Você está na página 1de 16

ANALISIS WAKTU DAN BIAYA DALAM MENENTUKAN

PEKERJAAN SISTEM SUB KONTRAK ATAU SISTEM UPAH DALAM


PEKERJAAN DRAINASE PERKOTAAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :
INDAH PERMATA SARI SITORUS PANE
13 0404 037

BIDANG STUDI MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
1.1 Latar Belakang

Informasi mengenai produktivitas kelompok pekerja dalam proyek


konstruksi sampai dengan saat ini relatif sedikit yang dipublikasi,
sebagaimana kita ketahui produktivitas merupakan komponen yang cukup
besar porsinya (sekitar 30%) di dalam nilai konstruksi, dan juga faktor
mendasar yang mempengaruhi perfomansi kemampuan bersaing dalam
industri konstruksi. Peningkatan tingkat produktivitas berelasi terhadap waktu
yang dibutuhkan untuk menyelasaikan pekerjaan dan secara langsung akan
mempengaruhi besarnya biaya yang dibutuhkan, khususnya berasal dari
pengurangan biaya yang dikonnsumsi oleh pekerja bangunan.
Biaya yang dialokasikan untuk pekerja ini ikut mengkontribusi dalam
proses lelang/tender dan selama pelaksanaan proyek tersebut, oleh karenanya
informasi penggunaan biaya ini menjadi sangat penting untuk dicermati
secara detil, dan penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komponen-
komponen beban biaya pekerja dan proporsinya dengan cara pemilihan sistem
pekerjaan yang gunakan terhadap keseluruhan biaya upah pekerja konstruksi
di Indonesia, dan juga untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
berhubungan dengan upah dan beban biaya pekerja konstruksi di Indonesia
khususnya di pemerintahan tingkat 2.
Pemilihan sistem pekerjaan ini bertujuan untuk mengetahui efesiensi
waktu dan biaya yang menggunakan pemilihan sistem sub kontrak atau
kontrak borongan upah. Sub kontrak adalah pengaturan di mana kontrak
bisnis satu pihak sebagian atau seluruh bagiannya dikontrakkan lagi ke pihak
lain. Bisnis sering kali mensubkontrakkan jika mereka kurang memiliki
keahlian atau sumber daya untuk menyelesaikan sebuah proyek. Sub
kontraktor dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1. Sub kontraktor yang menyediakan pekerja saja, yaitu sub kontraktor yang
dalam melaksanakan pekerjaan bangunan/konstruksi hanya menyediakan
tenaga kerja dan alat kerja konstruksi (traktor, mesin pancang, dan
sebagainya), sedangkan bahan bangunan disediakan oleh perusahaan yang
mensub kontrakkan.
2. Sub kontraktor yang menyediakan pekerja dan material konstruksi, yaitu
sub kontraktor yang menerima dan melaksanakan sebagian/seluruh
pekerjaan/proyek konstruksi yang disub kontrakkan secara penuh oleh
perusahaan kontraktor, artinya penyediaan bahan bangunan dan tenaga kerja
seluruhnya adalah tanggung jawab sub kontraktor.

Kontrak borongan upah, yaitu bahwa kontraktor hanya diberikan kewajiban


untuk menyediakan tenaga kerja dan mengatur pekerjaan di lapangan dari awal
hingga selesai. Untuk penyediaan seluruh material bangunan dilakukan oleh
pemilik rumah sehingga kontraktor hanya mendapat upah dari jasa
pekerjaannya. Untuk tipe kontrak ini, pemilik rumah dapat mengontrol
pengeluarannya dan mengetahui biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian
material.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan yang sudah dijelaskan pada latar belakang di atas, maka


perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pertimbangan dari sisi waktu dan biaya dalam menentukan


keputusan pekerjaan menggunakan sistem upah dan subkontrak?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk menentukan keputusan pemilihan pekerjaan menggunakan sistem


upah dan sistem subkontrak.
1.4 Batasan Penelitian

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya meneliti apakah kontraktor menggunakan sistem sub


kontrak atau sistem upah.
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada proyek APBD tingkat 2 tahun 2017.
3. Penelitian ini hanya dilakukan pada 1 dinas pekerjaan umum.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat –manfaat penelitian yang dapat diperoleh, yaitu :

1. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan tentang pengetahuan pentingnya pemilihan


sistem kerja dalam setiap proyek terutama dalam bidang kosntruksi, agar
proyek tersebut dapat terlakasana dengan baik dimana tingkat kesuksesan
suatu proyek dapat dilihat dari proyek yang selesai memenuhi spesifikasi
yang diinginkan, proyek dapat selesai tepat waktu, dengan effesiensi waktu
dan biaya yang digunakan.

2. Bagi Institut

Memberikan pengetahuan dan informasi dalam pengmbangan ilmu


manajemen khususnya dibidang Teknik Sipil tentang penerapan sistem kerja
pada proyek, sehinga sesuai dengan biaya dan waktu yang telah di tetapkan.

3. Bagi Pihak Lain (peneliti selanjutnya, kontraktor, masyarakat dan lain-


lain)

Dapat memberikan masukan dalam menerapkan sistem kontrak pekerjaan


dalam suatu proyek.
1.5 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan pada skripsi adalah dengan melakukan wawancara dan
responden di lapangan serta analisis data yang berhubungan dengan penelitian
ini.

1.6 Sistematika Penulisan

Proses penelitian ini dapat dilihat melalui sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang permasalahan penelitian, perumusan


masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, metodologi
penelitian dan bagaimana sistematika penulisan pada penelitian ini.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas teori – teori yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan
skripsi ini. Studi pustaka dilakukan pada buku-buku referensi yang ada, jurnal
dan bahan kuliah serta sumber lain yang mendukung penelitian penulisan ini.

Bab III: Metodologi Penelitian

Bab ini berisi mengenai kerangka berpikir, hipotesis, metode penelitian,


pembahasan mengenai langkah – langkah analisa perbandingan yang akan
dilakukan, serta metode atau rumusan yang dijadikan acuan dalam perhitungan.

Bab IV: Pelaksanaan dan Hasil Penelitian

Bab ini berisi deskripsi pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan mencakup
pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi data, setelah itu
menjelaskan tentang temuan hasil dalam penelitian ini.
Bab V : Penutup

Sebagai bab terakhir, bab ini akan menyajikan secara singkat kesimpulan yang
diperoleh dari pembahasan dan juga memuat saran-saran bagi pihak yang
berkepentingan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.
Analisis Waktu Dan Biaya Dalam Menentukan
Pekerjaan Sistem Sub Kontrak Atau Sistem Upah
Dalam Pekerjaan Drainase Perkotaan

Studi literatur

Pengumpulan Data

Data Primer : Data Sekunder

1. Wawancara (responden) 1. Dokumen pendukung


2. Kuisioner 2. RAB

Analisis Data Terhadap Penelitian

Hasil Penelitian

Kesimpulan & Saran

Gambar 1.1 . Diagram Alir Penelitian (Flow Chart)


BAB 2
LANDASAN TEORI

1.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam


melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan
dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis
tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian
penulis. Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam
memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian
terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan
penulisan.
Masalah Tujuan Penelitian Metode Penelitian
No. Penulis & Judul Penelitian Hasil Penelitian

