Você está na página 1de 27

PENGARUH MANAJEMEN LABA DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENERAPAN AUDIT FEE


(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

OLEH

ANDINI
NIM : 201330004

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH
PALOPO
2016

1
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,


serta Puji syukur yang tak terhingga hanya patut penyusun sembahkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah berkenan memberikan
kekuatan, ketekunan, kemampuan, kesempatan, dan pemikiran kepada
penyusun sehingga penyusunan mini riset ini dapat mencapai tahap
penyelesaian yang berjudul “Pengaruh Manajemen Laba dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Penerapan Audit Fee”, walaupun dalam bentuk dan
kondisi yang sangat sederhana, baik dilihat dari segi pembahasan
maupun sistematika penyusunan.
Dalam rangka penyusunan mini riset ini, penyusun mengakui
karena adanya kemampuan yang sangat terbatas, untuk itu penyusun
banyak menemui kesulitan dan hambatan dalam penyusunan mini riset
ini. Untuk itu sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini penyusun
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, arahan dan
bimbingan.
Penyusunan mini riset ini telah di upayakan sebaik-baiknya, namun
penyusun menyadari sebagai manusia biasa bahwa penyusunan mini riset
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca sangat penyusun harapkan demi
penyempurnaan dan perbaikan makalah ini.

Palopo, 1 Juni 2016

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.................................................................................. i

Kata Pengantar..................................................................................... ii

Daftar Isi................................................................................................ iii

Bab 1 “ Pendahuluan ”........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian............................................................ 5

Bab 2 “ Tinjauan Pustaka ”................................................................. 6

2.1 Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang

Diambil
.................................................................................

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory).......................... 6

2.1.2 Manajemen Laba................................................... 8

3
2.1.3 Audit Fee............................................................... 9

2.1.4 Ukuran Perusahaan............................................... 11

2.2 Penelitian Terdahulu......................................................... 12

2.3 Kerangka Konseptual....................................................... 16

2.4 Hipotesis........................................................................... 17

Bab 3 “ Metode Penelitian”................................................................. 19

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel......... 19

3.1.1 Variabel Independen.................................................. 19

3.1.2 Variabel Dependen.................................................... 21

3.2 Ruang Lingkup Penelitian.................................................. 21

3.3 Metode dan Penentuan Sampel......................................... 22

3.4 Jenis dan Sumber Data...................................................... 23

3.5 Metode Pengumpulan Data................................................ 23

Daftar Pustaka...................................................................................... 24

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemisahan wewenang dan kewajiban yang terjadi dalam

pengelolaan perusahaan antara pemilik perusahaan dengan manajer

perusahaan dapat menyebabkan munculnya konflik kepentingan

antara kedua belah pihak tersebut. Teori yang menjelaskan hubungan

antara pemilik (principal) dengan manajer (agent) dijelaskan melalui

teori keagenan (agency theory) yang dipopulerkan oleh Jensen dan

Meckling (1976). Hubungan ini memunculkan perbedaan kepentingan,

karena pada umumnya manusia akan berusaha memaksimalkan

utilitas yang dimilikinya untuk kepentingan pribadi. Eisenhardt (1989),

menyatakan bahwa teori keagenan ditekankan untuk mengatasi dua

permasalahan keagenan yang timbul pada saat (a) keinginan atau

tujuan antara prinsipal dan agen berlawanan, dan (b) merupakan suatu

hal yang sulit atau mahal bagi prinsipal untuk mendeteksi apa yang

benar-benar dilakukan oleh agen.(Immanuel & Yuyetta 2014)


Salah satu langkah yang diambil stakeholders untuk

meminimalisasikan kemungkinan munculnya praktik manajemen laba

yaitu dengan mempekerjakan auditor eksternal. Auditor eksternal

memiliki tanggungjawab untuk melakukan pengawasan terhadap

kinerja keuangan perusahaan melalui media laporan keuangan. Pada

dasarnya penggunaan jasa auditor eksternal untuk pengendalian

1
konflik antara manajer perusahaan, pemegang saham dan pemegang

obligasi. Audit merupakan fungsi independen dengan cara teratur dan

serangkaian langkah terstruktur, memeriksa secara kritis pernyataan

yang dibuat oleh perorangan atau organisasi tentang kegiatan ekonomi

dimana mereka telah bergerak dan mengkomunikasikan hasil dalam

bentuk laporan keungan kepada pengguna.(Immanuel & Yuyetta 2014)


Sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar

jasa yang dilakukan auditor eksternal disebut dengan audit fees. Audit

fees sendiri ditentukan melalui proses negosiasi antara pihak

stakeholders dengan Kantor Akuntan Publik yang menaungi auditor

tersebut dengan memperhatikan berbagai faktor. DeAngelo (1981)

menyimpulkan bahwa kantor akuntan publik yang lebih besar memiliki

kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan kantor akuntan

publik yang lebih kecil. Oleh karena itu, banyak perusahaan-

perusahaan besar go public yang memilih menggunakan kantor

akuntan publik big four untuk menghasilkan laporan keuangan dan

kinerja audit yang lebih baik dibandingkan dengan kantor akuntan

publik non big four.(Immanuel & Yuyetta 2014)


Dalam pelaksanaan audit, auditor menerima fee audit sebagai

imbalan atas jasa profesional yang mereka berikan kepada

perusahaan. Fee audit dapat didefinisikan sebagai jumlah biaya (upah)

yang dibebankan oleh auditor untuk proses audit yang dilakukan untuk

suatu perusahaan (klien), penentuan fee audit didasarkan pada

kontrak antara auditor dan klien sesuai dengan waktu yang dihabiskan

2
untuk proses audit, pelayanan yang dibutuhkan, dan jumlah staf yang

dibutuhkan untuk proses audit (Walid El-Gammal, 2012).


Ukuran perusahaan (size) merupakan besar kecilnya ukuran

perusahaan yang sedang diaudit oleh auditor atau Kantor Akuntan

Publik (Crasswell et al. dalam Halim 2005). Menurut Beams (2000),

perusahaan yang memiliki jumlah anak perusahaan yang banyak di

dalam negeri maka transaksi yang dilakukan perusahaan tersebut

akan semakin rumit karena perlu membuat laporan konsolidasi.

Sedangkan perusahaan yang memiliki anak perusahaan diluar negeri

juga akan memiliki transaksi yang semakin rumit karena perlu

membuat laporan remeasurement dan atau membuat laporan

translasi. Setelah membuat laporan remeasurement dan atau

membuat laporan translasi kemudian barulah perusahaan tersebut

menyusun laporan konsolidasi. Jumlah anak perusahaan yang dimiliki

oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan

mempengaruhi besar penetapan fee audit eksternalnya.(NUGRAHANI

et al. 2013)
Salah satu langkah yang diambil stakeholders untuk

meminimalisasikan kemungkinan munculnya praktik manajemen laba

yaitu dengan mempekerjakan auditor eksternal. Auditor eksternal

memiliki tanggungjawab untuk melakukan pengawasan terhadap

kinerja keuangan perusahaan melalui media laporan keuangan. Pada

dasarnya penggunaan jasa auditor eksternal untuk pengendalian

konflik antara manajer perusahaan, pemegang saham dan pemegang

3
obligasi. Audit merupakan fungsi independen dengan cara teratur dan

serangkaian langkah terstruktur, memeriksa secara kritis pernyataan

yang dibuat oleh perorangan atau organisasi tentang kegiatan ekonomi

dimana mereka telah bergerak dan mengkomunikasikan hasil dalam

bentuk laporan keungan kepada pengguna.(Immanuel & Yuyetta 2014)


Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini bertujuan untuk

meneliti pengaruh ukuran perusahaan, dan manajemen laba terhadap

penetapan audit fees yang diterima oleh auditor eksternal. Ukuran

perusahaan dinilai dari total asset perusahaan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah

yang akan diteliti adalah sebagai berikut :


1. Apakah manajemen laba berpengaruh terhadap audit fee?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit fee?
3. Apakah audit fee dipengaruhi oleh manajemen laba dan ukuran

perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan

penelitian dari mini riset ini adalah :


1. Untuk menganalisis pengaruh manajemen laba terhadap audit fee
2. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit

fee
3. Untuk menganalisis apakah audit fee dipengaruhi oleh manajemen

laba dan ukuran perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

4
Di dalam setiap penelitian diharapkan memiliki berbagai

manfaat yang ditujukan kepada pihak-pihak tertentu. Adapun penelitian

ini diharapkan dapat berguna untuk :


1. Ilmu pengetahuan dan akademisi, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi berupa bukti empiris mengenai kualitas

audit dan fee audit yang mempengaruhi manajemen laba.


