Você está na página 1de 14

Alel Ganda

I. Tujuan
Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda
dan menentukan genotipnya sendiri.

II. Latar Belakang dan Tinjauan Pustaka


Sebuah gen dapat memiliki lebih dari sebuah alel. Alel-alelnya disebut alel
ganda (multiple allele). Namun, kenyataan yang sebenarnya lebih umum
dijumpai adalah bahwa pada suatu lokus tertentu dimungkinkan munculnya
lebih dari hanya dua macam alel, sehingga lokus tersebut dikatakan memiliki
sederetan alel. Fenomena semacam inilah yang disebut sebagai alel ganda.
Meskipun demikian, pada individu diploid, yaitu individu yang tiap
kromosomnya terdiri atas sepasang kromosom homolog, betapa pun banyaknya
alel yang ada pada suatu lokus, yang muncul hanyalah sepasang (dua buah)
(Murniati,2010).
Alel ganda adalah faktor yang memiliki lebih dari dua macam alel,
sekalipun tidak ada satu pun makhluk diploid yang mempunyai lebih dari dua
macam alel untuk tiap faktor. Sebab timbulnya alel ganda adalah peristiwa
mutasi gen. Stanfield (1983) mengatakan “Karena suatu gen dapat berubah
menjadi bentuk-bentuk alternatif oleh proses mutasi, secara teoritis di dalam
suatu populasi mungkin dijumpai sejumlah besar alela” (Corebima, 1997).
Belum banyak yang mengetahui bahwa dalam alel itu ada yang disebut
sebagai alel ganda beserta contoh dan komponen-komponen yang terdapat
didalamnya. Contoh sederhananya adalah darah yang memberikan peranan
amat penting untuk kehidupan suatu organisme. Masyarakat luas sudah tidak
asing lagi dengan kata golongan darah atau transfusi darah atau bahkan tak
heran dengan berbagai variasi warna bulu pada kelinci. Namun pengetahuan
mereka hanya sebatas itu tanpa mengetahui apa hubungannya dengan alel
ganda yang terdapat pada gen. Alel ganda bukan hanya sebatas ada pada
manusia melainkan pada hewan dan tumbuhan pun alel ganda itu ada. Tetapi
ada perbedaan antara alel ganda pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
Karena pada suatu organisme jumlah gen jauh lebih besar daripada jumlah
kromosom, maka tiap kromosom harus mengandung banyak gen. Tempat pada
kromosom dimana terdapat suatu gen tertentu disebut lokus. Kedua alel yang
mengontrol suatu sifat tertentu, terletak pada lokus yang sama pada masing-
masing kromosom yang homolog. Untuk memperagakan kebenaran teori
kromosom, kita harus mampu menghubungkan ada atau tidak adanya suatu
sifat tertentu dengan ada atau tidaknya suatu kromosom tertentu didalam sel-sel
organisme itu. Tetapi menurut teori kromosom, kedua alela yang mengontrol
pemunculan suatu sifat tertentu itu, terletak di lokus yang sama pada dua
kromosom yang homolog. Kromosom yang homolog, secara visual tidak dapat
dibedakan satu sama lain. Dengan demikian dengan mengamati satu anggota
dari pasangan itu tidaklah mungkin untuk menyatakan apakah kromosom
tersebut mengandung alela tertentu atau tidak (Kimball, 1983).
Alel dapat menunjukkan derajat dominansi dan keresesifan yang berbeda-
beda satu sama lain. Dalam persilangan ercis Mendel, keturunan F1 selalu
terlihat seperti salah satu dari kedua varietas induk sebab salah satu alel dalam
satu alel tersebut menunjukkan dominani sempurna terhadap alel yang satu
lagi. Dalam situasi semacam itu, fenotip heterozigot dan homozigot dominan
tidak dapat dibedakan (Campbell, dkk., 2010).
Variasi lain pada hubungan dominansi diantara alel-alel disebut
kodominansi. Dalam variasi ini, kedua alel sama-sama mempengaruhi fenotip
dengan cara terpisah dan dapat dibedakan. Misalnya golongan darah MN
manusia ditentukan oleh alel-alel kodominan untuk dua molekul spesifik yang
terletak pada permukaan sel darah merah, molekul M dan N satu lokus tunggal,
yang bisa mengandung dua variasi alel, menentukan fenotipe golongan darah
ini. Pada orang yang homozigot untuk alel N (NN) memiliki sel darah merah
yang hanya mengandung molekul N. akan tetapi molekul M maupun N
terdapat pada sel-sel darah merah orang yang heterozigot untuk alel M dan N
(MN). Perhatikan bahwa fenotipe MN bukan pertengahan antara fenotipe M
dan N, yang membedakan kodominansi dan dominansi tak sempurna. Fenotipe
M maupun N sama-sama ditunjukkan oleh heterozigot, karena kedua molekul
itu ada (Campbell, dkk., 2010).
Selain pada golongan darah, alel ganda pada manusia juga dapat
ditunjukkan dari letak rambut pada ruas tengah jari tangan. Namun tidak
seluruh jari tangan yang dapat ditumbuhi rambut tersebut. Hanya ibu jari saja
yang tidak mungkin ditumbuhi rambut. Dominan dari alel-alel itu adalah: H1,
H2, H3, H 4, H5.
• H1: rambut terdapat pada semua jari. Ibu jari tidak termasuk.
• H2: rambut jari kelingking, manis dan tengah.
• H3: rambut pada jari manis dan tengah.
• H4: rambut pada jari manis saja.
• H5: tidak terdapat rambut pada keempat jari.

