Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pendahuluan
Seiring dengan perubahan teknologi dan peradaban, pekerjaan adalah kata yang tak
asing lagi didengar. Pekerjaan sudah merupakan suatu aktivitas yang lazim dilakukan sehari-
hari oleh manusia bahkan untuk melewatkan waktu luang (American Heritage, 2011).
Pekerjaan ternyata dibagi lagi menjadi kerja ringan, sedang dan berat (Dinas Kesehatan
Provinsi DIY, 2015). Tentu saja, dari masing- masing tingkat pekerjaan itu, hampir tidak ada
pekerjaan yang menutup kemungkinan seseorang untuk terkena penyakit atau kecelakaan
yang diakibatkan oleh pekerjaan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh risiko pekerjaan, posisi
yang tidak ergonomis, dan ketidakpengetahuan akan risiko tersebut. Selain dapat mengurangi
keefektifan kerja, kecelakaan atau penyakit tersebut juga dapat menurunkan kesehatan dan
kesejahteraan sosial. Salah satu keluhan yang sering diakibatkan oleh pekerjaan adalah nyeri.
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan yang sedang terjadi maupun kerusakan jaringan yang bersifat potensial (Merskey,
2012). Nyeri dapat dirasakan pada hampir seluruh daerah tubuh. Nyeri yang paling sering
Nyeri punggung bawah (low back pain) adalah perasaan nyeri dari sudut kosta sampai
daerah bokong yang dapat menjalar sampai ke dua kaki (Casazza, 2012). Nyeri punggung
ketidakhadiran kerja yang paling tinggi di dunia (Delitto, 2012). Salah satu penyebab nyeri
punggung bawah yang sering diakibatkan oleh pekerjaan adalah Hernia Nukleus Pulposus
(HNP). Prevalensi HNP berkisar antara 1-2% (Mahadewa & Maliawan, 2009) dan prevalensi
tertinggi terjadi antara umur 30-50 tahun, dengan rasio pria dua kali lebih besar daripada
wanita (Jordon, 2009). HNP ialah suatu keadaan dimana terjadinya penonjolan diskus
1
intervertebralis ke arah posterior dan/atau lateral yang dapat menimbulkan
timbulnya gejala-gejala neurologis (Ekayuda, 2005). Gejala klinis dari HNP berupa nyeri
pinggang yang menjalar sampai daerah tungkai bawah atau bahkan sampai ujung jari kaki.
Selain itu, HNP juga ditandai dengan nyeri yang hebat ketika pasien mengejan, batuk, atau
bersin. Dengan adanya nyeri tersebut, maka akan timbul spasme otot di sekitar vertebra dan
keterbatasan gerak pada vertebra lumbal (fleksi, ekstensi, laterofleksi) (Lumbantobing, 2008).
Tentu saja hal ini akan mengganggu pekerjaan sehingga pekerjaan menjadi tidak efektif,
Salah satu faktor risiko terjadinya HNP adalah beratnya pekerjaan. Beratnya
pekerjaan akan memengaruhi kejadian nyeri punggung, dimana semakin tinggi tingkat
kebutuhan aktivitas, maka semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya nyeri punggung
(Delitto, 2012). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widhiana pada tahun
2002, yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara kejadian HNP dengan tingkat
pekerjaan. HNP yang terjadi dilaporkan tertinggi pada pekerja kasar, yaitu sebesar 43,6 %,
diikuti oleh pekerja kantor sebesar 30,8% dan pekerja rumah tangga sebesar 25,6%.
Maka, berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
untuk melihat hubungan antara beratnya pekerjaan dengan kejadian HNP pada RSUP.
2
1.3.1 Tujuan Umum
2017.
1. Bagi mahasiswa, dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam tugas kuliah yang
2. Bagi masyarakat, dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang penyakit hernia
3
Bab II
Tinjauan Pustaka
Beberapa istilah untuk menyebut hernia nukleus pulposus (HNP) antara lain herniated
disc, prolapsed disc, sequestred disc, protuding disc, bulging disc, ruptured disc, extruded
4
disc, soft disc, dan slipped disc (Ropper, 2005; Williams, 2009; Mahadewa & Maliawan,
2009). Hernia nukleus pulposus adalah keadaan dimana terjadi penonjolan sebagian atau
seluruh bagian dari nukleus pulposus atau anulus fibrosus diskus intervertebralis, yang
kemudian dapat menekan ke arah kanalis spinalis atau radiks saraf melalui anulus fibrosus
2.1.2 Epidemiologi
Prevalensi HNP berkisar antara 1 – 2 % dari populasi. Usia yang paling sering adalah
usia 30 – 50 tahun. Pada penelitian HNP paling sering dijumpai pada tingkat L4-L5; titik
tumpuan tubuh di L4-L5-S1. Penelitian Dammers dan Koehler pada 1431 pasien dengan
herniasi diskus lumbalis, memperlihatkan bahwa pasien HNP L3-L4 secara bermakna dari
2.1.3. Anatomi
Kolumna vertebralis (Gambar 2.2) disusun oleh 33 vertebra, 7 vertebra servikalis (C),
12 vertebra torakalis (T), 5 vertebra lumbalis (L), 5 vertebra sakralis (S), dan 4 vertebra
vertebralis ini fleksibel karena bersegmen dan disusun oleh tulang vertebra, sendi-sendi, dan
5
bantalan fibrokartilago yang disebut diskus intervertebralis.