2. Auditor, hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan acuan auditor

untuk terus meningkatkan kualitas audit sehingga mampu

memberikan hasil yang terbaik bagi para pengguna laporan

keuangan.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Yang Berkenaan Dengan Variabel Yang Diambil


2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan (agency theory) menjelaskan hubungan antara

agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan prinsipal

(pemilik). Pemegang saham atau prinsipal merupakan pihak yang

memberikan amanat kepada agen untuk melakukan suatu jasa atas

nama prinsipal, sementara agen adalah pihak yang diberi mandat.

(Jensen dan Meckling, 1976).Menurut Scott (1997) dalam Arifin

(2005), inti dari agency theory adalah pendesainan kontrak yang tepat

5
untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal

terjadi konflik kepentingan. (Desi & Yazid 2014)


Dalam teori agensi, agen diharuskan memberikan informasi

yang rinci dan relevan kepada prinsipal. Namun, pada kenyataannya

hal tersebut bukanlah hal yang mudah karena adanya perbedaan

kepentingan antara agen dan prinsipal.Kepentingan prinsipal sebagai

pemegang saham adalah untuk memperoleh pengungkapan informasi

oleh agen mengenai keadaaan perusahaan secara relevan, tepat

waktu, dan akurat sebagai dasar pembentukan keputusan. Namun di

sisi lain, agen sebagai pihak yang berhubungan langsung dengan

kegiatan perusahaan tidak bergantung terhadap pengungkapan

informasi tersebut dalam pembuatan keputusan (Mahendra, 2013).

Perbedaan kepentingan ini menyebabkan terjadinya asimetri

informasi.Tugas auditor dalam mengungkapkan adanya masalah

asimetri informasi ini,sehingga memberikan hubungan terhadap

pemberian fee audit Sehrish et.,al (2013). (Desi & Yazid 2014)
Manajer seringkali lebih cenderung berfokus untuk mengejar

kepentingan pribadinya dan sudah tidak berdasar atas maksimasi nilai

dalam pengambilan keputusan pendanaan (Jensen dan Meckling,

1976). Hal inilah yang kemudian menimbulkan konflik keagenan.

Masalah yang berkaitan dengan perbedaan kepentingan dalam hal

pengambilan keputusan pendanaan salah satunya dikarenakan para

pemegang saham hanya peduli terhadap risiko sistematis dari saham

perusahaan, karena mereka akan melakukan investasi pada portofolio

6
yang terdiversifikasi dengan baik. Sementara para manajer lebih

peduli pada risiko perusahaan secara keseluruhan. (NUGRAHANI et

al. 2013)
Masalah keagenan dapat terjadi karena adanya asymmetric

information antara pemilik dan manajer. Asymmetric information timbul

ketika salah satu pihak memiliki informasi yang tidak dimiliki oleh pihak

lainnya. Asymmetric information terdiri dari dua tipe, yaitu adverse

selection dan moral hazard. Pada tipe adverse selection, salah satu

pihak merasa memiliki informasi yang lebih sedikit dibandingkan pihak

lain. Pihak tersebut tidak akan mau melakukan perjanjian dan akan

membatasi dengan kondisi yang sangat ketat serta biaya yang sangat

tinggi. Sementara Moral hazard terjadi apabila manajer melakukan

tindakan tanpa sepengetahuan pemilik untuk keuntungan pribadinya

dan mengakibatkan penurunan kesejahteraan pemilik (Jensen dan

Meckling, 1976).

2.1.2 Manajemen Laba


Standar akuntansi memiliki keterbatasan-keterbatasan yang

dapat menjadikan laporan keuangan menjadi kurang andal (reliable).