III. Metode
Alat dan bahan yang digunakan pda praktikum ini adalah alat tulis,
dan mahasiswa kelas Biologi B 2016. Langkah yang pertama yang dilakukan
diamati sisi atas jari-jari tangan apakah pada segmen digitalis tengah dari jari-
jari tangan tampak tumbuh rambut. Kemudian ditentukan termasuk kedalam
alel yang mana. Selanjutnya dicatat data kemunngkinan alel teman-teman
sekelas.

IV. Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Hasil pengamatan alel ganda mahasiswa Biologi B 2016

No. Nama Presentase No. Nama Presentase


Benar (%) Benar

1 Agsa - 21 Dina H3

2 Deanita H5 22 Linda H5

3 Afrian H5 23 Sumiyati H5

4 Viola H4 24 Anisa H2

5 Novita H5 25 Fanani H1

6 Yustichia H4 26 Vicky H5
7 Dhisa H5 27 Adinda H5

8 Septi H2 28 Fitri H5

9 Retno H5 29 Fita H5

10 Amin H4 30 Herlinda H5

11 Ayu H5 31 Salma H5

12 Choirul H2 32 Diah H5

13 Nurwati H2 33 Anggita H5

14 Yuliana H5 34 Rinda H5

15 Imam H5 35 Nastititanya H4

16 Taqwaa H3 36 Alviati H5

17 Diana H1 37 Noor H4

18 Sekar H1 38 Farid H5

19 Riska H5 39 Syarah H2

20 Krisna H4

Tabel 2. Presentase alel ganda mahasiswa kelas Biologi B 2016

Hasil pribadi Hasil kelas


Alel ganda (beritanda X)
Jumlah Presentase

H1 3 7,89%

H2 5 13,15%

H3 2 5,26%

H4 6 15,78%

H5 X 22 57,89%
Keterangan:

H1 : rambut terdapat pada semua jari

H2 : rambut pada jari kelingking, jari manis, dan jari tengah

H3 : rambut pada jari manis dan jari tengah

H4 : rambut hanya pada jari manis saja

H5 : tidak ada rambut pada semua jari

Praktikum genetika yang dilaksanakan pada hari Rabu, 17 Oktober 2018


dengan judul “Alel Ganda” bertujuan untuk mengetahui salah satu sifat
manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda dan menentukan fenotipnya
sendiri. Pengujian ini dilakukan dengan cara diamati sisi atas jari-jari tangan
apakah pada segmen digitalis tengah dari jari-jari tangan tampak tumbuh
rambut kemudian ditentukan alelnya. Selanjutnya menentukan termasuk alel
manakah yang telah diteliti. Terakhir mencatat data kemungkinan alel yang
dimiliki oleh teman-teman sekelas. Pada kegiatan praktikum kali ini hanya ada
38 praktikan. Dengan demikian berarti hasil data yang diperoleh dari
pengamatan mengenai ada tidaknya rambut-rambut pada segmen digitalis
tengah dari jari-jari tangan pada kegiatan praktikum mengenai alel ganda
memiliki jumlah total sebanyak 38.

Rambut pada jari tangan merupakan sifat yang diwariskan berdasarkan


alel ganda yang merupakan adanya interaksi antara gen-gen tertentu yang pada
akhirnya membentuk suatu fenotip orang tersebut. Pengamatan alel ganda
mengenai ada atau tidaknya rambut-rambut pada segmen digitalis tengah dari
jari-jari tangan yang diamati menggunakan loupe (jika perlu) ditentukan oleh
gen H. Namun tidak seluruh jari tangan yang dapat ditumbuhi rambut tersebut.
Hanya ibu jari saja yang tidak mungkin ditumbuhi rambut. Dominan dari alel-
alel itu adalah: H1, H2, H3, H4, H5.