WulframI. Ervianto 2008 Produktivitas merupakan Penelitian ini bertujuan Metodologi penelitian Dari hasil jawaban
.Pengukuran Produktivitas faktor mendasar yang untuk penigkatan yang digunakan sebagai Wawancara/Pengamatan
Kelompok Pekerja mempengaruhi produktivitas kerja. berikut : Untuk langsung, dihitung
Bangunan Dalam Proyek performansi kemampuan Kurang diperhatikannya mendapatkan data dalam masing-masing jawaban
Konstruksi (Studikasus bersaing dalam industri produktifitas pekerja penelitian ini dilakukan berdasarkan point
Proyek Gedung Bertingkat konstruksi. Tidak banyak pada suatu proyek pengamatan secara terus- sebagai berikut:
Di SURAKARTA) informasi penggunaan konstruksi dapat menerus di proyek gedung Berdasarkan pengolahan
1. biaya ini diperoleh baik menghambat pekerjaan bertingkat di Surakarta data dalam penelitian
dari kajian ilmiah konstruksi. Ada yang berdurasi 100 hari ini, maka diperoleh
maupun sekedar berbagai macam faktor kalender, praktis koleksi kesimpulan sebagai
memaparkannya, yang dapat data dilakukan selama berikut: Dari empat
mengingat tingkat mempengaruhi umur proyek dan pekerjaan tersebut diatas
ketidakpastian yang produktivitas dalam disesuaikan dengan jadwal besarnya produktivitas
tinggi dari proyek konstruksi, pekerjaan yang diamati seperti pada gambar 11.
penggunaannya. dimana salah satunya dilaksanakan. Hal ini Produktivitas
Dengan demikian sudah adalah faktor tenaga dilakukan untuk tertingginya terjadi pada
selayaknya setiap kerja yang berkaitan mendapatkan keyakinan pekerjaan pasangan batu
penyedia jasa melakukan langsung dalam antara kenyataan di kali (0,191) dilanjutkan
evaluasi sendiri terhadap pembangunan lapangan dengan pekerjaan kolom
setiap pekerjaan yang konstruksi di lapangan. pelaporannya. Dengan (0,074), pekerjaan
sedang dilakukan. menggunakan data pondasi plat (0,067) dan
Mengingat pentingnya laporan harian, mingguan terakhir pekerjaan balok
informasi akan hal ini dan bulanan yang terekam dan plat (0,041).
maka pengukuran dalam laporan dapat
produktivitas dalam dihitung angka
setiap jenis pekerjaan produktivitas konstruksi
dilakukan oleh pihak dengan menggunakan
internal proyek guna hitungan aritmatika yang
pencapaian target waktu, sederhana.
mutu dan biaya perlu
dilakukan.
Srie Heruyani Stevia Upah pekerja merupakan Tujuan penelitian ini Penelitian ini Baik pekerja tetap
Lukmanasari dan Biemo komponen yang cukup adalah Upah merupakan menggunakan Metode maupun pekerja lepas
W. Soemardi 2016 besar porsinya (sekitar hak pekerja/buruh yang empiris digunakan dengan konstruksi memiliki
Studi Upah dan Beban 30%) di dalam nilai diterima dan dinyatakan cara survei langsung ke beban biaya pekerja di
Biaya Pekerja Konstruksi di konstruksi. Oleh karena dalam bentuk uang lapangan guna luar upah/gajinya. Pada
INDONESIA (Studi Kasus : itu, biaya ini perlu sebagai imbalan dari memperoleh informasi pekerja tetap, proporsi
Pekerja KOnstruksi Gedung mendapat perhatian yang pengusaha atau pemberi objektif berupa upah beban biaya pekerja
di Pulau Jawa) serius dari perusahaan. kerja kepada pekerja. Data-data yang terhadap keseluruhan
Sayangnya dari data yang pekerja/buruh yang telah terkumpul biaya upahnya berkisar
2. ada, informasi terkait ditetapkan dan selanjutnya diolah dan antara 33-52%, yang
upah pekerja konstruksi dibayarkan menurut dianalisis menggunakan terdiri dari 22-32%
di Indonesia hanya suatu perjanjian kerja, statistik deskriptif dan beban biaya yang
berupa upah harian kesepakatan atau analisis perbandingan. dibayarkan secara
(untuk pekerja lepas) dan peraturan perundang- Metode statistik deskriptif langsung dan 11-19%
upah bulanan (untuk undangan, termasuk digunakan untuk beban biaya yang
pekerja tetap), sementara tunjangan dari memodelkan beban biaya dibayarkan secara tidak
informasi mengenai pekerja/buruh dan pekerja menjadi langsung.
beban biaya pekerja tidak keluarganya atas suatu komponen komponennya
tersedia. Oleh karena itu pekerjaan dan/atau jasa beserta persentase masing-
penelitian ini bertujuan yang telah atau akan masing
untuk mengidentifikasi dilakukan (UU No. 13
komponen-komponen Tahun 2003 tentang
beban biaya pekerja dan Ketenagakerjaan pasal
proporsinya terhadap 1)
keseluruhan biaya upah
pekerja konstruksi di
Indonesia

Perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah

Penelitian yang saya lakukan hampir sama dengan penelitian dahulu yang diatas. Penelitian saya ini akan melakukan penelitian apa apakah
setiap proyek tersebut menggunakan system kerja yang sama dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan system tersebut
2.2 Teori Umum

2.2.1 Waktu

Waktu atau masa menurut kamus besar bahasa indonesia (1997) adalah
seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau
berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah
keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian.

2.2.2 Biaya (cost)

Dell’Isola (1997) berpendapat bahwa biaya adalah jumlah segala usaha


dan pengeluaran yang dilakukan dalam mengembangkan, memproduksi dan
mengaplikasikan produk/proyek atau dengan kata lain merupakan biaya siklus
hidup (life cycle cost – LCC). Biaya siklus hidup adalah keseluruhan biaya yang
dimulai dari tahap awal perencanaan sampai pada akhir pemanfaatan suatu
fasilitas (Berawi MA, 2014).

Metode dan teknik pengendalian biaya dan waktu upaya pengendalian


merupakan proses pengukuran, evaluasi, dan membetulkan kinerja proyek. Untuk
proyek konstruksi, ada tiga unsur yang perlu selalu dikendalikan dan diukur,
yaitu: kemajuan yang dicapai dibandingkan terhadap kesepakatan kontrak,
pembiayaan terhadap rencana anggaran, dan mutu hasil pekerjaan terhadap
spesifikasi teknis. (Istimawan Dipohusodo, 1995:407). Metode pengendalian
proyek yang digunakan adalah metode pengendalian biaya dan waktu terpadu
(Earned Value). Menurut Iman Suharto, 1997 metode ini mengkaji
kecenderungan varian waktu dan varian biaya pada suatu periode waktu selama
proyek berlangsung (Pamungkas A , Sugiarto, Setiono 2013)
2.2.3. Upah

Perusahaan kontraktor Peraturan LPJKN No. 10 Tahun 2013 tentang


registrasi usaha jasa pelaksana konstruksi menyebut perusahaan kontraktor
dengan istilah usaha jasa pelaksana konstruksi dan mendefinisikannya sebagai
jenis usaha jasa konstruksi yang menyediakan layanan jasa pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, yang dibedakan menurut bentuk usaha, klasifikasi, dan kualifikasi
usaha jasa pelaksana konstruksi masih menurut peraturan yang sama, pasal 10
ayat (1) menyebutkan bahwa penggolongan kualifikasi usaha jasa pelaksana
konstruksi didasarkan pada kriteria tingkat/kedalaman kompetensi dan potensi
kemampuan usaha, serta kemampuan melakukan pelaksana pekerjaan. Untuk
penetapan atas tingkat/kedalaman kompetensi dan potensi kemampuan usaha jasa
pelaksana konstruksi meliputi kriteria risiko dan/atau kriteria penggunaan
dan/atau kriteria besaran biasa. Perusahaan kontraktor terbagi menjadi 4
kualifikasi, yaitu orang perseorangan (P), usaha kecil (K1, K2, K3), usaha
menengah (M1, M2) dan usaha besar (M1, M2).

