompok kecil dengan kegiatan senam hamil terjadual sehingga ibu hamil merasa senang.
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya
dengan menambah variabel lain seperti senam yoga, pijat perineum sehingga dapat
diidentifikasi pencegahan lain yang dapat melenturkan otot-otot perineum sehingga dapat
menjegah terjadinya robekan pada saat persalinan.

DAFTAR PUSTAKA

Widianti, A.T. & Proverawati, A.2010. Senam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Saifuddin AB. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal . Jakarta: EGC.
2009.
WHO. World Health Statistics 2015: World Health Organization; 2015..
Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia; 2014.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang.
2015
Dinas Kesehatan Kabupaten Demak.Profil Kesehatan Kabupaten Demak, 2015
VOL. Agustus 2018 ISSN:2301-6213

Aliyah,J. 2016. Pengaruh Pemberian Senam Hamil Terhadap Tingkat Kecemasan dan
Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Samata Kabupaten Gowa. F.K, Program
Studi Fisioterapi, Universitas Hasanudin Makasar
Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta :
Fitramaya.
Oxorn, Harry dan William R. Forte. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi
Persalinan.Yogyakarta : Yayasan Essentia Medic
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Manuaba. 2010. Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan kb. Jakarta: EGC.
Eli Setyawati. 2011. Karakteristik Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD dr. R
Goeteng Taroenadibrata Kabupaten Purbalingga Tahun 2009-2010.

Você também pode gostar