Alel ganda (multiple alelmorfi) adalah adanya lebih dari satu alel pada
lokus yang sama. Lokus adalah lokasi yang diperuntukkan bagi gen dalam
kromosom. Sepasang kromosom adalah homolog sesamanya, artinya
mengandung lokus gen-gen yang bersesuaian yang disebut alela. Alel adalah
gen-gen yang terletak pada lokus yang sama (bersesuaian ) dan memiliki
pekerjaan yang hampir sama dalam kromosom homolog. Dilihat dari pengaruh
gen pada fenotipe, alel memiliki pengaruh yang saling berlawanan dalam
pengekspresian suatu sifat. Alel merupakan bentuk alternatif suatu gen yang
terdapat pada lokus (tempat) tertentu. Individu dengan genotipe AA dikatakan
mempunyai alel A, sedang individu aa mempunyai alel a. Demikian pula
individu Aa memiliki dua macam alel, yaitu A dan a. Jadi, lokus A dapat
ditempati oleh sepasang (dua buah) alel, yaitu AA, Aa atau aa, bergantung
kepada genotipe individu yang bersangkutan.

Di dalam suatu lokus, terdapat sepasang atau lebih alel. Bila terdapat
sepasang alel dalam suatu lokus, maka disebut alel tunggal. Bila terdapat lebih
dari satu pasang alel dalam satu lokus, maka disebut alel ganda atau multiple
alelmorfi. Namun pada kenyataannya, peristiwa yang sebenarnya lebih umum
dijumpai adalah munculnya lebih dari dua macam alel pada suatu lokus
tertentu, sehingga lokus tersebut dikatakan memiliki sederetan alel. Fenomena
semacam ini disebut sebagai alel ganda (multiple alleles). Meskipun demikian,
pada individu diploid, yaitu individu yang tiap kromosomnyaterdiri atas
sepasang kromosom homolog, betapa pun banyaknya alel yang ada pada
suatulokus, yang muncul hanyalah sepasang (Evardone, 2006).

Pada alel ganda (multiple alelmorfi), terjadi perbedaan sifat


pengeksrpesian suatu gen. Dua gen yang terdapat dalam lokus yang sama akan
dapat memunculkan ekspresi yang berbeda karena adanya interaksi antara
kedua gen tersebut. Interaksi tersebut dapat berupa pemnculan sifat yang
dominan pada satu gen(menutupi sifat lain), atau bercampurnya pemunculan
sifat gen yang ada sehingga memunculkan sifat kombinasi antara gen-gen
tersebut/ seimbang (Cummings, 2009).

Berdasarkan pengamatan mengenai ada tidaknya rambut pada jari


tangan mahasiswa kelas Biologi B 2016, mahasiswa kelas biologi B 2016
memiliki hasil pengamatan yang bervariasi. Dari total 38 mahasiswa yang
diamati terdapat 3 mahasiswa yang memiliki seri alel ganda H1 dengan
presentase 7,89% yang memiliki ciri rambut terdapat pada semua jari kecuali
ibu jari. Kemudian ada 4 orang mahasiswa yang memiliki seri alel ganda H2
dengan presentase 13,15% , yaitu memiliki ciri terdapat rambut pada segmen
digitalis tengah pada jari kelingking, jari manis, dan jari tengah. 2 orang
mahasiswa lainnya yang memiliki seri alel ganda H3dengan presentase 5,26%,
yaitu memiliki ciri terdapat rambut pada segmen digitalis tengah pada jari
manis dan jari tengah. 6 orang mahasiswa lainnya yang memiliki seri alel
ganda H4 dengan presentase 15.78%, yaitu memiliki ciri terdapat rambutpada
segmen digitalis tengah pada jari manis saja. Terakhir terdapat 22 mahasiswa
yang memiliki seri alel ganda H5 dengan presentase terbesar yaitu 57,89%,
dengan ciri tidak terdapat rambut pada keempat jari. Dari referensi didapatkan
data yang diharapkan pada rambut yang berada di ruas tengah jari tangan di
wilayah Indonesia adalah sebagai berikut: H1 = 0%, H2 = 13% H3 = 26% H4 =
8% dan H5 = 53%. Dengan demikian berarti hasil data yang diperoleh dari
kegiatan praktikum hampir sesuai dengan teori yang ada. Dengan presentase
terbesar berada pada H5.