Keterbatasan tersebut diantaranya adalah fleksibilitas penerapan

metode akuntansi yang menyebabkan peluang bagi manajemen untuk

melibatkan subjektifitas dalam menyusun metode akuntansi yang

dipilih dan penentuan waktu untuk pengeluaran-pengeluaran yang

bersifat discretionary dapat dipergunakan oleh manajemen untuk

mempengaruhi laba, yaitu dengan mempercepat atau menunda

7
pengeluaran-pengeluaran tersebut dan menggesernya pada periode

yang lain. (FITRIA 2013)


Keterbatasan laporan keuangan inilah yang menyebabkan

terjadinya aktivitas manajemen laba (earnings management) oleh

pihak manajemen perusahaan terhadap laporan keuangan

perusahaan. Secara umum, manajemen laba didefinisikan sebagai

upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi

informas-informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk

mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi

perusahaan (Sulistyanto, 2008).


Yamaguchi et al. (2013) mendefinisikan manajemen laba

sebagai suatu pilihan yang dilakukan oleh manajer atas kebijakan

akuntansi, atau tindakan nyata yang mempengaruhi laba sehingga

mencapai tujuan pelaporan yang spesifik. Nini dan Estralita Trisnawati

(2009) mengatakan bahwa manajemen laba adalah penggunaan

pertimbangan manajemen dalam pemilihan kebijakan akuntansi

perusahaan untuk pelaporan keuangan dalam batasan prinsip

akuntansi yang berlaku umum, untuk memaksimalkan kepentingan

pribadinya maupun nilai perusahaan. Sedangkan manajemen laba

menurut Nur Azlina (2010) yaitu menentukan laba sedemikian rupa

dengan mempermainkan pospos pendapatan dan biaya dalam

laporan laba-rugi baik melalui pemanfaatan pemilihan alternatif

metode maupun melalui operasi. (FITRIA 2013)

2.1.3 Audit Fee

8
Pada tahun 2008 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

menerbitkan Surat Keputusan No. KEP.024/IAPI/VII/2008 tentang

Kebijakan Penentuan Fee Audit yang digunakan sebagai panduan

bagi profesi Akuntan Publik maupun Kantor Akuntan Publik dalam

menetapkan fee audit. Dalam bagian Lampiran 1 dijelaskan bahwa

panduan ini dikeluarkan sebagai panduan bagi seluruh anggota IAPI

yang menjalankan praktek sebagai akuntan publik dalam menetapkan

besaran imbalan yang wajar atas jasa profesional yang diberikannya.

(FITRIA 2013)
Fee audit merupakan pendapatan yang besarnya bervariasi

karena tergantung dari beberapa faktor dalam penugasan audit

seperti, ukuran perusahaan klien, kompleksitas jasa audit yang

dihadapi auitor, risiko audit yang dihadapi auditor dari klien, serta

nama KAP yang melakukan jasa audit (DeAngelo, 1981). (FITRIA

2013)
Di Indonesia besarnya fee audit masih menjadi perbincangan

yang cukup panjang, mengingat banyak faktor yang

mempengaruhinya. Faktor- faktor yang mempengaruhi besar kecilnya

fee audit yaitu besar kecilnya klien, lokasi kantor akuntan publik dan

ukuran kantor akuntan publik. Berdasarkan Surat Keputusan Ketua

Umum Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) No. KEP. 024/IAPI/

VII/2008, dalam menetapkan imbalan jasa atau fee audit, akuntan

publik harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:


a. Kebutuhan klien.
b. Tugas dan tanggung jawab menurut hukum (statutory duties).
c. Independensi.

9
d. Tingkat keahlian (levels of expertise) dan tanggung jawab yang

melekat pada pekerjaan yang dilakukan, serta tingkat

kompleksitas pekerjaan.
e. Banyaknya waktu yang diperlukan dan secara efektif digunakan

oleh akuntan publik dan stafnya untuk menyelesaikan pekerjaan.


f. Basis penetapan fee yang disepakati.