(Sumber : Netter,2014)
yang berdekatan, sendi antara arkus vertebra, sendi kostovertebralis dan sendi
vertebra yang berdekatan. Ligamentum longitudinal anterior, suatu pita tebal dan
lebar, berjalan memanjang pada bagian depan korpus vertebra dan diskus
sedangkan dalam kanalis vertebralis pada bagian posterior korpus vertebra dan
6
diskus intervertebralis terletak ligamentum longitudinal posterior, ligamentum
lebih kuat dari pada posterior, sehingga prolaps diskus lebih sering kearah posterior.
Pada bagian posterior terdapat struktur saraf yang sangat sensitif terhadap
Diantara korpus vertebra mulai dari vertebra servikalis kedua sampai vertebra
Semua vertebra mempunyai pola yang sama walaupun terdapat berbagai perbedaan regional
(Gambar 2.2). Vertebra tipikal terdiri dari korpus berbentuk bulat di anterior dan arkus
vertebra di posterior. Kedua struktur ini mengelilingi ruangan yang disebut foramen
vertebralis dan dilalui oleh medula spinalis. Arkus vertebra terdiri atas sepasang pedikuli
yang berbentuk silinder, yang membentuk sisi arkus, serta sepasang lamina pipih yang
Terdapat tujuh prosesus yang berasal dari arkus vertebra: satu prosesus spinosus, 2
prosesus transversus, dan 4 prosesus artikularis (Gambar 2.2). Prosesus spinosus atau spina,
lateral dari pertemuan lamina dan pedikulus. Prosesus spinosus dan prosesus transversus
7
berperan sebagai pengungkit dan tempat melekatnya otot dan ligamen (Snell, 2003).
Prosesus artikularis terletak vertikal dan terdiri atas 2 prosesus artikularis superior dan
2 prosesus artikularis inferior. Kedua prosesus artikularis superior dari satu arkus vertebra
bersendi dengan kedua prosesus artikularis inferior dari arkus vertebra yang terletak di
vertebralis superior dan inferior. Pada setiap sisi, insisura vertebralis superior dari sebuah
foramen intervertebralis. Pada rangka yang bersendi, foramen-foramen ini menjadi tempat
lewatnya nervus spinalis dan pembuluh darah. Radiks anterior dan radiks posterior nervus
spinalis bergabung menjadi satu di dalam foramina dan membentuk nervus spinalis
8
Herniasi dapat terjadi pada usia muda dan usia tua. Pada usia muda umumnya
disebabkan oleh trauma atau gravitasi dan kolumna vertebra yang mendapat beban berat
penyebab Herniasi biasanya dengan meningkatnya usia terjadi perubahan degeneratif yang
mengakibatkan kurang lentur dan tipisnya nucleus pulposus. Annulus fibrosus mengalami
perubahan karena digunakan terus menerus. Akibatnya, annulus fibrosus biasanya di daerah
9
10
Bab III
Penelitian ini untuk menggambarkan hubungan beratnya pekerjaan dengan kejadian Hernia
Nukleus Pulposus di
Hernia Nukleus
Pulposus
variable
11
untuk mendapat nafkah kantor tanpa
yang dapat dibagi olahraga dan
menjadi ringan (contoh : aktivitas fisik yang
menulis, mengetik, tidak menguras
menjahit); sedang tenaga. Contoh:
(contoh : bertani, menyapu, menulis,
berkebun, mencuci); mengetik).
berat (contoh : - Sedang (bekerja
mencangkul, pekerjaan harus naik turun
kasar, mengangkat tangga, olahraga
beban berat). ringan, dan
pekerjaan rumah
tangga. Contoh:
bertani, berkebun,
mencuci dan
memeras,
memompa).
- Berat (pekerjaan
lapangan dan
pekerjaan kuli
bangunan. Contoh:
pekerjaan kasar,
mencangkul,
mengangkat/memi
kul beban berat,
menggergaji).
12
13