Data tersebut berarti menunjukkan bahwa seri alel ganda pada H5


bersifat dominan dibandingkan dengan seri alel ganda pada tipe lainnya. Jadi,
dapat dilihat urutan dominansinya yaitu sebagai berikut H5>H4>H2>H1>H3.
Berdasarkan data yang telah dilakukan perhitungannya, diperoleh bahwa pada
percobaan kali ini yaitu mengenai alel ganda tentang rambut yang berada pada
ruas tengah jari tangan tidak dipengaruhi oleh adanya faktor lingkungan atau
faktor luar.

Rambut pada digitalis tengah merupakan salah satu fenotipe yang


dikendalikan oleh alel ganda atau alel majemuk. Urutan dominansi alel tersebut
adalah H1 > H2 > H3 > H4 > H5. Hasil pribadi praktikan memiliki alel ganda H5
yang memiliki fenotipe tidak ada rambut pada semua digitalis jari, sehingga
hanya memiliki satu genotipe saja yaitu H5H5. Sedangkan seseorang yang
mempunyai fenotipe rambut pada semua digitalis jari, kecuali ibu jari atau H1
mempunyai kemungkinan genotipe H1H1, H1H2, H1H3, H1H4, atau H1H5.
Seseorang yang mempunyai alel ganda H2 dengan fenotipe rambut pada
digitalis jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk mempunyai kemungkinan
genotipe H2H2, H2H3, H2H4 atau H2H5. Seseorang yang mempunyai alel ganda
H3 dengan fenotipe rambut pada digitalis jari manis dan jari tengah mempunyai
kemungkinan genotipe H3H3, H3H4, atau H3H5. Kemudian seseorang yang
mempunyai alel ganda H4 fenotipe rambut pada digitalis jari manis saja, hanya
mempunyai dua kemungkinan genotipe yaitu H4H4 atau H4H5.