Fee audit yang ditawarkan oleh suatu KAP kepada perusahaan

dapat berbeda jumlah atau besarnya dengan audit fee yang

ditawarkan oleh KAP yang lain. Selama ini, penetapan audit fee

dilakukan secara subjektif oleh salah satu pihak atau dasar kekuatan

tawar menawar antara akuntan publik dengan klien dengan

dipengaruhi oleh persaingan sesama akuntan publik.

Dalam melakukan negosiasi mengenai jasa profesional yang

diberikan, auditor dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa profesional

yang dipandang sesuai. Klien (perusahaan) cenderung

mengasosiasikan harga dengan tingkat kualitas jasa. Harga yang

mahal dipersepsikan mencerminkan kualitas yang tinggi dan

sebaliknya.

Hotaish et al. (2007) dalam Hartadi (2009) menemukan bukti

bahwa pada saat auditor bernegosiasi dengan manajemen mengenai

besaran tarif fee yang harus dibayarkan oleh pihak manajemen

terhadap hasil kerja laporan auditan, maka kemungkinan besar akan

terjadi konsesi resiprokal yang jelas akan mereduksi kualitas laporan

auditan. Tindakan ini jelas menjurus kepada tindakan yang

10
mengesampingkan profesionalisme, dimana konsesi resiprokal

tersebut akan mereduksi kepentingan penjagaan atas kualitas auditor.

(FITRIA 2013)

2.1.4 Ukuran Perusahaan


Ukuran perusahaan (Company Size) merupakan besar kecilnya

perusahaan klien yang sedang diaudit oleh auditor atau KAP. Ukuran

perusahaan sangat menentukan lamanya proses audit yang pada

akhirnya berdampak pada besarnya biaya audit (Facriyah, 2011).

Besar kecilnya suatu perusahaan juga berdampak terhadap struktur

pendanaan perusahaan. Perusahaan besar cenderung memerlukan

dana yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang lebih

kecil. Hal ini bisa terjadi karena adanya dorongan untuk menghasilkan

kenaikan laba disetiap periodenya. Penentuan ukuran perusahaan

diukur berdasarkan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran

perusahaan yang besar dengan jumlah asset (kekayaan) yang tinggi

membuat proses audit yang dilakukan oleh auditor eksternal akan

semakin rumit sehingga fee audit yang dibayarkan jadi lebih tinggi

(Nugrahani dan Sabeni, 2013).


Menurut Rodoni dan Ali (2010), proksi ukuran perusahaan

biasanya adalah total aset perusahaann. Karena aset biasanya sangat

besar nilainya dan untuk menghindari bias skala maka besaran aset

perlu dikompres. Secara umum, proksi ukuran perusahaan yang

dipakai adalah logaritma natural (ln) dari total aset.(KHOTIMAH 2014)

11
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu berisi tentang penelitian-penelitian yang

sudah dilakukan oleh para peneliti terdahulu yang berkaitan dengan

penelitianyang akan dilakukan oleh peneliti kali ini. Adapun hasil

penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian

ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Nama Judul Variabel


No Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian Penelitian
Linda Auditor Size Auditor size Hasil Penelitian

Elizabeth and Audit and Audit Kualitas audit secara

1 DeANGE Quality quality. langsung

LO berhubungan dengan

(1981) ukuran dari KAP.


2 Inten Pengaruh Kualitas Terdapat hubungan

Meutia Independen audit dan negatif antara kualitas

(2004) si Auditor manajemen audit dengan absolute

Terhadap laba. discretionary accruals.

Manajemen Perusahaan yang

Laba untuk diaudit oleh KAP Big 5

KAP Big 5 memiliki absolute

dan Non discretionary accruals

Big 5 yang lebih rendah

dibandingkan dengan

perusahaan yang

diaudit oleh KAP Non

12
Big 5.

Bambang Pengaruh Fee audit, Ukuran dan

Hartadi Fee Audit, rotasi KAP, kompleksitas

(2009) Rotasi KAP, reputasi perusahaan

dan auditor, berpengaruh positif

Reputasi kualitas terhadap fee audit.

Auditor audit. Sedangkan variabel

Terhadap lainnya tidak

Kualitas berpengaruh

Audit di signifikan terhadap


3
Bursa Efek fee audit. Fee audit

Indonesia berpengaruh

signifikan terhadap

kualitas audit,

sementara rotasi dan

reputasi audit tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

kualitas audit.