Pekerja dalam industri konstruksi definisi pekerja menurut UU No. 13


Tahun 2003 pasal 1 tentang ketenagakerjaan adalah setiap orang yang bekerja
dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Pada industri konstruksi,
pekerja merupakan komponen vital perusahaan. Pekerja merupakan penggerak
utama kegiatan-kegiatan konstruksi. Sumber daya lain harus diolah oleh pekerja
untuk bisa menjadi produk konstruksi yang diinginkan. Sebagai kompensasinya,
perusahaan membayar upah yang layak dan sebanding dengan kinerja pekerja
tersebut. Dan karena pekerja adalah manusia yang bersifat dinamis dan
merupakan komponen yang mahal dalam industri konstruksi, maka perusahaan
perlu memberi perhatian lebih kepada pekerjanya. Dalam menjalankan
aktivitasnya, perusahaan menggunakan suatu bentuk strategi sumber daya
manusia (human resources strategy), di mana untuk memenuhi kebutuhan sumber
daya manusia perusahaan, perusahaan menggunakan dua jenis pekerja, yaitu
pekerja tetap (yang berasal dari dalam perusahaan) dan outsourcee (pekerja yang
berasal dari luar perusahaan/pekerja kontrak). Pekerja tetap adalah pekerja yang
bekerja pada perusahaan dengan waktu kerja penuh (full-time) serta memiliki
suatu jenjang karir dalam struktur organisasi perusahaan. Sedangkan outsourcee
adalah yang bekerja pada perusahaan untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan
menerima upah, yang didasarkan atas kesepakatan dalam hubungan kerja untuk
waktu tertentu dan atau selesainya pekerjaan tertentu. Upah dan beban biaya
pekerja upah merupakan hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada
pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan dari
pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau
akan dilakukan (UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1.

2.2.4 Subkontrak

Berdasarkan PP 29 tahun 2000 pasal 20 ayat (1) Kontrak kerja konstruksi


pada dasarnya dibuat secara terpisah sesuai tahapan dalam pekerjaan konstuksi
yang terdiri dari kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan `perencanaan, kontrak
kerja konstruksi untuk pekerjaan pelaksanaan, dan kontrak kerja konstruksi untuk
pekerjaan pengawasan.
Daftar pustaka

Husen, Abrar. 2009. Manajemen Proyek. Yogyakarta: CV. Andi Offset

I Wulfram dan Ervianto. 2008. Pengukuran Produktivitas Kelompok Pekerja


Bangunan Dalam Proyek Konstruksi (Studi Kasus Proyek Gedung Bertingkat Di
Surakarta). Jurnal Teknik Sipil. Vol 9 No.1, Oktober 2008

Lubis, Z dan Putranto, S.Tri. 2010. Penentuan Harga Satuan Pekerjaan Ditinjau
Dari Produktivitas Tenaga Kerja Konstruksi Pada Setiap Jenjang Keahlian Di
Lapangan. Jurnal Teknik Sipil. Vol 2 No.1 Tahun 2000.

Lukmanasari S.H.S dan Soemardi B.W. 2016. Studi Upah dan Beban Biaya
Pekerja Konstruksi di Indonesia (Studi Kasus: Pekerja Konstruksi Gedung di
Pulau Jawa). Jurnal Teknik Sipil. Vol.22 No.2, Desember 2016

Pamungkas A, Sugiarto, dan Setiono. 2013. Analisis Nilai Hasil Terhadap Waktu
Dan Biaya Pada Proyek Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil. Vol 1 No.4, Desember
2013.

Peraturan Pemerintah. 2000. PPRI NO.29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggara


Jasa Konstruksi. Jakarta.

Wadjdi, Farid. 2014. Jenis Kontrak Kerja dalam Pembangunan Rumah Tinggal.

Wae, kirun. 2014. Pengertian Subkontraktor Pada Proyek. Diakses pada 22


januari 2018.

Você também pode gostar