Alel ganda adalah faktor yang memiliki lebih dari dua macam alel,
sekalipun tidakada satu pun makhluk diploid yang mempunyai lebih dari dua
macam alel untuk tiap faktor. Sebab timbulnya alel ganda adalah peristiwa
mutasi gen. Stanfield (1983) mengatakan “Karena suatu gen dapat berubah
menjadi bentuk-bentuk alternatif oleh proses mutasi, secara teoritis di dalam
suatu populasi mungkin dijumpai sejumlah besar alela” (Corebima, 1997).
Karena pada suatu organisme jumlah gen jauh lebih besar daripada jumlah
kromosom, maka tiap kromosom harus mengandung banyak gen. tempat pada
kromosom dimana terdapat suatu gen tertentu disebut lokus. Kedua alela yang
mengontrol suatu sifat tertentu, terletak pada lokus yang sama pada masing-
masing kromosom yang homolog. Untuk memperagakan kebenaran teori
kromosom, kita harus mampu menghubungkan ada atau tidakadanya suatu sifat
tertentu dengan ada atau tidaknya suatu kromosom tertentu didalam sel-
selorganisme itu. Tetapi menurut teori kromosom, kedua alela yang
mengontrol pemunculansuatu sifat tertentu itu, terletak di lokus yang sama
pada dua kromosom yang homolog. Kromosom yang homolog, secara visual
tidak dapat dibedakan satu sama lain. Dengandemikian dengan mengamati satu
anggota dari pasangan itu tidaklah mungkin untukmenyatakan apakah
kromosom tersebut mengandung alela tertentu atau tidak (Kimball,1983).
V. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa dari 38 mahasiswa kelas biologi B 2016 memiliki hasil
pengamatan yang bervariasi. 3 mahasiswa memiliki seri alel ganda H1 yang
memiliki ciri rambut terdapat pada semua jari kecuali ibu jari. 5 orang
mahasiswa yang memiliki seri alel ganda H2 , yaitu memiliki ciri terdapat
rambut pada segmen digitalis tengah pada jari kelingking, jari manis, dan jari
tengah. 2 orang mahasiswa lainnya yang memiliki seri alel ganda H3, yaitu
memiliki ciri terdapat rambut pada segmen digitalis tengah pada jari manis dan
jari tengah. 6 orang mahasiswa lainnya yang memiliki seri alel ganda H4, yaitu
memiliki ciri terdapat rambut pada segmen digitalis tengah pada jari manis
saja. Terakhir terdapat 22 mahasiswa yang memiliki seri alel ganda H5, yaitu
memiliki ciri tidak terdapat rambut pada keempat jari. Sehingga diperoleh
presentase : H1= 7,89%, H2= 13,15%, H3= 5,26%, H4 = 15,78%, dan H5 =
57,89%. Data tersebut berarti menunjukkan bahwa seri alel ganda pada H5
bersifat dominan dibandingkan dengan seri alel ganda pada tipe lainnya. Jadi,
dapat dilihat urutan dominansinya yaitu H5>H4>H2>H1>H3.
VI. Diskusi
1. Kalau sepasang sejoli dengan genotip H 3 H1 dan H 3 H1 kawin,
bagaimanakah genotip dan fenotip keturunannya andaikata mereka
mempunyai 4 orang anak? Dibuat juga diagram persilangannya.
Jawab:
P ♂H 3 H1 >< ♀H 3 H1
Gamet H3 H3
H1 H1
F H 3 H 3 , H 3 H1 , H1 H 3 , H1 H1
Maka, fenotip keturunannya berdasarkan perkawinan antara H 3 H1 dan
H 3 H1 adalah:
H3H3 : rambut pada jari manis dan jari tengah
H 3 H1 dan H1 H 3 : rambut terdapat pada semua jari
H1 H1 : rambut terdapat pada semua jari
2. Mungkinkah golongan darah anak sama sekali berbeda dengan golongan
darah kepunyaan orang tua? Berikan buktinya!
Jawab:
Golongan darah anak dapat sama sekali berbeda dengan golongan darah
kepunyaan orang tua. Hal ini dapat terjadi apabila genotip kedua orang
tua heterozigot. Misalnya:
P ♂IA IO >< ♀IB IO
Gamet IA IB
IO IO
F IA IB ; IA IO ; IB IO ; IO IO
Berdasarkan diagram persilangan tersebut, dapat diketahui bahwa apabila
ayah memiliki golongan darah A dengan genotip heterozigot dan ibu
memiliki golongan darah B dengan genotip heterozigot (atau dapat pula
sebaliknya) maka keturunannya kemungkinan dapat memiliki golongan
darah yang sama sekali berbeda dengan golongan darah kedua orang
tuanya yaitu golongan darah AB dan O, disamping terdapat pula
kemungkinan keturunan yang bergolongan darah sama dengan orang
tuanya yaitu A dan B.
3. Dalam sebuah keluarga yang mempunyai 4 orang anak, 2 diantaranya
mempunyai golongan darah B, 1 orang AB dan 1 orang lagi A.
bagaimanakah kemungkinan fenotip kedua orang tuanya? Jelaskan
dengan buktinya!
Jawab:
Apabila dalam sebuah keluarga terdapat 4 orang anak dimana 2
diantaranya bergolongan darah B, 1 orang AB dan 1 orang lagi A, maka
kemungkinan fenotip kedua orang tuanya adalah bergolongan darah AB
dan B. Hal ini dapat dibuktikan melalui diagram persilangan berikut:
P ♂IA IB >< ♀IB IO
Gamet IA IB
IB IO
F IA IB ; IA IO ; IB IB ; IB IO
Daftar Pustaka

Agus, Rosana dan Sjafraenan, 2013. Penuntun Praktikum Genetika Dasar.


Universitas Hasanuddin. Makassar.
Brewer, G.J. and F.S. Carles. 1983.Genetics. Addison Wesley Publishing
Company Inc. New York
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G., 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid
1. Erlangga. Jakarta.
Corebima, AD. 1997. Genetika Mendel. Surabaya: Airlangga University Press.

Cummings, Michael R.. 2009. Human Heredity: Principles and Issues, Ninth
Edition. USA: Illinois Institute of Technology.

Evardone, M., 2006. Sex Differences In Anxiety: Testing A Prenatal Androgen


Hypothesis Using Behavioral And Physiological Markers. pp.20-21.

Kimball, J.W., Tjitrosomo, S.S., Sugiri, N., 1983.Biologi Jilid 1 Edisi


Kelima.Erlangga. Jakarta.

Murniati, Anggraini, 2010. Penuntun praktikum alel ganda laboratorium


genetika. http://biologiUNRI.ac.id. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2018
pukul 11.35 WIB.
LAPORAN
PRAKTIKUM GENETIKA
“Alel Ganda”

Nama : Fitri Andriyaningsih


NIM : 16308144002
Prodi / Kelas : Biologi / B

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018

Você também pode gostar