13
Angelia Pengaruh Ukuran Ukuran perusahaan,

(2012) Ukuran perusahaan kualitas audit, dan

Perusahaan , leverage, independensi auditor

, Leverage, kualitas tidak berpengaruh

Kualitas audit, signifikan terhadap

Audit, dan independen manajemen laba.

Independen si auditor, Sedangkan leverage

si Auditor manajemen berpengaruh

4 terhadap laba signifikan terhadap

Manajemen manajemen laba.

Laba pada

Perusahaan

Manufaktur

yang

Terdaftar di

Bursa Efek

Indonesia.
5 Chintya Pengaruh Variabel Independensi

Paramith Independen Fungsi komisaris dan ptaktik

a si Dewan Internal manajemen laba tidak

Septyarin Komisaris, Audit, berpengaruh terhadap

i Putri Fungsi Praktik fee audit. Sedangkan

dan Internal Manajemen Fungsi internal audit

Imade Audit, dan Laba dan berpengaruh terhadap

Karya Praktik Fee Audit fee audit.

Putra Manajemen

14
(2014) Laba

terhadap

Fee Audit

Netty Pengaruh Variabel fee Secara simultan

Herawaty Pengendali audit dan Pengendalian Intern

(2011) an Intern pengendalia dan Lamanya Waktu

dan n intern Audit memiliki


6
Lamanya pengaruh positif

Waktu Audit terhadap fee audit.

Terhadap

Audit Fee
Sumber : diperoleh dari berbagai sumber

2.3 Kerangka Konseptual


Menurut Hamid (2012), kerangka pemikiran merupakan sintesa

dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang

pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori

dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian

masalah yang ditetapkan. Gambar dibawah menunjukkan kerangka

pemikiran yang dibuat dalam model penelitian ini.

Manajemen Laba
2.4 Hipotesi Audit Fee
a
Berdasarkan
Ukuran Perusahaanuraian yang dijelaskan pada bab ini, maka a

15
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Manajemen Laba terhadap Audit Fee

Perusahaan dengan tingkat manajemen laba yang lebih tinggi

cenderung untuk berusaha menutupi praktik manajemen laba yang

dilakukan manajemen dengan cara membyarakan biaya audit yang

lebih tinggi bagi auditor, agar auditor tersebut tetap memberikan opini

yang baik atas laporan keuangan perusahaan tersebut. Selain itu

adanya praktik manajemen laba juga akan meningkatkan

kompleksitas audit yang dilkukan auditor sehingga memakan waktu

audit yang lebih banyak, dan akan dibebankan sebagai salah satu

sayrat kerja auditor tersebut. Ghosh (2010), menyatakan bahwa

perusahaan dengan tingkat manajemen laba yang lebih tinggi

cenderung

H1 : Manajemen laba berpengaruh terhadap audit fee

Ukuran Perusahaan terhadap Audit Fee

Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya suatu

perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan,

rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva. Semakin besar

ukuran perusahaan yang dinilai dari total asset perusahaan maka

meningkatkan kompleksitas audit yang dilakukan auditor atas

laporan keuangan tersebut. Hal tersebut akan dibebankan ke

16
perusahaan sebagai salah satu syarat kerja auditor. Hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah:

H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit f

BAB 3

METODE PENELITIAN

17
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional
Penelitian ini melibatkan variabel yang terdiri dari dua variabel

bebas (independen) dan satu variabel terikat (dependen). Variabel

independen dalam penelitian ini meliputi manajemen laba dan ukuran

perusahaan. Variabel dependennya adalah audit fee


3.1.1 Variabel Independen
3.1.1.1 Manajemen Laba
Manajemen laba merupakan suatu proses intervensi

manajemen dalam pelaporan keuangan eksternal dengan

memanipulasi pilihan yang tersedia sehingga tercapai tingkat laba

yang diharapkan (Riahi dan Belkaoui, 2007a:74). Dengan demikian,

manajer dapat menaikkan atau menurunkan laba sesuai dengan

kepentingannya (Budiasih, 2009, h. 46). Manajemen laba

merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas

laporan keuangan karena manajer yang memiliki informasi yang

asimetri terhadap pihak eksternal (Sari dan Widyatmini, 2012).

3.1.1.2 Ukuran Perusahaan


Menurut Machfoedz (1994) dalam Maria (2012) menyatakan

bahwa ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat

diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara

antara lain dengan : total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan

lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3

kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan

menengah (medium- size) dan perusahaan kecil (small firm).

18
Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total asset

perusahaan.
Ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari

struktur keuangan dalam hampir setiap studi dan untuk sejumlah

alasan berbeda :
1. Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan

perusahaan memperoleh dana dari pasar modal.


2. Ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar

dalam kontrak keuangan.


3. Ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return

membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh

lebih banyak laba. Salah

Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya

perusahaan adalah ukuran aktiva. Perusahaan yang memiliki total

aktiva besar menunjukkan arus kas perusahaan sudah positif dan

dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu relatif

lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan yang

memiliki total aktiva yang besar relatif lebih stabil dan lebih mampu

menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total aktiva yang

kecil.

3.1.2 Variabel Dependen


3.1.2.1 Audit Fee
Menurut Mulyadi (2002) audit fee merupakan fee yang

diterima oleh akuntan publik setelah melaksanakan jasa

auditnya, besarnya tergantung dari resiko penugasan,

kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang

19
diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya

KAP yang bersangkutan. Menurut penelitian sebelumnya,

Supriyono (1988) besarnya audit fee dapat mempengaruhi

independensi penampilan akuntan public karena fee yang

besar dapat membuat kantor akuntan menjadi segan untuk

menentang kehendak klien sedangkan fee yang kecil dapat

menyebabkan waktu dan biaya untuk melaksanakan

prosedur audit terbatas.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel

independen yaitu ukuran perusahaan, dan manajemen laba terhadap

audit fee yang didapat dari laporan keuangan auditan dan annual

report perusahaan dengan menggunakan akun professional fees, total

aset perusahaan, manajemen laba yang didapat dari modified jones

model. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

tahun 2010-2013.

3.3 Metode Penentuan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun

2010 sampai dengan 2013. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dimana

peneliti menentukan sampel sebagai objek penelitian dengan kriteria

sebagai berikut:

20
1. Perusahaan listed (terdaftar) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 1

Januari 2010 sampai 31 Desember 2013 dan tidak delisting

selama periode penelitian.


2. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit beserta annual

report.
3. Selama periode peristiwa, perusahaan melaporkan adanya laba

mulai tahun 2010-2013, karena penelitian ini bertujuan untuk

melihat praktik manajemen laba.


4. Laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.
5. Mengumpulkan total aset perusahaan untung mengukur besar

perusahaan.

3.4 Jenis dan Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diambil

dari laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013–2015. Data tersebut

diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan situs

Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id.

3.5 Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data pada

penelitian ini yaitu studi pustaka dan studi dokumentasi. Metode studi

pustaka yaitu metode yang digunakan dengan memahami literature

yang memuat pembahasan berkaitan dengan penelitian dengan

mempelajari artikel, jurnal serta penelitian terdahulu. Metode

dokumentasi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan

21
keuangan dan data lain yang dipublikasikan oleh BEI melalui ICMD

dan situs BEI (www.idx.co.id)

DAFTAR PUSTAKA

Desi, A.V. & Yazid, L.S.W.H., 2014. KETERKAITAN ANTARA KOMITE

AUDIT, KOMPENSASI CEO DAN MANAJEMEN LABA DENGAN FEE

AUDIT PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di BEI). , pp.1–21.

FITRIA, A.A., 2013. PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP

MANAJEMEN LABA DENGAN FEE AUDIT SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011),

Immanuel, R. & Yuyetta, E.N.A., 2014. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI PENETAPAN AUDIT FEES. , 3(1989),

pp.1–12.

KHOTIMAH, H., 2014. Pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan

institusional, manajemen laba, tipe auditor dan internal audit terhadap

22
AUDIT FEES.

NUGRAHANI, N.R. et al., 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi

penetapan fee audit eksternal pada perusahaan yang terdaftar di bei.

23

Você também pode gostar